Anda di halaman 1dari 38

Case Report

Fraktur Femur Neglected

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel
Abidin Banda Aceh

Raipati Fahlevi
1407101030277

Supervisior
Dr. dr. T. M. Thaib M. Kes Sp. A (K)

Laporan Kasus

Nama : Tn. M
Tanggal Lahir : 01-03-1968
Umur : 48 tahun, 8 bulan, 9 hari
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama
: Islam
Suku : Aceh
Alamat: Aceh Barat Daya
CM : 1-10-66-57
Tanggal Masuk : 10/11/2016
Tanggal Pemeriksaan : 17/11/2016

Identitas Pasien

Nyeri pada paha kiri

Keluhan Utama

Nyeri paha kiri, sulit berjalanan, tidak tahan berjalan


lama, batuk.

Keluhan Tambahan

Pasien datang dari Poli Bedah Ortopedi dengan keluhan


terdapat nyeri pada paha kiri sejak 2 minggu SMRS dan
memberat dalam 2-3 hari terakhir ini. Nyeri tersebut
dirasakan semakin memberat bila berjalan dan berdiri
lama. Pasien juga mengatakan, bahwa saat ini pasien
mengalami kesulitan berjalanan. Kejadian ini dirasakan
oleh pasien semakin lama semakin memberat. Pasien juga
mengeluhkan adanya batuk sejak 3 hari yang lalu. Selain
itu, pasien mengeluhkan demam yang naik turun dengan
obat penurun panas.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien memiliki riwayat kecelakaan sepeda motor,


terjatuh dan lalu masuk lubang kira-kira sejak 2 tahun
yang lalu. Hanya berobat ke dokter umum dan tidak
sembuh lalu berobat ke pengobatan tradisional yaitu
dukun patah. Riwayat DM, HT dan alergi tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada dari keluarga yang mengalami keluhan yang


sama dengan pasien. Riwayat hipertensi, alergi, diabetes,
alergi tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien hanya minum obat penghilang nyeri yang


dibelinya diwarung dekat rumah dan pengobatan
tradisional dari dukun patah tersebut. Sebelum berobat ke
RSUDZA pasien sempat berobat ke dokter umum dan
diberikan terapi antibiotic. Riwayat operasi (-).

Riwayat Penggunaan Obat

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang, Lemas


Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Pernafasan
: 18 x/menit

Status Internus

normocepali,
rambut hitam, tidak mudah
rontok

Konjungtiva anemi
( /+), ikterik (-/-), pupil bulat
isokor 3mm/3mm, RCL (+/+),
dan RCTL (+/+)
+

Serumen (-/-)
Sekret (-/-) NCH (+)
Mukosa bibir kering (-),Sianosis
(-) Bercak putih (-)

Tidak teraba pembesaran


KGB, Trakea di tengah,

Ikterik (-/-), Edema (-/-),


sianosis (-/-) ROM terbatas (-/+)

Simetris, SF sulit dinilai, nyeri


tekan (-) vesikuler menurun
(+/-), ronkhi (+/-), wh
(-/-), retraksi (-/-)

BJ I > BJ II,
Reguler, Bising (-),

Distensi (-), pembesaran


organ (-) nyeri tekan (-)
timpani (+), peristaltik usus
(+)

Hematologi

Nilai Normal

Hasil 12 Oktober 2016

Satuan

Darah Rutin
Hemoglobin

10,5 12,9

11,3

gr/dl

Hematokrit

53-56

33

Eritrosit

4,4 5,8

3.7

106/mm3

Leukosit

6,0 17,5

9.6

103/mm3

Trombosit

150 450

181

103/mm3

MCV

80-100

89

fL

MCH

27-31

30

Pg

MCHC

32-36

34

RDW

11,5-14,5

12,9

MPV

7,2-11,1

8,7

fL

Hitung Jenis
Eosinofil

06

Basofil

02

Neutrofil Batang

26

Neutrofil Segmen

50 70

69

Limfosit

20 40

19

Monosit

28

Pemeriksaan Penunjang

Foto Thoraks

Femur Ap/Lat

Neglected Fr. Femur Segmental Sinistra


Anemia Ringan

Diagnosa Kerja

Rawat Ruangan
Operasi ORIF

Penatalaksanaan

Quo ad vitam
: Dubia Ad Bonam
Quo ad functionam
: Dubia Ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam

Prognosis

Pembahasan

Berdasarkan Data dari Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia tahun 2010, didapatkan sekitar
delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis
fraktur yang berbeda-beda

Penelitian di RSCM dan RS Fatmawati, Jakarta, Februari


April 1975, > 50% komplikasinya atas tindakan traditional
bone setter adalah malunion, 25% nonunion, sisanya
delayed union, gangren, kekakuan sendi, Volksmans
ischaemic contracture, dan juga tetanus.

Latar Belakang

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang


rawan sendi, dan atau tulang rawan epiphysis, baik
bersifat total maupun parsial, yang pada umumnya
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung
maupun trauma tidak langsung, biasanya disertai cedera
di jaringan sekitarnya.

Pembahasan

Etiologi fraktur terbagi menjadi tiga, yaitu:


Cedera traumatik
Fraktur patologik
Secara spontan

Pembahasan

Klasifikasi fraktur terbagi menjadi, yaitu:


Berdasarkan penyebabnya
Berdasarkan klinis
Berdasarkan radiologis
Berdasarkan kondisi
Berdasarkan fragmen

Pembahasan

Berdasarkan penyebabnya menjadi:


Traumatik
Patologis
Stress

Pembahasan

Berdasarkan klinisnya menjadi:


Fraktur tertutup
Fraktur terbuka
Fraktur dengan komplikasi

Pembahasan

Berdasarkan radiologisnya menjadi:


Fraktur transversal
Fraktur kominutif
Fraktur oblik
Fraktur segmental
Fraktur impaksi
Fraktur spiral

Pembahasan

Berdasarkan kondisinya menjadi:


Fraktur komplit
Fraktur inkomplit

Pembahasan

Berdasarkan menurut hubungan antar fragmen menjadi:


Tidak bergeser
Bergeser

Pembahasan

Pada dasarnya, mekanisme terjadinya fraktur dapat


terjadi akibat:
Peristiwa trauma tunggal,
Tekanan yang berulang ulang,
Kelemahan abnormal pada tulang.

Pembahasan

Diagnosis dari fraktur berdasarkan:


Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Pembahasan

Enam prinsip penanganan Fraktur:


Firstly do no harm
Base treatment on an accurate diagnosis and
prognosis.
Select treatment with specific aims.
Cooperate with thelaw of nature.
Be realistic an practical in your treatment.
Select treatment for your patient as an individual.

Pembahasan

Penanganan fraktur dibedakan menjadi:


Penanganan fraktur terbuka
Pembalutan luka
Profilaksis antibiotik
Debridemen
Stabilisasi fraktur
Penanganan fraktur tertutup
Reduksi (terbuka, tertutup)

Pembahasan

Terdapat beberapa tahapan dalam penyembuhan tulang:


Inflamasi
Proliferasi sel
Pembentukan kalus
Penulangan kalus (osifikasi)
Remodeling menjadi tulang dewasa

Pembahasan

Neglected fracture dengan atau tanpa dislokasi adalah


suatu fraktur dengan atau tanpa dislokasi yang tidak
ditangani atau ditangani dengan tidak semestinya
sehingga menghasilkan keadaan keterlambatan dalam
penanganan, atau kondisi yang lebih buruk dan bahkan
kecacatan.

Pembahasan

Berdasarkan pada beratnya kasus akibat dari penanganan


patah tulang yang sebelumnya, neglected fracture dapat
diklasifikasikan menjadi 4 derajat:
Neglected derajat satu
Neglected derajat dua
Neglected derajat tiga
Neglected derajat empat

Pembahasan

Neglected fracture dibagi menjadi 4 derajat, yaitu:


Derajat I: fraktur yang telah terjadi antara 3 hari
sampai dengan 3 minggu
Derajat II: fraktur yang telah terjadi antara 3 minggu
sampai dengan 3 bulan
Derajat III: fraktur yang telah terjadi antara 3 bulan
sampai dengan 1 tahun
Derajat IV: fraktur yang telah terjadi lebih dari 1
tahun.

Pembahasan

Kesimpulan

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan


sendi, dan atau tulang rawan epiphysis, baik bersifat total
maupun parsial, yang pada umumnya disebabkan oleh trauma
dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik
berupa trauma langsung maupun trauma tidak langsung,
biasanya disertai cedera pada jaringan sekitarnya.
Neglected fracture dengan atau tanpa dislokasi merupakan
suatu fraktur dengan atau tanpa dislokasi yang tidak ditangani
atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga menghasilkan
keadaan keterlambatan dalam penanganan, atau kondisi yang
lebih buruk dan bahkan kecacatan.

Kesimpulan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai