Anda di halaman 1dari 26

KPP 6014

Perkembangan Sosial, Emosi Dan Moral

KPP 6014
Lambaian
Malar
HijauDan Moral
Perkembangan
Sosial,
Emosi
Bersama Kita Berjuang

Prof.
Madya
Nachiappan
Prof.
MadyaDr
Dr Suppiah
Suppiah Nachiappan
Tajuk 10: Perubahan Dunia Sosial
- Teori-teori sosial tentang ketuaan
- Konteks ketuaan: komuniti, jiran dan hidup bermasyarakat

Definisi Perubahan Sosial


Perubahan sosial secara umum dapat diertikan sebagai suatu proses
pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi
pola fikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
Kingsley Davis mengertikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Gillin dan Gillin menyatakan bahawa perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik kerana perubahan
keadaan geografi, kebudayaan, dinamik dan komposisi penduduk,
ideologi, ataupun kerana adanya penemuan-penemuan baru di dalam
masyarakat.

Definisi Perubahan Sosial


Samuel Koenig menjelaskan bahawa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi kerana sebab-sebab
intern atau sebab-sebab ekstern.
MacIver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships)
atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.

Ciri-ciri Perubahan Sosial


Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya.
Perubahan yang terjadi pada lembaga masyarakat tertentu
Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan
disorganisasi yang bersifat sementara.

Faktor yang menyebabkan perubahan sosial:

Faktor Internal
a) Teknologi
b) Inovasi
c) Konflik
d) Pertumbuhan
Penduduk

Faktor Eksternal
a) Perubahan Sosial
kerana faktor
alam sekitar
b) Perubahan Sosial
kerana faktor
masyarakat lain

Faktor pendorong perubahan sosial :


- Pendidikan yang bermutu
- Komposisi penduduk yang beragam
- Sistem sosial yang terbuka
- Sikap progresif

Faktor penghambat perubahan sosial :


- Konservatisme elite
- Sistem sosial tertutup
- Pendidikan yang buruk
- Komposisi penduduk homogen

Impak positif dari perubahan sosial


Memunculkan idea-idea budaya baru yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
Membentuk pola fikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktiviti
manusia.
Munculnya aturan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan
ideal.

Impak negatif dari perubahan sosial


Pertembungan bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang
tidak sesuai dengan kaedah budaya-budaya nasional.
Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketinggalan kemajuan
budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola fikir ataupun dari sisi pola
kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
Munculnya bentuk-bentuk sisihan sosial baru yang makin kompleks.
Kehilangan norma budaya lama, misalnya kehilangan kesedaran bergotongroyong di dalam kehidupan masyarakat.

Definisi Penuaan
Menua (ageing) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerosakan yang diderita (Constantinides,
1994).
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau
tahap hidup manusia, iaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Proses penuaan merupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup yang
dapat berlangsung secara fisiologi mahupun patologi.
Pada intinya, proses penuaan disebabkan oleh pelbagai faktor baik secara
intrinsik mahupun ekstrinsik.

Definisi Penuaan
Menurut Undang-Undang RI nomor 13 tahun 1998, Depkes (2001)
yang dimaksudkan dengan usia lanjut adalah seorang lelaki atau
perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fizikal masih
berkemampuan (potensial) mahupun kerana sesuatu hal tidak lagi
mampu berperanan aktif dalam pembangunan (tidak berpotensi).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerosakan yang dideritai (Constantinides 1994).

Definisi Penuaan
Menurut WHO (dalam Nugroho, 2000) batasan-batasan usia lanjut meliputi:

Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 tahun sampai dengan 59 tahun
Lanjut usia (elderly), antara 60 dan 74 tahun
Lanjut usia tua (old), antara 75 dan 90 tahun
Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun

Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang
wajar. Hanya cepat lambatnya proses tersebut bergantung pada masingmasing individu yang bersangkutan. Proses tersebut kemudian menyebabkan
berbagai perubahan anatomi dalam jaringan yang pada akhirnya
mempengaruhinya fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan
(Nugroho, 2000).

Teori-teori tentang ketuaan

Teori
Biologi

Teori Instrinsik
Teori ini bereti perubahan yang
berkaitan dengan usia timbul
akibat penyebab dalam diri
sendiri.

Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahawa
perubahan yang terjadi
diakibatkan pengaruh lingkungan.

Teori Psikologi
Teori Kebutuhan Manusia Hierarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki
hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia
(Maslow, 1954).
Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang
berbeza.
Ketika kebutuhan dasar manusia sudah
dipenuhi, mereka berusaha menemukannya
pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang
paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
Semua kebutuhan ini sering digambarkan
seperti sebuah segitiga di mana kebutuhan
dasar terletak paling bawah/di dasar.

Teori Psikologi
Teori Individual Jung
Menurut Carl Jung (1960), teori ini kepribadian
digambarkan/diorientasikan terhadap dunia luar
(ekstroverted) atau ke arah subjektif,
pengalaman-pengalaman dari dalam diri
(introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat
pada setiap individu, dan merupakan hal yang
paling penting bagi kesihatan mental.

