Anda di halaman 1dari 14

3.

Pengaturan Tegangan Tinggi


(KV Regulator)
Pada pesawat konvensional pengaturan
tegangan tinggi diatur oleh perubahan
rotary switch yang sumber tegangannya
diambil dari auto trafo yang kemudian
akan didistribusikan ke primer trafo
tegangan tinggi, tapi sebelum masuk
primer trafo tegangan tinggi tegangan
dari KV regulator akan diproses pada
bagian rangkaian pewaktu/timer dan
exposure.
Pada pesawat yang sudah modern
(digital) perubahan tegangan untuk KV
regulator biasanya menggunakan
rangkaian ADC (Analog To Digital
Converter) sehingga tegangan
keluarannya benar-benar Presisi.

Presented by

Blok Rangkaian KV REGULATOR

Pengaturan KV Regulator yang ada seperti gambar


wiring diagram pertama adalah sebagai berikut :
1. KVP selector Mayor
Tegangan mendapat suplay dari autotrafo.
Fungsinya untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda
potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal
X10 KV
2. KVP selector Minor
Tegangan mendapat suplay dari autotrafo.
Fungsinya untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda
potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap termina
X 1 KV

Blok Rangkaian Tegangan Tinggi

Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk
memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda
harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu
mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada
disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan dari satu rangkaian kerangkaian lain. Bila
transformator tersebut untuk menaikkan tegangan disebut
transformator step up ( pada HTT )dan apabila untuk menurunkan
tegangan disebut transformator step down ( pada trafo filamen ).
transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak
dari pada jumlah lilitan primernya sedangkan transformator step down
mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan
primernya. Pada HTT jenis transformator yang digunakan adalah step
up dan perbandingan transformasinya bisa mencapai 1 : 1000 atau
tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer
dialiri arus bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya magnet
yang berubah-ubah tergantung dari besarnya arus yang mengalir.
Perubahan garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan terjadinya
gaya gerak listrik ( ggl ) pada lilitan sekundernya, yang besarnya
bergantung dari perubahan fliks pada setiap perubahan waktu.

4. Pengaturan Waktu
(Time Regulator)
Rangkaian pengatur waktu akan digabung/dikopel dengan tombol
exposure (switch exposure).
Pada rangkaian pengaturan waktu ini akan menentukan lamanya waktu
penyinaran. Prinsip kerja rangkaian ini akan meneruskan tegangan dari
KV regulator menuju primer trafo tegangan tinggi dengan waktu tertentu.

Presented by

Terdapat 4 jenis timer yaitu:


A. Mechanical Timers
B. Electronic Timers
C. mAs Timers
D. Phototimers/Timer Automatic

A. Mechanical Timers

Cara kerja:
1. Menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p kearah
searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan jarum penahan PA
lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar kekanan (searah
jarum jam) kontaktor C dari normally open menjadi close.
2. Setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3 detik
jarum PA mengunci roda gigi W.
3. Sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah
ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan ada arus yang
mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE
kembali ke relay S, kembali ke power supply.
4. Sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik kontak
SW3 hingga rangkaian power supply dan rangkaian tegangan
tinggi terhubung dan menyebabkan expose (penyinaran) dimulai.
5. Sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA
sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai berputar ke
arah kiri (berlawanan jarum jam).

Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol. Maka
valve akan menyentuh kontaktor C hingga membuka kembali.
Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized, kontaktor
SW3 membuka kembali, sehingga akan memutuskan hubungan
antara rangakian Power Supply dengan rangakaian transformator
tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.

Mechanical Timers
Perangkat yang sangat sederhana
menggunakan putaran-putaran dengan gear
(gigi-gigi)
Operator bisa langsung menentukan waktu
yang dinginkan atau langsung membatalkan
dengan memutar ke arah sebaliknya.
Waktu exposure bisa mencapai 250
milliseconds.

B. Electronic Timers

Perangkat ini sangat canggih dan modern


sehingga didapat waktu yang akurat
Terdiri dari rangkaian elektronik yang rumit
biasanya menggunakan rangkaian RC sebagai
pewaktunya.

Cara kerja:
1. Untuk menentukan lamanya penyinaran waktu yang ada, T= R.C
2. SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian kondensator
dengan arah arus dari terminal(+)SWRkondensator Cterminal 1.
sementara itu, kontak SWS (bawah) akan close (karena digank dengan
SWE), sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup,
sehingga rangkaian power supply dan rangkaian HTT akan terhubung
dan expose akan berlangsung.
3. Berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian kondensator,
sehingga saat muatan kondensator penuh (time konstan 63%, karena
merupakan fungsi linier setiap perubahan waktu), yang merupakan
tegangan critical gride, maka pada posisi 63% itu maka relay SB
akan bekerja.
4. Dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB
sehingga relay SB akan bekerja, dengan bekerjanya relay SB maka
kontaktor SW3 membuka.
5. Membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply dengan
HTT.

B. mAs Timers
Kebanyakan digunakan pesawat x-ray modern,
rangkaian ini dirancang untuk mengontrol arus
tabung, waktu saat ini/live dan eksposure secara
akurat
Produk dari mA dan waktu (mas) menentukan
jumlah foton yang dipancarkan x-ray dan densitas
pada film.
Jenis khusus dari timer memantau produk mA dan
berakhir eksposure ketika mas yang diinginkan telah
dicapai

B. PHOTOTIMERS

Sebuah phototimer yang mengukur jumlah radiasi


mencapai media penerima/sensor dan mengakhiri
pemaparan radiasi yang cukup dibutuhkan untuk
menghasilkan kepadatan yang benar dalam film .

Ada 2 type phototimers:


1. Photomultiplier tube
Membaca fluoro screen pada
belakang film.
2. Ion chamber
Pembacaan sensor- sensornya antara
grid and film.

Anda mungkin juga menyukai