Diuretik
Diuretik
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
REFRAT
MEI 2015
DIURETIK, PATOFISIOLOGI
DAN PENGGUNAAN DI KLINIK
Disusun oleh:
Risde H Uspessy
NIM.2008.83.012
Konsulen:
DR. dr. Yusuf Huningkor Sp.PD . FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015
Pendahuluan
Diuretik adalah obat yang dapat menambah
Fungsi
Glomerulus
Reabsorpsi 65% Na+ yang difiltrasi, K+, Ca+ dan Mg+, 85% NaHCO3+, dan hampir 100%
glukosa dan asam amino. Reabsorpsi isosmotik air
Sekresi dan reabsorpsi asam dan basa organic, termasuk asam urat dan kebanyakan diuretik.
Reabsorpsi aktif 15-25% Na+ yang difiltrasi , K+, Cl-. Reabsorpsi sekunder Ca2+ dan Mg+
Reabsorpsi aktif 4-8% Na+ dan Cl- yang difiltrasi. Reabsorpsi Ca2+ dibawah control hormone
paratiroid
Diuretik
Diuretik adalah obat yang dapat menambah
Klasifikasi
diuretik kuat
(Loop Diuretik)
benzotiadiazid
Penghambat
mekanisme transport
elektron
diuretik hemat
kalium
penghambat
karbonik
anhidrase
Diuretik
Diuretik Osmotik
Farmakokinetik:
EFEK SAMPING:
Indikasi:
Furosemid gagal
janntung yang disertai
edema dan tanda-tanda
bendungan sirkulasi.
asites akibat sirosis
hepatis dan edema akibat
gagal ginjal.
disertai anuria
Farmakokinteik:
Efek samping:
Gangguan elektrolit
Gejala insufisiensi ginjal
Hiperkalsemia
Hiperurisemia
toleransi glukosa dan mengurangi efektivitas obat hipoglikemik
oral
peningkatan kadar kolestrol dan trigliserida
Gangguan fungsi seksual
Indikasi:
hipertensi,
Pada gagal jantung
diabetes insipidus
Antagonis aldosteron
Triamteren dan amilorid
Antagonis Aldosteron
Aldosteron mineralokortikoid endogen yang paling kuat.
Peranan utama memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta
memperbesar ekskresi kalium.
Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif terhadap
aldosteron reabsorpsi Na+ dan K+ di hilir tubuli distal dan duktus koligentes
dikurangi, ekskresi K+ juga berkurang.
Farmakokinetik : 70% diserap di saluran cerna, mengalami sirkulasi enterohepatok dan
metabolisme.
Efek toksik: Hiperkalemia, ginekomastia, dan gejala saluran cerna.
Indikasi: hipertensi dan edema yang refrakter, gagal jantung kronik
Sediaan dan dosis:
. Spironolakton
tablet 25, 50 dan 100 mg. Dosis dewasa berkisar antara 25-200 mg, dosis sehari rata-rata
100 mg. Sediaan kombinasi : spironolakton 25 mg dan hidroklorotiazid 25 mg, spironolakton 25 mg dan
taibutazid 2,5 mg.
. Eplerenon dosis 50-100 mg/hari
Efek samping.
Indikasi:
Diuretik hemat kalium diindikasikan pada beberapa pasien dengan edema dan lebih bermanfaat jika
dikombinasikan dengan golongan diuretik lain.
Triamteren tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg. dosisnya 100-300 mg sehari.
Amilorid terdapat dalam bentuk tablet 5 mg. dosis sehari 5-10 mg.
Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg dan hidroklorotiazid 50 mg terdapat dalam bentuk
tablet dengan dosis sehari-hari antara 1-2 tablet.
5. DIURETIK OSMOTIK
Diuretik osmotic biasanya dipakai untuk zat yang bukan
isosorbid.
Manitol paling tidak mengalami metabolisme dalam
badan dan hanya sedikit sekali direabsorpsi tubuli.
Indikasi:
(1) profilaksis GGA timbul oleh sebab prerenal , sebab postrenal (obstruksi) atau sebab
intrarenal (misanya keracunan);
(2) menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler;
(3) menurunkan tekanan atau volume cairan serebrospinalis.
(4) Pengobatan sindrom disekuilibrium pada hemodialisis.
Efek samping:
Untuk mengurangi edema otak diberikan 0,25-2 gr/KgBB selama 30-60 menit.
Untuk edema dan asites dan
untuk mengatasi GGA pada keracunan digunakan dosis 500 mL dalam 6 jam.
PENGGUNAAN DI KLINIK
Edema
Edema sering kali disertai dengan
Hipertensi
Dasar penggunaan diuretik pada hipertensi terutama
Diabeter Insipidus
Diuretik tiazid mendapat mengurangi ekskresi air
Hiperkalsemia
Furosemid dosis tinggi yang diberikan secara IV