Anda di halaman 1dari 35

REFERAT

Radikulopati Lumbal

Oleh :
RADIAN RENDRA TUKAN
1102012222

Dokter Pembimbing:
dr. Sofie Minawati, SpS

KEPANITERAAN KLINIK
STASE NEUROLOGI
PERIODE 24 OKTOBER 2016 25 NOVEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PENDAHULUAN
Radikulopati lumbal sering
juga
disebut
Skiatika.
Radikulopati adalah suatu
keadaan yang berhubungan
dengan gangguan fungsi dan
struktur radiks akibat proses
patologis
yang
dapat
mengenai satu atau lebih
radiks saraf dengan pola
gangguan
bersifat
dermatomal.

Radikulopati
lumbal
merupakan
bentuk
radikulopati
pada
daerah
lumbal yang disebabkan oleh
iritasi atau kompresi dari
radiks saraf lumbal. Pada
radikulopati lumbal, keluhan
nyeri punggung bawah (low
back pain) sering didapatkan.

ANATOMI VERTEBRA

ETIOLOGI

Inflamasi
Degeneratif
Kompresi

KOMPRESI
Hernia
nucleus
pulpossus
Stenosis
lumbal

Fraktur
kompresi

Spondilitis
Tuberculosa

Spondilolit
esis

Skoliosis

Spondilosis

Hernia Nucleus Pulposus

HNP adalah turunnya kandungan


annulus
fibrosus
dari
diskus
intervertebralis pada spinal canal
atau rupture annulus fibrosus
dengan tekanan dari nucleus
pulposus
yang
menyebabkan
kompresi pada element saraf.

Patofisiologi HNP
Faktor
risiko

Nukleus
pulposus
mengalami
herniasi
melalui
annulus
fibrosus
yang robek

Herniasi
diskus
subligamen
tus

Herniasi
diskus
fragmen
bebas

Diskusi
ekstruks
i

Gejala dan
tanda
Reffered pain
Nyeri radikuler

Protrusio
diskus

Fraktur Kompresi Lumbal


Pada fraktur yang bersifat kompresif,
bila terjadi penekanan pada radiks
atau penyempitan pada foramen
intervertebral yang dapat mengenai
satu atau lebih radiks saraf akan
menimbulkan defisit neurologi.

Trauma tidak
langsung
Penyebab
Trauma
langsung

Mengangkat
beban
osteoporosis,
penderita
tumor dan
infeksi.
pada
kecelakaan
lalu lintas,
jatuh dari
ketinggian

Skloliosis

Skoliosis umumnya terjadi


pada orang dewasa dengan
keluhan utama nyeri
punggung. Keadaan ini sering
berhubungan dengan
lengkungan lumbal dan
torakolumbal. Nyeri tersebut
disebabkan oleh adanya
proses degeneratif pada sendi
faset lengkungan itu sendiri.

Spondilosis

Spondilosis
merupakan
penyakit degeneratif pada
tulang belakang. Bila usia
bertambah maka akan terjadi
perubahan degeneratif pada
tulang belakang, yang terdiri
dari dehidrasi dan kolaps
nukleus
pulposus
serta
penonjolan ke semua arah
dari annulus fibrosus.

Annulus mengalami kalsifikasi dan


perubahan hipertrofik terjadi pada
pinggir tulang korpus vertebra,
membentuk osteofit atau spur atau
taji. Dengan penyempitan rongga
intervertebra, sendi intervertebra
dapat mengalami subluksasi dan
menyempitkan
foramina
intervertebra, yang dapat juga
ditimbulkan oleh osteofit.

Spondilolitesis

Spondilolistesis adalah pergeseran ke


arah depan dari satu korpus vertebra
terhadap
korpus
vertebra
dibawahnya. Yaitu suatu kondisi
dimana bagian posterior unit vertebra
menjadi
terpisah,
menyebabkan
hilangnya kontinuitas antara prosesus
artikularis superior dan inferior.

Gejala paling sering adalah nyeri


punggung bawah, biasanya dimulai
pada usia yang lebih dini dan
perlahan-lahan
memburuk,
yang
diperkuat oleh gerakan ekstensi.
Tetapi, nyeri dapat timbul mendadak
bila ada cedera. Nyeri tungkai akibat
kompresi radiks saraf kurang sering
ditemukan. Bila deformitas berat
maka kauda ekuina dapat terkena
kompresi.

Grade spondilolitesis

Spondilitis Tuberculosis
Spondilitis tuberculosa
adalah infeksi yang
sifatnya kronis berupa
infeksi granulomatosis
di
sebabkan
oleh
kuman spesifik yaitu
mycubacterium
tuberculosa
yang
mengenai
tulang
vertebra. Spondilitis TB
disebut juga penyakit
Pott
bila
disertai
paraplegi atau defisit
neurologis.

Klasifikasi berdasarkan letak


Peridiskal/
paradiskal

Infeksi pada daerah yang bersebelahan dengan diskus (di area


metafise di bawah ligamentum longitudinal anterior / area
subkondral).

Sentral

Infeksi terjadi pada bagian sentral korpus vertebra. Keadaan ini


sering menimbulkan kolaps vertebra lebih dini.

Anterior

Atipikal

Infeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari


vertebra di atas dan dibawahnya. Gambaran radiologisnya
mencakup adanya scalloped karena erosi di bagian anterior dari
sejumlah vertebra (berbentuk baji).
Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus
primernya tidak dapat diidentifikasikan.

Stenosis Spinal
Stenosis
spinal
merupakan
penyempitan
kanal
medulla
spinalis yang mungkin terjadi
secara kongenital atau menyempit
karena
penonjolan
annulus,
hipertrofi
sendi
faset,
atau
ligamen
longitudinal
posterior
yang
tebal
atau
mengeras,
sehingga menekan saraf yang
mengandung beberapa radiks.
Penyempitan kanalis lumbalis
dapat disebabkan oleh pedikel
yang
pendek
karena
kongenital, lamina dan sendi
faset
yang
tebal,
kurva
skoliosis,
dan
lordotik.
Kebanyakan kasus merupakan
idiopatik dan sering terjadi
pada usia pertengahan dan
usia tua.

INFLAMASI

Guillain Barre
syndrome

Guillain Barre Syndrome

Guillain Barre syndrome ( GBS ) adalah suatu kelainan


autoimun manusia yang menyerang bagian dari susunan
saraf tepi dirinya sendiri dengan karekterisasi berupa
kelemahan atau arefleksia dari saraf motorik yang sifatnya
progresif. Kelemahan dan paralisis yang terjadi pada GBS
disebabkan karena hilangnya myelin, material yang
membungkus saraf (Demyelinisasi).

DEGENERATIF

Diabetes
Millitus

Diabetes Millitus
Pasien DM merupakan predisposisi dari
berbagai macam gangguan saraf perifer
berupa peripheral neuropathy yang
cenderung progresif dan ireversibel.
Keluhan pada pasien DM terutama ialah
polineuropati distal sensoris yang simetris.

Patofiologi
Jalur poliol
Produk
Akhir
Glikasi
Lanjut
Stress
Oksidatif

Glukosa ekstra masuk ke dalam proses jalur poliol


sorbitol dan fruktosa oleh enzim aldosa reduktase dan
sorbitol dehidrogenase myoinositol saraf berkurang,
menurunkan aktivitas membran Na++/ K++-ATPase,
mengganggu
transportasi
aksonal,
dan
terjadi
gangguan struktural saraf potensial aksi menjadi
abnormal.
Reaksi nonenzimatik dari glukosa berlebih dengan
protein, nukleotida, dan hasil lipid pada produk akhir
glikasi lanjut (AGE) mengganggu integritas neuronal
dan
mekanisme
perbaikan
melalui
gangguan
metabolisme sel saraf dan transportasi aksonal.

Kerusakan langsung pada pembuluh darah yang


menyebabkan iskemia saraf dan memfasilitasi dari
reaksi AGE.

MANIFESTASI KLINIS
Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah
parasentral dekat vertebra hingga ke arah ekstremitas.

Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.


Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia) di
permukaan kulit sepanjang distribusi dermatom radiks yang
bersangkutan.
Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan. Refles tendon pada daerah yang dipersarafi
radiks yang bersangkutan menurun atau bahkan menghilang.

DIAGNOSIS

Pemeriksaan
fisik

Motorik dan sensorik

Refleks fisiologis dan


patologis
Tes Lasegue (Straight
Leg Raising Test
Variasi Tes Lasegue
(Bragards Sign,
Spurlings Sign)
Tes Lasegue Silang
atau OConell Test

Nerve Pressure Sign

Naffziger Tests

Pemeriksaan
penunjang

Radiografi atau
Foto Polos
Roentgen
CT-Scan
MRI
Myelography
Nerve
Conduction
Study (NCS)
Electromyograp
hy (EMG)

TATALAKSANA
FARMAKOLOGI

Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri


berat), injeksi epidural.
Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau
sangat diperlukan).

NONFARMAKOLO
GI

Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan


berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal
(terapi panas dan dingin), masase, traksi (tergantung
kasus), alat bantu (antara lain korset, tongkat).
Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur,
modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi
vokasional, pengaturan berat badan, posisi tubuh dan
aktivitas.

INVASI NON
BEDAH

Blok saraf dengan anestetik lokal.


Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk
mengurangi
pembengkakan
edematous
sehingga
menurunkan kompresi pada radiks saraf.

BEDAH

Anda mungkin juga menyukai