Anda di halaman 1dari 31

OT pada Penyakit Bedah

dan Dalam
KANKER USUS BESAR
Disusun Oleh: TIM

PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker
merupakan
pertumbuhan
sel
yang
tidak
terkontrol, mempunyai kemampuan
untuk
menginvasi
dan
bermetastasis. Dari tahun ke tahun
peringkat penyakit kanker sebagai
penyebab kematian di banyak
negara semakin mengkhawatirkan
(Jong, 2001).

Kanker usus besar (KUB) ditujukan pada


tumor ganas yang ditemukan di kolon dan
rectum (bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan).
Lebih jelasnya kolon berada dibagian
proksimal usus besar dan rectum dibagian
distal sekitar 5-7 cm di atas anus. Kolon
dan rectum merupakan bagian dari saluran
pencernaan dimana fungsinya adalah
untuk menghasilkan energy bagi tubuh
dan membuang zat yang tidak berguna
(Siregar. 2007).

B. Prevalensi
Di Amerika, karsinoma kolorektal adalah
penyebab kematian kedua terbanyak
dari seluruh pasien kanker dengan
angka kematian mendekati 60.000
(Sudoyo, 2006).
Di Indonesia, menurut data dari Rumah
Sakit Kanker Dharmais, pada tahun
2010 karsinoma kolorektal tetap masuk
dalam 10 besar kanker paling sering
terjadi (Siregar. 2007).

C. Etilogi
Menurut Robbins (2012), beberapa faktor
penyebab kanker usus besar adalah:
1. Usia Individu
2. Polip Kolon
3. Inflammatory Bowel Disease
4. Kurang Aktivitas Fisik
5. Pola Makan (Kebiasaan Makan)
6. Diabetes Tipe 2
7. Genetik (Riwayat Keluarga)
8. Obesitas

D. Gambaran Klinis
1. Mewaspadai perubahan di dalam pola buang air
besar.
2. Adanya darah atau lendir pada saat buang air harus
selalu dianggap serius, juga apabila ada wasir.
3. Adanya wasir tidak berarti meniadakan adanya
kanker.
4. Muncul keluhan rasa capek atau pusing akibat
kekurangan darah jika tumornya besar penderita
dapat merasa sakit samar-samar.
5. Terkadang ada nyeri perut karena pertumbuhan
lanjut (Jong, 2001).

E. Prognosis
Angka ketahanan hidup bagi tumor
kolon sangat bervariasi, bergantung
pada
stadiumnya.
Secara
keseluruhan, 35% penderita bertahan
hidup 5 tahun. Untuk tumor Dukes A
dan B1, 90% bertahan hidup lima
tahun. Bagi penderita dengan tumor
Dukes C2, 15-25%. (Jong, 2001).

LAPORAN KASUS
(Data Subjektif)
Identitas Pasien
Pasien dengan initial Ny. P, berjenis
kelamin perempuan, berumur 57 tahun,
mempunyai sisi dominan kanan dan
beragama Islam.
Pasien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak dan 1 orang cucu. Pasien
bekerja sebagai guru SD, saat ini tinggal
bersama suami, anak dan cucunya di
Colomadu, Karanganyar.

Riwayat Kondisi Dahulu


Berdasarkan
hasil
interview
dengan pasien pada Rabu, 9
November 2016 diperoleh data
bahwa pasien pernah menjalani
operasi usus buntu, katarak, dan
kanker serviks. Pasien juga memiliki
riwayat darah rendah.

Riwayat Penyakit Sekarang


Berdasarkan hasil interview dengan pasien
pada Rabu, 9 November 2016. Pasien
didiagnosis
menderita
penyakit
kanker
kolorektal stadium I.
Berawal dari 2 bulan yang lalu pasca
kemoterapi penyakit kanker serviks yang
dideritanya sejak bulan Januari 2016.
Sebelum didiagnosis kanker kolorektal pasien
sempat mengalami mual dan diare, selang
beberapa minggu dan mengalami sembelit
yang berkepanjangan selama sebulan

Pasien dibawa oleh keluarga ke


RSDM
untuk
melakukan
pemeriksaan,lalu didapatkan hasil
berupa adanya benjolan pada usus
besar. Beberapa hari kemudian
pasien menjalani operasi
kanker
usus besar pada bulan Oktober 2016.
Saat ini pasien mampu beraktivitas
secara mandiri, namun sulit dalam
mempertahankan posisi berdiri.

Riwayat Keluarga/ Kondisi Sosial


Berdasarkan hasil interview dengan pasien
pada tanggal 9 November 2016,
dari
riwayat anggota keluarga pasien diketahui
bahwa tidak ada anggota keluarga yang
memiliki keturunan dengan penyakit kanker.
Pasien merupakan seorang istri dan seorang
guru SD, mempunyai 2 orang anak dan 1
orang cucu. Pasien mampu bersosialisasi
dengan
masyarakat
dan
menjalani
pengobatan
di
RSDM
menggunakan
pelayanan kesehatan BPJS.

Data Objektif
Analisis Data
Berdasarkan hasil pemeriksaan
LGS (Lingkup Gerak Sendi) pada
tanggal 11 November 2016,
diperoleh hasil bahwa pada kedua
ekstremitas bawah cukup bagus.

Berdasarkan pemeriksaan kekuatan


otot pada tanggal 11 November
2016, diperoleh hasil bahwa pada
kedua ankle terdapat beberapa
penurunan kekuatan otot, seperti
abduksi jari-jari kaki ( Hasil
pemeriksaan terlampir).

Berdasarkan hasil pemeriksaan


menggunakan instrument FIM
(Functional Independence
Measurent) pada tanggal 11
November 2016, diperoleh jumlah
109. Maka, dapat disimpulkan bahwa
pasien mandiri dalam melakukan
aktivitas. Namun untuk kegiatan
mobilitas menaiki tangga, pasien
belum mampu untuk melakukan

Berdasarkan pengukuran tanda-tanda


vital pada tanggal 12 November 2016,
diperoleh hasil tekanan darah pasien
yaitu 90/60 mmHg, pada tanggal 14
November 2016, diperoleh hasil tekanan
darah pasien yaitu 90/70 mmHg, pada
tanggal 15 November 2016 diperoleh
hasil tekanan darah pasien yaitu 100/70
mmHg, dan pada tanggal 16 November
2016 diperoleh hasil tekanan darah
pasien yaitu 100/80 mmHg.

Aset
Pasien memiliki penampilan yang
rapi. Pasien mampu melakukan
aktivitas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain. LGS dan KO
pasien normal. Pasien kooperatif,
aktif dan komunikatif, serta tidak
memiliki gangguan kognitif.

Limitasi
Motivasi pasien kurang, pasien
memiliki kesulitan dalam
mempertahankan posisi berdiri
dalam jangka waktu yang relatif
lama.

Prioritas Masalah
Berdasarkan limitasi yang dimiliki
pasien, kami menentukan prioritas
masalah yaitu mempertahankan
posisi berdiri dalam waktu yang
relatif lama

Diagnosis Okupasi Terapi


Pasien kurang maksimal dalam
melakukan aktivitas produktivitas

Analisis OT
Menurut hasil analisis yang kami lakukan,
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
kesulitan dalam ADL, contoh aktivitas
memasak, membersihkan rumah, menjemur
pakaian, Untuk produktivitas, pasien tidak
mampu melaksanakan kewajibannya sebagai
guru. Untuk leisure, klien tidak mengalami
gangguan karena aktivitas leisure klien biasa
diisi dengan menonton tv dan membaca

Tujuan Terapi
Long Term Goal (LTG)

Pasien mampu mengajar lagi


dengan posisi berdiri dalam waktu 25
menit dengan 5 kali sesi terapi.

