Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH
KELOMPOK 8
Ulkus Peptikum

Pengertian Ulkus Peptikum


Ulkus
peptikum
adalah
ekskavasasi (area berlubang) yang
terbentuk dalam dinding mukosal
lambung, pilorus, duodenum atau
esofagus. Ulkus peptikum disbut
juga sebagai ulkus lambung,
duodenal
atau
esofageal,
tergantung pada lokasinya

Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti namun dapat faktor faktor predis posisi antara lain :
Asam getah lambung terhadap resistensi mukosa
Adanya sekresi asam lambung memungkinkan terjadinya kerusakan pada
mukosa
Inflamasi Bakteri
Inflamasi Non Bakteri
Didasarkan pada inflamasi atrium dan bulbus duodenum yang sering
ditemukan di tukak Infark Timbulnya infark terjadi karena asam getah
lambung dan dapat di tunujukan pula adanya jaringan trombose di dasar
tukak
Faktor Hormonal

Banyak teori yang menerangkan adanya pengaruh - pengaruh hormonal


yang dapat menyebabkan tukak peptic
Obat Obatan
Heredetitas

Kasus
Pada tanggal 20 Desember 2015 Tn. M masuk rumah
sakit dengan keluhan utama nyeri pada ulu hati, pasien
merasa mual, nafsu menurun, dan nyeri yang dirasakan
semakin lama semakin tidak dapat tertahankan.
Diketahui BB pasien sebelum masuk RS 56 kg dan
setelah masuk 54 kg. Pasien merasa tidak betahh di RS
bila tidak beraktivitas, dan vital sign TD : 130/90 mmHg,
HR : 100 x/i, RR : 24x/i, S: 37 C. Sejak tadi sore pasien
merasa tidak enak, merasa mual dan nyeri yang
dirasakan semakin lama semakin tidak dapat ditahan
dan semakin sering timbul sehingga pasien dan
keluarganya memutuskan untuk masuk ke rumah sakit.

Lanjutan

Pasien sudah mengalami nyeri pada ulu hati


sejak 2 tahun yang lalu dan pernah dirawat di
rumah sakit Labuang Baji pada tahun 2013.
Keluhan yang paling sering dirasakan oleh
pasien adalah nyeri pada ulu hati. Hal ini dapat
timbul secara terputus-putus, biasanya 2
sampai dengan 3 jam setelah makan atau pada
waktu lambung kosong dan meredah setelah
menelan obat atau makanan. Pasien juga
mengatakan bahwa nyeri dapat berkurang pada
saat pasien beristirahat yang cukup atau rileks
dan kontrol ke rumah sakit kira-kira satu bulan
terakhir pasien tidak lagi kontrol ke rumah sakit
sebab tidak ada lagi gejala yang timbul.
Biasanya obat yang dikonsumsi adalah antasida
dan beberapa obat lainnya.

Slide Title

Sejak kecil klien tidak pernah mengalami penyakit akut


maupun kronis, namun kadang-kadang pasien tersebut
kadang-kadang flu, demam dan batuk-batuk ringan. Klien
tersebut pernah dirawat dengan penyakit gastritis
sebanyak 1 kali dan pernah juga dirawat dengan Ulkus
peptikum sebanyak dua kali di rumah sakit Labuang Baji.
Selama menderita penyakit tersebut, Tn. M rajin kontrol
setiap bulannya ke rumah sakit. Riwayat penyakit gastritis
sudah dialami sejak berumur 45 tahun, namun masih
dapat ditahan sampai umur 50 tahun. Dan pada akhirnya
klien tersebut mengalami Ulkus peptikum. Klien tidak
pernah dioperasi dan tidak mengalami alergi terhadap
makanan atau obat tertentu

Data subjektif

Data objektif

1.

Nyeri pada ulu hati

1.

Gelisah

2.

Lemah

2.

Meringis

3.

Selera makan menurun

3.

Nadi 100 x/menit

4.

RR 24 x/menit

5.

BB menurun 2 kg dari 56 kg menjadi 54 kg

6.

Mual/muntah

7.

Porsi makanan tidak dihabiskan

8.

Penonjolan pada kurvatura minor

9.

Turgor kulit buruk

10.

Skala nyeri 7 10 (berat)

11.

TD 120/90 mmHg

Data
DS:
- Lemah
- Nyeri ulu hati
DO:
- Gelisah
- Meringis
- Nadi 100 x/menit
- RR 24 x/menit
- Skala nyeri 7
DS:
- Nafsu makan menurun
DO:
- BB menurun 2 kg dari 56 kg
menjadi 54 kg
- Mual/muntah
- Turgor kulit buruk
- Porsi makanan tidak
dihabiskan
DS:
- Nyeri ulu hati
- Lemah
DO:
- Penonjolan pada kurvatura
minor
- Skala nyeri 9
- Gelisah

Penyebab/Etiologi
Masalah
Ulkus peptikum
Gangguan rasa nyaman, nyeri
Kerusakan sekat penghalang/sawar mukosa
Kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di
epitel
erosi
Stimulus zat-zat perangsang (alkohol, kafein, aspirin, dsb)
Merangsang ujung saraf nyeri

Ulkus peptikum
Peningkatan sekresi lambung
Mempengaruhi kerja N. vagus
Terjadi peningkatan HCl (asam lambung)
Mual/muntah
Penurunan nafsu makan

Zat perangsang (alkohol, kafein, aspirin, dsb)


Restriksi mukosa lambung
Ulkus peptikum
Kerusakan jaringan
Mukosa kapiler rusak

Nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh

Potensial perdarahan

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurangnya intake ora


Tindakan/Intervensi

Rasional

Berikan makan sedikit tapi sering


Makan terlalu banyak mengakibatkan rangsangan berlebihan dan
berulangnya gejala.

Diskusikan yang disukai klien dan masukkan dalam diet murni

Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi.

Bantu pasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi Kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai

kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringan dan penyembuhan

Timbang berat badan setiap hari sesuai dengan indikasi

Mengkaji pemasukan yang adekuat

Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

menurunkan rangsangan penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan


pemasukan

Anda mungkin juga menyukai