Anda di halaman 1dari 24

Sinusitis Maksilaris Akut

Pembimbing

Dr. Amir Sebayang, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Rio Malano Franshuid ( 06-004 )
Rahman Anasruloh ( 06-073 )

PENDAHULUAN
Sinusitis

adalah penyakit yang benyak


ditemukan di seluruh dunia, terutama
ditempat dengan polusi udara tinggi. Iklim
yang lembab, dingin dengan konsentrasi
pollen yang tinggi terkait dengan prevalensi
yang lebih tinggi dari sinusitis.

PENDAHULUAN

Sampai saat ini sinus paranasal merupakan


salah satu organ tubuh pada manusia yang
sulit dideskripsikan karenabentuknya
bervariasi pada tiap individu.

DEFINISI
Secara umum sinusitis berarti proses radang

apapun yang mengenai sinus. Yang paling sering


ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis
etmoid, sinusitis frontal dan sinusuitis sfenoid
lebih jarang.
Sinusitis maksilaris akut diklasifikasikan menjadi
akut, subakut, kronik.

Sinusitis akut bila gejalanya berlangsung beberapa hari


sampai 4 minggu,
sinusitis subakut bila berlangsung dari 4 minggu sampai
3 bulan dan
sinusitis kronis berlangsung lebih dari 3 bulan.

Anatomi Fisiologi Sinus


Maksilaris

Sinus Maksilaris
Bentuknya piramid,dsr piramid pd dinding

lateral hidung sedang apexnya pd pars


zygomaticus maxilae
dengan dasarnya menghadap ke fosa nasalis
dan puncaknya kearah apeks prosesus
zigomatikus os maksila.
Merupakan sinus terbsr dg volume 15 cc
pada org dewasa

EPIDEMIOLOGI
Sinusitis menyerang 1 dari 7 orang dewasa di

United States, dengan lebih dari 30 jutaan


Individu yang didiagnosis tiap tahunnya.
Prevalensi sinusitis tertinggi pada usia

dewasa 18-75 tahun dan kemudian anakanakberusia 15 tahun. Pada anak-anak


berusia 5-10 tahun.

ETIOLOGI & FAKTOR-FAKTOR


PREDISPOSISI
Faktor-Faktor Lokal

Patologi septum nasi


Infeksi tratus respiratorius atas
Diatesis alergika,
Barotrauma,
Polip nasi,
Benda-benda asing seperti tampon, rinolith
Material yang terinfeksi

B. Faktor-faktor Predisposisi Regional

Karies gigi atau abses apikal


Obstruksi nasofaring

( tumor-tumor ganas radiasi kobalt &


hipertrofi adenoid )

a. Fistula oroantral b. Sinusitis maksilaris

Faktor-faktor Sistemik

- Malnutrisi
Diabetes yang tidak terkontrol
Terapi steroid jangka lama
Diskrasia darah
Kemoterapi
Keadaan deplesi metabolisme

PATOFISIOLOGI

Beberapa teori yang dikemukakan sebagai


fungsi sinus paranasal antara lain :
Sebagai pengatur kondisi udara,
Sebagai penahan suhu,
Membantu keseimbangan kepala,
Membantu resonansi suara,
Peredam perubahan tekanan udara dan
Membantu produksi mukus untuk
membersihkan rongga hidung.

Pertahanan mukosilier
ostium sinus yang
tetap terbuka

Sinus Pertahanan
tubuh
Paranasal
lokal & sistemik

Didalam sinus silia bergerak secara teratur

untukmengalirkan lendir menuju ostium


mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu
polanya.

Faktor Predisposisi
Edema pada kompleks osteomeatal
mukosa sinus paranasal yang saling berhadapan
bertemu
silia tidak dapat bergerak
Gangguan drainase & gangguan ventilasi dalam
sinusparanasal
Pertumbuhan baik bagi bakteri patogen

GEJALA DAN
PEMERIKSAAN
Gejala klinis

Terdiri dari gejala sistemik dan gejala lokal.


- Gejala sistemik
: - Demam
- Rasa lesu
- Gejala lokal
: - ingus kental berbau
- hidung tersumbat
- rasa nyeri didaerah infraorbita

- Sakit kepala waktu bangun tidur,


menghilang hanya bilapeningkatan
sumbatan hidung

Gejala obyektif

- Disinus maksila tampakpembengkakan di


pipi dan kelopak mata bawah.
- Pada rinoskopi anterior tampakmukosa
konka hiperemis dan edema.
- Tampak mukopus atau nanah di meatus
medius.
- Pada rinoskopi posterior tampak mukopus
di nasofaring (post nasal drip)

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Tampak pembengkakan didaerah pipi dan
kelopak mata bawah sisi yang terkena.
Pada rinoskopi anterior, mukosa konkha
tampak hiperemi dan edema, selain itu
tampak mukopus atau nanah dimeatus media.
Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di
nasofaring.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan transluminasi.
sinus yang sakit akan terlihat suram atau
gelap. Akan lebih bermakna bila hanya satu
sisi sinus saja yang sakit, sehingga terlihat
sekali perbedaannya antara yang sakit dan
yang sehat.

Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan radiologi.
yaitu foto Waters, PA dan lateral. Akan tampak
perselubungan atau penebalan mukosa atau
air-fluid level pada sinus yang sakit.
3. Pemeriksaan kultur.
sample diambil dari sekret meatus medius atau
meatus superior.

Gambaran opak suatu


sinus

PENGOBATAN
A.

Pengobatan umum

1.Istirahat
Penderita dengan sinusitis akut yang disertai demam dan kelemahan
sebaiknya beristirahat ditempat tidur. Diusahakan agar kamar
tidurmempunyai suhu dan kelembaban udara tetap.
2.Higiene
Harus tersedia sapu tangan kertas untuk mengeluarkan sekret hidung.
Perlu diperhatikan pada mulut yang cenderung mengering , sehingga
setiap selesai makan dianjurkan menggosok gigi.
3.Medikamentosa
Diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik selam 10-14 hari,
meskipun gejala klinik telah hilang. Antibiotik yang diberikan ialah
golongan penisilin. Diberikan juga obat dekongestan lokal berupa tetes
hidung, untuk memperlancar drainase sinus. Boleh diberikan
analgetikuntuk menghilangkan rasa nyeri.

B. Pengobatan lokal
1. Inhalasi Inhalasi banyak menolong penderita dewasa karena
mukosa hidung dapat istirahat dengan menghirup udara yang
sudah dihangatkan dan lembab.
2. Pungsi percobaan dan pencucian Apabila cara diatas tak
banyak menolong mengurangi gejala dan menyembuhkan
penyakitnya dengan cepat mungkin karena drainase sinus kurang
baik atau adanya kuman yang resisten. Kedua hal tersebut dapat
diketahui dengan pungsi percobaan dan pencucian. Dengan
anestesi lokal trokar dan kanula dimasukkan melalui meatus inferior
dan ditusukkan menembus dinding naso-antral.
Kemudian dimasukkan cairan garam faal steril ke dalam antrum
dan selanjutnya isi antrum dihisap kembali kedalam tabung
suntikan. Apabila setelah dua sampai tiga kali pencucian infeksi
belum hilang, mungkin diperlukan tindakan antrostomi intranasal. 5

C. Penatalaksanaan Bedah
Harus dipertimbangkan penatalaksanaan
bedah untuk mempermudah drainase sinus
yang terkena serta mengeluarkan mukosa
yang sakit. Hal ini diperlukan pada :
Terancam komplikasi
Untuk menghilangkan nyeri yang hebat
- Bila pasien tidak berespon terhadap terapi
medis

1. Tindakan Bedah
Minor
Tampon Argyrol
Lavase
Terapi konservatif

KESIMPULAN
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. Yang paling sering

ditemukan adalah sinusitis maksila dan sinusitis etmoid. Sinusitis


maksilaris dapat terjadi akut,berulang atau kronis. Sinusitis akut dapat
disebabkan oleh rinitis akut, infeksi faring, infeksi gigi rahang atas
(dentogen), trauma. Gejala klinis dapat berupa demam dan rasa lesu.
Pada hidung dtemukan ingus kental. Dirasakan nyeri didaerah
infraorbita dan kadang-kadang menyebar ke alveolus sehingga terasa
nyeri di gigi. Penciuman terganggu dan ada perasaan penuh dipipi
waktu membungkuk ke depan.
Pada pemeriksaan tampak pembengkakan di pipidan kelopak mata
bawah. Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan
edema. Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post
nasal drip). Terapi medikamentosa berupa antibiotik selama 10-14 hari.
Pengobatan lokal dengan inhalasi, pungsi percobaan dan pencucian.
Harus dipertimbangkan penatalaksanaan bedah untuk mempermudah
drainase sinus yang terkena serta mengeluarkan mukosa yang sakit.

Anda mungkin juga menyukai