Patologi Umum Pertemuan 12
Patologi Umum Pertemuan 12
DESKRIPSI
Pembahasan materi meliput keadaan patologis
pada gangguan sistem saraf pusat dan saraf tepi,
gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran,
gangguan berbicara & berbahasa,
gangguan pengecapan dan penciuman
TUJUAN UMUM
Memahami terjadinya gangguan sistem saraf pusat
dan saraf tepi, gangguan pengelihatan, gangguan
pendengaran, gangguan berbicara & berbahasa,
gangguan pengecapan dan penciuman
TUJUAN KHUSUS
TOPIK/SUBTOPIK BAHASAN
Menjelaskan tentang:
Gangguan sistem saraf pusat dan saraf tepi
Gangguan pengelihatan
Gangguan pendengaran
Gangguan berbicara & berbahasa
Gangguan pengecapan
Gangguan penciuman
FUNGSI:
Respons otomatis terhadap berbagai stimuli melalui
alur reflex, walau ada juga yang bisa melalui inisiasi
akivitas area kesadaran yang lebih tinggi di otak.
Fungsi lain yang sangat komplek meliputi:
Persepsi pengelihatan,
penyimpanan memori,
pikiran dan
memproduki bicara.
Secara menyeluruh semua aktivitas saraf didasari
oleh transmisi impulse melalui jaringan neuron
(network system) yang sangat komplek.
GANGGUAN
Kerusakan sampai disfungsi bagian
komponennya:
Di antaranya: Gangguan di otak,
Gangguan di spinal cord,
Neuropathy,
Cedera saraf.
Gangguan juga bisa akibat kerusakan fungsi:
sensoris, analytical, ataupun memori
(gangguan visus, tuli, rasa membeku, penciuman,
agnosia, amnesia)
Gangguan fungsi motoris:
aphasia, dysarthria, ataxia.
9
10
11
GANGGUAN KESADARAN
Untuk mencapai status sadar kortek serebri harus
diaktifkan oleh formasi retikuler, khususnya, ARAS
(ascending reticular activating system) yang ada di
batang otak.
Formasi ini terdiri dari serabut yang berjalan dari
thalamus ke medula. Thalamus memprojeksikan
serabut ke kortek serebri.
Bagian atas dari sistem tersebut bekerja sebagai
pembangkit/ pemutus kesadaran dan pengontrol
siklus tidur-bangun
Bagian bawah mengontrol pernapasan.
12
KOMA
(COMA)
Koma (Lanjutan)
15
17
18
21
23
25
GANGGUAN MEMORI
MEMORI: dikontrol oleh berbagai area otak,
ada area tertentu bertanggungjawab terhadap
aspek memori yang berbeda
Working memory: kemampuan menyimpan informasi
dalam waktu pendek bersamaan dengan cognitive
operation (ini diurus oleh prefrontal cortex)
Amnesia: kehilangan memori
Anterograde amnesia: kekuranganmampuan mengingat
yang baru. Sering dibarengi confabulation),
26
HIPPOCAMPUS
Formasi hippocampus berada di lobes temporalis;
thalamus dan bagian basal otak depan adalah
bagian kritis bagi penampilan memori terbaru.
Informasi sensoris diproses di amygdala,
di sini nilai informasi berserta nilai stimuli ditentukan
untuk diproses lebih lanjut oleh struktur sentral
diencephalon.
28
HIPPOCAMPUS (Lanjutan)
29
32
35
AGNOSIA
36
Lobar Disorders
Lesi hemisphere/lobus akan menimbulkan
kehilangan fungsi yang dikontrol oleh masing
hemisphere.
Sindroma hemisphere kanan: ketidakmampuan
orientasi tubuh di ruang luar dan menghasilkan
respons motoris yang salah (Hemineglect = lesi
ada di hemisphere kanan) Individu tidak respons
terhadap rangsangan sebelah kiri tubuh, dan tidak
respons terhadap lingkungan luar yang ada disebelah
kiri tubuh.
37
Spatial disorientation:
Bisa akibat kehilangan familiaritas dengan
lingkungan dan rasa kebingungan di area
yang sudah dikenal baik.
Tidak bisa membaca dan mengikuti gambar peta,
sering menunjukkan adanya defisit hemisphere
kanan.
Gangguan penyesuaian emosi kadang akibat lesi di
hemisphre kanan. (affective domain: hubungan
interpersonal dan sosialisasi) Gangguan ada di sistem
limbik (diakui bahwa hemisphere kanan adalah dominant
sebagai pengontrol emosi)
38
Limbic System
Sindroma limbic lobe dan temporal melibatkan emosi,
yakni yang terkait dengan:
rasa sakit,
senang,
marah dan
rasa takut.
Sistem limbic kadang disebut sebagai limbic lobe,
ada di bawah batang otak.
Limbic system terdiri dari: - amygdala, dan
- cingulate gyrus.
hippocampus,
39
Hippocampus
Hippocampus berperan utama dalam memori,
sedangkan amygdala dan cingulate gyrus terlibat
dalam emosi.
Bentuk memori emosional terbentuk di sini, dan
ini bisa menjadi area menghasilkan anxietas dan
panic yang di luar kesadaran berhubungan dengan
pengalaman emotional yang bisa atau tidak teringat.
Diduga bahwa pemrosesan sistem limbic
bertangungjawab bahwa pengamalam emosional
akan lebih mudah diingat dari pada yang kurang
emosional.(rangsangan penciuman lebih kuat dari
yang lain)
40
41
42
Celebellar Disorders
Cerebelum (otak kecil) adalah pusat koordinasi gerak
skeletal.
Gangguan yang berpengaruh terhadap otak kecil
menghasilkan diskoordinasi gerak. Walaupun fungsi
cerebelum dalam gerak diketahui jelas, gangguan gerak
akibat lesi cerebelum tetap sulit diobati. (Urbscheit &
Oremland, 1995).
Melalui proyeksi asenden dan desenden regio medialis
cerebelum mengonkrol komponen cortex dan batang
otak dari sistem desendens bagian medial. Bagian ini
mengontrol regio cerebelum pengontrol gerak otot axial
43
dan proximal.
44
45
Gangguan Sensoris
Kulit, otot dan persendian mengandung banyak
jenis reseptor yang mampu membangkitan aktivitas
muatan listrik akibat stimuli.
Input rangsangan disalurkan axon afferent ke CNS.
Cell bodies ada di ganglion dorsal root dan terletak
berseberangan dengan columna spinalis .
Serabut afferent berkombinasi somatotopically di
columna spinalis dan naik ke batang otak dan ke cortex.
49
51
52
Gangguan Gerak
Kontrol motoris adalah hasil kooperasi dari berbagai
struktur otak (Shumway-Cook & Molllacott, 1995, kandel,
1985; Burt 1993).
Ada hirarkhi organisasi yang menggambarkan interaksi
antara lower motor neuron dengan interneuron yang
meregulasi activitas initiasi costex cerebri.
Di dalam struktur, rencana dan strategi gerak terjadi
oleh adanya pusat yang lebih tinggi; pusat bawah
(yakni batang otak dan corda spinalis) bertanggunjawab
terhadap eksekusi upaya membuat modifikasi yang
diperlukan untuk mengatasi pengaruh lingkungan.
Signal bisa datang dari berbagai area otak.
53
54
56
1.
EEG (elektroencephalography)
Elektrode di pasang di kulit kepala -> menghasilkan
gambar langsung aktivitas otak, namun tidak mampu
secara akurat megidentifikasi daerah mana di otak
yang mengeluarkan sinyal listrik, khususnya sewaktu
daerah yang ingin dievaluasi terletak di bagian dalam.
57
2. Positron-Emersion Tomography
Dengan bantuan suntikan zat radioaktif diikuti
pemeriksaan X-ray berulang-ulnag -> memetakan
secara anatomik pola aliran darah. Diperiksa keadaan
saat istirahat dan saat mengadakan aktivitas
Kelemahan: sifat invasif inherens zat radioaktif dan
neuron bereaksi lebih cepat dari perubahan aliran
darahnya, maka sebagian aktivitas otak bisa tidak
terdeteksi.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
4. Computed Tomography (CT-scan)
58
CT-scan
Menghasilkan gambar potongan-potongan.
Detail gambar bisa diperjelas dengan suntikan zat
kontras.
Kelemahan:
perlu foto ulang-ulang dan
detail gambar tidak sejelas MRI.
60
TIPE NEUROPATHY
Terbanyak akibat kerusakan atau iritasi axon saraf
atau selaput myelinnya.
Axon bisa jadi tipis, atau kehilangan sebagian atau
seluruh myelinnya mengakibatkan perlambatan
atau blokade total aliran signal listrik.
Berbagai tipe diberi sebutan sesuai site yang
terkena atau causanya:
distal neuropathy;
symmetrical neuropathy.
diabetic neuropathy;
alcoholic neuropathy.
62
65
70
PENGELIHATAN
Pengelihatan timbul dari pengaktivan reseptor-reseptor
peka-cahaya di mata, yang disebut fotoreseptor.
Penyampaian sinyal dari fotoreseptor menjadi semakin
rumit sewaktu informasi disalurkan dari mata ke otak.
Sinyal-sinyal diinterpretasikan di otak berdasarkan
kompleksitas pola,
frekuensi lepasan muatan , dan
kode-kode warnanya.
71
GANGGUAN MATA
Gangguan mata umumnya minor, namun demikian
bisa menjurus ke komplikasi yang serius kecuali
ditangani dengan cermat.
Defek kongenital:
Strabismus (squint, malalignment of the eyes)
= juling, seringnya kongenital.
Cataract (opacity of the lens of the eye) bisa timbul
pada bayi bila ibu saat hamil terinfeksi rubella.
Yang jarang microphthalmos (abnormally small eye)
terjadi pada satu atau kedua mata ketajaman
pengelihatan (vision) sangat jelek.
73
Infeksi:
Conjunctivitis, gangguan terumum dan jarang
mempengaruhi vision (visus, pengelihatan).
Pada stadium akhir bila tidak terobati (ditelantarkan)
ump: trachoma mengakibatkan gangguan visus.
Infeksi kornea: ini lebih serius dan dapat menimbulkan
pengelihatan kabur atau cornea perforation.
Endophthalmitis (infeksi di dalam mata) kadang sampai
harus dioperasi pengangkatan bola mata, ini bisa timbul
akibat cedera tusuk, post ulcerasi, pada kasus yang
jarang post operasi (besar) mata, atau akibat infeksi di
tempat lain.
75
76
Gangguan nutrisional:
Defisiensi berbagai vitamin (utamanya vit. A) dapat
menimbulkan gangguan pada mata. Xerophthalmia,
buta senja, keratomalacia ini bisa mengakibatkan
destruksi dan hilangnya pengelihatan total.
Autoimunitas:
Uveitis (radang jaringan uvea) (iris , choroid, and/or
ciliary body) apabila tidak disebabkan infeksi bisa akibat
dasar autoimune.
Ini sering terjadi pada orang dengan ankylosing
spondylitis dan sarcoidois.
77
Degeneration:
Macular degeneration of the retina
Ini umum pada manula.
Bisa mengakibatkan kehilangan pengelihatan walau
bagian ketajaman pengelihatan samping masih baik.
Cataract juga umum pada manula, walau kausa
tak jelas, diduga suatu proses degenerasi.
78
Lansia:
Seiring dengan pertambahan usia, sebagian
besar orang mengalami penurunan pengelihatan
warna akibat menguningnya lensa.
Papiledema: Pembengkakan diskus optikus tempat
saraf optikus meninggalakn mata dan masuk ke otak.
Bisa terjadi pada semua keadaan yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial yang hebat, bisa
tumor, infeksi, atau cedera. Papiledema merupakan
penunjuk diagnostik patologi otak yang parah.
82
INVESTIGASI MATA
Struktur transparan mata memudahkan
pemeriksaan.
Banyak proses-2 penyakit yang berpengaruh pada mata
dapat dilihat langsung dengan ophthalmoscope
atau slitlamp.
Photography retina dan angiography fluorescein bisa
digunakan untuk mempelajari aliran/pembuluh darah
di dalam mata.
Pemeriksaan mata dimulai pada bagian luar mata,
kelopak dan jaringan kulit sekitarnya.
Pemeriksaan terhadap buta warna (ischihara)
83
PENDENGARAN
Pendengaran terjadi sewaktu gelombang suara
masuk ke telinga dan merangsang sel-sel reseptor
yang kemudian melepaskan potensial aksi.
Potensial aksi disalurkan ke otak melalui saraf
akustikus (saraf kranilais VIII).
Telinga memiliki tiga kompartemen: luar, tengah
dan dalam, yang memungkinakan transmisi dan
interpretasi suara.
85
GANGGUAN TELINGA
(DISORDER OF THE EAR)
Telinga bisa terserang berbagai macam gangguan
yang mungkin saja mengakibatkan hilangnya
pendengaran (tuli)
Vertigo hasil gangguan telinga tidak umum,
walau demikian ini bisa timbul akibat gangguan
pada telinga tengah.
87
Defek kongenital
Bayi lahir dengan saluran telinga luar sempit
(jarang terjadi), terkadang tulang-tulang kecil
telinga tengah deformasi atau absen.
Juga ditemukan pinna (daun telinga luar)
tidak tumbuh atau distorsi.
Rubella (Campak Jerman, German measle)
menyerang bumil pada bulan pertama kehamilan
kerusakan pendengaran bayi tuli.
88
Infeksi:
Penyebab paling umum menyerang telinga
otitis eksterna atau otitis media
bisa perforasi membran timpani.
Infeksi telinga tengah bisa meluas bisa sampai
mastoiditis, atau abses otak, komplikasi ini sudah
jarang terjadi sejak penemuan antibiotika.
Infeksi virus telinga dalam dapat menimbulkan
labyrinthitis dengan gejala vertigo dan/atau kehilangan
pendengaran yang mendadak.
89
Cedera (injury)
Bentuk daun telinga Cauliflower umumnya akibat
cedera berulang-ulang.
Cedera saluran telinga luar dan perforasi genderang
bisa hasil pemasukan benda asing ke saluran telinga
bisa juga (walau jarang) terpukul atau suara keras.
Terpajan suara keras untuk waktu lama atau suara
ledakan bisa menimbulkan gangguan tinnitis
(berdenging) atau tuli.
Perubahan tekanan (penyelam scuba atau aktivitas
terbang) bisa menimbulkan cedera dan sakit.
90
Tumors
Tumor dalam telinga sangat jarang, kadang
carcinoma basal sel yang juga bisa menyerang
saluran telinga.
Kanker telinga tengah dan dalam jarang ditemukan.
Acustic neuroma adalah benign, pertumbuhannya
lambat tumor saraf acustic bisa menekan struktur
dalam telinga tuli, tinnitis dan imbalance.
Cholesteatoma terjadi dari kumpulan sel kulit dan
sisa-sisanya, dan bukan satu tumor, walau demikian
bisa bahaya.
91
Obstruksi:
Obstruksi saluran telinga utamanya karena kotoran
telinga yang mengeras, bisa juga akibat otitis eksterna.
Pada kanak-2, sebab yang sering terjadi adalah
memasukan benda asing (corpus alienum) ke saluran.
Degenerasi:
Tuli pada manula akibat presbycusis, deteriorasi
rambut getar di dalam cochlea.
92
93
Gangguan-gangguan lain:
-
INVESTIGASI TELINGA
Pemeriksaan terdiri dari:
1. Pemeriksaan fungsi pendengaran dengan:
garpu tala
AUDIOMETRIX HEARING TEST
menghasilkan tipe dan tingkatan gangguan
pendengaran.
2.
3.
96
GANGGUAN PENDENGARAN
KONDUKTIF
Menurunnya pendengaran akibat hambatan hantaran
gelombang suara di telinga luar atau tengah, dapat
terjadi apabila terdapat benda asing menyumbat di
telinga, atau penimbunan serumen atau cairan di
telinga luar atau tengah.
OM (otitis media) dapat menyebabkan gangguan ini.
Alat bantu hearing aid mungkin memberi perbaikan.
Anak: yang berulang-ulang sakit OM dapat mengalami
defisiensi bicara apabila terjadi gangguan pendengaran
selama periode kritis pembentukan bahasa.
Infeksi berulang jaringan sikatrik pada gendang
telinga hilangnya pendengaran.
97
SENSORINEURAL
Penurunan pendengaran akibat disfungsi
organ Corti, saraf auditorius, atau otak.
Organ Corti rusak bisa akibat terus menerus
terpajan suara bising, atau setelah minum
obat-obat ototoksik:
- gentamisin, neomisin, dan streptomisin,
- analgetika (aspirin)
- tembakau,
- alkohol, juga
- penyakit sistemik DM dan lues.
98
Kanak-kanak:
Gangguan sensorineural kongenital dapat
terjadi akibat janin terpajan ke rubela atau
obat yang dimakan/diminum bumil (termasuk
aminoglikosida).
Gangguan pendengaran sensorineural juga
dapat herediteri.
99
Lansia:
Pada lansia membran basilaris koklea mengeras
seiring dengan pertambahan usia, sehingga
timbul gangguan pendengaran sensorineural
yang disebut prebikusis.
Sel-sel rambut reseptor rusak dan tidak diganti.
Hilangnya reseptor-reseptor di rentang frekuensitinggi terjadi.
Akibat perubahan-perubahan tersebut, pada
lansia lebih mampu mendengar suara bernada
berat dibandingkan yang melengking.
100
PENGECAPAN
Tast buds ada di lidah dan melepaskan potensial
aksi sebagai respons terhadap rangsangan
kimiawi.
Terdapat papil-papil pengecap khusus untuk
berbagai sensasi rasa, yang belum semuanya
teridentifikasi.
Reseptor-reseptor yang telah diketahui:
Reseptor berespons terhadap rasa manis, pahit,
asam, atau asin.
Pengaktivan reseptor yang berbeda-beda dengan
tingkatan yang berlainan oleh zat-zat yang terdapat
di makanan rasa
yang beragam.
101
Pengecapan (Lanjutan-1)
PENCIUMAN
Sensasi bau dihasilkan sel-sel receptor yang
disebut: sel-sel olfactorius yang melapisi
membran mukosa hidung.
Sel olfaktorius mengandung silia yang mengalami
depolarisasi apabila diikat oleh zat-zat kimia tertentu
yang sesuai dengan bau tertentu di udara.
Beberapa jenis silia mengalami hiperpolarisasi
sebagai respons terhadap bau tertentu.
Reseptor olfaktorius cepat beradaptasi terhadap
rangsangan yang kontinue.
103
Penciuman (Lanjutan)
HIPOSMIA
Penurunan sensasi bau, dapat bersifat bilateral
atau unilkateral.
Kelainan ini bisa mengena semua bau-bau.
Penyebab yang sering adalah tersumbatnya
saluran hidung.
Hiposmia bau tertentu mengisyaratkan kerusakan
jaras saraf.
Orang yang mengalami cedera lobus frontalis
sering menderita hiposmia.
105
HIPOGEUSIA
Penurunan sensasi pengecapan.
Dapat mengena semua rasa atau rasa
tertentu saja.
Ini mengidentifikasikan kemungkinan adanya
kerusakan salah satu saraf kranialis yang
mempersarafi lidah atau palatum.
Kadang-kadang rasa yang sebelumnya dinikmati,
tiba-tiba dipersepsikan sebagai rasa tidak enak.
Fenomena ini disebut parageusia yang bisa akibat
obat-obat kemoterapi, dsb. Atau disfungsi hati.
Pada lansia hipogeusia kadang timbul spontan.
106