Short Term Goals (STG)


Pasien mampu mengajar lagi dengan posisi
berdiri dalam waktu 8 menit dengan 2 kali
sesi terapi.
Pasien mampu mengajar lagi dengan posisi
berdiri dalam waktu 15 menit dengan 2 kali
sesi terapi.
Pasien mampu mengajar lagi dengan posisi
berdiri dalam waktu 25 menit dengan 1 kali
sesi terapi.

Pelaksanaan Terapi
Adjunct Therapy
Dalam pelaksanaan terapi ini diawali
dengan adjunct therapy, yang bertujuan
untuk mempersiapkan pasien mengikuti
terapi ke tahap selanjutnya. Aktifitas yang
dilakukan adalah stretching pasif pada area
ankle oleh terapis. Stretching dilakukan
dengan posisi pasien tidur, terapis berada
disamping kanan pasien

Enabling Therapy
Enabling Therapy adalah tahap aktifitas terapi yang
dilakukan dengan memberikan aktifitas bertujuan
kepada pasien. Pada tahap ini proses pelaksanaan
terapi sudah menggunakan alat dan menuju aktifitas
fungsional yang bersangkutan. Alat yang digunakan
dalam proses ini antara lain 1) cone, Posisi pasien
berdiri menghadap meja. Pasien diminta untuk
menyusun cone yang ada di atas meja. 2) penjepit
jemuran , aktifitas yang kedua menggunakan penjepit
jemuran dengan posisi pasien berdiri menghadap
terapis yang membentangkan tali. Pasien melakukan
simulasi menjemur baju dengan penjepit jemuran

Purposefull activity
Tahap ini merupakan pecahan dari tahap
Occupation Performance dan menggunakan
media yang kearah fungsional. Pada tahap ini,
pasien melakukan aktifitas simulasi menulis
dengan media papan ujian. Posisi pasien berdiri
menghadap terapis yang memegang papan
ujian yang sudah diberi kertas kemudian
pasien melakukan simulasi menulis dengan
spidol. Kemudian melakukan simulasi berjalan
dengan media estafet barang gradasi jarak

Occupation Performance
Pada tahap ini, pasien benar-benar
melakukan aktivitas fungsional
sebagai tujuan dari program terapi.
diharapkan pasien mampu
melakukan aktivitas mengajar dalam
posisi berdiri dalam waktu yang
relatif lama

Home Program
Home program untuk Ny.P yaitu
melakukan aktivitas berjalan dengan
gradasi jarak, contoh, berjalan dari
kamar ke teras.

Kesimpulan
Pasien dengan initial Ny. P, berjenis kelamin
perempuan, berumur 57 tahun, mempunyai sisi
dominan kanan, beragama Islam, pasien seorang
guru, beralamat di Colomadu, Karanganyar.
Diagnosis medis pasien adalah kanker kolorektal.
Terapi yang dilakukan yaitu mampu mengajar
dengan posisi berdiri selama 25 menit dalam 5 kali
sesi terapi. Sebelum menjalani terapi pasien lebih
banyak melakukan aktivitas di atas tempat tidur.
Setelah menjalani beberapa kali terapi, pasien
sudah dapat berdiri dengan waktu yang cukup lama.

Saran

Bagi pasien dengan kondisi kanker,


sebaiknya lebih meningkatkan
motivasi serta menjalankan home
program yang telah diberikan
dengan rutin dan teratur agar dapat
memperbaiki kualitas hidup.

DAFTAR PUSTAKA
de Jong, Wim. 2001. Kanker, apakah itu ?.
Jakarta : Penerbit Arcan.
Robbins, dkk. 2012. Buku Ajar Patologi. Edisi
7.Volume 2. Jakarta : EGC.
Siregar, Alamsyah Gontar. 2007. Deteksi Dini
Dan Penatalaksanaan Kanker Usus Besar.
Medan : USU e-Repository.
Sudoyo AW, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
dalam Jilid 1.Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI. Hlm.
366-368.

Anda mungkin juga menyukai