Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS GAYA

KEPEMIMPINAN
BAPAK BASUKI
TJAHAJA PURNAMA

Nama anggota

Gaya kepemimpinan menurut Tampubolon (2007) adalah

perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari


falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi
kinerja bawahannya.

Jenis Gaya Kepemimpinan


Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama,
yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting
behavior). Sedangkan berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi (Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994) :

1. Gaya Kepemimpinan Kharismatis


2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
4. Gaya Kepemimpinan Moralis

Biografi Dan Profil Basuki Tjahaja Purnama


Basuki Cahaya Purnama, nama Tionghoa adalah Zhng Wnxi /

) lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966; umur 48 tahun,


atau paling dikenal dengan panggilan Ahok, Ia adalah Wakil
Gubernur DKI Jakarta dari 15 Oktober 2012 yang mendampingi
Gubernur Joko Widodo dan sekarang sudah menjadi gubernur DKI
jakarta.. Sebelumnya Ahok merupakan anggota Komisi II Dewan
Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar namun
mengundurkan diri pada 2012 setelah mencalonkan diri sebagai
wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Dia pernah pula
menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia
merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten
Belitung Timur, yang populer sebutan masyarakat setempat dengan
singkatan Kabupaten Beltim. Pada tahun 2012, ia mencalonkan diri
sebagai wakil gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo, wali
kota Solo.

Sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama

atau sering disebut Ahok, adalah sosok yang fenomenal.


Citra yang terbangun atas gaya kepemimpinannya adalah
tegas, kasar tanpa kompromi. Di satu sisi, disukai
masyarakat yang sudah lelah dengan ketidak tegasan
dan kecurangan (korupsi) pemimpin. Sosok Ahok seperti
angin segar dipanasnya berita pejabat yang dianggap
tidak memikirkan kesejahteraan rakyat karena
kebijaksanaannya tidak pro rakyat.
Di sisi lain, tetap ada pihak yang kurang suka dengan
gaya Ahok yang meledak-ledak, cenderung menggunakan
kata-kata yang kasar.

Seperti contoh kasus pada Pengusuran Kampung Pulo, berikut ini kronologi tentang penggusuran kampung Pulo :
Relokasi warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, yang mendiami bantaran Sungai Ciliwung bukan hal yang
terjadi secara tiba-tiba. Wacana relokasi atau penggusuran ini sudah dimulai saat zaman Joko Widodo menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Selain untuk normalisasi sungai, relokasi warga Kampung Pulo juga dimaksudkan untuk menyelamatkan warga dari
banjir yang selalu menerjang hampir setiap kali hujan deras mengguyur Jakarta. Bahkan permukiman warga di sana bisa
terendam 1,5 meter hingga dua meter setiap musim penghujan tiba. Akibatnya warga pun harus mengungsi. Namun
warga menolak untuk dipindahkan. Karena mereka tidak bisa jauh- jauh dari lokasi yang mereka tempati sekarang.
Kalaupun harus pindah, mereka mau dipindahkan di lokasi sekitar tempat tinggal mereka semula. Apalagi jika ada
rumah susun (rusun) di daerah tersebut, mereka mau dipindahkan. Akibatnya penggusuran diwarnai bentrok antara
aparat keamanan dan warga yang bertahan.
Sehingga penggusuran baru dituntaskan sehari kemudian. Padahal Pemprov DKI telah menyiapkan rusun di Jatinegara
Baru. Rusun yang telah disediakan Pemprov DKI untuk warga Kampung Pulo yang direlokasi sebenarnya sudah
memiliki kualitas yang sangat baik. Sudah seperti apartemen. Bahkan dia memerkirakan harga jualnya bisa sampai Rp
400 juta. Rusun Jatinegara Baru terdiri dari dua tower dengan 16 lantai berjumlah 527 unit hunian. Satu unit hunian
dilengkapi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan sebuah ruangan yang bisa digunakan sebagai dapur dan ruang tamu.
Fasilitasnya pun terbilang lengkap. Ada posko kesehatan, ruang administrasi, Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) atau
Food court, dan dilengkapi dengan 54 CCTV. Rusun ini juga dilengkapi dengan empat lift orang dan satu lift barang.
Syarat untuk tinggal terbilang mudah. Bagi warga yang memiliki sertifikat tanah resmi, Pemprov DKI akan mengganti
dengan kompensasi 1,5 kali luas lahan.
Jika di sertifikat tanah tertera luas kepemilikan tanah 100 meter persegi, Pemprov DKI akan menggantinya dengan unit.
Artinya jika satu unit hunian memiliki luas 30 meter persegi, warga pemilik sertifikat pun akan mendapatkan
lima unit rusun sekaligus. Bagi warga yang tidak memiliki sertifikat tanah tapi punya Kartu Tanda Penduduk (KTP)
DKI, Pemprov akan mengizinkan warga tersebut tinggal di rusun.
Sebenarnya sudah 80 persen dari warga di Kampung Pulo setuju untuk direlokasi. Hanya oknum-oknum tertentu saja
yang tidak setuju karena merasa dirugikan. Oknum tersebut adalah oknum yang menyewakan lahan kepada warga lain.
Mereka merasa dirugikan karena memunyai petak lebih dari satu tapi hanya mendapatkan jatah satu rusun.

GAYA KEPEMIMPINAN BAPAK BASUKI TJAHAJA


PURNAMA
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, banyak

rintangan yang mereka lalui hingga menjadi pemimpin


yang ideal. Menjadi seorang pemimpin, Anda tidak harus
menjadi seorang pejabat yang terpilih atau menjadi
seorang dengan derajat yang tinggi. Seorang pemimpin
adalah sosok panutan yang selalu ingin diikuti oleh orang
lain untuk mendapatkan ide-ide baru yang inovatif.
Pemimpin dapat diartikan sebagai sosok panutan yang
diteladani setiap orang karena memiliki jiwa yang besar
yang mampu mengangkat ide-ide baru untuk mencapai
tujuan kelompok.

Gaya kepemimpinan yang cenderung ceplas-ceplos atau

to the point sangat diperlukan untuk membangun sebuah


sistem kerja yang lebih baik. Gaya kepemimpinan yang
seperti itu terkadang juga mendapatkan respon yang
negatif dan berdampak buruk dengan gaya
kepemimpinan seperti itu. Salah satu tokoh politik yang
memilik gaya kepemimpinan yang ceplas ceplos yaitu
Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal dengan
sapaan Ahok. Ahok dikenal sebagai Gubernur DKI Jakarta
yang menjabat pada 19 November 2014. Sebelum
menjabat sebagai Gubernur, Ahok hanya sebagai Wakil
Gubernur dan Plt (Pelaksana tugas) Gubernur yang
sebelumnya Jokowi yang menjabat sebagai Gubernur.

Jika kita melihat kepemimpinan Ahok maka beberapa gaya kepampinan ahok.

Pertama , karakter kepemimpinan ahok dimana dia lebih mengutamakan kepentingan


rakyat yang dipimpinnya dibandingkan kepentingan partainya sehinggah ahok
memiliki pengaruh yang kuat dimasyarakat
Kedua , Gaya Jujur Itu Hebat, Jujur itu hebat gaya inilah yang dimilii ahok gaya
kejjujuran dalam memimpin ketika kejujuran dimiliki seorang pemimpin maka
kepercayaan dari rakyat dapat dimilikinya. Seorang pemimpin tentunya harus bisa
dipercaya rakyat yang dipimpinnya tanpa adanya kepecayaan dari rakyat yg
dipimpinnya maka dapat dipastikan pemimpin itu tidak akan bisa berpengaruh bahkan
nasibnya disinggah sana kekuasaannya akan turun secara sendirinya. Pemimpin
yang hebat tentunya harus mampu dipercaya rakyat yg dipimpinnya dan tanpa adanya
kepercayaan maka dipastikan tujuan tinggi seorang pemimpin untuk berpengaruh
tidak akan dapat terwujud. Karena pemimpin yang berpengaruh adalah pemimpin
yang dipercaya rakyatnya karena itu pemimpin harus jujur dan dengan kejujuran
tersebut maka integritasnya ada dan dengan integritas maka lahirlah pengaruh.
Ketiga, Tegas gaya kepemimpinaan berikutnya yang dimiliki Ahok adalah tegas ,
dalam memimpin ahok dikenal sangat tegas bahkan tidak jarang jika ada bawahannya
yang melanggar langsung dicopot dan ditindak . Sikap tegas ini harus dimiliki seorang
pemimpin tanpa ketegasan maka dapat dipastikan kepemimpinan tersebut tidak akan
dapat bertahan lama . Demikianlah gaya kepemimpinan ahok yaitu gaya
kepemimpinan moralitas yang lebih mengedepankan karakter dalam memimpin.

Kesimpulan
Berdasarkan makalah kami diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Gaya kepemimpinaan berikutnya yang dimiliki Ahok adalah tegas , dalam memimpin ahok dikenal
sangat tegas bahkan tidak jarang jika ada bawahannya yang melanggar langsung dicopot dan
ditindak . Sikap tegas ini harus dimiliki seorang pemimpin tanpa ketegasan maka dapat dipastikan
kepemimpinan tersebut tidak akan dapat bertahan lama . Demikianlah gaya kepemimpinan ahok
yaitu gaya kepemimpinan moralitas yang lebih mengedepankan karakter dalam memimpin.
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis
sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya memiliki
empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada
dalam diri pemimpin ini. Orang orang datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala
kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis
adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak
stabil,kadang bias tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
Ahok juga memiliki sifat kepemimpinan yang tegas dan memiliki visi yang jelas, yakni membenahi
DKI Jakarta dan memikirkan kepentingan rakyat banyak. Dengan sikap inilah seorang Ahok dapat
memimpin dan meyakinkan masyarakat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan
meskipun dengan caranya yang tegas, bahkan cenderung keras, dan cara yang dilakukan Ahok ini
terbukti berhasil dalam mengatur warga Jakarta. Hal tersebut tentu merupakan hal yang positif
karena seorang pemimpin dituntut untuk membawa perubahan bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Dengan tindakan yang dilakukan Ahok dalam penegakan kebijakan
Maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ahok sebagai Gubenur DKI Jakarta tidak
terlalu mempengaruhi citra pemprov DKI Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari jawaban responden dari
kuesioner yang sudah di jelaskan diatas.

Anda mungkin juga menyukai