Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN AGAMA

TRANSGENDER DAN KECANTIKAN DALAM


ISLAM

KELOMPOK 7

AFNI NURBAYANI (P17334116007)


HASNA AMIRAH NURJANNAH (P17334116043)
HASNA NAFISAH (P17334116015)
NINA SINDI KURNIA (P17334116004)
NOVIA AZAHRA FATONI (P17334116008)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2016

APA ITU TRANSGENDER ?


Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin
atau yang lazim disebut juga sebagai gejala
transseksualisme ataupun transgender merupakan
suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa
tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan
kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya
ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya.
Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up,
gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi
penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery).

Bagaimana Islam Memandang


Transgender & Operasi Ganti Kelamin?
Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu lakilaki dan perempuan, sebagaimana firman Allah swt:


Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki
dan perempuan. (Qs An Najm : 45)
Ayat diatas menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya
terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada
jenis lainnya. Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan
seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki
dan bukan perempuan.

HUKUM OPERASI KELAMIN


Pertama: Masalah seseorang yang lahir dalam kondisi normal dan sempurna
organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi
perempuan yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan
diharamkan oleh syariat Islam untuk melakukan operasi kelamin.
Kedua: Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama
diperbolehkan secara hukum syariat.
Ketiga : Apabila seseorang mempunyai alat kelamin ganda, yaitu mempunyai
penis dan juga vagina, maka untuk memperjelas dan memfungsikan secara
optimal dan definitif salah satu alat kelaminnya, ia boleh melakukan operasi
untuk mematikan dan menghilangkan salah satu alat kelaminnya.

KONSEKUENSI HUKUM PERGANTIAN KELAMIN


1. Apabila penggantian kelamin dilakukan oleh seseorang dengan
tujuan tabdil dan taghyir (mengubah-ubah ciptaan Allah), maka
identitasnya sama dengan sebelum operasi dan tidak berubah
dari segi hukum. Menurut Mahmud Syaltut, dari segi waris
seorang wanita yang melakukan operasi penggantian kelamin
menjadi pria tidak akan menerima bagian warisan pria (dua kali
bagian wanita) demikian juga sebaliknya.
2. Operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami
kelainan kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan
tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai
dengan hukum akan membuat identitas dan status hukum orang
tersebut menjadi jelas.

KECANTIKKAN DALAM ISLAM

APA ITU KECANTIKKAN DALAM ISLAM?


Menurut buku Ensiklopedi kata-kata Al Quran AL
Karim yang di keluarkan oleh Dewan Bahasa Arab,
Kecantikan di maknai dengan keanggunan,kehalusan
dan keelokan. Ada juga yang mengartikan kecantikan
dalam kasad mata yaitu hal yang indah yang dapat
membuat seseorang menjadi suka dan mencintai.
Dalam pandangan islam sendiri, islam adalah agama
yang menyeru pada kecantikan dan keindahan.
Dimana kecantikan itu berupa kecantikan maknawi
yaitu kecantikan berupa jiwa, akhlak, sifat, dan sikap.

Didalam Al Quran Al Karim kecantikan wajah atau penampilan


fisik pria ataupun wanita jarang disebut, kecuali hanya dua
kali saja.
Pada penyebutan pertama Allah SWT memperingatkan
Rasulullah untuk tidak tertipu pada kecantikan fisik orangorang munafik karena penampilan seseorang tidak
mencerminkan siapa dirinya. Seperti dalam firman ALLAH
AZZA WA JALLA: Dan apabila kamu melihat mereka,tubuhtubuh mereka membuatmu kagum. Dan jika mereka
berkata-kata,kamu mendengarkan mereka. Mereka seakanakan kayu yang tersandar. (QS.Al Munafiqun:4)
Penyebutan yang kedua pada firman Allah SWT: Tidak
halal bagimu menikahi wanita-wanita sesudah itu dan tidak
boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri (yang
lain), meskipun kecantikan mereka menarik hatimu, kecuali
wanita-wanita (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan Allah
SWT Maha mengawasi segala sesuatu. (QS.Al Ahzab:52)

Menjadi Wanita Cantik dalam Pandangan Islam


1. Jadikanlah ghadul bashar (menundukkan pandangan) sebagai celak bagi
kedua belah alis mata kalian. Insya Allah, pandangan visual kalian akan menjadi
makin jernih dan bening.
2. Oleskanlah lipstik kejujuran dan kebenaran (alhaq) pada ulasan bibir delima
kalian. Insya Allah, ukiran senyuman kalian akan bertambah manis dan dihargai
sesama.
3. Bedakkanlah raut wajah kalian dengan kosmetik yang berasaskan malu dan
keadaban. Insya Allah, kesederhanaan lahiriah yang kalian biasakan itu akan
menyejukkan mata yang memandang.
4. Lumurkanlah sabun istighfar ke sepelusuk anggota badan kalian. Insya Allah,
ia bisa mengikis daki kotoran dosa dan kesalahan yang telah kalian lakukan.
5. Rawatkanlah rambut kalian dengan hijab Islami. Insya Allah, ia akan
menyelimuti azarauljasad sang hawa daripada menjadi kerakusan insan yang
terlepas daripada tambatan keimanannya.

6. Sarungkanlah kedua-dua belah tangan kalian dengan gelang sedekah dan


jari-jemari kalian dengan cincin ukhuwwah Islamiyyah. Insya Allah,kelak kalian
akan temui warga sholihin yang nilainya melangkaui segunung emas permata.
7. Alunkanlah kemerduan dan kesyahduan suara kalian dengan tilawatul Quran
dan zikrullah. Insya Allah, berkat kekhusyukan dan penghayatan, hulwatul Iman
akan dikecapi ruh kalian sebagaimana lidah merasakan kemanisan makanan.
8. Luruskanlah kasih sayang maupun kegelisahan dalam kehidupan.
postur tubuh badan kalian dengan ketulusan dalam menunaikan shalat dan
pengibadatan kepada Allah. Insya Allah, takkan Dia sia-siakan keikhtilasan atau
keikhlasan atau keistiqomahan kalian dalam mencari keridhoan-Nya.
9. Hembuskanlah nafas taabud wa taqarrub ilallah ke dalam ruh dan sanubari
kalian. Insya Allah, selama itu takkan kalian rasai ketandusan

Mempercantik Diri yang Diharamkan


1. Menyambung Rambut (Al-Washilat wal Mustawshilat)
Menyambung rambut seperti memakai wig dan konde adalah haram secara
mutlak. Hal ini ditegaskan oleh Al-Allamah Asy-Syaukani rahimahullah berikut ini:












Menyambung rambut adalah haram, karena laknat tidaklah terjadi untuk
perkara yang tidak diharamkan. (Imam Asy-Syaukani, Nailul Authar, 6/191)
2. Minta dibuatkan Tato dan Si Pembuat Tato (Al Wasyimat wal Mustawsyimat)
Sebagaimana hukum menyambung rambut, maka hukum bertato atau bagi
pembuatnya adalah sama haram dan termasuk maksiat kepada Allah Taala.
Lantaran keduanya di-athafkan (dikaitkan) dalam satu hadits sebagaimana
riwayat Ibnu Umar radliyallah 'anhuma.
Dari Ibnu Umar radliyallah 'anhu, katanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:










Allah melaknat wanita penyambung rambut dan yang disambung rambutnya,
dan wanita pembuat tato dan yang bertato. (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).

3. Mencukur Alis Mata (An Namishat wal Mutanamishat)


Sebagaimana yang lain, maka An-Namishah (pencukur alis) dan Al-Mutanamishah
(orang yang alisnya dicukur) juga melakukan keharaman dan mendapatkan laknat
Allah Taala.
Imam Ath-Thabari berkata:




















Tidak boleh bagi wanita merubah sesuatu dari bentuk yang telah Allah ciptakan
baginya, baik dengan tambahan atau pengurangan dengan tujuan kecantikan,
tidak boleh walau untuk suami dan tidak juga untuk selain suami. (Al-Hafizh Ibnu
Hajar, Fathul Bari, 10/377, Syaikh Abdurrahman Al Mubarkafuri, Tuhfah Al Ahwadzi,
8/67)
bahaya dan gangguan seperti wanita yang memiliki gigi yang lebih atau
kepanjangan (tonggos) yang dapat menghalanginya ketika makan. (Al Hafizh Ibnu
Hajar, Fathul Bari, 10/377).
4. Mengkikir Gigi (Al-Mutafalijah)
Sebagaimana yang lain pula, hal ini juga diharamkan. Sebagaimana penjelasan
para ulama. Hanya saja diberi keringanan bagi yang berpenyakit, atau jika
mengganggu aktiitas mengunyah.
Berkata Imam Ath Thabari rahimahullah:

















Dikecualikan dari hal itu, yakni apa-apa yang bisa mendatangkan

6 KRITERIA BERPAKAIAN DALAM ISLAM


1. Menutup seluruh auratnya
Hai Asma sesungguhnya perempuan jika telah haid, tidak
lagi wajar terlihat darinya ini dan ini (sambil Beliau
menujuk ke wajah dan kedua telapak tangan Beliau).
(HR. Abu Dawud dan Baihaqi)
Adapun pendapat yang mengharuskan wanita menutup
seluruh tubuhnya dengan jilbab, adalah bersandarkan
kepada tafsiran ulama pada Surat Al-Ahzab ayat 59
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah
mereka menutup jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka ........

2. Pakaian tidak boleh tembus pandang


Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahualayhi wa
sallam
Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku
melihat keduanya, pertama, kaum yang membawa
cemeti seperti seekor sapi untuk mencambuk manusia
(maksudnya penguasa yang dzaim), dan ke dua,
perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi
telanjang, cendrung kepada kemaksiatan dan membuat
orang lain juga cendrung kapada kemaksiatan. Kepalakepala mereka seperti punuk-punuk unta yang
berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan
tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga
itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian
waktu (HR. Muslim dan yang lain).

3. Pakaian tidak boleh ketat memperlihatkan bentuk


tubuh
Pakailah pakaian yang longgar, karena pakaian
longgar membuat sirkulasi udara lancar, sehingga
kita tidak merasa kegerahan, justru pakaian ketat
lah yang membuat kita merasa gerah dan panas,
dan juga tidak nyaman.
4. Tidak boleh berlebihan
Berpenampilan yang baik namun jangan berlebihan,
hingga menarik perhatian orang lain. Karena
sejatinya hijab untuk menutupi keindahan wanita
dari laki-laki. Dan karena hijab bukan pakaian untuk
mencari popularitas. Rasulullah Shallallahualayhi
wa sallam bersabda

5. Tidak boleh menyerupai pakaian lawan jenis


Ibnu Abbas radhiyallahuanhu berkata, Rasulullah
Shallallahualayhi wa sallam melaknat kaum lelaki yang
bergaya wanita dan kaum wanita yang bergaya laki-laki. (HR.
Bukhari Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Baik laki-laki maupun perempuan tidak seharusnya saling
menirukan gaya lawan jenis, baik dari pakaian, perhiasan,
maupun tingkah laku.
6. Tidak boleh menyerupai pakaian orang yang tidak beriman
Ibnu Taimiyah berpendapat, kesamaan dalam berpenampilan
luar dapat merangsang keserasian dalam berbagai hal, bahkan
dapat mendorong kepada persamaan akhlaq dan tingkah laku.
Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk
kaum itu (HR. Ahmad)

Hukum Mewarnai Rambut dalam Islam


Rasulullah SAW melarang untuk mewarnai rambut dengan warna hitam. Sedangkan
bila warnanya bukan hitam maka tidak ada larangan. Sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW:
Dari Jabir radhiyallahu anhu, dia berkata, Pada hari penaklukan Makkah, Abu
Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah
memutih (seperti kapas, artinya beliau telah beruban). Lalu Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah
warna hitam. (HR. Muslim no. 2102)
Lalu bagaimana jika mewarnai rambut yang belum beruban? Hanya untuk
mengikuti tren seperti artis barat atau korea?
Niat yang seperti ini bisa tergolong tasyabuh yakni meniru-niru gaya kaum selain
muslimin: Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. (HR. Ahmad
2: 50 dan Abu Daud no. 4031, hasan menurut Al Hafizh Abu Thohir)
Dengan demikian, jelas bahwa mewarnai rambut adalah boleh hanya untuk menutupi
uban dan itu pun tidak diperkenankan memakai warna hitam.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai