Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

ST-Elevation
Myocardial
Infarction
(STEMI)
Oleh :
Nur Amiera Farahanum (120100526)
Purushotaman R (120100478)
Rizki Velia (120100227)

Pembimbing : dr. Anggia C


Lubis, Sp.JP

Sindrom
Koroner Akut
(SKA)

Definisi
Suatu istilah atau terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan
keadaan gangguan aliran darah
koroner parsial hingga total ke miokard
secara akut.
UAP

SKA

NSTEMI
STEMI

Patofisiologi
SKA

Ruptur/erosi plak
arterosklerotik
Trombus
Trombus bersifat dinamis
Pembentukan trombus lebih
dominan dari pada proses lisis,
sehingga terjadi episode
peningkatan penyempitan atau
bahkan okulasi arteri koroner
dengan dampak iskemia hingga
infark jaringan miokard.

Diagnosis STEMI
Anamnesa

Nyeri dada seperti tertimpa beban berat


di
daerah,retrosternal, dapat menjalar
ke lengan kiri, leher, rahang, area
interskapular, bahu, epigastrium
Nyeri dada persisten (>20 menit)
Tidak hilang dengan istirahat maupun
nitrat
Disertai mual, muntah, keringat dingin

Diagnosis STEMI
EKG

Sadapan ekstremitas : elevasi segmen ST > 1


mm
Sadapan prekordial : elevasi segmen ST > 2
mm
2/lebih sadapan

Diagnosis STEMI
Lokasi Infark Miokard berdasarkan EKG
Lokasi Infark

Lokasi Elevasi

Arteri Kororner

Miokard Akut

Segmen ST

Anterior

V3,V4

Arteri koroner kiri cabang LAD-diagonal

Anteroseptal

V1,V2,V3,V4

Arteri

koroner

kiri

cabang

LAD-diagonal,

cabang LAD-septal
Anterior ekstensif

I,aVL,V2-V6

Arteri koroner kiri proksimal LAD

Anterolateral

I,aVL,V3,V4,V5,V6

Arteri

koroner

kiri

cabang

LAD-diagonal

dan/cabang sirkumfleks
Inferior

II,III,aVF

Arteri koroner kanan (paling sering) cabang


desenden

posterior

dan/

cabang

arteri

koroner kiri sirkumfleks


Lateral

I,aVL,V5,V6

Arteri

koroner

kiri

cabang

LAD-diagonal

dan/cabang sirkumfleks
Septum

V1,V2

Arteri koroner kiri cabang LAD-septal

Posterior

V7,V8,V9

Arteri koroner kanan/sirkumfleks

Ventrikel Kanan

V3R-V4R

Arteri koroner kanan bagian proksimal

Diagnosis STEMI
Biomarka jantung
Terjadi peninggakatan enzim jantung:
Troponin T ,N=0-0,1
CKMB ,N<24

Status Orang
Sakit

Status

No. RM
Hari/Tanggal
Nama Pasien
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
Agama
Tlp/Hp

: 00.67.15.36
: Minggu/3/04/2016
: DLP
: 36 tahun
: Laki-Laki
: Wiraswasta
: Jl. Sisingamangaraja no.486
: Kristen protestan
: -/-

Riwayat penyakit sekarang


Keluhan Utama: Nyeri dada
Anamnesa :
Nyeri dialami OS sejak 5 jam SMRS saat
melakukan aktifitas ringan.
OS menyatakan nyeri dada tersebut dirasakan
seperti ditimpa beban berat dengan durasi > 20
menit.
Keringat dingin (+), mual (+), muntah (-).
Nyeri dada sudah pernah dirasakan OS satu
bulan
yang lalu saat beraktifitas dan langsung
menghilang setelah istirahat. Nyeri dada saat
ini
dirasakan lebih berat dari sebelumnya,
tidak hilang dengan istirahat.

Riwayat penyakit sekarang


Sesak nafas (+), DOE (-), PND (-), OP (-), riwayat

sesak
nafas (-), kaki bengkak (-).
OS dibawa ke RSUPHAM sekitar pukul 05.00 WIB
dan diberi
aspirin,clorpidogrel, ISDN.
Riwayat Hipertensi (-).
Riwayat penyakit jantung pada keluarga (-).
Riwayat kolesterol (+).
Riwayat merokok (+), sejak SMP sebanyak 1-2
bungkus
perhari.

Faktor Risiko PJK


: Laki-laki,perokok,
dislipidemia
Riwayat Penyakit Terdahulu: Dislipidemia
Riwayat Pemakaian Obat : Aspirin dan Clopidogrel

Status Presens

KU
: Baik
Kesadaran : CM
TD
: 110/70
HR
: 90 x/i
RR
: 24 x/i
Suhu
: 360C
Sianosis
: (-)
Ortopnu
: (-)
Dispnu
: (-)
Ikterus
: (-)
Edema
: (-)
Pucat
: (-)

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Leher
: JVP R+2 cmH2O
Dinding toraks:
Batas Jantung
Atas : ICS II sinistra
Inspeksi : Simetris fusiformis
Bawah : Diafragma
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Kanan : 1 cm LPSD
Perkusi : Sonor pada kedua
paru
Kiri : 1cm LMSC
Auskultasi :
Jantung
: S1 (+),S2 (+) N S3 (-) S4 (-) Reguler
Murmur : (-)
Tipe : Grade : Punctum maximum : Radiasi : -

Pemeriksaan Fisik
Paru

: Suara Pernafasan : Vesikuler


Suara Tambahan : Ronkhi (+/+)Wheezing

(-/-)

Abdomen : Palpasi Hepar/Lien : Soepel, tidak teraba


Hepar
ataupun Lien
Asites (-)
Ekstremitas :
Superior : sianosis (-/-) clubbing (-/-)
Inferior : edema pretibial (-/-) pulsasi arteri (+/+)
Akral : hangat

Interpretasi EKG
Hasil EKG (03/04/16)

Interpretasi Rekaman EKG :


Irama : sinus rhythm; QRS rate : 96x/i; gelombang P normal, durasi:
0,08 s; aksis normal , interval PR : 0,16 s; kompleks QRS normal,
durasi : 0,08 s, Aksis : normal; ST-T changes: ST elevasi (+) V1-V4.
Gelombang T inversi (+) V1-V4.
Kesan EKG:

Interpretasi Foto Thorax


Hasil Foto Thorax (3 April 2016)

Interpretasi Foto Toraks (PA)


Kedua sinus costophrenikus lancip, kedua diafragma licin, tampak
infiltrate pada kedua lapangan paru, ukuran jantung normal CTR <
50%, trakea tengah, tulang tulang dan soft tissue baik.
Kesimpulan : pneumonia dd oedema paru

Hasil Lab
Darah Lengkap
Hb :18,2 g/dL (13-18)
Eritrosit : 5,95 x 106/mm3 (4,5-6,5 x 106/mm3)
Leukosit : 17,080 x 103/mm3 (4-11 x 103/mm3)
Hematokrit :53% (39-54 %)
Trombosit :397 X 103/mm3(150.000-450.000/mm3)
MCV : 89 fL
MCH : 30,6 pg
MCHC : 34,3 g/dl
RDW : 13,2 %
MPV : 9 fL
PCT : 0,36 %
PDW : 9,7 %
aPTT (P/K) : >22,7/33,0 ; PT (P/K) : 16/13,9 ; INR : 1,13 ; TT (P/K) :
>11,8/17,0

Analisa Gas Darah


pH : 7,351
pCO2 : 19,5 mmHg pO2 : 193,9 mmHg
HCO3 : 10,5 mmol Total CO2 : 11,1 mmol/L

Hasil Lab
Ginjal
BUN : 12 mg/dl (N)
Ureum : 26 mg/dl (N)
Kreatinin : 0,71 mg/dl (N)

Elektrolit
Na :138 (135-155 (N)
K : 4,5 (3,6-5,5) (N)
Cl : 105 (96-106) (N)

Metabolisme karbohidrat
KGD : 123 mg/dL (<200) (N)

Urinalisis
Ph : 7,35 (7,35-7,45) (N)

EnzimJantung
Troponin T :0,84 g/L (0-0,1)
CKMB :629 U/L (<24)

Diagnosa Kerja

STEMI anterolateral onset 5 jam KILLIP III TIMI risk


6/14 tanpa fibrinolitik
Fungsional : KILLIP III
Anatomi : Arteri Koroner
Etiologi
: Atherosklerosis

Differensial Diagnosa:
Diseksi Aorta
Emboli Paru

Pengobatan
Bed Rest
O 2-4 L/i via nasal kanul
IVFD NaCl 0,9%10 gtt/i mikro
Drips furosemide 1cc/jam
Inj. Arixtra 2 mg/24 jam
Clopidogrel 1x75 mg PO
Aspilet 1x80 mg PO
ISDN 3x5 mg
Captopril 3x6,25 mg
Simvastatin 1x40 mg
Laxadyn syr 1xCI
Clobazam 1x10mg
2

Follow Up
Pasien

Follow Up Pasien
TGL
4 April 2016

Nyeri dada

Sens: CM

STEMI anterolateral

Bed Rest

(-)

EKG monitor : ST

onset 5 jam Killip III

O23-4

Sesak nafas TD : 110/70 mmHg

TIMI risk 6/14 tanpa

(+)

fibrinolitik

HR: 96 x/i

nasal

IVFD NaCl 0,9 %10


gtt/i mikro

Pemeriksaan fisik:
Kepala

via

kanul

RR: 26x/i
T: 35,9 C

L/i

Inj.

Furosemide

20

mg/ 8 jam

Mata: anemis (-/-), ikterik (-/-),

Inj. Arixtra 2,5 mg/24


jam

Leher: TVJ R+2 cmH2O

Clopidogrel 1x75 mg

Thoraks

Aspilet 1x80 mg

Cor: S1(N),S2(N), regular.

ISDN 3x5 mg

Murmur (-), gallop(-),

Captopril 3x6,25 mg

Pulmo:

Simvastatin 1x40 mg

SP: vesikuler

Bisoprolol 1x 2,5 mg

ST: ronki basah basal (+/+)

Laxadyn syr 1xCI

Abdomen: soepel; BU (+) N

Clobazam 1x10mg

Ekstremitas: akral hangat,

R/ Cek: Kgd N / 2 jam pp,

oedem -/-

HbA1c, Lipid Profile, Urinalisa,

EKG 4 April 2016

Interpretasi:
Irama : SR, Rate : 87 x/i, gelombang P normal dengan durasi 0,08 s,
Interval PR 0,16 s, Kompleks QRS normal dengan durasi 0,08, LAD,
Segmen ST Elevasi di V1-V6, QS di III avF
Kesan :SR + LAD + anterolateral

Follow Up Pasien
5 April

Nyeri dada

Sens: CM

STEMI anterolateral

Bed Rest

2016

(-)

TD : 100/70 mmHg

onset 5 jam Killip III

O22-4

Sesak nafas

HR: 80 x/i

TIMI risk 6/14 tanpa

(-)

RR : 18 x/i

fibrinolitik

Suhu: 36C

Masalah :BAB (-)

Pemeriksaan fisik:
Kepala
Mata: anemis (-/-), ikterik
(-/-),

via

nasal

kanul

IVFD NaCl 0,9 %10 gtt/i


mikro

Inj. Furosemide 20 mg/


8 jam

Inj.

Arixtra

mg/24

jam

Leher: TVJ R+2 cmH2O


Thoraks

L/i

Clopidogrel

1x75

mg

PO

Cor: S1(N),S2(N), regular.


Gallop(-)

Aspilet 1x80 mg PO

Pulmo:

ISDN 3x5 mg

SP: vesikuler

Captopril 3x6,25 mg

ST: ronki basah basal (-/-)

Simvastatin 1x40 mg

Abdomen: soepel, BU (+)

Bisoprolol 1x 2,5 mg

Laxadyn syr 1xCI

EKG 5 April 2016

Interpretasi:
Irama : sinus rhythm; QRS rate : 80x/i; gelombang P normal, durasi: 0,08
s; aksis normal, interval PR : 0,12 s; kompleks QRS normal, durasi : 0,04
s, Aksis : LAD; ST-T changes: ST elevasi(-).
Kesan EKG :
Sinus Rhythm + LAD + OMI anterolateral

Follow Up Pasien
6 April

Nyeri

Sens: CM

STEMI

Bed Rest

2016

dada (-)

TD : 90/60 mmHg

anterolateral

O22-4 L/i via nasal

Sesak

HR:70x/i

onset 5 jam

nafas (-)

RR: 20x/i

Killip II TIMI risk

Pemeriksaan fisik:

6/14 tanpa

Kepala

fibrinolitik

kanul

Furosemide

tab

Inj.

Arixtra

mg/24 jam

Cor: S1(N),S2(N), regular.


Murmur (-), gallop(-),

0,9

1x1

Leher: TVJ R+2 cmH2O


Thoraks

NaCl

%10 gtt/i mikro

Mata: anemis (-/-), ikterik


(-/-),

IVFD

Clopidogrel

1x75

mg PO

Pulmo:

Aspilet 1x80 mg
PO

SP: vesikuler

ISDN 3x5 mg

ST: -

Simvastatin 1x40

Abdomen: soepel; BU (+)

mg

Diskusi
Kasus

Diskusi kasus
TEORI

KASUS

Faktor Resiko SKA16


Yang tidak dapat dimodifikasi :

Pada kasus, didapatkan


pasien memiliki faktor
resiko PJK yaitu :

Usia
Resiko meningkat dengan bertambahnya (-)
usia, >45 tahun pada pria dan >55
tahun pada wanita
Jenis kelamin
Jenis kelamin laki-laki
Laki-laki > perempuan walaupun setelah
menopause, tingkat kematian
perempuan akibat penyakit jantung
meningkat namun tidak sebanyak
tingkat kematian pada laki-laki
(-)
Riwat Keluarga
Anak dengan orangtua dan saudara
kandung memiliki riwayat penyakit

Diskusi kasus
Yang dapat dimodifikasi :
Merokok
Peran rokok dalam PJK antaraYang dapat dim lain
menimbulkan aterosklerosis, peningkatan
trombogenesis dan vasokonstriksi, peningkatan
tekanan darah, pemicu aritmia jantung,
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen.
Alkohol
Hipertensi
Hipertensi dapat menyebabkan peningkatan
afterload secara tidak langsung dan akan
meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi
seperti ini akan memicu hipertrofi ventrikel kiri
yang pada akhirnya akan meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung
Hiperkolesterolemia
Kolesterol berperan penting untuk terjadinya PJK.
Akumulasi kolesterol dalam pembuluh darah akan

Merokok
OS merupakan
perokok sejak remaja

(-)
(-)

Hiperkolesterolemia

Diskusi kasus
Manifestasi klinis :1

Pada kasus :

Nyeri dada tipikal


Nyeri dada persisten dirasakan
>20 menit di daerah retrosternal.
Nyeri seperti tertimpa beban
berat, ditekan, rasa terbakar,
ditusuk dan nyeri menjalar ke
bahu, lengan, leher, sampai ke
epigastrium. Nyeri dicetuskan
oleh aktifitas fisik dan stress
emosional

Dijumpai adanya keluhan nyeri


dada selama >20 menit.Nyeri
dada dirasakan pasien seperti
ditimpa beban berat.

Gejala penyerta
Diaphoresis (keringat dingin),
mual muntah, sulit bernafas,
cemas, dan lemas

Nyeri dada disertai keringat


dingin dan mual.

Diskusi kasus
Diagnosa :15
Anamnesis
Keluhan nyeri dada tipikal, riwayat nyeri
sebelumnya, faktor resiko PJK, serta
riwayat keluarga dengan PJK. Perlu juga
ditanyakan apa yang dilakukan oleh
pasien sebelum terjadi serangan
Pemeriksaan fisik
Sebagian besar pasien akan cemas dan
tidak bisa istirahat. Seringkali disertai
keringat dingin. Selain itu dari
pemeriksaan fisik dapat
mengidentifikasi komplikasi iskemia
(regurgitasi katup mitral akut, S3, ronki
basah atau edema paru) dan juga dapat
menyingkirkan diagnosa banding

Pada kasus :
Berdasarkan anamnesis
dijumpai adanya nyeri tipikal
disertai dengan gejala
penyerta berupa keringat
dingin dan mual. Pasien
mempunyai faktor risiko
yaitu : merokok dan
hiperkolesterolemia

Diskusi kasus
EKG
Diagnosis STEMI ditegakkan dengan
berdasarkan EKG yaitu adanya ST elevasi
2mm, minimal pada 2 sadapan prekondrial
yang berdampingan atau 1mm pada 2
sadapan ekstremitas. Pada sadapan V1-V3 nilai
ambang untuk diagnostik beragam bergantung
dari usia dan jenis kelamin.
Peningkatan marka jantung1
Marka jantung yang biasanya digunakan untuk
diagnosis infark miokard adalah CK-MB dan
Troponin-T. Peningkatan marka jantung dua kali
diatas nilai batas normal menunjukkan adanya
nekrosis miokard.
CK-MB meningkat setelah 3 jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam 10-24
jam dan kembali normal dalam 2 hari.
Troponin-T meningkat setelah 2 jam dan
mencapai puncak dalam 10-24 jam dan masih

Pada kasus :
Berdasarkan EKG
ditemukan kelainan
berupa Aksis : LAD, ST
elevasi (+) di lead V1-V5.
Kesan EKG : Sinus rhythm
+STEMI

Berdasarkan
pemeriksaan enzim
jantung didapatkan
Troponin T : 0,84 g/L (00,1)
CKMB : 629 U/L (<24)

Diskusi kasus
Penatalaksanaan17

Bed Rest

Tirah Baring

O22-4 L/i via nasal kanul

Oksigen harus segera diberikan dalam 6 jam pertama


tanpa mempertimbangkan saturasi oksigen atau dengan
saturasi oksigen <95%

IVFD NaCl 0,9%10 gtt/i

Terapi reperfusi dilakukan dengan terapi trombolitik


maupun dengan PCI. Terapi fibrinolitik direkomendasikan
diberikan dalam 12 jam pertama sejak awitan gejala pada
pasien.
Nitrat adalah venodilator yang mengakibatkan
berkurangnya preload dan volume akhir diastolik sehingga
menurunkan kebutuhan oksigen miokard.

mikro
Drips furosemide
1cc/jam
Inj. Arixtra 2 mg/24 jam
Clopidogrel 1x75 mg PO
Aspilet 1x80 mg PO
ISDN 3x5 mg

Morfin sulfat 1-5 mg intravena dapat diulang setiap 10-30


menit bagi pasien yang tidak responsive dengan terapi tiga
dosis NTG sublingual.

Captopril 3x6,25 mg

Aspirin diberikan dengan dosis 160-320 mg dilanjutkan


dengan dosis pemeliharaan 75-160 mg.

Laxadyn syr 1xCI

Clopidrogel adalah anti platelet yang menghambat platelet


P2Y12 ADP receptor sehingga mencegah terjadinya aktivasi

Simvastatin 1x40 mg
Clobazam 1x10mg

Diskusi kasus
Pemberian antikoagulan disarankan untuk
semua pasien yang mendapatkan terapi
antiplatelet. Anti koagulan disarankan untuk
pasien STEMI yang diberikan agen fibrinolitik
hingga revaskularisasi (bila dilakukan) atau
selama pasien dirawat di rumah sakit hingga
hari ke 8. Pilihan terapi ; enoxaparin iv diikuti
s.c., heparin tidak terfraksi, berikan
fondaparinux bolus iv pada pasien yang
diberikan streptokinase.
Statin harus diberikan pada semua penderita
jika tidak terdapat kontraindikasi tanpa
melihat nilai awal LDL,dll. Statin dapat
membantu menstabilkan plak aterosklerosis
karena menurunkan inflamasi vascular dan
memperbaiki disfungsi sel endotel. Terapi
statin dimulai sebelum pasien keluar rumah
sakit dengan sasaran terapi kadar LDL <100
mg/dl.

Diskusi kasus
Prognosis :
Terdapat beberapa sistem dalam
menentukan prognosis paska
infark miokardium. Prognosis
berdasarkan pada :
Killip15
TIMI risk score

Pada kasus, didapatkan


KILLIP IIImortalitas30-40
%
TIMI 6/14 mortalitas 30
hari 40,9%

Kesimpulan
DLP, lakilaki berusia 36 tahun, mengalami STEMI Anterolateral onset 5
Jam Killip III TIMI risk 6/14 diberi pengobatan:

Bed Rest
O 2-4 L/i via nasal kanul
IVFD NaCl 0,9%10 gtt/i mikro
Drips furosemide 1cc/jam
Inj. Arixtra 2 mg/24 jam
Clopidogrel 1x75 mg PO
Aspilet 1x80 mg PO
ISDN 3x5 mg
Captopril 3x6,25 mg
1x40 mg
Simvastatin
syr 1xCI
Laxadyn
Dulcolac supp
2

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai