Anda di halaman 1dari 30

ILEUS PRE DAN POST

Di susun Oleh Kelompok 5:


Ahmad Faruq
Maryam Fitria Suwandi
Mohamad Cahyadi
Rinawati
Sutan Muda Harahap
Trio Agista

ANATOMI
Usus Halus: Usus halus berbentuk tubuler, dengan
panjang 6 meter pada orang dewasa, yang terbagi atas
tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Usus Besar: Usus besar terdiri atas segmen awal
(sekum), dan kolon asendens, tranversum, desenden,
sigmoid, rectum, dan anus.

FISIOLOGI

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi
nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dari dalam
mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin terhadap
makana yang masuk. Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh
kerja enzim-enzim pancreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak dan
protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam
sekret pancreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal
untuk kerja enzim-enzim.

DEFINISI
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik
yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja
atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. (Nobie, 2011)
dapat disimpulkan bahwa ileus obstruktif adalah sumbatan
total atau parsial yang menghalangi aliran normal melalui
saluran pencernaan atau gangguan usus disepanjang usus.

ETIOLOGI

Ileus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar pembedahan


pada akut abdomen. Hal ini terjadi ketika udara dan hasil sekresi tak dapat
melewati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang menghalangi.
Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga
mekanisme ;
1) blokade intralumen (obturasi)
2) intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus, dan
3) kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari intestinal.
Adhesi, hernia, dan malignansi merupakan 80 % penyebab dari kasus ileus
obstruktif. Pada anak-anak, hanya 10 % obstruksi yang disebabkan oleh adhesi;
intususepsi merupakan penyebab tersering dari ileus obstruktif yang terjadi pada
anak-anak. Volvulus dan intususepsi merupakan 30 % kasus komplikasi dari
kehamilan dan kelahiran.

KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi
tiga kelompok (Yates, 2004):
a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar,
batu empedu.
b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau
intususepsi.

Berdasarkan Lokasi Obstruksi :


Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum
Letak Tengah : Ileum Terminal
Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat, 2005) :
Ileus obstruktif sederhana
Ileus obstruktif strangulasi
Ileus obstruktif jenis gelung tertutup

Untuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus obstruktif


dibagi dua (Ullah S, 2009) :
Ileus obstruktif usus halus
Ileus obstruktif usus besar

Patofisiologi

Obstruksi usus di kontal distal udara tertelan/tersedot dengan respirasi


cairan disekresi ke lumen distensi usus kompresi vena oksigenasi
dinding usus terganggu kekuatan kontraktil terganggu progres konten
usus ditangkap membasahi peristaltik muntah hilangnya air &
elektrolit bakteri memasuki sirkulasi penyerapan racun dari dinding usus
nekrotik pada muntah dan hilangnya air dan elektrolit mengalami Hipotensi
& Shock transudasi ke rongga peritoneum(absorbsi racun).

Hilangnya air dan elektrolit mengalami Hipotensi & Shock


penyerapan racun dari dinding usus nekrotik
bakteri memasuki sirkulasi
transudasi ke rongga peritoneum(absorbsi racun)
Kontribusi faktor yang menyebabkan Kematian.

Manifestasi Klinis

Nyeri perut sering digambarkan sebagai kram perut dan sifatnya intermiten
(berkala/ hilang timbul) merupakan gejala yang paling menonjol pada
obstruksi sederhana.
Biasanya rasa sakit yang terjadi dalam jangka waktu yang lebih singkat dan
nyeri kolik disertai dengan muntah menandakan obstruksi ileus bagian
proksimal.
nyeri yang lama (beberapa hari), bersifat progresif, dan disertai dengan
distensi abdomen merupakan gejala khas pada obstruksi letaknya lebih distal.
Perubahan karakter nyeri dapat menunjukan perkembangan komplikasi yang
lebih serius misalnya nyeri yang menetap pada abdomen yang menandakan
adaya strangulasi atau tanda iskemik.

KOMPLIKASI

Nekrosis usus, perforasi usus


Sepsis, infeksi
Syok-dehidrasi
Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi
Pneumonia aspirasi dari proses muntah.
Gangguan elektrolit
Kematian

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Foto Rontgen


Enteroclysis
Pemeriksaan Laboratorium Tumor Colon
Pemeriksaan Imaging Tumor Colon

PENATALAKSANAAN
Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi
dan kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan
penggantian cairan intravena dengan cairan salin isotonic seperti
Ringer Laktat.
Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley Kateter.
Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit,
dilakukan untuk menilai kekurangan cairan.
Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas dasar
temuan adanya translokasi bakteri.
Dekompresi Pada pemberian resusitasi cairan intravena, hal lain
yang juga penting untuk dilakukan ialah pemasangan nasogastric
tube.
Terapi Operatif

Mekanis
(perlengketan, neoplasma,
hernia, benda asing struktur)

Non mekanik
(manipulasi organ abdomen,
peritonitis, sepsis dll)

PATOFISIOLOGI

Nyeri, kram, kolik


Passage usus terganggu
Akumulasi gas dan cairan
dalam lumen usus

Gangguan absobsi H2O dan elektrolit pada


lumen usus

Kehilangan H2O dan Natrium

Ventilasi paru
terganggu akibat
tekanan pada
diafragma

Distensi usus

Peningkatan
tekanan
intralumen

Obstruksi komplit
Gelombang paristaltik
berbalik arah, isi usus
terdorong ke mulut

Iskemik
dinding usus

Menekan vesika
urinaria
Resistensi
urin
usus

Polanafas
tidak
efektif

Mual - Muntah
Nekrosis

Penurunan volume cairan


ekstraseluler

a. Syok hipovolemik
b. Penurunan curah jantung
c. Penurunan perfusi jaringan
d. Hipotensi
e. Asidosis metabolik

Alkalosis
metabolik
Asidosisis Metabolik

Dehidrasi
usus

Kehilangan ion
H dan K dari
lambung,
penurunan CL
dan K dalam
darah

Rupture

Gg. Pola
eliminasi
urin

Perforasi
Resiko kekurangan
volume cairan
usus

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

Pelepasan bakteri
dan toksik dari
usus yang nekrotik
ke dalam
peritoneum dan
sirkulasi systemik
Peritonitis
septikemia

Gg. Rasa
nyaman : Nyeri
usus
Resiki tinggi
penyebaran
infeksi
usus

ASUHAN KEPERAWATAN
Pre operasi
Pengkajian
1. Status kesehatan fisik secara umum meliputi identitas klien, riwayat penyakit,
riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap., antara lain status
hemodinamika, status kerdiovaskuler, status pernapasan, fungsi ginjal dan
hepatic, fungsi endokrin, fungsi imonologi, dan lain-lain.
2. Status nutrisi
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Kebersihan lambung dan kolon
5. Pencukuran daerah operasi
6. Personal hygiene
7. Pengosongan kandung kemih

Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan
pembedahan.
Kecemasan berhubungan dengan tindakan operatif

Intervensi

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan.

Setelah diberikan penjelasan selama 1x 2 jam tentang penyakit, pasien mengerti proses penyakitnya dan
program perawatan serta therapy yang diberikan.
Kriteria hasil:

Menjelaskan kembali tentang penyakitnya.

Mengenai kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas.


Intervensi:

Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya.

Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala).

Jelaskan tentang program pengobatan dan alternative pengobatan.

Diskusikan tentang terapi dan pilihannya,

Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang prosedur operasi.

Teaching: preoperative
Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur operasi.
Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur operasi.
Jelaskan tujuan prosedur operasi
Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur.
Pastikan persetujuan operasi telah ditandatangani.
Lengkapi ceklist operasi.

2. Kecemasan berhubungan dengan tindakan operatif


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 2 jam cemas berkurang
Kriteria Hasil:
Mengungkapkan cara mengatasi cemas.
Mampu menggunakan coping.
Intervensi :
Penurunan kecemasan
Bina hubungan saling percaya.
Bantu pasien untuk mengektifkan sumber support.
Berikan reinfoscement untuk menggunakan sumber coping yg efektif.

Intra Operasi
Pengkajian
Diruang penerimaan perawat sirkulasi :
Memvalidasi identitas klien
Memvalidasi inform concent.
Perawat menanyakan :
Riwayat alergi.
Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
Check pengobatan sebelumnya : therapy antikoagulasi.
Check adanya gigi palsu, contact lensa, perhiasan, wigs dilepas.
Keterisasi.

Diagnose keperawatan
Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko
prosedur invasiif, pembedahan, infus
Resiko hipotermi berhubungan dengan factor resiko
berada diruangan yang dingin
Resiko cidera berhubungan dengan factor resiko
gangguan persepsi sensori karena anastesi.

Intervensi Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko prosedur invasiif,
pembedahan, infus.
. control infeksi selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi
agent infeksi.
Kriteria hasil:
. Alat dan bahan yang dipakai tidak terkontaminasi
Intervensi
control infeksi intra operasi
. Gunakan pakaian khusus ruang operasi
. Pertahankan prinsip aseptic dan antiseptic.

2. Resiko hipotermi berhubungan dengan factor resiko berada diruangan yang dingin
Kriteria hasil:
control temperature
Temperature ruangan nyaman.
Tidak terjadi hipotermi.
Intervensi:
pengaturan temperature intraoperatif
Atur suhu ruangan yang nyaman
Lindungi area di wilayah operasi.

3. Resiko cidera berhubungan dengan factor resiko gangguan persepsi


sensori karena anastesi.
Kriteria hasil: tidak terjadi injuri
Intervensi:
Aktifitas :
Tidurkan klien pada meja operasi dengan posisi sesuai kebutuhan
Monitor penggunaan instrument, jarum dan kasa
Pastikan tidak ada instrument, jarum dan kasa yang tertinggal dalam
tubuh klien.

Post Operatif

Pengkajian

System pernafasan , Ketika klien dimasukan ke PACU, perawat segera


mengkaji klien: Potensi jalan napas, Perubahan pernafasan
System kardiovaskuler, Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung tiap 15
menit, Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung, Kaji sirkulasi
perifer (temperature dan ukuran ekstremitas), Keseimbangan cairan dan
elektrolit
Inspeksi membrane mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit
Ukur cairan : NGT tube, drainase urin
Monitor cairan intravena
System persyarafan, Kaji fungsi serebral dan tingkat kesadaran
Klien dengan bedah kepala : respon pupil, kekuatan otot.

Lanjutan....

System perkemihan , Control volunteer fungsi perkemihan setelah 6-8 jam


post anestesi inhalasi, IV, spinal. Dower cateter kaji warna, jumlah urine.
System gastrointestinal ( Mual muntah , Kaji fungsi gastrointestinal dengan
auskultasi suara usus, Kaji paralitic ileus : suara usus, distensi abdomen,
tidak flatus)
System integument (Luka bedah sembuh sekitar 2 minggu, jika tidak ada
infeksi, trauma, malnutrisi, obat-obat steroid, Penyembuhan sempurna
sekitar 6 bulan- satu tahun)
Drain dan balutan, Semua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit . (jumlah,
warna, konsitensi, dan bau cairan
Pengkajian nyeri , Kaji tanda fisik dan emosi : peningkatan nadi dan tekanan
darah, gelisah, menangis, kualitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.

Diagnose keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa
anastesi.
Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
luka
pembedahan
Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
Resiko injury berhubungan dengan effect anastesi
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan intra dan post operasi
Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan sekresi.

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anastesi.


Kriteria hasil :
Mendemontrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernafasan.
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi:
Aiway management :
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Pasang mayo bila diperlukan
Keluarkan secret dengan suction
Monitor repirasi dan status o2
Respiratory monitoring :
Monitor rata-rata kedalaman, irama suara nafas.
Monitor pola nafas (takipneu. dsypneu)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka


pembedahan
Kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (elastisitas, pigmentasi)
Tidak ada lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Intervensi:
Preasure management :
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan lembab.
Mobilisasi klien tiap 2 jam sekali
Oleskan lotion atau minyak baby oil pada daerah yang tertekan.

3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan


Kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi).
Intervensi
Pain management :
Lakukan pengkajian nyeri
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
Control lingkungan nyeri seperti suhu, pencahayaan dan kebisingan.
Ajarkan tentak teknik non farmakologi
Kolaborasi : pemberian analgetik

4. Resiko injury berhubungan dengan effect anastesi


Kriteria hasil :
Klien terbebas dari cidera
Intervensi:
environment management :
Pastikan lingkunan aman untuk pasien
Memasang side trail tempat tidur
Menghidarkan lingkungan yang berbahaya. (misalnya
memidahkan perabotan).

5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi
Kriteria hasil :

Mempertahankan urine dan output sesuai denga kebutuhan.

Vital sign dalam batas normal.

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.


Intervensi:
Fluid management :

Monitoring catatan intake dan ouput yang akurat

Monitoring tanda-tanda dehidrasi

Monitoring vital sign

Lakukan terapi IV

6. Ketidakefektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi.

Kriteria hasil : menunjukan jalan nafas yang paten

Intervensi:
Airway section :

Pastikan kebersihan jalan nafas

Lakukan suction

Monitor respirasi dan status 02

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai