Anda di halaman 1dari 25

HUKUM

AGRARIA
(TKD 318K)
Tim Dosen
1. Ir. Onang Onang F. W., MM.
2. Fauzi Janu Amarrohman, S. T., M. Eng.

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik,


Universitas Diponegoro
2016

Hukum Agraria (1)


A.

Pengertian Hukum Agragia

B.

Keadaan Hukum Agraria Lama

C.

Pembentukan UUPA

D. Hukum Tanah Nasional Merubah Hukum Agraria Lama


E.

Dasar Ketentuan Pokok UUPA

F.

Hubungan Fungsional antara Hukum Tanah Nasional dan


Hukum Adat

Hukum Agraria (2)


A. Hak Atas Tanah
B. Cara Memperoleh Tanah
C. Pendaftaran Tanah
D. Tanah Sebagai Jaminan Hutang dan Hak Jaminan
atas Tanah

HAK-HAK PENGUASAAN
ATAS SUMBER DAYA
AGRARIA

Penguasaan dan Menguasai

Aspek publik

berisi

kewenangan untuk
mengatur dan
tugas/kewajiban untuk
mengelola, mengatur dan
memimpin penguasaan,
pemeliharaan, peruntukan
dan penggunaan sumber
daya agraria.
Penguasaan yuridis dilandasi
hak, dilindungi oleh hukum
dan umumnya memberi
kewenangan kepada
pemegang hak untuk
menguasai secara fisik tanah
yang dihaki.

Aspek perdata
menunjuk pada unsur
kepunyaan (bisa menguasai
tanah tersebut secara fisik
dan bisa melakukan
perbuatan-perbuatan hukum
perdata terhadap tanah
tersebut, seperti menjual,
membeli, meyewakan);
Menguasai secara fisik,
misalnya melalui hubungan
sewa menyewa, tetapi bisa
juga secara tidak sah (atau
secara liar). Ada juga
penguasaan yuridis yang
tidak memberikan
kewenangan untuk
menguasai tanah secara
fisik, seperti dalam hak
tanggungan.

Jenis Hak Penguasaan atas


Tanah
menurut

Hukum
Tanah
Adat

Hukum
Tanah
Nasional
(Positif)

Hukum Tanah Adat


hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup
dalam masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini, ada
yang tidak mempunyai bukti-bukti kepemilikan tertulis, yaitu
hanya didasarkan atas pengakuan serta ada pula yang
mempunyai bukti tertulis

Hukum Tanah
Adat Masa
Lampau

Hukum Tanah
Adat Masa Kini

Hukum Tanah
Adat Masa
Lampau

Hak memiliki dan menguasai sebidang tanah pada zaman


penjajahan Belanda dan Jepang, serta pada zaman Indonesia
merdeka tahun 1945, tanpa bukti kepemilikan secara tertulis.

Hak memiliki dan menguasai sebidang tanah pada zaman


sesudah merdeka tahun 1945 sampai sekarang, dengan bukti
tertulis.

Menurut Hukum Adat


Jenis hak-hak penguasaan atas tanah meliputi:
a. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat : hak penguasaan yang
tertinggi, beraspek hukum keperdataan (privat) dan publik.
b. Hak Kepala Adat dan para Tetua Adat : bersumber pada hak ulayat
dan beraspek publik; berisi kewenangan untuk mengatur penguasaan
dan penggunaan tanah hak ulayat baik oleh anggota masyarakat
hukum adat maupun oleh orang luar.
c. Hak-hak atas tanah : hak-hak individual, yang secara langsung atau
tidak langsung bersumber pada hak ulayat dan beraspek hukum
keperdataan (privat).

Menurut Hukum Nasional (Positif)


Jenis hak penguasaan atas tanah itu meliputi:
a. hak bangsa (pasal 1) : hak penguasaan yang tertinggi, beraspek
publik dan perdata
b. hak menguasai dari negara (Pasal 2): beraspek publik
c. Hak ulayat masyarakat hukum adat (Pasal 3): beraspek publik
dan perdata
d. Hak-hak individual: semuanya beraspek perdata
1. Hak atas Tanah (Pasal 4)
a) primer: HM, HGU, HGB yg diberikan oleh Negara, dan Hak Pakai
yang diberikan oleh Negara (Pasal 16)
b) sekunder: HGB dan HP yang diberikan oleh pemilik tanah, Hak
Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang, Hak Sewa dan lainlainnya.

1. Hak Bangsa Indonesia


A. Diatur : Pasal 1 ayat 1 s/d 3 UUPA
B. Pengertian : hak bangsa merupakan;
. hak penguasaan tertinggi; hak penguasaan atas tanah yang
lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung, bersumber
padanya.
. Mengandung unsur kepunyaan (aspek perdata) dan unsur tugas
kewenangan untuk mengatur dan memimpin penguasaan dan
penggunaan tanah bersama yang dipunyai (aspek publik)
. Pemegang haknya adalah seluruh rakyat Indonesia
yang bersatu sebagai bangsa Indonesia, dan tanahnya
meliputi seluruh tanah di dalam wilayah Indonesia dan
bersifat abadi.

2. Hak Menguasai Negara


(HMN)
Diatur dalam Pasal 2 UUPA, ayat:
(1) Bumi, Air, Ruang Angkasa dan Kekayaan alam (disingkat BARAK)
yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai
oleh negara.
(2) HMN memberi wewenang untuk (kandungan/isi kewenangan
dalam HMN):
a) mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan BARAK.
b) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hak antara
orang-orang dengan BARAK.
c) Menentukan

dan

mengatur

hubungan-hubungan

hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan

Lanjutan

(3) Wewenang yang bersumber pada HMN itu digunakan untuk


mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat
(4) HMN tersebut, dalam pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada
daerah selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional,
menurut ketentuan PP.

Tanah yang dihaki dengan HMN :


HMN meliputi semua tanah dalam wilayah RI, baik tanah yang
belum dilekati sesuatu hak atas tanah maupun yang sudah.
Jadi, HMN meliputi dua kategori:
1. Tanah yg dikuasai langsung oleh negara (tanah negara),
yakni tanah yg belum dilekati oleh hak atas tanah.
Tanah yg dikuasai langsung oleh negara (tanah negara) ini
meliputi juga:
(a) tanah-tanah yang diserahkan secara sukarela oleh pemiliknya;
(b) tanah-tanah hak yang berakhir jangka waktunya dan tidak
diperpanjang lagi;
(c) tanah-tanah yang pemegang haknya meninggal dunia tanpa
ahli waris;
(d) tanah-tanah yang ditelantarkan; dan
(e) tanah-tanah yang diambil untuk kepentingan

3. Hak Ulayat/Hak Wilayah


A.

Pengertian :
. Depdagri-FH
kompetensi

UGM,
khas

1978
pada

hak

yang

masyarakat

melekat

hukum

adat,

sebagai
berupa

wewenang/kekuasaan mengurus dan mengatur tanah seisinya,


dengan daya laku ke dalam maupun ke luar.
. PMA 5/1999 : kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai
oleh masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu
yang merupakan lingkungan hidup para warganya, untuk
mengambil manfaat dari sumber
daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut,
bagi

kelangsungan

hidup

dan

kehidupannya,

yang

timbul dari hubungan secara lahiriah dan batiniah turun

B. Hak ulayat mempunyai kekuatan yang berlaku ke dalam dan ke


luar :
Ke

dalam,

memberikan

wewenang

kepada

penguasa

masyarakat

hukum

adat

untuk

mengatur

penguasaan

dan

penggunaan wilayah

ulayat

itu

oleh warga dan untuk kepentingan


masyarakat

hukum

bersangkutan.

adat

yang Ke

luar,

memberikan

kewenangan untuk mengatur


penggunaan/akses

oleh

orang luar terhadap tanah


ulayat.

C. Isi kewenangan hak ulayat:


1) Mengatur

dan

menyelenggarakan

penggunaan

tanah

(untuk

pemukiman, bercocok tanam, dan lain-lain), persediaan (pembuatan


pemukiman/persawahan baru dan

lain-lain), dan

pemeliharaan

tanah;
2) Mengatur dan menentukan hubungan hukum antara orang dengan
tanah (memberikan hak tertentu pada subyek tertentu);
3) Mengatur dan menetapkan hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan-perbuatan hukum yang berkenaan dengan tanah (jual
beli, warisan, dan lain-lain).

D.

Hak Ulayat dalam Per-UU-an Nasional


1) UUD 45:
Keberadaan masyrakat hukum adat diakui dalam UUD 45.
Pasal 18 B (amandemen yang kedua) ditentukan bahwa:
Negara

mengakui

masyarakat

hukum

dan

menghormati

adat

beserta

kesatuan-kesatuan

hak-hak

tradisionalnya

(termasuk hak ulayat) sepanjang masih hidup dan sesuai


dengan

perkembangan

masyarakat

dan

prinsip

Kesatuan RI, yang diatur dalam undang-undang.

Negara

Lanjutan
2) UUPA
a) Ps. 3: hak ulayat, sepanjang menurut kenyataannya masih
ada, diakui, namun pelaksanaannya harus (1) sesuai dengan
kepentingan nasional dan Negara, (2) berdasarkan atas
persatuan bangsa (3) tidak boleh bertentangan dengan UU
dan peraturan lain yang lebih tinggi.
b) Ps. 2 (4): hak menguasai dari negara, pelaksanaannya
dapat dikuasakan kepada daerah dan masyarakat hukum
adat, sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional
c) Penjelasan Umum II (3): dalam hal tanah ulayat
diambil, misalnya untuk diberikan kepada pihak lain

Lanjutan

3)

Keppres 55/1993 tentang Pengadaan tanah bagi pelaksana


pembangunan untuk kepentingan umum, Pasal 14 : tanah
ulayat yang diambil diberi ganti kerugian berupa fasilitas
umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat
setempat.

4) UU No. 39/1999 tentang HAM, Pasal 6:


(1) Dalam rangka penegakan HAM, perbedaan dan kebutuhan
dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan
dilindungi oleh hukum, masyarakat dan Pemerintah.
(2) Identitas budaya masyakat hukum adat, termasuk hak atas
tanah ulayat dilindungi, selaras dengan perkembangan
zaman. (oleh Penjelasannya ditambah: sepanjang tidak
bertentangan

dengan

asas-asas

negara

hukum

berintikan keadilan dan kesejahteraan rakyat).

yang

5) UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, Pasal 5 membagi hutan


berdasarkan statusnya yaitu (1) hutan negara dan (2) hutan
hak.
Hutan adat atau hutan ulayat dimasukkan ke dalam kategori
hutan negara, .sebagai konsekuensi adanya hak menguasai
oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat pada
tingkatan yang tertinggi, dan prinsip negara kesatuan RI.

E. Terciptanya Hak Ulayat

Sebagai
diciptakan

hubungan
nenek

hukum

moyang

konkret
atau

yang

sesuatu

kekuatan gaib, pada waktu meninggalkan atau


menganugerahkan tanah yang bersangkutan
kepada

orang-orang

kelompok tertentu.

yang

merupakan

F. Pemegang Hak Ulayat


Masyarakat hukum adat
Teritorial

= tinggal di wilayah yang sama

Genealogi = pertalian darah/keturunan

G. Tanah yang Menjadi Objek Hak Ulayat


Semua tanah dalam wilayah masyarakat
hukum adat teritorial yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai