Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

NADIA NURFADILLAH (2009730099)


PEMBIMBING : DR. HJ. RETNA D.
ISKANDAR, SP.M

Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dengan riwayat


diabetes mellitus tipe 2 selama 20 tahun dirujuk ke
spesialis retina setelah mengeluh melihat beberapa
floaters hitam pada mata kiri sejak seminggu
sebelumnya. Kadar hemoglobin terglikasinya adala
8,2%. Dia tidak memiliki riwayat terapi laser untuk
retinopati
diabetik
proliferatif.
Pemeriksaan
oftalmoskopik mata kanan menunjukan manik-manik
vena, kelainan mikrovaskular intraretinal, dan tidak
ada edema makula. Pemeriksaan oftalmoskopik mata
kiri menunjukan neovaskularisasi luas pada diskus,
terdiri dari pembuluh darah baru selain disk optikus
pada semua arah. Spesialis retina mendiagnosa
retinopati diabetik non-proliferatif berat pada mata
kanan dan high-risk retinopati diabetik proliferatif

Masalah Klinis

Retinopati diabetikum merupakan komplikasi terbanyak


diabetes mellitus.
Lamanya riwayat diabetes dan kontrol glukosa yang buruk
merupakan faktor resiko terjadinya retinopati diabetikum
Retinopati diabetikum merupakan penyebab utama
hilangnya penglihatan dan kebutaan di Amerika Serikat
pada pasien usia 20-74 tahun dengan 12.000-24.000 kasus
baru retinopati diabetikum yang timbul setiap tahun
Data dari Diabetic Retinopathy Study menunjukan bahwa
pada sebagian dari semua mata dengan retinopati
diabetikum proliferatif yang tidak diobati akan memiliki
kehilangan penglihatan

Patofisiologi dan Efek Terapi

Peningkatan
permeabilitas
kapiler retina

Edema retina

Penutupan
kapiler retina

Perdarahan
vitreous atau
kerusakan
traksi retina

Pembentukan
neovaskularis
asi

Iskemia retina

Produksi
berbagai faktor
pertumbuhan

Vascular
endothelial
growth factor

Merangsang
pembentukan
kapiler yang
abnormal dari
pembuluh
retina pada
permukaan
disk optikus

Retinopati
diabetikum
proliferatif

Neovaskularisa
si di tempat
lain

Neovaskularisa
si disk

Panretinal fotokoagulasi merupakan terapi untuk


retinopati diabetikum proliferatif
Pengobatannya secara umum tidak diterapkan
secara langsung pada neovaskularisasi di
permukaan
retina
dan
tidak
juga
pada
neovaskularisasi disk
Pengaruh pengobatan ini dengan menghancurkan
sel epitel pigmen dan melapisi jaringan retina
Sel epitel pigmen menyerap sinar laser dan
menghasilkan panas menyebabkan kerusakan sel
di luar retina

Setelah panretinal fotokoagulasi, ada pasokan oksigen


yang ditingkatkan ke daerah retina yang kekurangan
oksigen karena lemahnya perfusi dari pembuluh darah
retina
Koriokapilaris lebih dekat ke retina, dan sel batang aktif
secara metabolik dan sel kerucut tidak lagi menyerap
oksigen dari koriokapilaris pada area yang terbakar
Akibatnya terjadi penurunan jumlah sel hipoksia dalam
retina
yang
memproduksi
VEGF
dan
faktor
pertumbuhan lainnya
Produksi VEGF menurun neovaskularisasi yang
awalnya regresi bisa hilang sama sekali

Bukti Klinis

Pada Diabetic Retinophaty Study terdaftar 1.758 pasien


dengan ketajaman visual 20/100 atau lebih baik pada
setiap mata dan dengan retinopati diabetikum
proliferatif pada salah satu mata atau retinopati
diabetikum non-proliferatif berat pada kedua mata
Setiap pasien diacak mendapat panretinal fotokoagulasi
pada satu mata, dan mata lain sebagai kontrol
Hasilnya
terjadi
punurunan
resiko
kehilangan
penglihatan berat yang disebabkan komplikasi retinopati
proliferatif dari 14% menjadi 6,2% selama periode 2
tahun, dan 33% menjadi 13,9% selama periode 5 tahun

Pada Early Treatment Diabetic Retinopathy


Study, terdaftar 3.711 pasien retinopati
diabetikum non-proliferatif atau awal proliferasi
ringan sampai berat di kedua mata
Pasien secara acak diberikan panretinal
fotokoagulasi pada satu mata, dan pada mata
lain ditangguhkan sampai terdeteksi beresiko
tinggi menjadi proliferatif
Setelah 5 tahun tingkat kehilangan penglihatan
adalah 2,6% pada yang mendapat terapi dini
dan 3,7% pada terapi yang ditunda

Setelah panretinal fotokoagulasi selesai


pasien disarankan untuk menghubungi
dokter mata jika memiliki rasa sakit yang
tidak berkurang dengan pemberian
analgetik dan jika ada kehilangan
penglihatan berat
Evaluasi dapat dilakukan dalam bulan
pertama dan kemudian 3-4 bulan setelah
selesai terapi

EfekSamping

Cacat perifer lapang visual


Penglihatan malam berkurang
Penglihatan warna berkurang
Penurunan sensitifitas terhadap kontras
Efusi koroid
Miopia sementara
Peningkatan tekanan intraokular
Kerusakan makula
Perdarahan
koriokapilaris
perkembangan
iatrogenik neovaskularisasi koroid

Area Ketidakpastian

Beberapa
penelitian
menyimpulkan
bahwa VGEF merupakan penyebab
utama neovaskularisasi pada retina
termasuk PDR penghambat VGEF
Anti-VGEF menyebabkan regresi
transien neovaskularisasi pada PDR
Glukokortikoid intravitreal juga terbukti
memiliki efek menguntungkan pada
PDR, tapi efek nya terjadi katarak dan
glaukoma lebih tinggi

Rekomendasi

Pasien pada ilustrasi memiliki retinopati


diabetikum pada mata kiri dengan 4 fitur
resiko
tinggi
yaitu
neovaskularisasi,
neovaskularisasi pada disk, neovaskularisasi
berat dan sejumlah kecil perdarahan vitreous
Proses persetujuan mencakup efek samping
dan resiko yang dapat terjadi, pengobatan
dapat selesai dalam satu kali atau lebih
kunjungan, pasien perlu kembali untuk di
tindak lanjut setelah satu bulan pengobatan
selesai

Anda mungkin juga menyukai