page 1
II
III
IV
Psl 1
Psl 2-10
Psl 12-17
Psl 18-24
Psl 25-27
Ketentuan
umum
NPWP, Pengukuhan
PKP, SPT, an Cara
membayar
Penetapan dan
Ketetapan Pajak
Penagihan pajak
Keberatan dan
Banding
KUP B
VI
VII
VIII
IX
XI
Psl 28-31
Psl 32-37
Psl 38-43A
Psl 44-44B
Psl 45-47A
Psl 48-49
Pembukuan dan
Pemeriksaan
Ketentuan
Khusus
Ketentuan Pidana
Penyidikan
Ketentuan
Peralihan
Ketentuan
Penutup
page 2
PENAGIHAN PAJAK
page 3
SANKSI BUNGA
Pasal 19 ayat (1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SKPKB;
SKPKBT;
SK PEMBETULAN;
SK KEBERATAN;
PUTUSAN BANDING;
PUTUSAN PENINJAUAN
KEMBALI,
APABILA
yang MENYEBABKAN
PAJAK yang KURANG
DIBAYAR BERTAMBAH
page 6
page 7
Angsuran atau penundaan pembayaran setelah 9 hari kerja sebelum jatuh tempo
harus memberikan jaminan berupa garansi bank
Permohonan Angsuran/Penundaan 9
hari sebelum jatuh tempo
UTANG PAJAK & BIAYA
PENAGIHAN LUNAS
Langsung,Pos,
Ekspedisi/kurir
dgn bukti kirim
SPPSS
Piutang pajak
yang dapat
ditagih
7 hari
SURAT
TEGURAN
21 hari
2X24 jam
SPMP/
PENYITAAN
SP
PUTUSAN PENGADILAN
PENCABUTAN
SITA
PARATE EXECUTIE
DIBERITAHUKAN OLEH JURUSITA
PAJAK
DIBUAT BAP SP
JURUSITA + 2 SAKSI
BAP SITA
BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK
BRG YG DISITA DILARANG:
DIPINDAHTANGANKAN
DISEWAKAN
DIPINJAMKAN
DISEMBUNYIKAN
DIHILANGKAN
DIRUSAK
14 hari
Barang Bergerak
1X
PENGUMUMAN
LELANG
14 hari
Barang Tdk
Bergerak
2X
PELAKSANAAN
LELANG
Oleh KPKLN
PENGUMUMAN DI
MEDIA MASA
PEMBLOKIRAN
PENCEGAHAN
PENYANDERAAN
SYARAT:
Angsuran atau penundaan pembayaran dikenakan sanksi bunga Pasal 19 ayat (2) UU KUP
sebesar 2% (dua persen) per bulan
page 8
1 bln
7 hari
Jatuh Tempo
Ketetapan
Pajak
2x24jam
Surat
Tegoran
(Psl 8(2))
14 hari
SPMP
(psl12-24)
Surat
Paksa
(Psl 7-11)
14 hari
Penjualan
Lelang
(Psl 27-28)
Pengumuman
Lelang
(Psl 25-26)
Cegah - Sandera
(Pasal 29-36)
Ketetapan
Pajak
21 hari
Penagihan Aktif
(58 hari)
Penagihan
Persuasif
page 9
SURAT PAKSA
Pasal 1 Angka 21
UTANG PAJAK
dan
page 10
STP;
SKPKB;
SKPKBT;
SK PEMBETULAN;
SK KEBERATAN;
PUTUSAN BANDING;
PUTUSAN PENINJAUAN
KEMBALI
MENYEBABKAN
JUMLAH PAJAK
yang MASIH
HARUS DIBAYAR
BERTAMBAH
page 11
page 12
PENAGIHAN
SEKETIKA DAN SEKALIGUS
Pasal 20 Ayat (2)
DILAKUKAN APABILA:
Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selamalamanya atau berniat untuk itu;
Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau
dikuasai dalam rangka mengecilkan atau menghentikan kegiatan
perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;
Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan
membubarkan usaha, menggabungkan atau memekarkan usaha,
atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang
dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga,
atau terdapat tanda-tanda kepailitan.
page 13
HAK MENDAHULU
Pasal 21 Ayat (1) dan (2)
(1) NEGARA MEMPUNYAI HAK MENDAHULU untuk UTANG
PAJAK atas BARANG-BARANG MILIK PENGANGGUNG
PAJAK;
(2) Ketentuan pada ayat (1) meliputi :
a. POKOK PAJAK,
b. SANKSI ADMINSTRASI berupa :
- BUNGA,
- DENDA, dan
- KENAIKAN,
c. BIAYA PENAGIHAN PAJAK.
