Nilai normal
Keterang
an
Tekanan
Darah
160/100 mmHg
120/80 mmHg
Hipertensi
kelas 2
(sedang)
Nadi
84x /menit,regular
80 -140 x/menit
normal
Nafas
22x/ menit,dalam
22-34 x/menit
Normal
Suhu
36,5 0C
36,5-37,5 0C
Normal
Konjutiva
JVP
5 + 0 cm H2O
Batas
jantung
Batas jantung
kiri 1 jari lateral garis midclavicula kiri
paru
Abdomen
Anemia
Tidak
normal
melebar
ke kiri
Pergesera
n organ
hati,
kelainan
hati,
asites,
edema
Nilai normal
Keterangan
Hemoglobin
8 gr/dL
11-13 g/dL
Rendah
Hematokrit
26 %
31-45%
Rendah
Ureum
80/ dL
15-40 / dL
uremia
Leukosit
8500 / uL
Normal
Trombosit
180.000/ uL
Normal
Kreatinin
2,6 mg /dL
Meningkat,
kreatinuria
Natrium
140 mEq/ L
136-148 mEq/ L
Normal
Kalium
4 mEq/ L
3,8-5,0 mEq/ L
Normal
Cl
100 mEq/ L
95-105 mEq/ L
Normal
Gula darah
sewaktu
240 mg/ dL
Bukan DM <9
Belum pasti DM 90-199
DM >200
DM
Urin lengkap
Proteinuria,
glukosuria.
Abdomen
Normal
2. Nefropati Diabetik
Sindrom klinis pada pasien diabetes mellitus yang
ditandai dengan albuminuria menetap (> 300 mg/24 jam
atau > 200 mg/menit) pada minimal dua kali
pemeriksaan dalam kurang waktu 3 sampai 6 bulan
(Hendromartono, 2007).
Etiologi
Diabetes mellitus
Hipertensi
Penatalaksaan :
Prinsip umum manajemen nefropati diabetik :
1. Manajemen Utama (esensi)
a. Pengendalian hipertensi
Diet rendah garam (DRG)
Obat antihipertensi
b. Antiproteinuria
Diet rendah protein (DRP)
Optimalisasi terapi hiperglikemia
2. Managemen Substitusi
Pencegahan
Rekomendasi pencegahan, antara lain :
1. Mencapai TD normal serendah mungkin yang bisa ditoleransi dengan ACE-inhibitor atau ARB.
2. Restriksi garam (<6g/hari), intake protein direkomendasikan sebesar 0.8 sampai 10 g/kgBB
3. Kontrol hiperglikemia (target HbA1c < 7.0)
4. Berhenti merokok
5. Penggunaan statin
6. Penurunan BB (jika gemuk), olahraga aerobic ringan secara teratur
7. Hindari penggunaan analgesic minor
8. Hindari penggunaan obat obatan nefrotoksik (media kontras, antibiotic, nonsteroid)
(American Diabetes Assosiation (ADA))
Prognosis : Buruk
Etiologi :
Diabetes mellitus. Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan
komplikasi dari penyakit DM yang secara langsung menyebabkan terjadinya
Nefropati Diabetika.
Patogenesis
Patofisiologi PGK tergantung pada penyakit yang mendasarinya,
pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa sebagai upaya kompensasi,
yang di perantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth factors. Aktivasi jangka panjang aksis renin-angiotensinaldosteron, sebagian diperantarai oleh growth factor seperti
transforming growth factor (TGF-).
Beberapa hal yang berperan terhadap terjadinya progresifitas
Penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemi,
dislipidemia.
f. Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Kontrol hipertensi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Diagnosis
Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin
serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar
asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuri, leukosituria, cast, isostenuria
Komplikasi
Menurut Smletzer dan Bare (2001) :
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metastatic
Preventif
1. Primer : menghilangkan/mengurangi pemaparan
faktor penyebab penyakit ginjal.
2. Sekunder : menjaga progresifitas gagal ginjal kronik ,
penanganan yang tepat pada setiap stadium gagal
ginjal kronik.
3. Tersier : penundaan komplikasi jangka panjang dengan
terapi penggantian ginjal (dialisis/transplantasi ginjal)
Prognosis
Angka
kematian
meningkat
sejalan
dengan
memburuknya fungsi ginjal. Penyebab kematian utama
adalah penyakit kardiovaskular. Terapi penggantian ginjal
dapat meningkatkan angka harapan hidup.
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya.
1. Diabetes Melitus Tipe 1
2. Diabetes Melitus Tipe 2
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
4. Diabetes Kehamilan
Komplikasi :
1. Pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan
pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf pada otot
jantung (kardiomiopati).
2. Pembuluh darah besar, komplikasi kronik DM dapat
terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung
(penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah
perifer (tungkai bawah).
Tatalaksana farmakologis :