Spektrum Frekuensi
Radio
A. Pengertian
Spektrum frekuensi radio adalah:
Susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih
kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang
elektromagnetik, merambat dan terdapat di dalam dirgantara
(ruang udara dan antariksa)
Frekuensi adalah banyaknya gelombang per detik dengan
satuan hertz (Hz).
1 Hz = 1 gelombang per detik, 5 Hz = 5 gelombang per detik
Spektrum Frekuensi
Radio
Klasifikasi
Akronim
Frekuensi
VLF
3 kHz - 30 kHz
low frequency
LF
medium frequency
MF
high frequency
HF
3 MHz - 30 MHz
VHF
UHF
10
SHF
3 GHz - 30 GHz
11
EHF
12
..
Karakteristik Frekwensi
Karakteristik Frekwensi
Frekuensi sangat tinggi (VHF)
Perambatannya seperti cahaya, namun tidak dipantulkan
oleh ionosfer. Jarak yang dicapai tidak terlalu jauh.
Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit
dipantulkan oleh ionosfer. Maka dalam komunikasi
gelombang mikro (microwave) disyaratkan Line of Sight
(LOS), yakni antena pemancar dan penerima harus bisa
saling melihat tanpa terhalang lengkung bumi.
Di lapisan ionosfer, terjadi beberapa lapisan udara yang
terionisir karena pengaruh sinar ultraviolet matahari dengan
cirinya sebagai berikut:
Lapisan Udara
1.
2.
Lapisan E
- tinggi 90-130 km, ketebalan rata-rata = 25 km
- memiliki frekuensi kritis sekitar 4 MHz
- range maksimum untuk gelombang mengalami sekali pantul
(single hop) sekitar 2350 km.
3.
Lapisan F1
- hanya ada pada siang hari dengan tinggi sekitar 170-230
km, ketebalan rata-rata siang hari 20 km
- memiliki range maksimum untuk single hop = 3000 km
Lapisan Udara
4.
Lapisan F2
- tinggi sekitar 250-400 km pada siang hari, dan sekitar 300 km
pada malam hari, tebal bisa mencapai > 200 km
- memiliki frekuensi kritis sekitar 8 MHz pada siang hari, dan
sekitar 6 MHz pada malam hari
- range maksimum untuk single hop sekitar 3840 km pada
siang hari, dan 4200 km pada malam hari
Catatan:
Frekwensi Satelit
Frekwensi Satelit
Prinsip kerja satelit komunikasi sebenarnya hampir sama atau
merupakan stasiun relay/repeater/ dari gelombang mikro.
Transponder yang ada di satelit berfungsi untuk menguatkan
sinyal dan mengubah frekuensinya. Oleh transponder, sinyal
tersebut akan dikirimkan kembali ke stasiun bumi penerima
dengan menggunakan frekuensi kerja yang dinamakan
downlink
Dalam Radio Regulation, ITU pun telah membagi spektrum
frekuensi ke dalam suatu Tabel Alokasi Frekuensi yang
menunjukkan jenis dinas yang diperuntukkan. Berikut adalah
salah satu contoh tabel alokasi frekuensi dalam Radio
Regulation tersebut:
Alokasi Frekwensi
Tabel 3. Contoh Tabel Alokasi Frekuensi
Region 1
410 - 420
455 - 456
TETAP
BERGERAK
MHz
410 - 470
Alokasi Untuk Dinas
Region 2
Region 3
TETAP
BERGERAK kecuali bergerak penerbangan
Radiolokasi
S5.269 S5.270 S5.271
455 - 456
TETAP
BERGERAK
BERGERAK-SATELIT
(Bumi ke Angkasa)
S5.209 S5.271 S5.286A S5.209 S5.271 S5.286A
S5.286B S5.286C S5.286E S5.286B S5.286C
455 - 456
TETAP
BERGERAK
Alokasi Frekwensi
1. Tabel 3 mengatur alokasi pita frekuensi 410 470
MHz
2. Region 1, 2, 3 adalah wilayah negara berdasarkan
pembagian ITU
3. Angka 410-420, 420-430, dst hingga 460-470
adalah alokasi pita frekuensi. Pita ini oleh negara
dibagi dalam bentuk kanal frekuensi (channel
frequency) yang dapat dimohonkan oleh
penyelenggara telekomunikasi untuk
dipergunakan sesuai dinasnya.
4. Kata bergerak (mobile), radiolokasi (radio-location),
tetap (fixed), bergerak-satelit (mobile-satellite),
atau amatir adalah jenis-jenis dinas
telekomunikasi yang dapat menggunakan
frekuensi yang ditunjuk (kanal).
Alokasi Frekwensi
negara tertentu, atau klasifikasi dinas yang terbagi
atas primer, sekunder, dan seizin (permitted).
Sebagai contoh, untuk kode S 5.288 catatan kaki
tersebut berbunyi, In the territorial waters of the
United States and the Philippines, the preferred
frequencies for use by on board communication
stations shall be 457.525 MHz, 457.550 MHz,
457.575 MHz, and 457.600 MHz paired, respectively,
with 467.750 MHz, 467.775 MHz, 467.800 MHz, and
467.825 MHz. The characteristics of the equipment
used shall conform to those specified in
Recommendation ITU-R M.1174.
6. Jika nama dinas dalam tabel ditulis dengan huruf
kapital seluruhnya (contoh: BERGERAK), ini adalah
Dinas Primer. Jika ditulis dengan huruf biasa
(contoh: Amatir) ini adalah Dinas Sekunder. Apabila
ditulis dengan menggunakan garis miring
Alokasi Frekwensi
7. Dinas Primer dan Dinas Seizin memiliki hak-hak
yang sama kecuali dalam tahap perencanaan
frekuensi, di mana Dinas Primer memiliki hak
memilih frekuensi lebih dulu dari Dinas Seizin.
Sementara itu, bagi stasiun dari Dinas Sekunder
ditetapkan bahwa Dinas Sekunder:
a. tidak boleh menyebabkan harmful interference
kepada stasiun Dinas Primer atau Dinas Seizin yang
frekuensinya telah ditetapkan atau frekuensi
tersebut akan ditetapkan di kemudian hari.
b. tidak dapat mengajukan perlindungan terhadap
harmful interference dari stasiun dinas primer atau
dinas seizin yang frekuensinya telah ditetapkan atau
akan ditetapkan di kemudian hari.
c. dapat mengajukan perlindungan terhadap
harmful interference dari stasiun sejenis atau dinas
sekunder lainnya yang frekuensi-frekuensinya akan
Alokasi Frekwensi
8. Tabel 3 tersebut menunjukkan antara lain
bahwa pada pita frekuensi 410-470 MHz :
a. frekuensi 410-420 MHz dialokasikan untuk
Dinas Tetap dengan status Primer, Dinas
Bergerak dengan penunjukan Primer kecuali
Bergerak Penerbangan dengan status Sekunder,
dan Dinas Penelitian Ruang Angkasa dengan
status Primer untuk ketiga Region
b. frekuensi 430-440 MHz dialokasikan untuk
Dinas Amatir dan Dinas Radiolokasi dengan
status Primer di Region 1, sedangkan pada
Region 2 dan 3 Dinas Amatir berstatus
Sekunder
REFERENSI
Judhariksawan, Pengantar Hukum Telekomunikasi. PT Rajagrafindo
Perkasa, Jakarta, 2005.
Tiur LH Simanjuntak, Dasar-dasar Telekomunikasi. Edisi pertama,
cet. kedua. Penerbit PT Alumni, Bandung, 2002.