Anda di halaman 1dari 22

PRESENTASI JURNAL

KELOMPOK EBD 2.1


A Conservative Esthetic
Rehabilitation of Complicated
Tooth Fracture: Two Case Reports
Ramugade MM, Chandwani ND, Sapkale KD, Metkari SS. A
Conservative Esthetic Rehabilitation of Complicated Tooth
Fracture: Two Case Reports. Int J Prosthodont Restor Dent
2013;3(3):96-100.

PENGANTAR
Gigi insisiv RA
sering terlibat trauma fraktur
memiliki nilai estetik & fungsional
perawatannya
menjadi
perhatian
bagi
pasien & dokter gigi
Perawatan gigi insisiv yg fraktur
komposit,
laminasi,
mahkotaestetik,
reattachment fragment fraktur

. Reattachment
fragmen
dianggap
paling
konservatif, alami, dan merupakan pendekatan
estetika
. Reattachment
fragmen
menjadi
perawatan jika :
- fragmen gigi utuh
- kondisi sisa struktur gigi baik

pilihan

. Keberhasilan
reattachment
fragmen
tergantung :
- Waktu terjadinya fraktur dgn perawatan
gigi singkat
- Kerjasama pasien
- Keterampilan dokter gigi dlm seleksi kasus

LAPORAN KASUS 1

#

25 th
Anamnesa :
Riwayat jatuh 1 minggu yg lalu
Mengeluh nyeri pd gigi 42 moderat

# Pemeriksaan klinis :
Perkusi (+) pd gigi 42
Complicated crown-root fracture meluas
ke subgingiva pd disto bukal serta msh
melekat dgn gingival attachment dan
gingival labil

#
# Pemeriksaan radiografi
- Garis fraktur yang melibatkan pulp dan pelebaran
ruang periodontal pada gigi 42

PROBLEM
Bagaimanakah penatalaksanaan
complicated crown-root fracture
pada gigi insisiv rahang bawah
dengan kondisi fragmen gigi
masih utuh ???

INTERVENTION
1. Inform concent
2. Anastesi lokal
3. Fragmen mahkota gigi 42 dilepaskan dari
gigi

4. Fragmen
disimpan
fisiologis

dlm

larutan

garam

5. Pada pemeriksaan klinis menyeluruh, PSA


disarankan utk gigi 42
5. Penentuan
beberapa
opsi
perawatan
fungsional + estetik :
1. Reattachment dari fragmen fraktur atau
2. Estetika veneer atau
3. Pasak-inti dan mahkota
7. PSA one visit pd gigi 42 dgn teknik crown
down
dan
dilanjutkan
dgn
obturasi
kondensasi
lateral
menggunakan
resin
sealer + guttap

8. Gingivektomi
dgn
menggunakan
laser
jaringan lunak YSGG panjang gelombang
2790nm
9. Permukaan cemental yg kasar dihaluskan
dgn menggunakan bur finishing komposit
10.Ruangan
utk
pasak
intraradikuler
dipersiapkan
dan
grooving
dentin
dilakukan pd fragmen fraktur
11.Dilakukan etsa asam dgn menggunakan
phosporic acid 37% pd fragmen fraktur,
sisa
struktur
gigi,
&
ruangan
intraradikuler

12.Pembilasan
lalu
dilanjutkan
bonding dan prosedur light cure
13.Ruangan pasak
cure resin

diisi

luting

aplikasi

semen

dual

14.Posisi fragmen ditentukan dgn tepat lalu


ditekan
serta
kelebihan
semen
harus
segera dibersihkan
15.Dilakukan light cure 20 detik di setiap
permukaan
sambil
dicek
ada
tidaknya
displacement
dari
fragmen
sebelum
polimerisasi sempurna

16.Dilakukan finishing pd daerah margin dgn


Sof-lex disc
17.Oklusi dievaluasi dan disesuaikan
18.Pasien diinstruksikan utk menghindari
beban fungsional yg berat pada gigi tsb
dan menjaga kebersihan mulut yang tepat.
19.Pasien dijadwalkan
kemudian

kontrol

minggu

OUTCOME
Penatalaksanaan complicated
crown-root fracture pada gigi
insisiv rahang bawah dengan
kondisi fragmen gigi masih utuh
dapat dilakukan dengan prosedur
PSA one visit dan dilanjutkan
dengan pemasangan pasak fiber
serta reattachment fragmen gigi

LAPORAN KASUS 2
37 th
# Anamnesa :
Terbentur palu di daerah wajah sekitar
2 jam sebelumnya
Mengeluh sangat nyeri pd gigi 11
Fragmen gigi disimpan di dalam air
# Pemeriksaan klinis :
Gigi
11
fraktur
pulpa
terbuka
sepertiga servikal
Laserasi & perdarahan pd bibir atas

pd

# Pemeriksaan radiografi
- mahkota fraktur yang
gigi 11

melibatkan

pulpa

PROBLEM
Bagaimanakah penatalaksanaan
fraktur pulpa terbuka pada gigi
insisiv rahang atas dgn kondisi
fragmen gigi masih utuh ???

INTERVENTION
1. Diskusi rencana perawatan
2. Inform consent
3. Fragmen gigi disimpan ke dalam larutan saline
4. Anastesi lokal
5. PSA one visit pd gigi 11
6. Ruangan utk pasak
pasak disesuaikan

dipreparasi

dan

panjang

7. Fragmen gigi dipreparasi utk menyediakan


tempat
bagi
pasak
khususnya
bagian
koronal
8. Pasak fiber direkatkan dengan menggunakan
luting semen dual cure resin
9. Fragmen gigi dikembalikan ke posisi alami
dengan tekanan kuat

10. Oklusi dievaluasi dan disesuaikan


11. Pasien diinstruksikan kontrol 1 minggu
kemudian dan menjaga kebersihan mulut

OUTCOME
Penatalaksanaan fraktur pulpa
terbuka pada gigi insisiv rahang
atas dgn kondisi fragmen gigi
masih utuh dapat dilakukan dengan
prosedur PSA one visit dan
dilanjutkan dengan pemasangan
pasak fiber serta reattachment
fragmen gigi

COMPARISON
LAPORAN KASUS 1

LAPORAN KASUS 2

complicated crown-root
fracture

fraktur pulpa terbuka


PSA one visit

PSA one visit


Pemasangn pasak fiber
Pemasangn pasak fiber
Reattachment fragment
Reattachment fragment

Anda mungkin juga menyukai