Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kegiatan K3L Penelitian

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA PASIEN


DI PUSKESMAS TASIKMADU KABUPATEN
KARANGANYAR

Sarah NR, Karla Kalua, Anindya Nur Q, Sheilla Elfira SP, Annisa
Nur H, Sumardiyono*
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Pencegahan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret
*E-mail: sumardiyono99@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan

Penyakit
Penyakit degeneratif
degeneratif yang
yang sering
sering dijumpai
dijumpai di
di FKTP
FKTP adalah
adalah hipertensi,
hipertensi, yang
yang
merupakan
merupakan keadaan
keadaan dimana
dimana tekanan
tekanan sistolik
sistolik
140
140 mmHg
mmHg dan
dan atau
atau tekanan
tekanan
diastolik
diastolik
90
90 mmHg.
mmHg. Beberapa
Beberapa faktor
faktor resiko
resiko diduga
diduga memiliki
memiliki peran
peran dalam
dalam
terjadinya
hipertensi,
seperti
usia,
keturunan,
jenis
kelamin,
pola
makan,
terjadinya hipertensi, seperti usia, keturunan, jenis kelamin, pola makan,
merokok,
merokok, aktivitas
aktivitas fisik,
fisik, dan
dan stres.
stres.

Metode

Merupakan
Merupakan penelitian
penelitian observasional
observasional analitik
analitik dengan
dengan desain
desain cross
cross sectional
sectional
dan
dianalisis
dengan
uji
Chi
Square
dengan
uji
alternatif
Kolmogorovdan dianalisis dengan uji Chi Square dengan uji alternatif KolmogorovSmirnov.
Smirnov. Subjek
Subjek penelitian
penelitian sebanyak
sebanyak 70
70 pasien
pasien yang
yang datang
datang ke
ke Puskesmas
Puskesmas
Tasikmadu
Karanganyar.
Variabel
bebas
penelitian
ini
adalah
faktor
Tasikmadu Karanganyar. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor risiko
risiko
hipertensi
yang
diukur
dengan
kuisioner,
sedangkan
variabel
terikatnya
hipertensi yang diukur dengan kuisioner, sedangkan variabel terikatnya adalah
adalah
hipertensi.
hipertensi.

Hasil

Hipertensi
Hipertensi berhubungan
berhubungan dengan
dengan riwayat
riwayat keluarga
keluarga (p=0.000
(p=0.000 >
>
=
= 0.05)
0.05) dan
dan
stress
(p=0.049
>

=
0.05)
sementara
tidak
ada
hubungan
antara
hipertensi
stress (p=0.049 > = 0.05) sementara tidak ada hubungan antara hipertensi
dengan
dengan jenis
jenis kelamin
kelamin (p=0.762
(p=0.762 >
>
=
= 0.05),
0.05), IMT
IMT (p=1.000
(p=1.000 >
>
=
= 0.05),
0.05),
kebiasaan
kebiasaan konsumsi
konsumsi makanan
makanan asin
asin (p=0.690
(p=0.690 >
>
=
= 0.05),
0.05), kebiasaan
kebiasaan
mengkonsumsi
mengkonsumsi makanan
makanan dengan
dengan lemak
lemak jenuh
jenuh (p=0.353
(p=0.353 >
>
=
= 0.05),
0.05), merokok
merokok ((
p=1.000
p=1.000 >
>
=
= 0.05)
0.05)

Simpulan

Riwayat keluarga dengan hipertensi dan stres merupakan


faktor risiko hipertensi pada pasien di Puskesmas Tasikmadu
Karanganyar.

Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering dijumpai di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) di Indonesia.
Hipertensi tekanan darah sistolik 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 90
mmHg (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Hipertensi dihubungkan dengan peningkatan
risiko stroke, infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal, hingga gangguan kognitif. Angka
kematian juga meningkat pada individu dengan tekanan darah diatas 115/75 mmHg
(Sacks FM et.al., 2012).
Prevalensi hipertensi di dunia berbeda-beda. Di Amerika Serikat sebesar 18%-32%
sedangkan di Cina sebesar 13%. Di Indonesia, prevalensi sebesar 31,7% (Dhuha S,
2011).
Sejumlah faktor risiko dihubungkan dengan hipertensi. Asupan buah dan sayuran dan
kebiasaan pola makan yang sehat yang rendah dan prevalensi obesitas yang tinggi
berkontribusi menyebabkan hipertensi. Di negara industri, prevalensi hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia, 10% pada usia 30 tahun dan 50% pada usia 60
tahun. Namun, pada populasi tertentu yang mengkonsumsi produk sayuran dan asupan
garam yang rendah, prevalensi hipertensi tidak signifikan meningkat (Sacks FM et.al.,
2012).

Metode
Jenis penelitian
hubungan antara variabel
bebas (factor risiko)
dengan variabel terikat
(efek)
Observasional analitik
desain cross sectional

Sampling

Pengambilan Data

Tempat: Puskesmas
Tasikmadu pada bulan
November 2016.
Jumlah sampel: 70 orang.
Teknik sampling: incidental
random sampling
Kriteria inklusi: Umur 20
tahun, pasien Puskesmas
Tasikmadu, bersedia
menjadi responden
Kriteria eksklusi: Pasien
hipertensi sekunder,
responden tidak mengisi
lengkap kuesioner yang
diberikan.

kuesioner yang disusun


oleh Hesti Rahayu (2012):
bagian A : data demografi
(nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan
terakhir dan pekerjaan)
Bagian B : riwayat
keluarga, kebiasaan
mengkonsumsi makanan
asin, kebiasaan
mengkonsumsi makanan
lemak jenuh, kebiasaan
merokok, kebiasaan
olahraga dan stress.
Skala: kategorik.

Hasil

Status Hipertensi Pasien


Non Hipertensi
n
Laki-laki

Hipertensi
%

11

Perempuan

35.7

(10.4)

(15.6)

17

27
60.7

(17.6)

IMT

Kekurangan BB tingkat ringan

4.8

Normal

18

64.3

28

66.7

Kelebihan BB tingkat ringan

28.5

19.0

Kelebihan BB tingkat berat

7.1

9.5

Tidak ada

22

Ya

30.9

(14.0)

(21.0)

29
21.2

Ya

12

69.04
16
38.0

(11.2)

(16.8)

16

26
57.1

(16.8)
Tidak

Ya

61.9
8
19.0

(6.4)

(9.6)

20

34
71.4

(21.6)
Kebiasaan Merokok

80.9
(32.4)

22

78.6

36

85.7

Ya

21.4

14.3

Tidak

15

Ya

35.7

(12.0)

(18.0)

13

27
46.4

Normal

0.139
64.3

(24.0)

12

28
42.9

Ya

1.000

15
53.6

(16.0)

Stress

0.353

Tidak

Kebiasaan
Olahraga

0.690

(25.2)
28.6

Konsumsi Lemak

0.000

(21.0)
42.9

Konsumsi

1.000

13
78.57

Tidak

Jenuh

64.3
(26.4)

(14.0)

makanan asin

0.762

Kekurangan BB tingkat berat

Riwayat Keluarga
dengan Hipertensi

15
39.3

Jenis Kelamin

66.7

(16.0)

(24.0)

16

14

0.049

Pembahasan
Hipertensi
Hipertensi -- Gender
Gender
15
15 pasien
pasien laki-laki
laki-laki dengan
dengan hipertensi
hipertensi dan
dan 27
27 pasien
pasien perempuan
perempuan dengan
dengan hipertensi.
hipertensi.
tidak
ada
hubungan
yang
bermakna
antara
jenis
kelamin
dengan
kejadian
tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi
hipertensi
(p=0.762)
(p=0.762)
Berdasarkan
Berdasarkan teori:
teori:
jenis
jenis kelamin
kelamin mempengaruhi
mempengaruhi kejadian
kejadian hipertensi.
hipertensi. Hipertensi
Hipertensi lebih
lebih tinggi
tinggi pada
pada pria
pria daripada
daripada
wanita
pada
usia
di
bawah
55
tahun.
Tingkat
kejadian
ini
akan
menjadi
sebanding
wanita pada usia di bawah 55 tahun. Tingkat kejadian ini akan menjadi sebanding pada
pada
usia
usia 55-74
55-74 tahun.
tahun. Pada
Pada usia
usia
74
74 tahun,
tahun, wanita
wanita lebih
lebih rentan
rentan mengalami
mengalami hipertensi
hipertensi
daripada
daripada pria
pria (Black
(Black dan
dan Hawks.,
Hawks., 2005).
2005).

Hipertensi
Hipertensi -- Obesitas
Obesitas
Pasien
Pasien hipertensi
hipertensi dengan
dengan IMT
IMT kekurangan
kekurangan berat
berat badan
badan tingkat
tingkat rendah
rendah (2
(2 orang),
orang), normal
normal (28
(28
orang),
kelebihan
berat
badan
tingkat
rendah
(8
orang),
dan
kelebihan
berat
badan
tingkat
orang), kelebihan berat badan tingkat rendah (8 orang), dan kelebihan berat badan tingkat
berat
berat (4
(4 orang).
orang).
Tidak
ada
Tidak ada hubungan
hubungan yang
yang bermakna
bermakna antara
antara IMT
IMT dengan
dengan kejadian
kejadian hipertensi,
hipertensi, dengan
dengan
p=1.000.
p=1.000.
Berbeda
Berbeda dengan
dengan pendapat
pendapat Black
Black dan
dan Izzo
Izzo (1999)
(1999) :: setiap
setiap penurunan
penurunan berat
berat badan
badan 9.2
9.2 kg
kg
dapat
menurunkan
tekanan
darah
baik
sistole
dan
diastole
sebesar
6,3
dan
3,1
mmHg.
dapat menurunkan tekanan darah baik sistole dan diastole sebesar 6,3 dan 3,1 mmHg.
Hipertensi
Hipertensi -- Riwayat
Riwayat keluarga
keluarga
Hubungan
Hubungan yang
yang bermakna
bermakna antara
antara riwayat
riwayat keluarga
keluarga dengan
dengan hipertensi
hipertensi dengan
dengan kejadian
kejadian
hipertensi,
dengan
p=0.000.
hipertensi, dengan p=0.000.
Seseorang
Seseorang yang
yang orang
orang tuanya
tuanya menderita
menderita hipertensi
hipertensi akan
akan mempunyai
mempunyai risiko
risiko lebih
lebih besar
besar
mengalami
hipertensi
pada
usia
muda.
Selain
itu,
predisposisi
genetic
berhubungan
mengalami hipertensi pada usia muda. Selain itu, predisposisi genetic berhubungan dengan
dengan
tingginya
tingginya kadar
kadar sodium
sodium di
di intraseluler
intraseluler dan
dan rendahnya
rendahnya kadar
kadar potassium
potassium dibandingkan
dibandingkan kadar
kadar
sodium.
sodium.

Pembahasan
Hipertensi - Konsumsi nutrisi
Nutrien yang berdampak nyata terhadap naiknya tekanan darah adalah
mineral sodium. Konsumsi makanan tinggi sodium mempunyai pengaruh
yang bermakna terhadap kejadian hipertensi (Indrawati et al., 2009). Diet
tinggi sodium akan menstimulasi pengeluaran hormon natriuretic dan
mekanisme vasopressor dalam sistem saraf pusat, yang akan berkontribusi
pada peningkatan tekanan darah (Black dan Hawks, 2005).
Makanan berlemak jenuh berpengaruh terhadap naiknya tekanan darah. Hal
ini terjadi akibat pengaruh lemak jenuh yang menyebabkan atherosclerosis
(Aziza, 2007).
Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi
makanan asin dengan hipertensi, p=0.690
Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan
mengkonsumsi makanan dengan lemak jenuh dengan hipertensi, p=0.353.

UKM Pengembangan

Hipertensi - merokok
Kandungan nikotin dalam rokok dapat meningkatkan denyut jantung dan
menyebabkan vasokonstriksi perifer, yang akan meningkatkan tekanan darah
arteri pada jangka waktu yang pendek, selama, dan setelah merokok (Black
dan Hawks, 2005).
Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara merokok dengan
hipertensi, p=1.000.

Pembahasan
Hipertensi aktivitas fisik
Aziza (2007) menyatakan bahwa aktifitas fisik yang teratur dapat
menurunkan risiko atherosclerosis yang merupakan salah satu
penyebab hipertensi. Selain itu, aktivitas fisik teratur dapat
menurunkan tekanan sistolik sebesar 10 mmHg dan tekanan
diastolik sebesar 7.5 mmHg
Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga
dengan kejadian hipertensi, dengan p=1.000.

UKM Pengembangan

Hipertensi - stres
Orang yang mengalami stres memiliki risiko hipertensi karena
dengan adanya stress akan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan keluaran jantung. Selain itu, stress dapat
menstimulasi sistem saraf simpatik (Hahn dan Payne 2003), dimana
akan menstimulus pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol.
Respon fisiologis ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan
tekanan darah (Braverman dan Braverman, 2006).
Hasil sesuai dengan teori di atas dimana terdapat hubungan yang
bermakna antara stres dengan hipertensi dengan kejadian
hipertensi, dengan p=0.049.

Simpulan
Faktor risiko yang berhubungan dengan
penyakit hipertensi pada pasien di
Puskesmas Tasikmadu yaitu riwayat
keluarga dengan hipertensi dan stres.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai