Anda di halaman 1dari 9

Kebudayaan Suku

Dayak
Nama : Rm moch iqbal aa
Kelas : Xips
Tugas : Sosiologi (TM)

Letak Geografi Suku dayak


Antara daratan Asia dan Australia terletak Nusa Tenggara Indonesia
termasuk pulau Borneo yang oleh orang Indonesia dinamakan Kalimantan.
Nama Borneo mungkin berasal dari nama Brunei dan sering digunakan untuk
menamai seluruh pulau sedangkan nama Kalimantan mungkin berasal dari
keadaan pulau yang punya banyakkali,banyakmas,dan banyakintan,
sehingga menjadi Kalimantan. Menurut beberapa pihak lain mungkin nama
Kalimantan berasal dari namaLamanta. Lamanta adalah sagu dari pohon
yang baru ditebang, yang masih mentah. Pada umumnya nama Kalimantan
digunakan untuk bagian geografis tanah di bawah pemerintahan Indonesia
dan West Malaysia atau nama Borneo untuk bagian di bawah pemerintahan
Malaysia.

Suku dayak

Rumah Betang atau Rumah Panjang


merupakan rumah panggung yang dibangun dengan tinggi
tiang sekitar 2 meter. Rumah ini dihuni oleh belasan rumah tangga
yang terdiri dari 100-150 orang dan setiap ruangan didalam rumah
dibatasi oleh sekat-sekat.
Pada halaman rumah betang terdapatsapundu, yaitu sebuah patung
berbentuk manusia dan berfungsi sebagai tempat untuk mengikat
hewan yang akan dikurbankan pada acara ritual upacara adat. Selain
itu pada beberapa halaman rumah betang juga memilikiPatahuyang
berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan.
Sementara di bagian belakang rumah terdapat gudang yang
dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan senjata tradisional
(bawong) yang disebuttukau.

Pakaian suku dayak Wanita & laki-laki


Pakaian untuk wanita Ta a terdiri dari da a, yaitu semacam ikat
kepala yang terbuat dari pandan. Atasa atau baju dinamakan sapei
inoq dan bawahannya atau rok disebut Ta a ini biasanya melengkapi
dengan uleng atau hiasan kalung manik yang untaiannya sampai
bawah dada.
Sedangkan Sapei sapaq yang dikenakan laki-laki umumnya hampir
sama dengan motif pakaian adat wanita. Namun sepei sapaq
atasannya dibuat berbentuk rompi, dan bawahannya adalah cawat
yang disebut abet kaboq. Biasanya para pria melengkapi sapei
sapaq dengan manadau yang terikat dipinggang.

Seni Tari Dayak


Tari Kancet Papatai / Tari Perang

Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak


Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat
lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan
si penari.

Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil


suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku
dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

Mata pencaharian Suku Dayak Berburu hewan


Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah masa tanam, yakni
saat menunggu panen dari kebun mereka. Mata pencaharian suku
Dayak pedalaman ini biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di
Sungai. Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi
makanan sehari-hari adalah babi hutan, unggas dan hewan yang bisa
ditangkap lainnya. Dengan masuknya pendidikan formal di kalangan
suku Dayak, banyak dari mereka yang meninggalkan pola berburu
menjadi pola beternak. Umumnya ternak mereka adalah babi karena
sangat mudah mencari makanannya. Babi adalah bahan makanan
dan juga merupakan binatang yang sering digunakan dalam upacara
adat tradisional suku Dayak. Selain itu juga ada ayam yang diternak
secara bebas, tanpa diberikan kandang.

Persebaran suku dayak


Dikarenakan arus migrasi yang kuat dari para pendatang, Suku Dayak
yang masih mempertahankan adat budayanya akhirnya memilih masuk
ke pedalaman. Akibatnya, Suku Dayak menjadi terpencar-pencar dan
menjadi sub-sub etnis tersendiri.
Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih
jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub
suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya
yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan
perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu
masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir
pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975
dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri
dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh
Kalimantan.

Tradisi Penguburan suku dayak


Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak
diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan
sejarah panjang kedatangan manusia diKalimantan. Dalam sejarahnya
terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan:
penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka dilipat.
penguburan di dalam peti batu (dolmen)
penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Ini
merupakan sistem penguburan yang terakhir berkembang.
Menurut tradisi DayakBenuaqbaik tempat maupun bentuk penguburan
dibedakan:
wadah (peti) mayat--> bukan peti mati:lungun,selokngdan kotak
wadah tulang-beluang: tempelaaq(bertiang 2) dan kererekng (bertiang 1)
serta guci.
berdasarkan tempat peletakan wadah (kuburan)SukuDayakBenuaq:
lubekng (tempat lungun)
garai (tempat lungun, selokng)
gur (lungun)
tempelaaq dan kererekng
Pada umumnya terdapat dua tahapan penguburan:
penguburan tahap pertama (primer)
penguburan tahap kedua (sekunder).

Sistem Kekerabatan
Sistem pertalian darah suku Dayak Kanayatn menggunakan
sistem ambilineal/parental (ayah dan ibu). Dalam mengurai hubungan
kekerabatan, seorang anak dapat mengikuti jalur ayah maupun ibu.
Hubungan kekerabatan terputus pada sepupu delapan kali. Hubungan
kekerabatan ini penting karena hubungan ini menjadi tinjauan
terutama pada perkara perkawinan. Mungkin hal ini dimaksudkan agar
tidak merusak keturunan.

Anda mungkin juga menyukai