MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN
KARAKTER BERBASIS INTERAKSI BUDAYA
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
SAMAWA
Oleh
SUB MATERI
DEMORALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
PERMAINAN
TRADISIONAL SAMAWA
MELALUI PEMBELAJARAN
FISIKA
Demoralisasi
Brooks dan Gable (1997) mengatakan demoralisasi
berhubungan dengan rendahnya standar moral dan
penetapan nilai serta norma dalam masyarakat
indikasi yang menunjukkan suatu bangsa mengalami gejala
demoralisasi adalah sebagai berikut:
a. Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin
meningkat
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis
c. Memingkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba
d. Pergaulan bebas semakin merajalela
Penyebab Demoralisasi :
a.
b.
c.
d.
e.
Dampak Demoralisasi:
f. Terorisme
g. Meningkatnya Angka Kemiskinan
h. Kenakalan Remaja
Dampak Demoralisasi
b.
c.
d.
e.
Organisator (penyelenggara)
Pendidikan Karakter
Secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan
moral, nama atau reputasi (Hornby dan Pornwell, 1972: 49).
menurut Kemendiknas (2010), pendidikan karakter merupakan upayaupaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu
peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi kelulusan.
Pengembangan Pendidikan
Karakter
Permainan
tradisonal
merupakan
simbolisasi
dari
pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacammacam fungsi atau pesan di baliknya, yang dapat
mengembangkan aspek-aspek
psikologis anak dapat
dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia
orang dewasa. Sumbawa memiliki beragam permainan
tradisional, salah satunya adalah permainan pake. yang dalam
bahasa Indonesia biasa disebut dengan permainan gasing.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga
golongan, yaitu: permainan untuk bermain (rekreatif),
permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang
bersifat edukatif.
Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik kasar,
motorik halus.
b.
c.
d.
e.
Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial dengan teman
sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih keterampilan sosialisasi berlatih
peran dengan orang yang lebih dewasa/masyarakat.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
Permainan
tradisonal
memang
sudah
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dan
mendapatkan prioritas yang utama untuk
dilindungi,
dibina,
dikembangkan,
diberdayakan dan selanjutnya diwariskan
kepada generasi penerus sebab permainan
tradisional
memiliki
ketahanan
dalam
menghadapi unsur budaya lain diluar
kebudayaannya
karena
didalamnya
mengandung nilai pendidikan.
REFRENSI