Anda di halaman 1dari 24

Undang-undang kesehatan

Undang-undang No 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
Oleh
Jayanti Pratiwi (1301042)
SI VII A
Dosen: Erniza Pratiwi, M.Farm,Apt

Definisi kesehtan
Menurut WHO(1947), sehat itu sendiri dapat diartikan
bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan

UU No. 23 Tahun 1992tentang Kesehatan menyatakan


bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, definisi kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.

Aspek kesehatan
fisik
ekono
mi
sosial,

mental
spiritu
al

Tenaga Kesehatan
Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
Pasal 1 butir 6 dikatakan bahwaTenaga Kesehatan
adalahsetiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan

Tenaga kesehatan berwenang untuk


menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud adalah dilakukan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai


dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari:
Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi.
Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan.
Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan
asisten apoteker.
Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog
kesehatan, entomologi kesehatan, mikrobiolog kesehatan,
penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis.
Terapis wicara.

Tenaga kesehatan yang melakukan


pelayanan kesehatan antara lain
dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian, dan bidan. Para
tenaga kesehatan ini memiliki
peran penting sesuai dengan
profesinya dalam proses
penyembuhan pasien.
Tenaga kesehatan yang berwenang
memberikan obat kepada pasien adalah
tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian
adalah tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian

profesi apoteker dibagi


menjadi 3 kategori :
1. Apoteker di apotek
umum
2. Apoteker di rumah sakit
3. Apoteker di industri

Tenaga kefarmasian
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal
108 telah mengatur tentang peranan
profesi apoteker, yakni pembuatan,
termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat dan obat
tradisional.

Keadaan Tenaga Kesehatan


Dari pendataan tenaga kesehatan pada
tahun 2010, ketersediaan tenaga
kesehatan di rumah sakit milik pemerintah
(Kementerian Kesehatan dan Pemerintah
Daerah), telah tersedia 7.336 dokter
spesialis, 6.180 dokter umum, 1.660
dokter gigi, 68.835 perawat/bidan, 2.787
S-1 Farmasi/Apoteker, 1.656 asisten
apoteker, 1.956 tenaga kesehatan
masyarakat, 4.221 sanitarian, 2.703
tenaga gizi, 1.598 tenaga keterapian fisik,
dan 6.680 tenaga keteknisian medis.

Pengadaan/Pendidikan Tenaga
Kesehatan
Pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan
diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat melalui
pendidikan dan/atau pelatihan.
Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan
sebagaimana dimaksud adalah menjadi
tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan
dan/atau pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan


dilakukan dengan memperhatikan:
a. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
b. jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
c. jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja
pelayanan kesehatan yang ada.

Perencanaan Kebutuhan Tenaga


Kesehatan
Yang dimaksud
dengan perencanaan
tenaga kesehatan
adalah upaya
penetapan jenis,
jumlah, dan
kualifikasi tenaga
kesehatan sesuai
dengan kebutuhan
pembangunan
kesehatan

Kepmenkes
No.850/Menkes/SK/XII/20
00 Tahun 2000 (Depkes,
2004) antara lain
mengatur tentang
kebijakan perencanaan
tenaga kesehatan untuk
meningkatkan
kemampuan para
perencanan pemerintah,
masyarakat dan semua
profesi disemua
tingkatan

Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004


Tahun 2004 (Depkes, 2004) antara lain
mengatur tentang pedoman
penyusunan perencanaan sumber daya
kesehatan di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, serta rumah sakit

perencanaan kebutuhan tenaga


kesehatan terdapat empat metoda
penyusunan yang dapat digunakan

Health
Need
Method
Ratios
Method

Health
Service
Demand

Health Service
Target Method

Pendayagunaan Tenaga
Kesehatan
Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya
pemerataan, pembinaan, dan pengawasan tenaga
kesehatan. Beberapa permasalahan klasik dalam
pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain:
a. Kurang serasinya antara kemampuan produksi
dengan pendayagunaan
b. Penyebaran tenaga kesehatan yang kurang
merata
c. Kompetensi tenaga kesehatan kurang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
d. Pengembangan karir kurang berjalan dengan
baik
Standar profesi tenaga kesehatan belum
terumuskan dengan lengkap
Sistem penghargaan dan sanksi tidak berjalan dengan
semestinya

Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 yang
dimaksud dengan fasilitas kesehatan adalah suatu
alaat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan, menurut jenis
pelayanannya terdiri atas:
Pelayanan kesehatan perseorangan
Pelayanan kesehatan masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menurut UU NO 36 2009
dilaksanakan oleh pihak Pemerintah, pemerintah
daerah, dan swasta

Fasilitas pelayanan kesehatan


wajib:
Memberikan akses yang luas bagi
kebutuhan penelitian dan
pengembangan di bidang
kesehatan
Mengirimkan laporan hasil
penelitian dan pengembangan
kepada pemerintah daerah atau
Menteri.
Sarana kesehatan menurut pasal 56

ayat (1) UU No. 23 Tahun 1992


tentang kesehatan meliputi balai
pengobatan, pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit umum,
rumah sakit khusus, praktek dokter,
praktek dokter gigi, praktek dokter
spesialis, praktek bidan, toko obat,
apotek pedagang besar farmasi,
pabrik obat dan bahan obat,
laboratorium, sekolah, dan akademi
kesehatan, balai pelatihan kesehatan
dan sarana kesehatan lainnya

Sediaan Farmasi
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 yang dimaksud dengan sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetika.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 1 menyatakan


bahwasanya obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

Sedangkan obat tradisional adalah


bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara
turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.

Asas Pembangunan
Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
Menurut bab IV pasal 47 undang-undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
upaya kesehatan meliputi pencegahan
penyakit (preventif), peningkatan kesehatan
(promotif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan yang
menyebutkan bahwa asas
pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berasaskan
1. perikemanusiaan,
2. keseimbangan,
3. manfaat,
4. perlindungan,
5. penghormatan terhadap hak dan
kewajiban,
6. keadilan,
7. gender, dan nondiskriminatif dan
8. norma-norma agama

Menurut Undang-Undang Nomor 36


Tahun
2009
tentnag
Kesehatan
pembangunan kesehatan bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis.

Hak dan Kewajiban Tenaga


Kesehatan
a. Hak Tenaga Kesehatan
Menurut UU No.36 tahun 2009 tentang

kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan


setiap orang berhak atas kesehatan,
akses atas sumber daya, pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau;
menentukan
sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan,
lingkungan yang sehat, info dan edukasi
kesehatan
yg
seimbang
dan
bertanggungjawab,
dan
informasi
tentang data kesehatan dirinya.

Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun


2009 itu diantaranya meliputi:

Hak menerima atau menolak sebagian


atau seluruh pertolongan (kecuali tak
sadar, penyakit menular berat, gangguan
jiwa berat).

Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah


UU, pengadilan, ijin ybs, kepentngan ybs,
kepentingan masyarakat).

Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau


kelalaian (kecuali tindakan penyelamatan
nyawa atau cegah cacat).

B. Kewajiban Tenaga Kesehatan


Kewajiban tenaga medis diatur untuk
mempertahankan keluhuran profesi dan
melindungi masyarakat luas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pada
Bab III pasal 9 yang menyatakan bahwa setiap
orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
dimana dalam pelaksanaannya meliputi upaya
kesehatan perseorangan, upaya kesehatan
masyarakat, dan pembangunan berwawasan
kesehatan.
upaya-upaya kesehatan tenaga kesehatan dalam hal
menciptakan masyarakat yang sehat, antara lain
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai