Anda di halaman 1dari 16

M

E
N
A
PA

IS

IO

IA

LO

DOSEN : IFORA ,M.Farm, Ap

KELOMPOK 3
Agel Sagreatra
Dimas Iman Setiawan
Fauziah Elvis
Fica Andini
Putri Mustika Sari

DEFINISI

Anemia
adalah
keadaan
berkurangnya jumlah eritrosit
atau
hemoglobin
(protein
pembawa O2) dari nilai normal
dalam darah sehingga tidak
dapat
memenuhi
fungsinya
untuk membawa O2 dalam
jumlah yang cukup ke jaringan
perifer sehingga pengiriman O2
ke jaringan menurun.

KLASIFIKASI
Secara
morfologis,
anemia
dapat
diklasifikasikan menurut ukuran sel
dan hemoglobin yang dikandungnya.
1. Makrositik
Pada anemia makrositik ukuran sel
darah merah bertambah besar dan
jumlah hemoglobin tiap sel juga
bertambah. Ada dua jenis anemia
makrositik yaitu :
a) Anemia
Megaloblastik
adalah
kekurangan vitamin B12, asam folat
dan gangguan sintesis DNA.
b) Anemia Non Megaloblastik adalah

2. Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang
disebabkan oleh defisiensi besi, gangguan
sintesis globin, porfirin dan heme serta gangguan
metabolisme besi lainnya.
3. Normositik
Pada anemia normositik ukuran sel darah merah
tidak berubah, ini disebabkan kehilangan darah
yang parah, meningkatnya volume plasma
secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik,
gangguan endokrin, ginjal, dan hati.

PREVALENSI
Secara
global,
prevalensi
anemia turun 12% antara Tahun
1995 dan Tahun 2011 dari yang
awalnya 33% menjadi 29% pada
wanita yang tidak hamil, dan dari
43% menjadi 38% pada wanita
hamil.
Meskipun
menunjukkan
kemajuan yang cukup besar, namun
belum sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
WHO
telah
menerbitkan pedoman kebijakan
yang
telah
direvisi
untuk
memberikan dukungan terhadap

3) Gejala Akibat Penyakit Dasar


Gejala penyakit dasar yang menjadi
penyebab anemia. Gejala ini timbul
karena
penyakit-penyakit
yang
mendasari anemia tersebut. Misalnya
anemia defisiensi besi yang disebabkan
oleh infeksi cacing tambang berat akan
menimbulkan
gejala
seperti
pembesaran parotis dan telapak tangan
berwarna kuning seperti jerami.

ETIOLOGI ANEMIA
Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan
pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah
serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:
Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti
kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau
perdarahan menahun:cacingan.
Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel
darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis
kurang, keperluan yang bertambah.
Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang
berlebihan.
Karena
faktor
intrasel:
talasemia,
hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi,
infeksi malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah
oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).

Patofisiologi Anemia
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan
darah) dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor
penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga perlukan
untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan
oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak
menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga
anemia pada balita sukar untuk dideteksi. Tanda-tanda dari
anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan
dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap
yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat besi,
berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah
protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti
dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi
anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb
(Gutrie, 186:303).

Lanjutan
Bila
sebagian
dari
feritin
jaringan
meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi
feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat
menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam
jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang
rendah akan menunjukkan orang tersebut dalam
keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12
ng/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar
feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status
besi dalam keadaan normal. Karena status besi yang
berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar
feritin.

GEJALA
tanda-tanda Anemia meliputi:
a. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata
berkunang-kunang
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak
mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
tangan menjadi pucat.

1) Gejala gejala umum anemia


Gejala-gejala
tersebut
apabila
diklasifikasikan menurut organ yang terkena
adalah:
) Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah,
palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal
jantung.
) Sistem Saraf: sakit kepala, pusing,
telinga mendenging, mata berkunangkunang, kelemahan otot, iritabilitas,
lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
) Sistem Urogenital: gangguan haid dan
libido menurun.

Gejala Khas Masing-masing anemia


Gejala khas yang menjadi ciri dari masingmasing
jenis
anemia
adalah
sebagai
berikut:
Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi
papil lidah, stomatitis angularis.
Anemia defisisensi asam folat: lidah
merah (buffy tongue)
Anemia
hemolitik:
ikterus
dan
hepatosplenomegali.
Anemia aplastik: perdarahan kulit
atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.

FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang
terjadinya anemia antara lain ;
Rendahnya asupan pada makanan, Gangguan kesehatan usus
kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil,
Menstruasi, Kehamilan. Kondisi kronis seperti kanker, gagal
ginjal atau kegagalan hati, Faktor keturunan
Infeksi tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun,
terkena racun kimia, dan menggunakan beberapa obat yang
berpengaruh pada produksi sel darah merah dan menyebabkan
anemia.
Resiko lain adalah diabetes, alkohol dan orang yang menjadi
vegetarian ketat dan kurang asupan zat besi atau vitamin B-12
pada makanannya.

DIAGNOSA ANEMIA
1. Anamnesis
1). Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :
a. Kebutuhan meningkat secara fisiologis terutama pada masa
pertumbuhan yang cepat, menstruasi, dan infeksi kronis
b. Kurangnya besi yang diserap karena asupan besi dari
makanan tidak adekuat malabsorpsi besi
c. Perdarahan terutama perdarahan saluran cerna (tukak
lambung, penyakit Crohn, colitis ulserativa)
2). Pucat, lemah, lesu, gejala pika
2. Pemeriksaan fisis
a. anemis,
tidak
disertai
ikterus,
organomegali
dan
limphadenopati
b. stomatitis angularis, atrofi papil lidah
c. ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa
pembesaran
jantung
3. Pemeriksaan
penunjang
a. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
menurun
b. Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi
menurun
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin

KOMPLIKASI
Kurangnya konsentrasi
Daya tahan tubuh berkurang
Komplikasi untuk ibu hamil:
Abortus
Kelahiran prematur/Waktu bersalin yang lama
Pendarahan
Shock
Gagal jantung

Anda mungkin juga menyukai