Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

Oleh :
Tika Gustia Saraswati (2011730109)
Novita Putri Wardhani (2011730157)
Pembimbing :
dr. RR. Dyah Rikayanti N, Sp.KJ

LATAR BELAKANG
Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ke
13 di dunia.
Gangguan psikiatri meningkatkan risiko bunuh diri.
Epilepsi meningkatkan risiko gangguan psikiatri dan
risiko berkembangnya penyakit psikiatri.
Risiko bunuh diri meningkat segera setelah onset
epilepsi dan menurun secara bertahap.
Pada Januari 2008, FDA mengabarkan peringatan
tentang risiko bunuh diri berhubungan dengan obat
antiepilepsi.

TUJUAN
Peneliti menguji hubungan antara obat antiepilepsi
dan kejadian bunuh diri (percobaan bunuh diri dan
bunuh diri), menggunakan data uji klinis di Inggris.

METODE
Sampel :
5.130.795

Tempat :
United Kingdom

Waktu :
1 Juli 1988 31 Maret 2008

Design study :
1.Desctiptive analysis
2.Case control analysis

METODE
Kriteria Inklusi :

Kriteria Eksklusi :

Warga United Kingdom.


Merupakan pasien yang
terdaftar dalam praktek umum
selama minimal 6 bulan selama
periode penelitian.

Mereka yang memiliki riwayat


upaya bunuh diri sebelumnya.
Riwayat bunuh diri di
keluarganya.

PENELITIAN

HASIL
Total pasien yng termasuk dalam penelitian
cohort sebanyak 5.130.795 orang
Total pasien yang difollow up selama bertahuntahun
dilakukannya
penelitian
sebanyak
31.527.585 orang
Pasien yang mencoba bunuh diri sebanyak
8.212 orang, termasuk didalamnya 464 orang
yang benar-benar bunuh diri.

HASIL
Tingkat insiden terkait tindakan bunuh diri diantara pasien
tanpa epilepsi, depresi dan gangguan bipolar yang
tidak menerima obat antiepilepsi sebesar 15,0 per
100.000 orang per tahun.
Yang merupakan pengguna antiepilepsi sebesar 57,9 per
100.000 orang per tahun.
Yang
merupakan
pengguna
obat
antepilepsi
sebelumnya sebesar 32,3 per 100.000 orang per tahun.
Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan
depresi saja, yang tidak menerima obat antiepilepsi
sebesar 129,1 per 100.000 orang per tahun.
Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan
depresi saja, yang menerima obat antiepilepsi sebesar
177,3 per 100.000 orang per tahun.

HASIL
Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan
gangguan bipolar saja, yang tidak menerima obat
antiepilepsi sebesar 215 per 100.000 orang per tahun.
Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan
gangguan bipolar saja, yang menerima obat
antiepilepsi sebesar 441,3 per 100.000 orang per tahun.

Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan


epilesi saja, yang tidak menerima obat antiepilepsi
sebesar 38,2 per 100.000 orang per tahun.
Tingkat insiden tindakan bunuh diri diantara pasien dengan
epilesi saja, yang menerima obat antiepilepsi sebesar
48,2 per 100.000 orang per tahun.

HASIL
Penggunaan obat antiepilepsi saat ini pada pasien tanpa
epilepsi, depresi atau gangguan bipolar berhubungan
dengan peningkatan risiko kejadian bunuh diri.
Pada pasien dengan depresi saja, penggunaan obat
antiepilepsi berhubungan secara signifikan dengan
peningkatan risiko kejadian bunuh diri.

Diskusi
Analisis kumpulan data observasional peneliti
mengkonfirmasi laporan sebelumnya tentang
peningkatan risiko hubungan kejadian bunuh diri
dengan epilepsi, depresi, dan gangguan bipolar.
Peneliti menemukan bahwa pengobatan obat
antiepilepsi tidak ada peningkatan risiko kejadian
bunuh diri pada pasien epilepsi.

Diskusi
Peningkatan risiko bunuh diri meningkat pada
pasien yang menerima obat antiepilepsi untuk
indikasi lain selain epilepsi, gangguan bipolar, atau
depresi.
Pada pasien depresi risiko juga tinggi pada pasien
yang menggunakan obat antiepilepsi dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan.

Diskusi
Dari 142 kasus bunuh diri pada meta-analisis, 4
(2.8%) bunuh diri dan 38 (26.8%) percobaan
bunuh diri.
pada penelitian ini, berdasarkan indikasi untuk
penggunaan obat, menyarankan bahwa penyakit
lebih
penting
daripada
penggunaan
obat
antiepilepsi.

KESIMPULAN
Hasil penelitian kami tidak mendapatkan adanya
hubungan antara obat antiepilepsi dengan kejadian
bunuh diri pada pasien yang menerima obat
antiepilepsi untuk penyakit epilepsi.
Tetapi kami menemukan adanya hubungan antara
current use obat antiepilepsi dan kejadian bunuh
diri pada :
Pasien dengan depresi
Pasien yang tidak memiliki penyakit epilepsi,
depresi dan gangguan bipolar.

Anda mungkin juga menyukai