Anda di halaman 1dari 14

Oleh :

Ns. Andi Fitria Hidayati, S.Kep

PENGERTIAN

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih


dan tembus cahaya menjadi keruh.
PENYEBAB

Faktor risiko terjadinya katarak bermacam-macam, yaitu


sebagai berikut:
Usia lanjut
Kongenital
Genetik
Diabetes mellitus
Merokok
Konsumsi alkohol

Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang
jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju
dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona
sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia,
nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri di anterior dan posterior nukleus.
Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti
kristal salju pada jendela.

Manifestasi Klinis
Gejala umum gangguan katarak meliputi:

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut


menghalangi objek.

Gangguan penglihatan bisa berupa:

Peka terhadap sinar atau cahaya

Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia)

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk


dapat membaca

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca


susu.

Kesulitan melihat pada malam hari

Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya


terasa menyilaukan mata

Penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada


siang hari)

Pemeriksaan Penunjang
Kartumatasnellen/mesintelebinokuler
LapangPenglihatan
Penuruanmngkinkarenamassatumor,karotis,glukoma.
PengukuranTonografi:TIO(12-25mmHg)
PengukuranGonioskopi
Membedakansudutterbukadarisuduttertutupglukoma
TesProvokatif untuk menentukanadanya/tipeglukoma
Oftalmoskopi
Untuk mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optic,
papilledema, perdasarahan
Darahlengkap,LED akan menunjukkananemisistemik/infeksi.
EKG,kolesterolserum,lipid
Testoleransiglukosa:kotrolDM
Keratometri
Pemeriksaanlampuslit
A-scanultrasound(echography)
Penghitunganselendotelpentinguntukfakoemulsifikasidanimplan
tasi.
USGmatasebagaipersiapanuntukpembedahankatarak.

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi
pada gangguan oftalmik traumatic,
bedah atau trauma meliputi:
Infeksi struktur okuler
Ablasio retina
Hipertensi intraokuler
Pembentukan katarak sekunder
Perforasi bola mata

Pengkajian
Anamnesa
Identitas klien
Meliputi: nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, No Telp dan dignosa medis.
Keluhan utama
Pasien biasanya masuk dengan keluhan nyeri mata terasa
kabur
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien yang masuk biasanya akan mengeluh mata kabur,
berkabut, berasap, Perubahan daya lihat warna,
penglihatan ganda.
Riwayat kesehatan dahulu/sebelumnya
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien
seperti DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya,
dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak
Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit
menular, riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

Fokus Pengakajian
Mata :
bentuk bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea,
iris semua dalam batas normal, ada warna keabuan pada
pupil, ada penurunan ketajaman penglihatan dan silau
terhadap cahaya (normal : 20/20 ft)
Pola fungsi kesehatan
Pola Aktifitas
Biasanya berkurang karena penglihatan kabur
Pola Koping
Biasanya terganggu karena masalah keuangan karena pasien
harus di operasi sehingga memerlukan biaya yang besar.
Pola Kognitif Perseptual
Penglihatan : Terganggu dan kabur. Visus : menurun (normal :
20/20 ft)
Pola Konsep Diri
Harga diri, ideal diri, dan identitas diri tidak terganggu
sedangkan gambaran diri terganggu karena ada warna putih
keabuan pada mata, peran diri terganggu karena pasien
merasa tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Diagnosa Keperawatan (Nanda), Kriteria


Hasil (NOC), Intervensi (NIC)
Pre Op
Gangguan

sensori

perceptual

(penglihatan)

perubahan

kabur)
Ansietas b/d stress, ancaman kebutaan
Resiko cidera b/d gangguan sensori
penglihatan
persepsi (mata

Post Op
Nyeri akut agen injuri fisik (pembedahan)
Resiko cidera gangguan sensori penglihatan

Pre Op Katarak
Gangguan sensori perceptual (penglihatan) perubahan persepsi
(mata kabur)
NOC
Setelah dilakukan perawatan, keluhan berkurang dengan
Perilaku kompensasi penglihatan, Status neurologis
Kriteria Hasil :
Pasien dapat berinteraksi sesuai dengan orang lain dan lingkungan
Memperlihatkan pengaturan pikiran yang logis
Mengonpensasi deficit sensori dengan memaksimalkan indra yang
tidakIntervensi
rusak (NIC)
Aktivitas
NIC

Peningkatan kominikasi : a.Kaji lingkungan terhadap kemungkinan bahaya terhadap keamanan


deficit penglihatan
b.Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fungsi fisik

dan fungsi kognitif serta riwayat perilaku pasien

c.Pastikan akses terhadap dan penggunaan alat bantu sensori seperti

kacamata

d.Orientasikan pada orang, tempat, waktu dan situasi dalam setiap

interaksi

e.Yakinkan pasien dan keluarga bahwa deficit persepsi penglihatan hanya


bersifat sementara

f.Tingkatkan penglihatan pasien yang masih tersisa, jika diperlukan


g.Jauhkan benda-benda tajam atau berbahaya lainnya dari lingkungan
pasien

Ansietas b/d stress, ancaman kebutaan


NOC
Setelah dilakukan perawatan, pasien dapat melakukan:
Anxiety self-control, Abxiety level, coping
Kriteria Hasil
klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
vital sign dalam batas normal
postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
Intervensi (NIC)
NIC
Reduction
Anxiety
(penurunan kecemasan)

Aktivitas

a.Gunakan pendekatan yang menenangkan


b.Jelaskan proses penyakit yang dialami pasien
c.Jelaskan semua prosedur tindakan operasi dan apa yang dirasakan
selama prosedur
d.Kaji dengan jelas harapan dan keinginan pasien
e.Pahami prespekstif pasien terhadap situasi stress
f.Dorong keluarga untuk selalu menemani dan memberikan
dukungan
g.Dengarkan dengan penuh perhatian keluhan pasien
h.Identifikasi tingkat kecemasan
i.Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
j.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan

Post Op Katarak
Nyeri akut agen injuri fisik (pembedahan)
NOC
Setelah dilakukan perawatan, nyeri berkurang
Pain level, Pain kontrol, Comfort level
Kriteria Hasil
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi (NIC)
NIC
manajemen
Pain
(manajemen nyeri)

Analgetik Administration

Aktivitas

a.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c.Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan
d.Ajarkan penanganan nyeri secara nonfarmakologi seperti tehnik
nafas dalam dan distraksi
e.Tingkatkan istirahat
f.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
g.Kolaborasikan dengan dokter jika tindakan nyeri tidak berhasil

a.Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi


b.Cek riwayat alergi
c.Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
d.Monitor TD, nadi, RR sebelum dan sesudah pemberian obat

Resiko cidera gangguan sensori penglihatan


NOC
Setelah dilakukan perawatan, pasien dapat melakukan:
Risk

kontrol

Kriteria Hasil
Pasien

terbebas dari cidera

Klien

mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury/cidera

Klien

mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan

Mampu

NIC

mengenali perubahan status kesehatan


Intervensi (NIC)

Aktivitas

Environtment Manajement

a.Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

(manajemen lingkungan)

b.Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik


dan fungsi kognitif pasien
c.Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan)
d.Menyediakan tempat tidur yang aman dan bersih
e.Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
f.Mengontrol lingkungan dari kebisingan
g.Menempatkan penerangan yang cukup
h.Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
i.Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai