Anda di halaman 1dari 33

MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK INDIVIDU
DAN MASYARAKAT
ILMU

PRESENTED BY GROUP B:

SOSIAL

ESTER IKALIA HALAWA

&

JESINTA MUNTHE

BUDAYA

MAGDALENA TIUR SARAGIH

DASAR

VIKA WAHYU NADIANA

1. Manusia sebagai Makhluk


Individu dan Makhluk Sosial
Manusia adalah
makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan
dengan dirinya sendiri. Esensi manusia
sebagai makhluk sosial pada dasarnya
adalah kesadaran manusia tentang status
dan posisi dirinya adalah kehidupan
bersama, serta bagaimana tanggungjawab
dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

1.1. Manusia Sebagai Makhluk


Individu
Dalam bahasa latin Individu berasal dari
kata
individuum.
Artinya: yang tak terbagi

Dalam bahasa Inggris Individu berasal


dari kata in dan divided.
Artinya: tidak dan terbagi.
Jadi Individu artinya: tidak terbagi,
atau suatu kesatuan yang paling kecil dan
tak terbatas.

Manusia

sebagai
makhluk
individu
memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri
khas tersendiri, tidak ada manusia yang
sama persis.
Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor fenotip dan genotip.
Faktor genotip adalah faktor yang dibawa
individu sejak lahir, ia merupakan faktor

Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik

atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir,


ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat
yang
dipengaruhi
oleh
faktor
lingkungan (faktor fenotip).
Istilah
lingkungan
merujuk
pada
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik seperti kondisi alam
sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk
pada lingkungan di mana eorang individu
melakukan interaksi sosial.

1.2. Manusia sebagai


Makhluk Sosial
Adapun yang dimaksud dengan Istilah sosial adalah
Sosial berasal dari akar kata bahasa Latin Socius,
yang artinya berkawan atau masyarakat.

Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan


dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan
bersama atau
masyarakat.
Manusia = makhluk sosial, karena ada dorongan
untuk
berhubungan dengan orang lain. Ada
kebutuhan sosial untuk
hidup berkelompok dengan
orang lain. Kebutuhan untuk
berteman dengan orang
didasari atas kesamaan ciri atau
kepentingannya.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau
tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Manusi
a
sebaga
i
Makhlu
k
Sosial

2. Interaksi Sosial dan


Sosialisasi dalam
Kehidupan Manusia sebagai
Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam
kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan
orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi
selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia
itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial
dan sosialisasi sangat bermacam-macam.

2.1. Interaksi Sosial.


Pengertian interaksi sosial menurut
Effendi (2010:46) adalah kata interaksi
berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik
saling mempengaruhi antar individu,
kelompok
social, dan masyarakat.
Dalam hal ini berarti bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas
dari hubungan dengan manusia lainnya.

Interaksi

juga berarti bahwa setiap


manusia
saling
berkomunikasi dan
mempengaruhi
baik
dalam pikiran
maupun tindakan.
Interaksi sosial dimulai dari hal yang
terkecil yaitu saling menegur, menyapa,
berjabat tangan, saling berbicara dan lainlain. Bahkan dalam pertengkaran atau
perkelahianpun termasuk interaksi sosial.

Interaksi
Sosial di
Lingkung
an Kerja
(Kantor)

Beberapa faktor
yang membentuk
interaksi sosial yaitu:
1.Imitasi merupakan proses peniruan. Kita
sebagai
makhluk
sosial
selalu
membutuhkan orang lain termasuk dalam
hal meniru perilaku orang lain yang positif
bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada
rentan anak usia dini.
2.Sugesti adalah suatu proses dimana
seorang individu menerima pendapat atau
pandangan dari orang lain tanpa adanya
kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan
pengaruh psikis yang datang dari dirinya

2. Identifikasi, dalam psikologis identifikasi

berarti dorongan untuk menjadi identik


atau dorongan untuk menjadi sama
dengan orang lain, baik secara lahir
maupun batin.
3. Simpati yaitu perasaaan yang timbul
pada orang lain atas dasar penilaian
menurut perasaan didalam dirinya.

2.2. Sosialisasi
Menurut Berger (Effendi, 2010:49)
mendefinisikan sosialisasi sebagai a process
by which a child learns to be a participant
member of society yaitu suatu proses
dimana
seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.

Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa


proses sosialisasi dimulai dari sejak anak
usia dini hingga usia seseorang berakhir.
Proses sosialisasi terus dilakukan selama
kita masih hidup dan masih membutuhkan
orang lain.

Apa yang terjadi


jika sejak usia dini
anak tidak
mengalami
sosialisasi?
Pasti anak tidak akan menjadi manusia
seutuhnya, karena kemampuan seseorang
untuk berperan sebagai anggota
masyarakat sangat tergantung pada proses
sosialisasi. Ketika seseorang tidak
mengalami sosialisasi maka yang terjadi
adalah orang itu tidak dapat berinteraksi
dengan orang lain.

Contohnya:
Ketika
ditemukan
anak-anak
yang
terlantar di hutan dan dibesarkan oleh
hewan atau yang disekap oleh orang tuanya
sejak kecil. Mereka tidak bisa bersosialisasi
dengan baik. Mereka cenderung bagaimana
berprilaku seperti hewan, mereka tidak
dapat berbicara, tidak dapat berpakaian
bahkan tidak dapat tertawa atau menangis.

Ketika anak-anak itu diselamatkan dan diberi

terapi seperti manusia umumnya, mereka


mungkin bisa menerima sedikit demi sedikit
perubahan pada diri mereka untuk menjadi
manusia seutuhnya namun kemampuan mereka
tidak akan mampu menyamai kemampuan anak
lain yang sebaya dengannya, karena kemampuan
kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada
periode tertentu dikehidupan anak.
Bila proses sosialisasinya terlambat, maka proses
tersebut tidak akan berhasil atau hanya berhasil
untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan
menjadi manusia seutuhnya karena mereka tidak
pernah tersosialisasi secara wajar dan mereka
cenderung meninggal dengan usia muda.

3. Masyarakat dan
Komunitas
3.1. Masyarakat
Menurut Krech, ciri atau unsur masyarakat adalah:
1. Kumpulan orang
2. Sudah terbentuk dengan lama
3. Sudah memiliki system social atau struktur sosial
tersendiri
4. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang
dimiliki bersama
Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1975:308), unsur
masyarakat:
5. Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi
6. Kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang
sama

3.2. Komunitas
Komunitas merupakan bagian kelompok
dari masyarakat dalam lingkup yang lebih
kecil, serta ikatan kebersamaannya yang
kuat dan lebih terikat oleh tempat.
Masyarakat
setempat adalah suatu
wilayah kehidupan sosial yang ditandai
oleh suatu derajat hubungan social yang
tertentu.
Jadi
dasar-dasar
dari
masyarakat setempat adalah lokalitas
atau wilayah, perasaan sepenanggungan
dan hubungan sosial tertentu yang
merupakan
perasaan
saling

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan

bahwa
definisi
masyarakat
dengan
masyarakat setempat/komunitas.
Definisi masyarakat sifatnya lebih umum
dan lebih luas, sedangkan definisi
masyarakat setempat lebih terbatas dan
juga dibatasi oleh area kawasan serta
sejumlah warganya.
Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan
persatuan
lebih
erat
masyarakat
setempat
dibandingkan
dengan
masyarakat

Kepentingan Individu
dan Kepentingan Sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke


pentingan individu yang termasuk kepentingan
keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan
masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat.
Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu
sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan
terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan
suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang
hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika
kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri
manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan.
Contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan
kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak

Pandangan
Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep

bahwa manusia pada hakikatnya adalah


makhluk individu yang bebas.
Paham ini memandang manusia sebagai
makhluk pribadi yang utuh dan lengkap
terlepas dari manusia yang lain.
Pandangan individualisme berpendapat
bahwa kepentingan individulah yang
harus diutamakan.
Yang menjadi sentral individualisme
adalah kebebasan seorang individu untuk
merealisasikan dirinya.

Paham individualisme menghasilkan


ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut
juga
ideologi
individualisme
liberal.
Beberapa
prinsip
yang
dikembangkan
ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
Penjaminan hak milik perorangan
Pemberian
kebebasan
penuh
pada
individu

Pandangan
Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari

Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon.


Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan
individu hanyalah objek dari masyarakat.
Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu
sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul
karena keanggotaannya dalam suatu komunitas
atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan
terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan
individu atas hak milik dan alat-alat produksi.

Dari kedua paham tersebut terdapat


kelemahannya masing-masing yaitu:
o Individualisme liberal dapat menimbulkan
ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak
manusiawi,
imperialisme,
dan
kolonialisme,
liberalisme
mungkin
membawa
manfaat
bagi
kehidupan
politik, tetapi tidak dalam lapangan
ekonomi dan sosial.
o Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem,
tidak
menghargai
manusia
sebagai
pribadi sehingga bisa merendahkan sisi
kemanusiaan. Dalam negara komunis
mungkin terjadi kemakmuran, tetapi

Negara

indonesia
yang
berfilsafahkan
pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang.
Menurut filsafat pancasila, manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial,
yang secara hakikat bahwa kedudukan
manusia sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial.
Bangsa Indonesia memiliki prinsip penempatan
kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Demi kepentingan
bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak
dasar setiap warga negara.

STUDI KASUS

Kami mengambil contoh tentang perjalanan

seorang ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).


Namanya Mas Yudha. Dia tinggal di daerah
Jagalan Semut, Surabaya, wilayah miskin
dan kumuh. Sejak kecil dia sudah terbiasa
bersentuhan dengan hal yang negatif
karena lingkungannya.
Perlu diketahui bahwa daerah itu telah
menjadi daftar hitam polisi dalam hal
kriminalitas. Tak jarang di sana banyak
orang mabuk-mabukan bahkan transaksi
narkoba.
Teman sepermainannya pun juga orang

Mas

Yudha menjadi Bandar Narkoba


diusianya yg masih muda. Dia melakukan
transaksi narkoba. Dia tidak memikirkan
masalah orang lain, karena yang penting
dia dapat bertahan hidup dengan uang
yang diperolehnya.
Sampai akhirnya dia mendapat anugerah
yang tak terlupa, berupa HIV positif.

Analisis sebagai makhluk individu


Mas Yudha sangat membutuhkan uang
untuk hidup. Sehingga dia bekerja untuk
mendapatkan
uang.
Namun
cara
mendapatkannya
tidak
halal,
dengan
berjualan narkoba. Dia tidak peduli dengan
mereka yang menjadi korbannya. Dia tetap
berjualan narkoba demi kepentingannya
sebagai
makhluk
individu
yang
membutuhkan makan untuk tetap hidup.

Analisis sebagai makhluk sosial


Pengaruh
lingkungan yang buruk

menyebabkan dirinya
terpengaruh kepada hal yang negatif seperti minuman keras,
judi, bahkan narkoba. Sebagai makhluk sosial ia tentu harus
beradaptasi dengan lingkungan sekitar agar bisa diterima
lingkungannya. Teman sepermainannya yang notabene lebih
dewasa membuatnya berperilaku seperti mereka agar diakui.
Walaupun dia menderita HIV, namun dia juga manusia yang
membutuhkan motivasi agar dapat melanjutkan hidupnya
dan kembali ke jalanA yang benar. Akhirnya dia menikah
dengan orang yang mencintainya dan mendapatkan motivasi
dari keluarga hingga akhirnya dia bisa kembali melakukan hal
yang positif bahkan dapat membantu saudara-saudara yang
terkena HIV karena dia bergabung denagn organisasi yang
membantu orang dengan HIV dan Narkoba.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai