Anda di halaman 1dari 17

HAK ATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL (HAKI): HAK CIPTA


DISUSUN OLEH
DARUL IRHAM (14510093)
MIFTAKH EGA F (14510105)

Pengertian Hak Cipta


Menurut Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No.19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta (selanjutnya disingkat UUHC), hak cipta
merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Isnaini,2010:1), Hak cipta adalah hal eksklusif bagi pencipta
atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu, dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang
undang yang berlaku

Sejarah Perkembangan Hak Cipta


Pada tahun 1886, di kalangan negara-negara kawasan
Eropa dilakukan Konvensi Bern 1886, yang ditujukan bagi
perlindungan ciptaan-ciptaan sastra dibidang seni, dan
dapat dikatakan bahwa Konvensi Bern ini adalah suatu
pengaturan perlindungan hukum hak cipta yang dianggap
modern pada waktu itu dan Konvensi Bern 1886 ini
merupakan ketentuan hukum internasional yang pertama
mengatur tentang masalah hak cipta. Dalam konvensi ini,
hak cipta diberikan secara otomatis kepada si pembuat
karya cipta, dan pengarang atau pembuat tidak harus
mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan hak cipta.

Sejarah Perkembangan Hak Cipta


Di Indonesia
Jauh sebelum menjadi negara merdeka, indonesia
sudah mempunyai undang undang hak cipta. Undang
undang ini diberlakukan oleh pemerintah kolonial
belanda. Undang undang hak cipta ini bernama
Auteurswet 1912. Indonesia memberlakukan undang
undang tersebut selama lebih dari 30 tahun, sebelum
menjadi negara merdeka pada tahun 1945.

Hak Dalam Hak Cipta


Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual
hasil salinan tersebut (termasuk, pada umumnya,
salinan elektronik)
Mengimpor dan mengekspor ciptaan
Menciptaan karya turunan atau derivatif atas ciptaan
(mengadaptasi ciptaan), serta
Menampilkan atau memamerkan ciptaan didepan
umum, menjual atau mengalihkan hak ekslusif tersebut
kepada orang atau pihak lain.

Hak Dalam Hak Cipta


1. Hak Eksklusif
Yang dimaksud hak ekslusif adalah bahwa hanya
pemegang atau pemilik hak ciptalah yang bebas
melaksanakan
pemanfaatan
hak
cipta
tersebut,
sementara orang atau pihak lain, dilarang melaksanakan
pemanfaatan hak cipta tersebut tanpa izin pemegang
hak cipta. Di Indonesia hak eksklusif si pemegang hak
cipta termasuk kegiatan-kegiatan menerjemahkan,
menjual,
menyewakan,
meminjam,
mengekspor,
mengimpor dan lainnya.

Hak Dalam Hak Cipta


2. Hak Terkait
Adapula yang disebut hak terkait yang khusus dimiliki
oleh si pelaku karya seni, produser rekaman suara, dan
lembaga penyiaran untuk mengatur pemanfaatan hasil
dokumentasi kegiatan seni yang dilakukan, direkam, atau
disiarkan
oleh
mereka
masing-masing.
Sebagai
contohnya seorang penyayi berhak untuk melarang pihak
lain memperbayak rekaman suara nyanyiannya.

Hak Dalam Hak Cipta


3. Hak Moral
Hak moral dimiliki pencipta suatu karya. Secara umum, hak moral
mencakup hak agar ciptaannya tidak dirubah atau dirusak tanpa
persetujuan, dan hak untuk diakui sebagai pencipta ciptaan tersebut.
Hak ini tidak dapat dihilangkan dengan alasan apapun, walaupun
hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Contohnya adalah
mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
4. Hak Ekonomi
Hak untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari hasil
ciptaannya.

Pembatasan Hak Cipta


Dalam UU Nomor 19 Tahun 2002 memuat pembatasan
hak cipta terkait dengan pendidikan, yakni tentang
penggunaan literatur dalam mencamtumkan sumber
yang ditentukan, atau kewajiban pemegang hak cipta
yang bersangkutan untuk memberikan izin kepada pihak
lain untuk menerjemahkan dan/atau memperbanyak
ciptaan tersebut, dan lain lain. Hal ini dilakukan terhadap
ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra
untuk kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, sastra,
serta penelitian dan pengembangan.

Pembatasan Hak Cipta


Masa Berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek
Seumur hidup pencipta + 50 tahun setelah
pencipta wafat

50 tahun sejak pertama kali


diumumkan

Karya tulis
Drama, tarian
Seni rupa, lukis dan
lainnya
Lagu / music
Arsitektur
Ceramah, pidato dan
sejenisnya
Alat-alat peraga
Peta
Terjemahan, tafsiran,
saduran

Program komputer
- Sinematograf
- Fotograf
- Database
Lay out karya tulis
Ciptaan
yang
dipegang
badan
hukum

Pembatasan Hak Cipta


50 tahun sejak
pertama kali
dipertunjukkan

Selama-lamanya

Folklor

Pementasan
-Aktor
-pemusik

50 tahun sejak
pertama kali direkam

Produk
perekaman
suara

20 tahun sejak
pertama kali
disiarkan

Materi
Siaran

Perolehan Hak Cipta


1. Penandaan Hak Cipta
Secara internasional disepakati bahwa agar suatu
ciptaan seperti buku atau flm mendapatkan hak cipta
pada saat diciptakan, ciptaan tersebut harus memuat
sesuatu pemberitahuan hak cipta yang berupa huruf
(lambang hak cipta), atau kata copyright, yang diikuti
dengan tahun hak cipta dan nama pemegang hak cipta.
2. Melalui Prosedur Pendaftaran Hak Cipta
Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan
ciptaannya melalui konsultan HKI.

Prosedur Permohonan Pendaftaran Hak Cipta


Menurut UU No.12 Tahun 1997 Tentang Hak Cipta
Permohonan
pendaftaran hak
cipta

Mengisi formulir pendaftaran:


Melampirkan contoh ciptaan & uraian atas ciptaan yang
dimohonkan
Melampirkan bukti kewarganegaraan pencipta
Melampirkan bukti badan hukum bila pemohon badan
hukum
Melampirkan surat kuasa bila melalui kuasa
Membayar biaya permohonan

Pemberian surat
pendaftaran ciptaan

Evaluasi
Didaftarkan

Pemeriksaan
administratif

Hak Cipta Dalam Perspektif Islam


Dalam Islam, manusia harus mengutamakan kaidah
kaidah islam untuk melakukan sesuatu termasuk dalam
menggunakan karya cipta orang lain.
Hukum islam dalam kaitannya dengan hak sebagai
berikut.
Memberikan hak kepada yang berhak.
Melindungi hak.
Menggunakan hak dengan cara yang sah dan benar.
Menjamin perpindahan hak dengan cara yang benar
dan sah.

Peraturan UU Hak Cipta di Indonesia


UU No. 19 Tahun 2002 atau yang dikenal UUHC terdiri
dari 78 Pasal dan 15 BAB. UU No. 19 Tahun 2002 adalah
undang undang versi terakhir yang mengatur tentang
hak cipta yang merupakan penyempurnaan atau
pembaharuan dari UU yang sudah ada sebelumnya.
Dalam UU tersebut pelanggar hak cipta dikenakan
ancaman penjara maksimum 7 tahun dan denda
maksimum hingga Rp 5.000.000.000 (Lima miliar rupiah).

PERLINDUNGAN HAK CIPTA


NEGARA ASING
Amerika Serikat
Amerika serikat akan memberikan perlindungan hak cipta
terhadap karya karya/ciptaan ciptaan warga asing yang
menjadi anggota konvensi bern, secara timbal balik.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai