Menurut Pitlo :
Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang
bersifat harta kekayaan antara 2 orang atau
lebih, atas dasar mana pihak yang satu
berhak (kreditur) dan pihak lain
berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi
1.
Hubungan Hukum
Hubungan hukum ialah hubungan yang
terhadapnya hukum meletakkan hak
pada 1 pihak dan melekatkan kewajiban
pada pihak lainnya.
1.
2.
2.
Para Pihak
Para pihak dalam suatu perikatan
disebut dengan subjek perikatan
Harus terjadi antara 2 orang atau lebih
Pertama,pihak yang berhak atas
prestasi,atau pihak yang berpiutang
disebut dengan KREDITUR
Kedua,pihak yang berkewajiban
memenuhi atas prestasi, atau pihak
yang berutang disebut dengan DEBITUR
Debitur
3.
Objek
Yang menjadi objek perikatan adalah prestasi,
yaitu hal pemenuhan perikatan
Pasal 1234 KUHPerdata, menyatakan : tiap-tiap
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu,
untuk berbuat sesuatu, dan tidak berbuat
sesuatu
Memberikan
Prestasi
1.
2.
3.
4.
5.
4.
Kekayaan
Pasal 1131 BW menyatakan bahwa :
segala kebendaan si berutang, baik
yang bergerak maupun yang tak
bergerak, baik yang sudah ada maupu
yg akan ada dikemudian hari, menjadi
tanggungan untuk segala perikatan
perserorangan
a)
b)
c)
a)
b)
c)
d.
e.
a)
b)
a)
b)
1.
2.
3.
1.
2.
3.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
B.
1)
2)
3)
C.
1)
2)
Perikatan
1233
Undang-Undang
1352
Perjanjian
1313
Perbuatan manusia
1353
Perbuatan Menurut
Hukum
1354 & 1359
Perbuatan Melawan
Hukum
1365
Ditentukan UU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Ps. 1320 BW :
Sepakat Mereka yang mengikatkan dirinya
Kecakapan Untuk membuat Suatu
persetujuan
Suatu Hal tertentu
Suatu sebab yang halal
Lihat ps 1328
Penipuan mensyaratkan adanya tipu muslihat
Penipuan tidak dipersangkakan, tetapi harus
dibuktikan
1.
2.
1.
a)
b)
c)
2.
Azas Konsesualisme
Azas ini mrpkn perwujudan ps.1320 (1)
Suatu perikatan terjadi sejak saat
tercapainya kata sepakat antara para
pihak
3.
4.
5.
Azas Pelengkap
Pasal-pasal yang terdapat dlm UU (BW)
dpt dikesampaingkan, apabila para
pihak menghendaki dan membuat
ketentuan yg berbeda dari UU
Azas Kepatutan
Azas ini dituangkan dalam pasal 1339
BW
Berlaku sebagai UU
Tidak dapat ditarik kembali secara sepihak
Pelaksanaan dengan itikad baik
Pembayaran
Alat bayar yg digunakan pada umumnya adalah mata
uang. Pembayaran harus dilakukan ditempat yg telah
ditentukan
Penyerahan benda
dalam setiap perjanjian yang mengandung tujuan
memindahkan penguasaan dan atau hak milik perlu
dilakukan penyerahan bendanya. Penyerahan ada 2
macam yaitu penyerahan hak milik dan penyerahan
penguasaan benda
Pelayanan Jasa
Adalah memberikan pelayanan dengan melakukan
perbuatan tertentu. Misalnya servis, pengangkutan,
perkerjaan buruh, dsb
Beberapa Pengertian
Legalitas Jaminan
Pembedaan Benda Jaminan
Fidusia
Eksekusi Jaminan Fidusia
Hak Tanggungan
Eksekusi Hak Tanggungan
Penutup
Tanya jawab & Kasus
PERSYARATAN KREDIT
LEGALITAS JAMINAN
STATUS
JAMINAN
LETAK/KONDIS
I JAMINAN
LEGALITAS USAHA
PERIZINAN
LETAK/LOKASI
USAHA
53
PERJANJIAN
KREDIT
SYARAT SAHNYA
PERJANJIAN
Sepakat
Syarat Sahnya
Perjanjian
[1320 KUH
Pdt]
Cakap
Hal
tertentu
Causa
Halal
Dapat Dibatalkan
(Voidable)
Batal Demi Hukum (Null &
void)
54
MACAM JAMINAN
PENGIKATAN JAMINAN
Peroranga
n
Borgtocht: PG &
CG
Jaminan
Kebendaan
HT, Hipotik,
Jaminan Fidusia,
Gadai, Jaminan
Resi Gudang,
Cessie dengan
hak retrocessi,
PPJPK & PPHPGR
56
PENGIKATAN JAMINAN
PENGIKATANNYA
1.
2.
3.
4.
HAK MILIK
HAK GUNA BANGUNAN
HAK GUNA USAHA
HAK PAKAI ATAS TANAH
NEGARA
5. HM ATAS SATUAN RUMAH
SUSUN (STRATA TITLE)
TERDAFTAR
TANAH
TIDAK
BERGERAK
BUKAN
TANAH
BEND
A
TDK BERTUBUH
TIDAK
TERDAFTAR
KAPAL LAUT
20 M3
HAK TANGGUNGAN
SKMHT
(KREDIT PROGRAM)
1.
2.
1. GIRIK
2. PETOK
3. LETTER CI
HIPOTIK KAPAL
>
SURAT BERHARGA
SAHAM
OBLIGASI
DRAFT / WESEL
SIMPANAN
PPJPK (BNI)
SKMHT
GADAI
1. KAPAL TERBANG
2. HELIKOPTER
3. KAPAL LAUT
< 20 M3
HIPOTIK
HIPOTIK
JAMINAN
JAMINAN
FIDUSIA
FIDUSIA
TERDAFTAR
BERGERAK
KENDARAAN
MOTOR RODA DUA,
EMPAT/ LEBIH
BERTUBUH
TIDAK TERDAFTAR
JAMINAN
FIDUSIA
JAMINAN
FIDUSIA
1. PERSEDIAAN
2. MESIN-MESIN
3. BATU PERMATA
4. LOGAM MULIA
(belahlah)
1. JAMINAN FIDUSIA
2. GADAI
57
58
59
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
Yuliasara SH.MH
66
KUHPerdata
KUHD (Ps. 246 s/d 308)
UU Nomor 2 Th 1992 tentang Usaha
Perasuransian
Keppres RI No. 40 Th ttg Usaha di Bidang Asuransi
Kerugian
Keputusan Menteri Keuangan RI No.
1249/KMK.013/1988 ttg Ketentuan & Tata Cara
Pelaksanaaan Usaha di Bidang Asuransi Kerugian
KMK RI No. 1250/KMK.013/1988 ttg Usaha
Asuransi Jiwa.
67
1.
2.
3.
70
1.
2.
3.
71
1.
2.
73
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Polis
Polis
Polis
Polis
Polis
maskapai
bursa (Amsterdam & Rotterdam)
Lloyds
perjalanan (voyage policy)
waktu (time policy)
76
77
1.
2.
3.
78
80
81
1.
2.
3.
Asuransi Kerugian
Asuransi Jumlah (sejumlah uang)
Asuransi Campuran
82
1.
2.
3.
4.
5.
83
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Para pihak
Hal yg dipertanggungkan
Prestasi penanggung
Kepentingan
Asas indemnitas
Evenemen (peristiwa tdk menentu)
85
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
87
hk
88
1.
2.
89
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
93
94
1.
2.
PENDEKATAN PERILAKU
Pelaku usaha tidak dilarang menjadi besar
sepanjang posisinya tidak mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.
1. PER SE ILLEGAL
Secara mutlak dilarang.
2. RULE OF REASON
Perjanjian atau kegiatan dilarang
hanya apabila mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.
ASAS
UU NO. 5 TAHUN 1999
DEMOKRASI EKONOMI
KESEMPATAN YANG SAMA BAGI SETIAP
WARGA NEGARA UNTUK BERPARTISIPASI
PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN BARANG
DAN ATAU JASA
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MEKANISME
EKONOMI PASAR YANG WAJAR
1. OLIGOPOLI
9. T R U S T
2. PENETAPAN HARGA
10.OLIGOPSONI
3. DISKRIMINASI
HARGA
11.INTEGRASI
VERTIKAL
4. PENETAPAN HARGA
DIBAWAH HARGA
PASAR
12.PERJANJIAN
TERTUTUP
5. PENJUALAN KEMBALI
DENGAN HARGA
TERENDAH
6. PEMBAGIAN WILAYAH
7. B O I K O T
8. K A R T E L
(EXCLUSIVE
DEALING)
13. PERJANJIAN
DENGAN PIHAK
LUAR NEGERI.
1. MONOPOLI
2. MONOPSONI
3. PENGUASAAN PASAR
4. JUAL RUGI
5. PENETAPAN BIAYA PRODUKSI SECARA CURANG
6. PERSEKONGKOLAN :
T e n d e r
Rahasia Perusahaan
Menghambat produksi/pemasaran
1. JABATAN RANGKAP
2. PEMILIKAN SAHAM
3. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM.
TUGAS :
MENGAWASI PELAKSANAAN UU NO. 5 THN 1999
STATUS :
LEMBAGA INDEPENDEN (TERLEPAS DARI PENGARUH
DAN KEKUASAAN PEMERINTAH DAN PIHAK LAIN)
KPPU BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN
KPPU DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH
PRESIDEN ATAS PERSETUJUAN DPR
MASA JABATAN KPPU 5 (LIMA) TAHUN DAN DAPAT
DIANGKAT KEMBALI UNTUK 1 KALI MASA JABATAN
A.
B.
C.
MENERIMA LAPORAN
MELAKUKAN PENELITIAN
MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN ATAU PEMERIKSAAN
K P P U
I. Jangka waktu penyelesaian
perkara (pasti)
? Komisi : 180 hari (150 hr
+ 30 hr)
Banding
Penyidik
? PN
30 hr)
Kasasi
? MA
30 hr)
Jumlah
: 14 hari
: 44 hari (14 hr +
: 14 hari
: 44 hari (14 hr +
: 522 hari
PERADILAN UMUM
I. PN (Pengadilan Negeri) *)
PT ( Pengadilan Tinggi) *)
MA (Mahkamah Agung) *)
*) Jangka waktu penyelesaian
perkara tidak pasti.
II. Sanksi
Sanksi Pidana Pokok
Rp.25Ms/dRp.100M : 6 bln
kurangan
Rp.5 M s/d Rp.25 M : 5 bln
kurungan
Rp. 1 s/d Rp. 5 M
kurungan
: 3 bln
PROSEDURPEMERIKSAAN(Ps.38Ps46)
INISIATIF
KPPU
LAPORAN
(Ps.38)
PEMERIKSAAN
PENDAHULUAN
30 HARI (Ps. 39 ayat 1 & 2)
PEMERIKSAAN LANJUTAN
60 + 30 hr&(Ps.
2) 43 ayat 1
KEPUTUSAN
30 Hari (Ps.
3 ) 43 ayat
PU MELAKSANAKAN
30 Hr (Ps.44 ayat 1)
KEBERATAN 14
Hr
14 Hr periksaP
N
PUTUSAN PN
30 hr (Ps.
2 45 ayat
PU MELAKSANAKAN
14 Hr PU
KEBERATAN
KASASI KE MA
PUTUSAN M A
30 hr (Ps. 45 ayat
4)
PENGECUALIAN (Psl.
Perbuatan dan atau50)
perjanjian yang
bertujuan melaksanakan peraturan
perundang-undangan;atau
Perjanjian yang berkaitan dengan HAKI;
atau
Perjanjian penetapan standar teknis
produk barang dan atau jasa yang tidak
mengekang dan atau menghalangi
persaingan; atau
Perjanjian dalam rangka keagenan yang
isinya tidak memuat ketentuan untuk
memasok kembali barang dan atau jasa
PENGECUALIAN (Psl. 50
cont..)
Perjanjian internasional yang telah
diratifikasi oleh Pemerintah RI; atau
Perjanjian dan atau perbuatan yang
bertujuan untuk ekspor yang tidak
mengganggu kebutuhan dan atau pasokan
pasar dalam negeri; atau
Pelaku usaha yang tergolong dalam
usaha kecil; atau
Kegiatan usaha koperasi yang secara
PENGECUALIAN (Psl.
51)
Monopoli dan atau pemusatan
kegiatan yang berkaitan dengan
produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang menguasai hajat
hidup orang banyak serta cabangcabang produksi yang penting bagi
negara diatur dengan UU dan
diselenggarakan oleh BUMN dan atau
badan atau lembaga yang dibentuk
atau ditunjuk oleh Pemerintah.
YULIASARA SH.MH
Hornby:
Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang
atau menggunakan jasa
Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu
atau menggunakan jasa tertentu
Sesuatu atau Seseorang yang menggunakan suatu persediaan
atau sejumlah barang
Setiap orang yang menggunakan barang atau jasa
Misal:
membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen akhir.
membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah konsumen
antara.
Terdapat 2 Model:
Konsumen
Produsen
Produsen
Grosir/
Whole Saler
Pengecer/
Retailer
Konsumen
Produsen
Grosir/
Whole Saler
Pengecer/
Retailer
Wanprestasi
Konsumen
Perjanjian
(Privity of Contract)
Undang-Undang
saja
Perikatan
Sesuai hukum:
Zaakwarneming
Undang-Undang
Perbuatan
manusia
Melawan
hukum
(Pasal
1365 KUHPe)
1.
2.
Sengketa terhadap
CONSUMER PROTECTION
Civil Law
Public Law
Vicarious Liability
PRODUCT LIABILITY
Building Owner
liability
Vicarious Liability
Kesimpulan:
Fault: Penggugat membuktikan.
No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan
dengan barang dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.
Kesimpulan:
Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam
hubungan dan masalah konsumen yang kondisi para pihaknya
berimbang dalam kedudukan sosial ekonomi, daya saing
maupun tingkat pendidikannya.
Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi
pihak-pihak yang mengadakan hubungan hukum atau
bermasalah itu dalam masyarkat tidak seimbang.
Konstruksi hukum:
Perjanjian
Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)
Perbandingan:
Australia: Trade Practises Act 1974/1977
Unsolicited Goods and Services Act 1971
Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa
pengiriman barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta
oleh konsumen baik secara tertulis atau lisan merupakan
perbuatan melawan hukum.
Akibatnya tidak dapat meminta pembayaran atas barang
tersebut.
Hukum Perjanjian
Kaidah Hukum
Kaidah Hukum
LIHAT PERIKATAN
Perjanjian
Hukum Administrasi:
Hukum Pidana:
Hukum Internasional:
Hukum Konsumen/
Hukum Perlindungan KOnsumen
Hukum Perdata
(dalam arti luas)
Hukum Publik
Hukum Administrasi
Hukum Perdata
Hukum Pidana
Hukum Acara
Perdata/Pidana
TUJUAN UMUM :
Agar mahasiswa
mengetahui perbedaan
antara Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
(PKPU)
TUJUAN KHUSUS :
Agar mahasiswa
mengetahui proses
dijatuhkannya pailit
kepada debitur, siapa saja
yang dapat meminta
pailit,
sebab dan akibat debitur
Pailit, serta dapat
membandingkan antara
pailit dengan PKPU
SYARAT UNTUK
DINYATAKAN PAILIT :
Debitur tidak
membayar sedikitnya
satu orang yang telah
jatuh tempo
1.
2.
3.
4.
5.
Sebab PKPU :
Keadaan yang sulit
seperti jatuh rugi,
pembekuan simpanan
dibank, dll sehingga
debitur kekurangan
uang untuk membayar
utang-utangnya
namun belumlah
sedemikian rupa
sehingga hanya
dibutuhkan waktu
untuk memperbaiki
keadaan ekonominya.
NO
KEPAILITAN
PKPU
BHP/Kurator
Lembaga Pemelihara
Hakim Komisaris
PENYELESAIAN SENGKETA
DALAM HUKUM BISNIS
YULIASARA SH.MH
1.
2.
3.
Persidangan
Tertutup
Terbuka
Tuntutan atas
perkara
Diajukan oleh
siapapun
Proses beracara
Sangat formal
Orang yang
menangani perkara
Arbiter Spesialis
Hakim Generalis
Tidak mengenal
yurisprudensi
Menggunakan
yurisprudensi
Putusan
Bisa banding /
peninjauan kembali
Arbitrase Nasional
Instansi yang berhak melaksanakan putusan adalah
pengadilan negeri
- pendaftaran putusan arbitrase
- permohonan eksekusi
Arbitrase Internasional
Putusan arbitrase hanya bisa dilaksanakan di negara yang
telah mempunyai kerjasama / perjanjian ekstradisi
Permohonan arbitrase
Penunjukan arbiter
Proses pemeriksaan
TERIMA
TERIMAKASIH
KASIH
Dani memutuskan untuk mengikuti program asuransi jiwa pada salah satu
perusahaan asuransi terkemuka, ia telah mengisi form aplikasi dengan
lengkap dan telah menandatangani surat perjanjian bahwa ia bersedia
mengikuti program asuransi pada perusahaan tersebut. Pada minggu ke 3
setelah perjanjian itu dibuat, terjadi kecelakaan yang menyebabkan dani
masuk rumah sakit dan dani ingin mengajukan klaim pada perusahaan
asuransi, namun ternyata ditolak Berikan analisa anda mengapa hal
tersebut bisa terjadi,?
Petanyaan:
Apakah peristiwa tersebut dapat disebut sebagai suatu perikatan?
mengapa?
Apakah beda antara perikatan dengan perjanjian