Anda di halaman 1dari 69

JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


Institut Teknologi Adhi TamaSurabaya. Jl. Arief Rachman Hakim 100Surabaya
60117. Telp (031) 599 7244, (031) 5945043 ext.809,. Fax. (031) 5997244 .

Mata Kuliah:

Materi Kuliah:

DESAIN STRUKTUR
BETON PRATEGANG

MATERIAL DAN
PRINSIP PRATEGANG
Oleh:

Jaka Propika ST.,MT

MATERIAL BETON PRATEKAN

1. BETON
Berbeda dengan beton bertulang, unsur kekuatan menjadi isu utama,
tetapi untuk pratekan masalah prilaku beton atas fungsi waktu sangat
perlu dipahami, ini menyangkut dengan adanya perubahan bentuk
jangka panjang, sekaligus menyangkut kehilangan prategangan
KRITERIA MUTU
20 Mpa < fc < 50 MPa, Normal (NS)
50MPa < fc< 80 MPa, Mutu Tinggi (HSC)
>80 MPa,Mutu Tangat Tinggi (VHSC)
SEBAGAI MATERIAL UTAMA STRUKTUR BETON PRATEKAN, mutu beton
yang sering dipakai 35 < fc < 60 MPa, sdh bergerak kedaerah beton
mutu tinggi.

PERUBAHAN BENTUK BETON


TERDAPAT BEBERAPA JENIS PERUBAHAN BENTUK
BETON YANG PERLU DICERMATI:
1.PERPENDEKAN ELASTIS (c)
2.PERUBAHAN BENTUK LATERAL, DIKAITKAN PADA
KOEFISIEN POISSON (UNTUK BETON NILAINYA
BERKISAR 0,15-0,22)
3.RANGKAK (Cr)
4.SUSUT (sh)

Karakteristik Beton
DIAGRAM PERUBAHAN BENTUK
TEGANGAN-REGANGAN (-)

DETAIL DIAGRAM
TEGANGAN-REGANGAN

SIFAT MEKANIK (-) BETON

MODULUS ELASTISITAS (Ec)

REGANGAN PADA PUNCAK TEGANGAN ( co).

REGANGAN BATAS MAXIMUM ( cul).


TEGANGAN MAXIMUM (cu).

TEGANGAN PADA REGANGAN BATAS( cul)

MODULUS ELASTISITAS (EC)

REGANGAN PADA PUNCAK TEGANGAN


REGANGAN BETON MAKSIMUM (cu)
SNI 03 2847 -2002 menetapkan cu = 0,003 walaupun sesungguhnya cu
sangat tergantung pada mutu beton

Harga regangan beton maksimum (cu)

REGGANGAN BATAS MAXIMUM (cul).

SECARA PERCOBAAN
cul, BERKISAR ANTARA
0,003 S/D 0,008.
RUMUS cul=
CO[1+20/fc]
SNI kita menetapkan
0,003.

DIAGRAM BALOK EKIVALEN

a. Skema penampang balok


b. Diagram c p ; c s
c. Diagram tegangan tekan balok (ideal)
d. Diagram tegangan tekan balok berbentuk blok equivalen, saat keadaan
batas (ultimate)

KONSEP DASAR
Konsep Tegangan Regangan Beton

Rumus-rumus yang harus diingat

jd

.jd

TEGANGAN TARIK

Tegangan tarik beton diperlukan apabila ingin menentukan


kemampuan retak sebuah elemen struktur misal untuk
balok beton prategang
Harga fr = 0,67.fc^0.5 sering dipakai, namum dalam SNI
03 2847 -2002 dari rumus

M cr

fc '
f pe f ci
2

I

y

Nampak saat retak tegangan beton tarik diambil

f c tarik

fc '

Beberapa penetapan harga tegangan tarik beton

Sifat fisik beton


a. Rangkak
Rangkak (creep) pada dasarnya adalah sifat beton yang cenderung
mengalami perpendekan berkelanjutan akibat bekerjanya beban secara terus
menerus.

Gambar 1-23
Diagram beton atas fungsi kecepatan pembebanan (time
dependent)

Sifat fisik beton


b. Susut
Susut adalah perpendekan yang terjadi akibat terjadinya
tegangan pori akibat menguapnya akibat sisa pencampuran
dalam memproduksi beton.

Gambar 1-24
Variasi skematik waktu terhadap regangan rangkak dan susut dari beton

2. Komponen Baja Prategang


POST TENSIONING
Sistem Baja Strand

PENYAMBUNG
(Coupler)

BAJA UNTAIAN
(Wire Strands)

SELONGSONG
(Sheating/ Ducting)

ANGKUR
(Anchorage)

Diameter 13mm (0.5")

Corrugated (Sheating)

Multiplane Anchor MA

Coupler M/ME

Diameter 15mm (0.6")

PE/PP Sheating

Plate Anchorage SD

Coupler R

Plate Anchorage SDR

Coupler P

Plate Anchorage EV

Coupler D

Loop Anchorage HV
Flat Anchorage FA

Karakteristik Baja untaian (Strands Steel)


dibuat dalam satu paket yang disebut coils yang
mempunyai berat sampai dengan 3.5 ton
dibuat dari 7 untaian kawat, yang terdiri dari 1
kawat didalam yang disebut king Wire dan 6
buah yang melilitnya.
Pencegahan dan perawatan terhadap kawat dari
korosi mutlak diperlukan.
Pemesanan kawat dapat dipilih dalam bentuk
sudah digalvanize, sudah atau tanpa lapisan
epoksi tanpa mengurangi kekuatan dari material
baja.
Pencegahan korosi yang maksimum biasanya
digunakan sistem isolasi elektrical dengan
menggunakan lapisan Polyeethylene (PE) atau

Karakteristik Material baja pratekan type Untaian (Wire Strand)

Karakteristik Selongsong (Ducting, Sheating)


Selongsong atau ducting atau sheating berfungsi untuk membuat
rongga sehingga baja prategang dapat dimasukkan dengan mudah dan
dapat dilakukan penarikan tanpa ada hambatan akibat friksi dengan
beton.

1. Selongsong tipe corrugated,

ketebalannya antara 0.25


0.35 mm. berfungsi dalam menciptakan grouting yang akan dilakukan
dapat berkerja dengan baik, sehingga baja strand dapat terhindar dari
korosi dengan baik.

2. Selongsong tipe PE/PP Sheating,

terbuat dari dinding


plastic menjamin untuk ketahanan terhadap korosi dalam jangka
waktu yang cukup lama terutama lingkungan yang sangat agrasive
seperti waste water plan, silo atau tangki untuk cairan asam. Panjang
selongsong ini berkisar antara 4 sd 6m

Selongsong Type Corrugated Sheating


Dimensi Selongsong tipe Corrugated

Selongsong Type PE/PP Sheating

a) Karakteristik Selongsong PE/PP type Bulat (Round duct)

Selongsong Type PE/PP Sheating

b) Karakteristik Selongsong PE/PP type Bulat (flat duct)

Karakteristik Angkur (Anchorages)


dimaksudkan untuk menahan baja prategang yang telah
dilakukan stressing, tipe a.l. :
1. Angkur tipe MA
2. Angkur Plat SD
3. Angkur Plat SDR
4. Mono angkur EV
5. Bond Head Angkur ZF/ZR
6. Loop angkur HV
7. Flat Angkur FA

Angkur tipe MA (Multiplane Anchorage MA)

Biasanya dipakai pekerjaan


balok dan jembatan. Agkur
yang dililitkan pada plate
digunakan untuk
mengantisipasi gaya
membelah akaibat
prestressing. Pemisahan
amtara selongsong dengan
plat akan memudahkan dalam
pemasangan strand setelah
pengecoran beton

Angkur tipe MA (Multiplane Anchorage MA)

Angkur tipe SD/SDR (Plate Anchorage SD)


a) Angkur SD digunakan pada
struktur pelat atau pelat
melintang jembatan, karena
penampangnya yang kecil
sehingga bisa cocok untuk pelat
yang tidak terlalu tebal.
b) Angkur SDR digunakan untuk
pelat dengan lebar yang cukup
besar dan mempunyai mutu
beton yang tidak terlalu tinggi
yaitu sekitar (C20/25 according
to EC2)

Angkur tipe SD/SDR (Plate Anchorage SD)

Angkur tipe EV (Mono Anchorage EV)

Angkur tipe EV hanya


menggunakan satu buah
tendon. Biasanya digunakan
pada struktur pelat atau
pekerjaan struktur lainnya.

Detail daerah pengangkuran


untuk tipe EV didasarkan pada
pertimbangan : pemasangan
dengan jarak tulangan
minimum, dan jarka minimum,
dan beban

Angkur tipe EV (Mono Anchorage EV)

Angkur tipe ZF/ZR (Bond Head Anchorage ZF/ZR)

a)

b)

Pada umumnya digunakan yang sudah fabrikasi, juga


memungkinkan untuk dibuat dilapangan. Untaian kawat dapat
berdeformasi secara plastis untuk menjamin beban saat transfer
sampai beban kapasitas disekitar kepala grouting yang banyak
diaplikasikan untuk beban dinamis.

Angkur Flat tipe HV (Flat Anchorage FA)

Flat Anchorage maksimum berisi 4-0.62" atau 5-0.52" strands


pada satu arah/ plane untuk penyimpangan dalam selongsong
bentuk oval digunakan untuk dipasang pada member seperti pelat
atas dari jembatan box-girder dan plat slab prestress

PENYAMBUNG (COUPLER)
Coupler atau penyambung pada beton pratekan
untuk menyambungkan baja prestress sehingga
didapatkan kesinambungan atau kontinuiti antara
baja prestress yang akan disambung. Jenisnya :
Floating Anchorage Block
Coupler R
Coupler P
Coupler D

Floating Anchorage Block

a)
.

b)
.

Coupler jenis M/E digunakan pada struktur silindrical (misal tangki air,
tangki digestor, pipa dengan ukuran yang besar atau dome dalam
bentuk shell) yang membutuhkan posttensioning berbentuk
circumferential. Angkur tendon terdiri dari sebuah blok angkur dengan
lubang pada kedua ujungnya untuk memasukkan pelumas dan
selongsong dari tendon. Strand biasanya overlap pada blok angkurnya
dan menggunakan prinsip seperti avelappingnya ikat pinggang. Ringtendon adalah sangat kompak dan membutuhkan tempat/ pocket
yang sangat kecil sekali.

Penyambung jenis R (Coupler R)

Coupler jenis R dirancang untuk menggabungkan suatu tendon


yang sudah terpasang. Coupler ini terdiri dari batang angkur
multiplane dan ujung coupler adalah merupakan tendon strand
yang di overlapping. Strand yang kontinyu dapat dipasang
secara mudah dan kontinyu.

Penyambung jenis P (Coupler P)

Coupler P terdiri dari bentuk angkur multiplane, sayap pelat and ring
coupler menerima strand yang menerus dengan anchorages swaged
sebagai pengganti wedges. Untuk suatu struktur yang mirip untuk
coupler R maka kedua coupler tersebut dapat dipakai sebagai alternatif

Penyambung jenis D (Coupler D)

Untuk struktur dengan tendon yang panjang tanpa prategang,


misalnya konstruksi jembatan segmental, maka penggunaan
coupler D adalah sangat tepat. Splice chuck terdiri dari dua
spring-loaded wedges yang menghubungkan 2 strand secara
individu

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG

Menurut:
LIN.T.Y. [4]
1.Prestressing to Transform
Concrete into an Elastic Material.
2.Prestressing for combination of
Hight-Strength Steel with Concrete.
3.Prestressing to Achieve Load Balancing.

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


PRINSIP PERTAMA
Prinsip analisa tegangan elastis
F
N

Analisa Tegangan Elastis


+

Untuk balok prategang N harus diadakan F

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Contoh Soal Analisa Prinsip Pertama

Skema balok dan diagram momen lenturnya

F
h

L=8m

Mmax = 1/8 ql2

b
Potongan Balok

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Analisa tegangan dan diagramnya Tengah bentang
4

F/A

0
F/A +
MDL/w

MDL/w

Analisa tegangan dan diagramnya Seperempat bentang


7

4
F/A

3
MDL/w

1
F/A +
MDL/w

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Untuk meningkatkan kemampuannya (lihat/ ingat definisi beton prategang)
direkayasalah balok tersebut
c.g.c
F
c.g.s

L=8m
Skema balok

h = 300 mm

b = 200 mm
Potongan Balok

Letak cgs digeser (eksentris) ke bawah untuk mengantisipasi beban


yang akan terjadi e=100mm

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Dengan cara yang sama diagram tegangan
dapat digambar sebagai berikut
Pada Tengah Bentang

4
F/A

4
MDL/A

8
Fe/w

8
F/A + MDL/A + Fe/w

Dari analisa tegangan diperoleh bahwa balok masih mampu menerima


beban luar, sebesar MLL = . w . W LL = 3 kN/m

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Pada Seperempat Bentang
3

-1

4
F/A

4
MDL/A

4
Fe/w

4
F/A + MDL/A + Fe/w

Terjadinya tegangan tarik, setelah dicermati ternyata akibat dari antisipasi beban yang
terjadi tidak akurat. Bentuk bidang momen yang berbentuk parabola harus diatisipasi
pula dengan e yang berbentuk mengantisipasi bidang momen (beban yang terjadi)

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Skema balok

c.g.c
F

c.g.s

L = 8 m

Mx

Bentuk ideal eksentritas egs. Untuk beban terbagi rata

1
1
ql x q ( x) 2
2
2
1
M x q lx x 2
2
Mx

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG


Bentuk ini dapat dibuat menjadi
X = L

y = ax2 + bx + c
4 fx l x
y
l2

y f f focus parabola e e 100 mm


y 75 mm e 1 75 mm

1 2
ql
8
1 q l x2
y
x
f
2

4f
y

1
1
l l l
2
2
l2

X = L

4.100.2000. 8000 2000


8000 2

PRINSIP UMUM BETON PRATEGANG

Diagram Tegangan
3

+
4

10

+
3

Diagram tegangan di l

PRINSIP KEDUA

C
Z
T

As

C
a
T

Perbandingan antara balok beton bertulang dengan pratekan

Kedua balok untuk mengimbangi beban luar menggunakan keseimbangan

C=T
Mluar = Mdalam

Mdalam = C . Z (beton bertulang)


= C . a (beton prategang)

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai