Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Imunodefisiensi
Menurunnya atau gagalnya fungsi salah satu
atau lebih komponen sistem imun.
Dapat melibatkan :
Spesifik : sel T/sel B
Non-spesifik : fagosit dan komplemen, NK sel
Imunodefisiensi
Imunodefisiensi dibagi menjadi :
Primer/congenital
Fisiologik
Sekunder/didapat, biasanya terjadi akibat
malnutrisi, kanker, obat imunosupresif infeksi
pada sel sistem imun, AIDS
Imunodefisiensi Primer
Imunodefisiensi primer :
jarang terjadi
kelainan dalam sistem fagosit dan atau
komplemen (C1-8), atau defek dalam proses
maturasi dan fungsi limfosit
Imunodefisiensi Primer
X-linked hypoglobulinemia :
Imunodefisiensi Primer
- Bayi menderita otitis media, rekurens bronchitis,
septikemi, pneumonia, arthritis, meningitis dan
dermatitis
- Kuman penyebab pada umumnya : H.influenza
dan S. pneumoniae
Imunodefisiensi Primer
Common variable immuno-deficiency (CVID)
sering dijumpai
bukan herediter, umumnya timbul setelah dewasa
(15-35 th)
pria dan wanita
ditandai infeksi piogenik berulang kali
sumsum tulang : sel B-imatur dalam jumlah normal
atau 85 % sel B tidak berfungsi normal, kadar semua
kelas Ig sangat menurun
Imunodefisiensi Primer
Limfosit B tidak mampu berdeferensiasi
menjadi sel plasma atau tidak mampu
mensekresi Ig
Kadang dijumpai kelainan limfosit T
Etiologi : belum diketahui dan dapat timbul
setiap saat
Imunodefisiensi Primer
Chronic mucocutaneus candidiasis (CMC)
- Infeksi jamur yang non patogenik yang disertai
gangguan fungsi sel T
- Pada pria dan wanita terutama anak
- Diduga herediter
Imunodefisiensi Primer
Aplasia timus congenital (Sindrom di
George)
Defek perkembangan embrio yang terjadi
pada 12 mg gestasi
Bayi mengalami hipokalsemi 24 jam setelah
lahir dan sering disertai kelainan jantung dan
ginjal congenital
Bukan herediter
Terjadi infeksi kronik oleh virus, bakteri, jamur
dan protozoa
10
Imunodefisiensi fisiologik
Kehamilan
Defisiensi imun seluler (sel Ts) dan efek supresi dari
humoral trophoblas
Diperlukan untuk kelangsungan hidup fetus
11
Imunodefisiensi fisiologik
Usia lanjut
Jaringan timus atropi : Tc/CD8 dan Th1 turun efek
apoptosis
Defisiensi seluler sering disertai dengan
meningkatnya kejadian kanker, kepekaan terhadap
infeksi m/ tbc, herpes, gangguan penyembuhan
infeksi, autoimun
12
Imunodefisiensi fisiologik
Usia dini (lahir 5 tahun)
Sel T yang naive tinggi sehingga tidak bisa
merespon antigen yang masuk
IgG : transfer plasenta dari ibu
13
Imunodefisiensi secunder
Malnutrisi
Malnutrisi protein : atropi timus dan jaringan
limfoid, depresi respons sel T, limfokin,
gangguan respon uji hypersensitivitas type IV
Membaik setelah diberikan diet cukup
14
Imunodefisiensi secunder
Infeksi
infeksi virus dan bakteri dapat menekan
sistem imun
kehilangan imunitas seluler terjadi pada
penyakit campak, mononucleosis, hepatitis
virus, sifilis, lepra, tuberculosis dan parasit
(Sel TDh)
15
Imunodefisiensi secunder
Acquaired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS)
Diungkapkan pada awal tahun 1980-an
Ciri : imunosupresi dengan manifestasi klinik
yang beragam infeksi oportunistik, keganasan
dan degenerasi susunan saraf pusat
16
Imunodefisiensi secunder
Acquaired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS)
Ditemukan pada homoseks dan biseks,
pecandu obat, transfusi darah dan transmisi
fetomaternal (ibu HIV positif kepada janin)
17
Imunodefisiensi secunder
Disebabkan : human immunodeficiency virus
(HIV) terutama menginfeksi sel T
Kegagalan sistem imun untuk mengatasi
infeksi HIV:
1.Sel T berkurang akibat terinfeksi virus
2.HIV mutasi yang sangat tinggi sehingga tidak
dikenal oleh sistem imun
18
Imunodefisiensi secunder
3. Sel yang terinfeksi HIV dapat mengelak dari
lisis
4. HIV dapat menghambat imunitas seluler
dengan cara menghambat transkripsi sitokin
oleh sel Th
5. Sel B aktif membentuk antibodi Ig dan imun
kompleks dalam serum meninggi
19
Imunodefisiensi secunder
Virus dikenali oleh dendrite sel (APC)
mengaktifkan CD4 berada di kelenjar
lymphe viremia mengaktifkan sel B
untuk menghasilkan Ab Ag-Ab
compleks dan virus replikasi masuk ke
lymphoid sel T abnormal selain itu
terinfeksi oleh mikrobial lainnya (AIDS)
20
Imunodefisiensi secunder
Obat, tindakan kateterisasi dan bedah
Dapat menimbulkan imunokompromis
Obat sitotoksik, gentamycin, amikain
menganggu kemotaksik neutrofil
Steroid dosis tinggi menekan fungsi sel T dan
inflamasi
21
Imunodefisiensi secunder
Tetracycline menekan imunitas seluler
Kloramphenicol menekan respon antibodi
Obat kemoterapi, analgesic, antihistamin,
antitiroid, antikonvulsi, penenang dan
antibiotika menurunkan jumlah neutrofil
22
Imunodefisiensi secunder
Penyinaran
dosis tinggi dapat menekan jaringan limfoid
dosis rendah menekan aktivitas sel Ts
23
Imunodefisiensi secunder
Penyakit berat
uremia menekan sistem imun dan
menimbulkan defisiensi imun
nefrotik sindrom defisiensi immunoglobulin
karena tubuh kehilangan protein berlebih
24
25