Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH ABU VULKANIK

DI GUNUNG BERAPI
TERHADAP KEsUBURAN
TANAH

Oleh Kelompok 3
Manaek Simarmata
Maulida Silvia Tara
Krishnayana Budi Pratama
M.Faizal A.M.
Agung Firmansyah

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

125040201111267
145040200111088
145040201111182
145040207111003
145040207111108

Latar Belakang
Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat
terjadi letusan. Secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas silika.

Abu vulkanik akan melapuk menjadi bahan induk tanah dan selanjutnya akan mempengaruhi sifat dan
ciri tanah yang akan terbentuk. Sifat-sifat tanah yang dipengaruhi yaitu sifat fisik, kimia, serta biologi
tanah

Pembahasan

Tanah vulkanis dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi yang meletus.
Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahan mineral.
Lapisan tanah yang dilapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral dan
bisa menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.
Namun, jika tanah vulkanis diberi tambahan pupuk organik atau kotoran hewan,
kondisinya akan semakin prima

Secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas Silika. Bahan letusan gunung api yang
berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api, klastik = bongkahan).
Bahan padatan ini berdasarkan diameter partikelnya terbagi atas debu vulkan (< 0.26 mm)
yang berupa bahan lepas dan halus, pasir (0.25 4 mm) yang lepas dan tumpul, lapilli
atau little stone (4 32 cm) yang berbentuk bulat hingga persegi dan bom (> 32 mm)
yang bertekstur kasar. Batuan hasil erupsi gunung api berdasarkan kadar silikanya dapat
dikelompokkan menjadi batu vulkanis masam (kadar SiO2> 65%), sedang (35
65%) dan basa / alkali (<35%).

Abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman
dengan komposisi total unsur tertinggi yaitu Ca, Na, K dan Mg, unsur makro lain
berupa P dan S, sedangkan unsur mikro terdiri dari Fe, Mn, Zn, Cu. Mineral
tersebut berpotensi sebagai penambah cadangan mineral tanah, memperkaya
susunan kimia dan memperbaiki sifat fisik tanah sehingga dapat digunakan
sebagai bahan untuk memperbaiki tanah-tanah miskin hara atau tanah yang
sudah mengalami pelapukan lanjut

Pengolahan tanah diperlukan untuk memecahkan lapisan atas yang banyak mengandung
kadar air. Cara ini sangat efektif apabila dilakukan sampai kedalaman >30cm. Hal ini
untuk memperbaiki permeabilitas dan pori aerasi tanah. Kaidah konservasi tanah dengan
sistim pengolahan tanah inilah yang harus dilakukan untuk mempercepat perbaikan lahan.

Remediasi/Penanganan lahan Setelah Letusan gunung berapi adalah kegiatan


untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in-situ (atauon-site) dan ex-situ (atauoff-site).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai