Anda di halaman 1dari 57

PERILAKU MENGENAI PENGGUNAAN PENYEDAP RASA

ATAU MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) PADA KELUARGA


BINAAN DI RT/RW 005/02 DESA PANGKALAN KAMPUNG
SUKA KARYA, KECAMAATN TELUK NAGA, KABUPATEN
TANGERANG PROVINSI BANTEN
Kelompok 5

Arum Kusuma Wardani


(1102011047)
Faradiba Febriani
(1102011096)
Melly Faisha Rahma
(1102011161)
Mira Kurnia
(1102011164)
Pembimbing

: Dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA


UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 31 OKTOBER 2016 06 JANUARI 2016

Batas Batas Desa Pangkalan

Utara
Desa Tegal Angus
Barat
Desa Lemo
dan Kampung
Besar
Selatan
Desa Kali Baru

Timur
Desa
Kampung
Melayu
Barat

Jumlah Penduduk

Lapangan Pekerjaan dan Sarana Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Sarana Kesehatan

DAFTAR 10 BESAR PENYAKIT DENGAN


KUNJUNGAN TERBANYAK PUSKESMAS
TEGAL ANGUS

GAMBARAN
KELUARGA BINAAN

Data Dasar Keluarga Tn. Mian

Denah Rumah Tn. Mian. Luas Bangunan: 12 m x 8


m

Identifikasi Faktor Internal Keluarga


Tn. Mian

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.


Mian

Permasalahan Keluarga Tn. Mian


Masalah Non Medis

1. Kurangnya penerapan dapur sehat


2. Kebiasaan menumpuk barang bekas
3. Kebiasaan tidak merapikan barang-barang atau peralatan rumah tangga dengan
baik dan benar
4. Ketidaktahuan faktor risiko Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)
5. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
6. Kurangnya kesadaran berolahraga
7. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi seimbang
8. Kebiasaan mengkonsumsi bahan penyedap rasa atau Monosodium Glutamat (MSG)
secara berlebihan
9. Kurangnya pendapatan air jernih dan bersih
10. Kurangnya perilaku mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan

Permasalahan Keluarga Tn. Mian


Masalah Medis

Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)


Asma
Gatal -Gatal
Sakit Kepala

Data Dasar Keluarga Tn. Wanto

Denah Rumah Tn. Wanto . Luas Bangunan: 10 x 5 m 2

Identifikasi Faktor Internal Keluarga


Tn. Wanto

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.


Wanto

Permasalahan Keluarga Tn. Wanto


Masalah Non Medis
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kurangnya pengetahuan tentang dapur sehat


Kebiasaan mencuci tangan tidak memakai sabun sebelum makan
Kebiasaan pola makan yang tidak baik
Kurangnya pencahayaan didalam rumah
Kebiasaan menumpuk barang bekas
Kebiasaan mengkonsumsi bahan penyedap rasa atau Monosodium Glutamat (MSG)
secara berlebihan
7. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
8. Ketidaktersediaan tempat sampah serta pengelolaan yang baik
9. Kebiasaan menggunakan obat nyamuk asap
10. Kebiasan jajan sembarangan

Permasalahan Keluarga Tn. Wanto


Masalah Medis

Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)

Data Dasar Keluarga Tn. M. Nur

Denah Rumah Tn. M. Nur. Luas Bangunan: 10 m x 6 m

Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. M.


Nur

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.


M. Nur

Permasalahan Keluarga Tn. M. Nur


Masalah Non Medis

1. Kurangnya penerapan dapur sehat


2. Kebiasaan menumpuk barang bekas
3. Tidak ada penerapan pendidikan wajib sembilan tahun
4. Ketidaktahuan faktor risiko hipertensi
5. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
6. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
7. Kurangnya kesadaran berolahraga
8. Pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah yang tidak baik
9. Pengkonsumsian penyedap rasa (MSG) pada makanan
10. Ketidaktersediaan air bersih untuk kehidupan sehari-hari

Permasalahan Keluarga Tn. M. Nur


Masalah Medis

Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)

Data Dasar Keluarga Tn. Aris Napoli

Denah Rumah Tn. Aris Napoli. Luas Bangunan: 10 x 6


m2.

Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Aris


Napoli

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.


Aris Napoli

Permasalahan Keluarga Tn. Aris Napoli


Masalah Non Medis

1. Kebiasaan merokok didalam rumah


2. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
3. Kebiasaan menggunakan penyedap rasa atau Monosodium Glutamate (MSG)
4. Kebiasaan meminum kopi secara berlebihan
5. Kurangnya perilaku dalam mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan
6. Kebiasaan mencuci tangan tidak memakai sabun
7. Kebiasaan tidak mengenakan alas kaki ketika di luar rumah
8. Tidak tersedianya ventilasi yang cukup di dalam kamar
9. Pengelolaan sampah yang tidak baik
10. Kebiasaan penggunaan obat nyamuk bakar

Permasalahan Keluarga Tn. Aris Napoli


Masalah Medis

Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)

Sakit Kepala

Area Masalah

Kurangnya penerapan dapur sehat


Kebiasaan menumpuk barang bekas
Kebiasaan tidak merapikan barang-barang atau peralatan rumah tangga dengan
baik dan benar
Ketidaktahuan faktor risiko Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (ISPA)
Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
Kurangnya kesadaran berolahraga
Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi seimbang
Kebiasaan mgnkonsumsi bahan penyedap rasa atau Monosodium Glutamat (MSG)
secara berlebihan
Kurangnya pendapatan air jernih dan bersih
Kurangnya perilaku mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan

Dari hasil
pre-survey
didapatkan bahwa sebanyak
Penetapan
Area
Masalah
6 dari 11 responden keluarga binaan (54,5%),
memiliki pengetahuan yang baik mengenai
pengertian, jenis, dampak positif, dan negatif dari
Monosodium Glutamat atau bahan penyedap
rasa. Sebanyak 5 dari 11 responden keluarga
binaan (45,4%) memiliki sikap yang baik
mengenai meminimalisir penggunaan bahan
penyedap rasa atau Monosodium Glutamat (MSG)
untuk menghasilkan makanan yang baik dan
sehat sebagai sumber kehidupan sehari hari serta
terhindar dari efek samping yang berbahaya
akibat dari pengguanaan penyedap rasa yang
berlebihan, sementara 2 dari 11 responden
(18,1%) yang memiliki perilaku yang baik
mengenai mengurangi penggunaan penyedap
rasa atau Monosodium Glutamat (MSG). Oleh
karena 81,9% responden keluarga binaan masih
memiliki
perilaku
yang
buruk
mengenai

Metode Delphi

Pre Survey

Alasan Pemilihan Masalah

Data Sekunder

Wawancara
dan Observasi

Pre Survey

Berdasarkan
Ajaran Agama
Islam

PERILAKU MENGENAI PENGGUNAAN PENYEDAP RASA ATAU MONOSODIUM


GLUTAMAT (MSG) PADA KELUARGA BINAAN DI RT/RW 005/02 DESA
PANGKALAN KAMPUNG SUKA KARYA, KECAMAATN TELUK NAGA,
KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Tinjauan Pustaka

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut
teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.

Cara Mengukur dan Bentuk Perilaku

Cara Mengukur Perilaku

Bentuk Perilaku

Langsung
Aktif
Tidak
Langsung

Pasif

Klasifikasi
Berdasarkan teori S-O-R atau Stimulus Organisme
Respon.
dalam Notoatmodjo (2005)

Perilaku Tertutup (Covert Behavior)


Terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.

Perilaku terbuka (Overt Behavior)


Terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik tersebut dapat diamati
orang lain.

Klasifikasi Perilaku Kesehatan Menurut


Notoatmodjo (2003)

Perilaku
pemeliharaan
(health maintanance).

kesehatan

Perilaku pencarian atau penggunaan


sistem atau fasilitas kesehatan (health
seeking behaviour).

Perilaku kesehatan lingkungan

Domain Perilaku
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus
yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan
perilaku dibedakan menjadi:

Determinan atau faktor internal


Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given
atau bawaan , misalnya tingkat kecerdasan, dan tingkat
emosional

Determinan atau faktor eksternal


Lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
ekonomi, politik

budaya,

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perilaku
Teori Lawrence Green (1980): Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :

Faktor Predisposisi (predisposing


factor)

Faktor Pendukung (enabling factor)

Faktor
factor)

pendorong

(reinforcing

Pembentukan Perilaku Menurut


Ircham (2005)

Conditioning atau Kebiasaan

Pengertian (Insight)

Menggunakan Model


Monosodium Glutamat
(MSG)

Definisi

Garam sodium L-glutamic acid yang digunakan sebagai


bahan penyedap makanan untuk merangsang selera. MSG
adalah hasil dari purifikasi glutamat atau gabungan dari
beberapa asam amino dengan sejumlah kecil peptida yang
dihasilkan dari proses hirolisa protein (hydrolized vegetable
protein/HVP). Asam glutamat digolongkan pada asam amino
non

essensial

karena

tubuh

menghasilkan asam glutamat.

manusia

sendiri

dapat

Monosodium Glutamat (MSG)


Konsentrasi

optimal

monosodium glutamat yang dapat

menghasilkan efek lezat adalah 0.2-0.8% dan penggunaan


dalam konsentrasi berlebihan justru dapat mengurangi
kelezatannya. Dosis maksimal MSG yang dapat memberikan
efek penguat rasa pada manusia adalah sebesar 60mg/kgBB.
Menurut WHO produksi MSG mencapai 200.000 ton per
tahunnya dan penggunaannya sekitar 3 gram sehari di
negara-negara Asia.

Toksisitas Asam Glutamat

Pada tahun 1968 Robert Ho-Man Kwok melaporkan di New England


Journal of Medicine mengenai sindrom restoran Cina
WHO pada sidang CODEX ALIMENTARY COMMISSION (CAC) tahun
1970 dan rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di
Amerika Serikat menyebutkan bahwa MSG berupa makanan seharihari, bisa dipakai paling banyak 6 mg/kg berat badan manusia
dewasa. Ini berarti penggunaan yang dibolehkan adalah tidak lebih
dari 2 gram per hari.

Metabolisme Asam Glutamat


Glutamat menjalankan beberapa fungsi penting di dalam proses
metabolisme di dalam tubuh, antara lain:

Substansi untuk sintesa protein


Pasangan transaminasi dengan ketoglutarate
Prekursor glutamin
Prekursor dari N-acetylglutamate
Neurotransmitter

Kerangka Teori
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini diambil
berdasarkan teori dari Lawrence Green

Kerangka Konsep

Definisi
Operasional

Definisi
Operasional

Definisi
Operasional

Definisi
Operasional

Definisi
Operasional

Metode Penelitian

DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian deskriptif
Menggambarkan masalah yang terjadi
pada masa sekarang atau yang sedang
berlangsung, untuk mendeskripsikan
apa yang terjadi sebagaimana mestinya
pada saat penelitian dilakukan

POPULASI
5 keluarga binaan di RT 003/ RW
05 Kampung pangkalan , Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten

RESPONDEN PENGUMPULAN DATA


Keluarga Tn. Sijum Keluarga Tn.
Nasim
Keluarga Tn. Udi
Keluarga Tn. Saidi
Keluarga Tn. Nasin
yang memenuhi kriteria inklusi.

Thank

you

Anda mungkin juga menyukai