page 14
DILARANG MEMBAGIKAN
HARTA KEPADA PEMEGANG SAHAM
Pasal 21 ayat (3a)
DALAM HAL WAJIB PAJAK DINYATAKAN
PAILIT, BUBAR atau DILIKUIDASI
maka
ORANG/BADAN yang DITUGASI untuk MELAKUKAN
PEMBERESAN,
DILARANG UNTUK
MEMBAGIKAN HARTA WAJIB PAJAK DALAM PAILIT,
PEMBUBARAN atau LIKUIDASI
KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU KREDITUR LAINNYA
SEBELUM MENGGUNAKAN HARTA TERSEBUT UNTUK
MEMBAYAR UTANG PAJAK WAJIB PAJAK TERSEBUT.
page 15
5 (LIMA)
MELAMPAUI WAKTU
TAHUN SEJAK TANGGAL DITERBITKAN :
yang MENYEBABKAN
JUMLAH PAJAK yang HARUS DIBAYAR BERTAMBAH
page 16
page 17
page 18
DALUWARSA TERTANGGUH
Pasal 22 Ayat (2)
page 19
PENANGGUNG PAJAK
Pasal 1 Angka 28
page 20
page 21
page 22
KEBERATAN
page 23
KEBERATAN
Pasal 25 ayat (1)
WAJIB PAJAK DAPAT MENGAJUKAN KEBERATAN
HANYA KEPADA DIREKTUR JENDERAL PAJAK atas SUATU:
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB); atau
5. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
page 24
SYARAT-SYARAT KEBERATAN
Pasal 25 ayat (2) dan (3)
page 25
MELUNASI PAJAK
DALAM RANGKA KEBERATAN
Pasal 25 ayat (3a)
DALAM HAL WAJIB PAJAK
MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS
SURAT KETETAPAN PAJAK,
WAJIB PAJAK WAJIB MELUNASI PAJAK
YANG MASIH HARUS DIBAYAR,
PALING SEDIKIT
SEJUMLAH YANG TELAH DISETUJUI WAJIB PAJAK
DALAM PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN,
SEBELUM
SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN.
page 26
PERSYARATAN MENGIKAT
DALAM PENGAJUAN KEBERATAN
Pasal 25 ayat (4)
KEBERATAN YANG
TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN
BUKAN
MERUPAKAN SURAT KEBERATAN
SEHINGGA
TIDAK DIPERTIMBANGKAN.
page 27
page 28
page 29
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN.
page 30
JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN KEBERATAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (7),
page 31
DIKURANGI DENGAN
PAJAK YANG TELAH DIBAYAR
SEBELUM MENGAJUKAN KEBERATAN.
page 32
TIDAK DIKENAKAN.
page 33
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 26
(1) Paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat keberatan
diterima Dirjen Pajak harus memberi keputusan atas keberatan
yang diajukan;
(2) Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat
menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis;
(3) Keputusan Dirjen Pajak atas keberatan dapat berupa
mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah
besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar;
(4) Dalam hal WP mengajukan keberatan sbgmn dimaksud Pasal 13
ayat (1) huruf b dan huruf d, WP ybs harus dapat membuktikan
ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut;
(5) Apabila jangka waktu sbgmn dimaksud pada ayat (1) telah
terlampaui dan Dirjen Pajak tidak memberi keputusan, keberat an
yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
page 34
page 35
BANDING
page 36
BANDING
Pasal 27 ayat (1)
PERMOHONAN BANDING
HANYA KEPADA
page 37
PUTUSAN PENGADILAN
Pasal 27 ayat (2)
page 38
SYARAT PERMOHONAN
BANDING
Pasal 27 ayat (3)
PERMOHONAN DIAJUKAN :
1. SECARA TERTULIS DALAM BAHASA INDONESIA;
2. DENGAN ALASAN YANG JELAS;
3. PALING LAMA 3 (TIGA) BULAN SEJAK SURAT
KEPUTUSAN KEBERATAN DITERIMA; dan
4. DILAMPIRI DENGAN SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN.
page 39
KETERANGAN TERTULIS
Pasal 27 ayat (4a)
WAJIB
MEMBERI KETERANGAN SECARA TERTULIS
HAL-HAL YANG MENJADI DASAR
SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN YANG DITERBITKAN
page 40
JANGKA WAKTU
PELUNASAN PAJAK
Pasal 27 ayat (5a)
DALAM HAL WAJIB PAJAK
MENGAJUKAN BANDING,
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK
ATAS JUMLAH PAJAK YANG BELUM DIBAYAR
PADA SAAT PENGAJUAN KEBERATAN,
TERTANGGUH
SAMPAI DENGAN 1 (SATU) BULAN SEJAK
TANGGAL PENERBITAN PUTUSAN BANDING.
page 41
JUMLAH PAJAK
YANG BELUM DIBAYAR PADA SAAT
PENGAJUAN PERMOHONAN BANDING
sebagaimana dimaksud pada ayat (5a),
page 42
BELUM MERUPAKAN
PAJAK YANG TERUTANG
Pasal 27 ayat (5c)
page 43
SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA DENDA
Pasal 27 ayat (5d)
page 44
IMBALAN BUNGA
Pasal 27A ayat (1)
Apabila pengajuan KEBERATAN, permohonan BANDING, atau
permohonan PENINJAUAN KEMBALI DIKABULKAN
SEBAGIAN atau SELURUHNYA, dalam :
page 45
PENGHITUNGAN
IMBALAN BUNGA
Pasal 27A ayat (1) huruf a dan b
page 46
IMBALAN BUNGA
atas SURAT KEPUTUSAN
Pasal 27A ayat (1a) huruf a, b, dan c
a.
b.
c.
page 47
IMBALAN BUNGA
atas SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 27A ayat (2)
page 48
PEMERIKSAAN
page 49
PEMERIKSAAN
Pasal 1 Angka 25
page 50
page 51
page 54
KERAHASIAAN WP DITIADAKAN
dalam rangka PEMERIKSAAN
Pasal 29 ayat (4)
page 55
PENYEGELAN
Pasal 30 ayat (1)
page 56
page 57
page 59
page 60
page 61
PERSYARATAN KUASA
Pasal 32 ayat (3a)
page 62
PENGERTIAN PENGURUS
Pasal 32 ayat (4)
page 63
page 64
KEWAJIBAN MERAHASIAKAN
DITIADAKAN
Pasal 35 ayat (2)
page 65
WAJIB MEMBERIKAN
DATA dan INFORMASI
Pasal 35A ayat (1)
page 66
page 67
page 68
PENGAJUAN PERMOHONAN
Pasal 36 ayat (1a) dan (1b)
page 69
KEPUTUSAN PERMOHONAN
Pasal 36 ayat (1c) dan (1d)
page 70
KETERANGAN TERTULIS
Pasal 36 ayat (1e)
page 71
page 72
page 73
ALPA
Pasal 38
page 74
SENGAJA
Pasal 39 ayat (1)
page 75
SENGAJA
Pasal 39 ayat (1)
g. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di
Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan
buku, catatan, atau dokumen lain;
h. tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi
dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yg dikelola
secara elektronik atau diselenggarakan secara program
aplikasi on-line; atau
i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara dipidana dengan PIDANA PENJARA paling singkat 6
bulan dan paling lama 6 tahun dan DENDA paling sedikit 2
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
page 76
page 77
PERCOBAAN
Pasal 39 ayat (3)
Setiap orang yang melakukan PERCOBAAN untuk melakukan
tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak
NPWP atau Pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dalam
rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan
kompensasi pajak atau pengkreditan pajak,
DIPIDANA dengan PIDANA PENJARA paling singkat 6 bulan
dan paling lama 2 tahun dan DENDA paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau
pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah
restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau
pengkreditan yang dilakukan.
page 78
SENGAJA
Pasal 39A
Setiap orang yang dengan SENGAJA:
a. menerbitkan dan/atau menggunakan FAKTUR PAJAK, bukti
pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti
setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang
sebenarnya; atau
b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
dipidana dengan PIDANA PENJARA paling singkat 2 tahun dan
paling lama 6 tahun serta DENDA paling sedikit 2 kali jumlah
pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling
banyak 6 kali jumlah pajak dalam faktur pajak,
bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau
bukti setoran pajak.
page 79
SENGAJA TIDAK
MEMBERI KETERANGAN
Pasal 41A
page 80
SENGAJA MENGHALANGI
PENYIDIKAN
Pasal 41B
page 81
page 82
page 83
page 84
MENYALAHGUNAKAN
DATA dan INFORMASI
Pasal 41C ayat (4)
page 85
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal II
page 86