Anda di halaman 1dari 18

TINDAKAN PERAWATAN LUKA TERHADAP

PENCEGAHAN RESIKO INFEKSI PADA


ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S. DENGAN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA DI RUANG
DELIMA RSUD KELAS B KABUPATEN
CIANJUR

Oleh :
IMAN ALI RAHMAN

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan
untuk melahirkan janin dengan sayatan pada
dinding perut dan dinding rahim (Manuaba,
2007).
beberapa penyebab yang sering terjadi dan
harus dilakukan sectio caesarea yaitu : partus
lama, partus tak maju, panggul sempit, dan janin
terlalu besar (Wiknjosastro, 2007).


Data yang di peroleh di Indonesia terjadi
peningkatan infeksi luka post SC sekitar 90%
dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh
infeksi luka operasi (Martius, 2006).
Berdasarkan data yang di ambil dari rekam
medis RSUD Kelas B Kabupaten Cianjur dari
Januari 2015, sampai Desember 2015, tercatat
infeksi bekas luka post operasi Sectio caesarea
sebanya 181 kasus (2,75%)


Perawatan Luka merupakan salah satu teknik
yang harus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama
dalam perawatan luka adalah pengendalian
infeksi karena infeksi menghambat proses
penyembuhan luka sehingga menyebabkan
angka morbiditas dan mortalitas bertambah
besar.

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA

Sectio caesarea adalah suatu persalinan


buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan keadaan utuh serta berat janin diatas
500 gram.
operasi SC dilakukan jika kelahiran pervaginal
akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun
pada janin.
Faktor penyebab harus dilakukan sectio caesarea
adalah sebagai berikut :

CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)


PEB (Pre Eklampsi Berat)
KPD (Ketuban Pecah Dini)
Bayi Kembar
Faktor Hambatan Jalan Lahir

BAB III METODE


PENELITIAN

Metode yang digunakan yaitu metode


kualitatif yaitu Pengumpulan data dengan cara
Observasi, Wawancara, Metode Tes,
Dokumentasi
dengan strategi CSR (Case Study Research)
yaitu dengan pemilihan Subjek atau unit
tunggal, Dgn teknik sampling non probability,
atau pendekatan purposive sampling sesuai
dg Kriteria inklusi dan eksklusi atau
pengambilan sample dengan pertimbangan
atau tujuan tertentu.


Tmpt Penelitian
RSUD Kelas B Cianjur Ruang Delima dengan 9
kamar rawat inap dengan kapasaitas huni 50
orang, di fungsikan merawat pasien dengan post
partum, dan post Sectio Caesarea.

PENGKAJIAN

Pada tgl 15-19 Juni 2016, Penelitian, pemilihan


pasien, pasien berinisial Ny. S. 40 tahun.
Tgl 15 Juni 2016, pengkajian pasien dari pkl
14.35 dilanjut pukul 16.00
Pengambilan data secara anamnesa.
Pemeriksaan. Di lakukan dengan head to toe
utk mendapatkan masalah Pasien


Data yang ditemukan :
Pemfis, didapatan yaitu terdapat luka post
operasi dengan panjang + 17 cm, luka tertutup
kassa steril, TD:120/60 mmHg, Respirasi
22x/menit, Nadi 117 x/menit dan suhu 38,8
celcius, leukosit 15,6 (normalnya 4,8-10,8).
klien mengatakan nyeri dengan skala 7
Masalah pada psikologi, mengatakan takut untuk
bergerak karena nyeri yang dirasakan, klien juga
mengatakan takut penyakitnya lama sembuh.


DIAGNOSA
Dari data yg didapatkan, muncul diagnosa yg terjadi pda px, yaitu:
1. nyeri akut berhubungan dengan cedera agen fisik (trauma insisi pasca
bedah sectio caesarea), data pendukung Ds: px mengatakan nyeri,
skla nyeri 7. Do: Tampak meringis tampak tdk bnyak pergerakan.
2. resiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman melalui
luka insisi (pertahanan primer yang tidak adekuat), data pendukung,
Ds: Takut utk bergerak dan takut penyakitnya lama sembuh. Do:
terdpt luka post op. + 17 cm. leukosit 15,6 (normalnya 4,8-10,8).
3. cemas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien dalam mengenal
masalah. Data pendukung, Ds: tkt luka operasinya susah sembuh. Do:
terdapat luka post op. + 17 cm.

INTERVENSI

a.

Berdasarkan masalah keperawatan pertama nyeri akut berhubungan dengan


cedera agen fisik (trauma insisi pasca bedah sectio caesarea), penulis
membuat rencana keperawatan: Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif
termasuk lokasi, karakteristtik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi,
gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien, observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan, ajarkan tekhnik non
farmakologis (relaksasi genggam jari), tingkatkan istirahat, Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri, anjurkan untuk tidur dengan posisi nyaman, Monitor
penerimaan pasien tentang manajemen nyeri, berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri, evaluasi keefektifan control nyeri.

b.

Bedasarkan masalah yang kedua yaitu resiko infeksi berhubungan dengan


adanya jalan masuk kuman melalui luka insisi (pertahanan primer yang
tidak adekuat), maka penulis membuat rencana: Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain , pertahankan teknik isolasi, batasi pengunjung bila perlu, lakukan
tinndakan perawatan luka dengan teknik aseptik, gunakan sabun antimikrobia untuk
cuci tangan, cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan, gunakan
baju, sarung tangan sebagai alat pelindung, pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan, dorong klien untuk mengonsumsi antibiotik sesuai resep, ajarkan pasein
dan keluarga akan tanda dan gejala.

c.

Berdasarkan masalah yang ketiga yaitu cemas berhubungan dengan dengan


ketidaktahuan pasien daam mengenal masalah, penulis membat rencana
keperawatan: Gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pasien, jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur, temani pasien untuk memberikan ketenangan, keamanan dan mengurangi
rasa takut.

Implementasi
nyeri akut berhubungan dengan cedera agen fisik (trauma insisi
pasca bedah sectio caesarea) mengkaji karakteristik nyeri,
menganjurkan untuk mengatur posisi tdr yg nyaman, melakukan
pengukuran TTV. Kolaborasi pemberian analgetik (keterolac dan
asam mefenamat, anjurkan untuk patuh minum obat.

resiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman


melalui luka insisi (pertahanan primer yang tidak adekuat)
melakukan pengkajaian keadaan luka post op, mengganti
balutan, lakukan tindakan perawatan luka, anjurkan untuk
mencuci tangan pada keluarga, mengajarkan pada keluarga
tentang tanda-tanda terjadinya infeksi, anjurkan untuk patuh
minum obat menganjurkan utk kontrol luka. Kolaborasi
pemberian obat metronidazole, cefotaxime dan cefrofloxacin.
Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien dalam
mengenal masalah. menemani klien, menjskan ttg penyakit
dan menganjurkan untuk ttp berdoa, menganjurkan utk tarik
nafas dalam.

Evaluasi
Setelah dilakukan perawatan selama 5x24 jam pada
dx pertama, nyeri berangsur2 menurun, yg semula
hari peratama skala 7, hari kedua dari 7 menjadi 6,
hari kedua skala nyeri 6 menjadi 2, hari ketiga dari 2
menjadi 1, dan klien mengatakan nyeri sudah hampir
tidak terasa. Dan hari kelima skala nyeri 0.

Setelah dlakukan perawatan 1x30 menit, dx kedua,


luka yg dilakukan perawatan luka tgl 17 juni, semakin
hari semakin menunjukan tanda2 penyembuhan,
yaitu luka mengering dan tidak ditemukan tanda
infeksi. Hingga intervensi dinyatakan untuk di
hentikan dan menanjurkan utk kontrol luka jaitan.
Setelah dilakukan tndkan selama 1x20 menit, dx
ketiga ini teratasi. Dgn intervensi dihentikan.

Evaluasi tindakan perawatan luka

Hari ketiga, melakukan tindakan perawatan luka (ganti


balutan) dengan menggunakan kassa steril yang telah
dilembabkan. Dan membersihkan luka operasi terus
selannjutnya menutup kembali dengan kasa steril yang
kering, dan menanyakan respon dan reaksi nyeri yang
dirasakan, klien mengatakan nyeri yang dirasakan bila
diberi nilai pada skala 2 dari skala 1-10 dengan
menggunakan skala numerik

Hari keempat, menanyakan keluhan yang dirasakan


melakukan observasi tanda-tanda vital, memberikan terapi
obat (kolaborasi): metronidazole 2x500 ml via infusan,
cefotaxime 2x1 gram via intravena dan keterolac 3x20 ml
via intravena. 10.30 mengevaluasi luka pasca operasi.
Hari kelima, memeriksa tanda-tanda vital, memeriksa atau
mengobservasi kembali luka post op.

Cara melakukan teknik perawatan luka post


operasi SC
Cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir
sebelum melakukan perawatan luka.
Siapkan plester yang akan di pakai untuk
menutup luka
Lepas plester yang merekat, apabila lengket
pakai kapas alkohol, kemudian buka kassa luka
op dan buang ke bengkok atau tempat sampah
yang sudah disiapkan.
Amati daerah luka (periksa apakah ada tanda
tanda infeksi)
Basahi kassa dengan NaCl
Bersihkan luka dengan kassa yang sudah
dibasahi dengan NaCl dari ujung ke ujung
lainnya dengan sekali usap

Lakukan ulang tindakan pembersihan luka


dengan kassa yang baru, yang sudah di
basahi NaCl
Tutup luka dengan kassa kering dan rekatkan
dengan plester yang sudah di siapkan.
Selanjutnya melepas sarung tangan, dan
mencuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air yang mengalir.

Waalaikumsalam

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai