PENUTUPAN
KOLOSTOMI :
BAGAIMANA
MENCEGAH
KOMPLIKASI
Abstrak
Tujuan
Pendahuluan
Kolostomi operasi yang sering dilakukan pada pembedahan anak
(malformasi anorektal dan penyakit hirschprung) dapat
menimbulkan morbiditas dan mortalitas.
Berdasarkan literature terbukanya anastomosis setelah penutupan
kolostmi pada populasi pediatrik frekuensinya mulai dari 0 hingga
12.5%; dan infeksi luka 0.4 hingga 45%. Komplikasi lainya misalnya
perdarahan, striktur anastomosis, dan kematian telah dilaporkan.
Pada review ini persiapan rutin preoperatif, intraoperatif, dan
postoperatif kami untuk penutupan kolostomi. menekankan pada
tehnik pembedahan, berperan penting untuk tingkat morbiditas
yang rendah.
Metode
Metode :
Protokol Penutupan Kolostomi
Perioperatif
Intraoperatif
Postoperatif
Gambar 1
Jahitan silk multipel pada
jembatan mukokutaneus yang
memicu traksi yang seragam,
garis dott menunjukkan insisi
berbentuk bulat panjang (elips).
Pembukaannya dilakukan lapis
demi lapis.
Gambar 2
Bersihkan ujung-ujung
stoma, persiapan untuk
anastomosis.
Gambar 3
Anastomosis dua lapis: a)
lapisan eksternal dari dinding
posterior, b) lapisan internal
dari dinding posterior, c)
lapisan internal dari dinding
anterior, d) lapisan eksternal
dari dinding anterior.
Gambar 4
Luka
yang
sudah
tertutup. Yang dilapisi
dengan colodium.
Gambar 5
Diagram artistik dari
tehnik
penutupan
kolostomi
Hasil
Diagnosa asli pasien : malformasi anorektal (583), penyakit hirschprung (53), dan
yang lainnya (13) keganasan (4), teratoma (3), colitis ulseratif (2), trauma pelvis
(2), atresia vaginal (1), dan vesikel seminal giant (1).
Dari 649 penutupan kolostomi 148 yang kami buka, 501 pasien dibuka
kolostominya ditempat lain.
Jenis kolostomi stroma terpisah (480), loop (137), dan Hartman (32). Perbedaan
ukuran selama penutupan kolostomi antara tidak ada perbedaan ukuran hingga
5:1.
Diskusi
Tutup kolostomi prosedur elektif yang dianggap mudah, mudah diulangi,
dan minimal morbiditas atau bahkan tidak ada ada komplikasi signifikan.
Dengan mengikuti tahapan dan detil rutinitas (protokol) ini tidak ada
kasus infeksi luka apapun, abses, hematom, seroma atau terbukanya luka
atau anastomosis.
Irigasi stoma proksimal (sebelum pembedahan) pemberian cairan
pembersih melalui mulut bisa atau tidak berkontribusi terhadap hasil.
(kadang-kadang, selama operasi stoma proksimal dalam keadaan bersih
sedangkan diwaktu lainnya ada feses hasil yang sama baiknya
ditemukan pada keduanya.
Selama tahun pertama eritromisin (persiapan usus). menyebabkan
sering muntah akhirnya tidak digunakan lagi.
Diskusi
Antibiotik profilaksis: Pada tahap awal berikan ampisilin, gentamisin
dan klindamisin dan Flagyl akhir-akhir ini kami menggunakan
sefalosporin dan Flagyl tidak ada perbedaan pada tingkat infeksi
kami.
Persiapan kulit : gunakan betadin dan alcohol bungkus proksimal
stoma dengan kasa serap yang diberi betadin.
Lapangan operasi diimobilisasi dengan penutup dari plastik. (sangat
penting untuk mencegah kontaminasi makro namun sering diabaikan
ahli bedah).
Gunakan mode koagulasi membekukan dan mode cutting
memotong, (banyak ahli bedah menggunakan baik koagulasi atau
mencapurnya disetiap waktu) terbakarnya jaringan secara
berlebihan kerusakan jaringan prolifersi bakteri.
Lakukan
hemostasis
secara
selektif
dan
hati-hati
sulitnya
Diskusi
Ada artikel yang mengatakan anastomosis usus satu-lapis sama baiknya
dengan dua-lapis ketika kami mendengar tentang kebocoran
anastomosis atau terbukanya anastomosis yang terjadi pada pasien yang
menjalani anastomosis usus satu-lapis operasi kedua, mereka
menggunaan anastomosis dua-lapis.
Irigasi sedalam mungkin pada kavitas peritoneal serta masing-masing
lapisan
Penutupan dinding abdominal satu-lapis sambil menjahitnya tehnik
yang modern, cepat dan mudah. Namun, memicu nyeri yang berlebih
lebih rentan berakhir dengan eviserasi meskipun terdapat luka terbuka,
nampaknya bahwa selama operasi kedua, jahitan interruptus digunakan.
Diskusi
Sebagai tambahan tekankan untuk menutup semua celah; menutup
fasia Scarpa dengan jahitan interruptus dan menggunakan lapisan
lainnya dari jahitan tersebut untuk dermis untuk menurunkan tegangan
antara tepi kulit penutupan yang lebih aman dan untuk mendapatkan
skar kosmetik yang lebih baik.
penggunaan nasogastric tube tidak penting, (ketika pembedahan
yang bersih telah dilakukan + manipulasi usus yang minimal dan
lapangan operasi dengan sedikit perdarahan).
Kurangnya penutupan salah satu lapisan luka hernia insisional
(setelah operasi) komplikasi yang dapat dicegah perhatikan semua
detil dan tahapan operasi
Diskusi
Ketika kami menutup kolostomi ditemukan ada perbedaan ukuran
antara usus proksimal dan distal Semakin besar perbedaan, lebih
teknis prosedur yang diminta Kami mencoba melakukan
anastomosis ujung ke ujung, namun ketika ukuran perbedaan > 4:1
lakukan anastomosis dari ujung ke salah satu sisi, yang sama
baiknya dan secara teknis lebih mudah dilakukan (Gambar 6).
ukuran perbedaan ini butuh waktu yang lebih lama untuk kolostomi
terbuka. (ada yang 10 tahun). Ukuran perbedaan pada tipe tersebut
dapat menjadi 10:1, dengan mikrokolon distal. (anastomosisnya
bekerja, namun membutuhkan periode waktu yang lebih lama untuk
membukanya dibanding yang biasanya).
Diskusi
Saat ini, kami telah menggunakan tehnik yang kami temukan
dan berguna pada kasus atresia kolon (terdapat perbedaan
ukuran yang lebih besar) Teknik: anastomosis ujung ke ujung
+ stoma tipe window yang dibuat 5-10 cm di proksimal
anastomosis (Gambar 6).
Beberapa hari pertama postoperatif pengeluaran feses yang
banyak melalui stoma (window) tersebut akhirnya
keluarannya akan menurun dan jumlah massa fekal yang
melalui kolon distal meningkat, hingga stoma (window) ditutup,
anastomosis tersebut efisien, dan mikrokolon pun berkembang.
Gambar 6
Anastomosis ujung-ke salah
satu sisi untuk perbedaan
ukuran yang lebih besar
dari 4:1. Stoma tipe-window
dibuat
5-10
cm
lebih
proksimal dari anastomosis.
Kesimpulan
THANK YOU