Anda di halaman 1dari 18

PX PENUNJANG

CEDERA CAPITIS

FOTO RONGEN
oksipital, buatkan foto anterior-posterior
frontal buatkan foto posterioranterior
temporal, pariental atau frontal lateral kiri,
film diletakkan pada sisi kiri dan dibuat foto
lateral dari kanan ke kiri.
Kalau diduga ada fraktur basis kranii, maka
dibuatkan foto basis kranii dengan kepala
menggantung dan sinar rontgen terarah
tegak lurus pada garis antar angulus
mandibularis (tulang rahang bawah).

CT-Scan
CT
scan
berguna
untuk
mendiagnosis dan memantau lesi
intrakranial atau mengevaluasi dan
menentukan luasnya cedera neurologis

CT Scan (indikasi)
1. Bila secara klinis (penilaian GCS) didapatkan
klasifikasi trauma kepala sedang dan berat.
2. Trauma kepala ringan yang disertai fraktur tengkorak.
3. Adanya kecurigaan dan tanda terjadinya fraktur basis
kranii.
4. Adanya defisit neurologi, seperti kejang dan
penurunan gangguan kesadaran.
5. Sakit kepala yang hebat.
6. Adanya
tanda-tanda
peningkatan
tekanan
intrakranial atau herniasi jaringan otak.
7. Kesulitan
dalam
mengeliminasi
kemungkinan
perdarahan intraserebral

CT-Scan (indikasi)
a. Menurut New Orland
. Sakit kepala.
. Muntah.
. Umur lebih 60 tahun.
. Adanya intoksikasi alcohol.
. Amnesia retrograde.
. Kejang.
. Adanya cedera di area clavicula ke superior.
b. Menurut The Cranadian CT Head :
. GCS ( Glasgow Coma Score ) < 15 setelah 2 jam kejadian.
. Adanya dugaan open / depressed fracture.
. Muntah muntah ( > 2 kali ).
. Umur > 65 tahun.
. Bukti fisik adanya fraktur di basal skull.

CT-Scan
Pemeriksaan yang singkat dan mudah.
Tidak merupakan invasif.
Lebih informatif dalam mengidentifikasi / melokalisir
adanya fraktur fragmentnya pada tulang- tulang
kepala.
Dapat mengetahui adanya perdarahan extrakranial
dan
menghitung volumenya.
Dapat mengetahui adanya kelaianan intrakranial/
perdarahan
intracranial
(Subdural,Epidural,Subarachnoid hemmorage)
infark akut, edema cerebri, cerebral contusion.

MRI ( magnetic resonance


imaging)
MRI dapat memberikan foto berbagai
kelainan parenkim otak dengan lebih
jelas.
MRI menggunakan medan magnet
kuat dan frekuensi radio yang
dilepaskan oleh jaringan tubuh akan
menghasilkan citra MRI

MRI
keuntungan MRI dibandingkan dengan CT-Scan yaitu :
lebih baik dalam menilai cedera subakut, termasuk kontusio,
shearing injury, dan sub dural hematoma
lebih baik dalam menilai dan melokalisir luasnya kontusio dan
hematoma secara lebih akurat karena mampu melakukan
pencitraan dari beberapa posisi dan
lebih baik dalam pencitraan cedera batang otak
kerugian MRI dibandingkan dengan CT-Scan yaitu :
membutuhkan waktu pemeriksaan lama sehingga membutuhkan
alat monitoring khusus pada pasien trauma kapitis berat
kurang sensitif dalam menilai perdarahan akut
kurang baik dalam penilaian fraktur
perdarahan subarachnoid dan pneumosefalus minimal dapat
terlewatkan

PX PENUNJANG
CEDERA MEDULA SPINALIS

X-RAY
Menentukan lokasi dan jenis cedera
tulang
(
fraktur
atau
dislokasi).
Pemeriksaan foto polos terpenting
adalah AP Lateral danOblique.

CT-Scan
CT scan merupakan suatu teknik
diagnostik dengan menggunakan sinar.
Pemeriksaan terutama untuk melihat
fragmentasi, pergeseran fraktur dalam
kanal spinal. Juga dapat menentukan
tempat luka / jejas, mengevaluasi
ganggaun struktural.

CT-Scan
Computed
tomography
(CT
scan)
potongan sagital dan koronal dapat
menggambarkan anatomi tulang dan
fraktur terutama C7-T1 yang tidak
tampak pada foto polos.

MRI
Terutama untuk melihat jaringan lunak,
yaitu
diskus
intervertebralis
dan
ligamen flavum serta lesi dalam
sumsum
tulang
belakang
serta
mengidentifikasi adanya kerusakan
saraf spinal, edema dan kompresi.

MIELOGRAFI
Myelography adalah teknik pencitraan
yang melibatkan suntikan intratekal
media kontras dan menunjukkan bagian
dalam ruang subarachnoid lumbar atau
servikal sekitar saraf tulang belakang
dan akar saraf.

MIELOGRAFI
Myelography
dapat
digunakan
untuk mendeteksi kelainan sumsum
tulang
belakang,
kanal
tulang
belakang dan akar saraf tulang
belakang. Myelography juga dapat
mendiagnosis
stenosis
tulang
belakang dan herniasi dari disk
intervertebralis ke dalam kanal tulang
belakang.

Pemeriksaan Fungsi Paru


Mengukur volume inspirasi maksimal
khususnya pada pasien dengan trauma
servikat bagian bawah atau pada
trauma torakal dengan gangguan pada
saraf frenikus atau otot interkostal.

Anda mungkin juga menyukai