Teori Psikologi
Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori
yang menggambarkan perkembangan manusia
yang didasarkan pada penelitian ekstensif dengan
menggunakan biografi dan melalui wawancara.
Fokus dari teori ini adalah mengidentifikasi dan
mencapai tujuan hidup manusia yang melewati
kelima fasa proses perkembangan.

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Sosial
Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory)
Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory)
Teori Aktivitas (Activity theory)
Teori Kesinambungan (Continuity Theory)
Teori Perkembangan (Development Theory)
Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Interaksi Sosial ( Social Exchange Theory)

Teori ini mencuba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada


suatu situasi tertentu, iaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat.
Mauss (1954), Homans (1961) dan Blau (1964)
mengemukakan bahawa interaksi sosial didasarkan atas hukum
pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain
Simmons (1945) mengemukakan bahawa kemampuan lansia
untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk
mempertahankan status sosialnya untuk melakukan tukar
menukar.

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory)

Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahawa


kemiskinan yang diderita warga tua dan menurunnya darjah
kesihatan mengakibatkan seseorang warga tua secara
perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Selain hal tersebut, dari pihak masyarakat juga mempersiapkan
kondisi agar para lansia menarik diri.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial warga tua menurun
baik secara kualiti mahupun secara kuantiti.

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Aktiviti (Activity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al.


(1972) yang mengatakan bahawa penuaan yang sukses
tergantung dari bagaimana warga tua merasakan kepuasan
dalam melakukan aktiviti dan mempertahankan aktiviti tersebut
selama mungkin.

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Kesinambungan (Continuity Theory)

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam


kitaran kehidupan warga tua, dengan demikian pengalaman
hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya
kelak pada saat ini menjadi lansia.
Dan hal ini dapat terlihat bahawa gaya hidup perilaku dan
harapan seorang ternyata tak berubah walaupun ia menjadi
warga tua.

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Perkembangan (Development Theory)

Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah


dialami oleh warga tua pada saat muda hingga dewasa, dengan
demikian perlu difahami teori Freud, Buhler, Jung dan Erikson.
Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan
psikososial anak dan kanak-kanak kecil.
Erikson (1930) membahagi kehidupan menjadi 8 fasa dan
warga tua perlu menemukan integriti diri melawan keputusasaan
(ego integrity versus despair).

Teori-teori sosial tentang Ketuaan

Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)

Wiley (1971), menyusun stratifikasi warga tua berdasarkan


usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya
perbezaan kapasiti peranan, kewajiban, serta hak mereka
berdasarkan usia.
Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah
struktur dan prosesnya.

Konteks Ketuaan : komuniti, jiran dan hidup bermasyarakat


Menurut kajian Doris et al., (2008), kebanyakkan warga tua tidak mahu tinggal di
institusi penjagaan warga emas sebaliknya lebih memilih untuk menua dalam
komuniti.
Tinggal dalam komuniti membolehkan warga tua tetap berdikari, berautonomi,
dan mempunyai jaringan sokongan sosial yang lebih baik termasuk bersama
keluarga dan rakan-rakan (Frank 2002).
Komuniti boleh bekerjasama dan saling membantu dalam meningkatkan kualiti
hidup dan mengekalkan hubungan baik bersama warga tua yang tinggal dalam
kawasan kejiranan mereka.
Menurut Thomas dan Blanchard (2009), hubungan ini merupakan inti pati kepada
menua dalam komuniti.

Konteks Ketuaan : komuniti, jiran dan hidup bermasyarakat


Komuniti yang ideal diharapkan dapat membantu menjaga kebajikan warga tua yang tinggal
dalam persekitaran penempatan mereka secara sukarela.
Menurut Wan Ibrahim et al., (2003), warga tua lebih suka tinggal di kawasan desa kerana
persekitaran yang tidak sibuk, jauh dari kebisingan, hubungan yang mesra di antara
penduduk, sikap saling mengambil berat serta semangat kekeluargaan dalam masyarakat
yang kuat.
Sehubungan dengan itu, warga tua akan mudah mendapatkan sokongan sosial daripada
masyarakat.
Selain itu, warga tua lebih gemar tinggal bersama anak-anak dalam komuniti berbanding
tinggal di institusi penjagaan.
Hal ini adalah kerana sokongan keluarga serta penjagaan anak dewasa adalah lebih penting
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu bapa tua berbanding penjagaan formal seperti
penjagaan di hospital, penjagaan di institusi dan sebagainya (Khadijah 2008).

Konteks Ketuaan : komuniti, jiran dan hidup bermasyarakat


Warga tua yang tinggal dalam komuniti cenderung untuk memilih
keluarga terdekat untuk meminta bantuan dan sokongan (Chor Swang
& DaVanzo 1999).
Khadijah (2012) menyatakan bahawa ahli keluarga merupakan sumber
utama (primary caregiver) dalam penjagaan warga tua manakala
saudara mara dan jiran tetangga pula merupakan penjaga sekunder
(secondary caregiver).

Selagi Jiwa Dikandung Badan,


Teruskan Perjuangan!
Lambaian Malar Hijau
(Bersama Cikgu Jo dan Daneng)
Sekian, terima kasih....
Kita Bersua Kembali.

Anda mungkin juga menyukai