Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

KANDIDIASIS
VULVOVAGINAL
OLEH:
Eko Saputro
Ridho Cahya
Syahrial Reza
Joko Syuhada
PEMBIMBING:
dr. Taufik Hidayat, Sp.KK (K)

LATAR BELAKANG
Fluor

albus (keputihan) banyak dialami oleh wanita usia


reproduktif.

Dari

bermacam keputihan yang dapat terjadi tiga besar yang


sering ditemukan adalah kandidiasis vulvovaginal, bakterial
vaginosis dan trichomoniasis vaginalis

Vulvovaginal candidiasis adalah infeksi vulva dan vagina


yang disebabkan oleh Candida sp.

Sekitar 85-90% sel ragi dari vagina merupakan spesies


Candida albicans. Sisanya adalah spesies non-albicans,
dan yang terbanyak adalah Candida glabrata (Torulopsis
glabrata).

Vulvovaginal candidiasis (VVC) tidak digolongkan dalam


infeksi menular seksual karena jamur Candida
merupakan organisme normal pada traktus genitalia dan
intestinal wanita. Akan tetapi, kejadian VVC dapat
dikaitkan dengan aktivitas seksual. Frekuensi VVC
meningkat sejak wanita yang mulai melakukan aktivitas
seksual.

Angka

kejadian VVC pada wanita meningkat secara


signifikan pada usia setelah 20 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia 30 sampai 40 tahun, hal ini terkait
dengan aktivitas intercourse seksual.

Di

Amerika serikat KVV merupakan penyebab kedua


tersering infeksi vagina setelah vaginosis bakterialis.

Sekitar

75% dari perempuan pernah mengalami


kandidiasis vulvovaginal suatu waktu dalam hidupnya,
dan sekitar 5% perempuan mengalami episode
rekurensi.

Penelitian

Department of Microbiology, Lead City


University, Nigeria pada tahun 2012 yang dilakukan
pada 200 orang pengunjung Association for
Reproductive Family and Health (AFRH) menyatakan
infeksi Candida albicans merupakan infeksi tertinggi
dengan persentase 27%

Jumlah

penderita kandidiasis vulvovaginal di Indonesia


berkisar antara 20-30%.

PATOGENESIS
Kandida memasuki lumen vagina datang dari faktor perianal atau kontaminasi dari
traktus gastrointestinal

Invasi hifa ke dalam epitel jaringan akan menyebabkan


terjadinya proses keradangan dan akhirnya merusakkan selsel epitel tersebut
Proses ini menyebabkan reaksi inflamasi
pada mukosa yang mengakibatkan pembengkakan,
eritema, dan deskuamasi sel epitel vagina
Selain proses tersebut di atas mungkin kandida menimbulkan simtom
vaginitis karena reaksi hipersensitivitas, khususnya pada wanita yang
mengalami VVC rekuren yang idiopatik

Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama

: Ny. E

Usia

: 30 tahun

Jenis

Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Dinoyo, Malang

Status

: Menikah

No.RM:

11276384

Pekerjaan:
Agama
Suku

Pegawai Swasta

: Islam

Bangsa

Tanggal

: Jawa

Pemeriksaan : 20 oktober 2016

Anamnesis

(Autoanamnesis)

Keluhan Utama
Keluar keputihan dari kemaluan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan keluarnya keputihan dari bagian kemaluan sejak 2 minggu yang lalu. Keputihan
dirasa pasien kental, berwarna agak kekuningan, tidak berbuih dan tidak berbau. Keluarnya keputihan
dirasa cukup banyak sampai pasien mengganti pembalut 4-5 kali dalam sehari. pasien juga mengeuhkan
adanya rasa gatal di daerah kemaluan yang menyertai keluarnya keputihan. Gatal dirasa hilang timbul.
Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya rasa panas pada bagian kemaluan, namun pasien tidak
mengeluhkan adanya demam. Pasien tidak merasakan adanya luka kemaluan maupun kutil kemaluan.
Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri pada saat melakukan hubungan suami istri 3 hari yang lalu. Pasien
tidak mengeluhkan adanya nyeri saat buang air kecil maupun buang air besar

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengeluhkan keluhan yang sama yaitu keluarnya keputihan kental namun berbau amis pada 1
bulan yang lalu. Dan membaik setelah berobat ke dokter umum dan mendapat obat metronidazole.

Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter umum dan diberi obat metronidazole diminum 1 kali
sehari selama 3 hari. Setelah minum obat tersebut keluhan membaik namun keluhan keputihan
kembali muncul setelah pasien selesai menstruasi.

Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa suami pasien juga memiliki keluhan gatal dan keluar cairan putih/ nanah
dari kemaluan namun sudah berobat ke dokter umum dan keluhan membaik

Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang karyawan swasta. Telah menikah sejak 3 bulan yang lalu. Suami pasien bekerja
sebagai pelaut. Pasien juga mengaku sering menggunakan celana ketat yang berbahan jins.

Riwayat Seksual
Pasien terakhir kali melakukan hubungan suami-istri 3 hari yang lalu. Pasien mengaku tidak pernah melakukan
hubungan seksual selain dengan suami pasien. Dan pasien juga meyakini suami pasien tidak pernah
melakukan hubungan seksual selain dengan pasien

Pemeriksaan Fisik
Status Venereologis
1. Labia Mayor: Makula Eritema batas tegas bentuk ireguler, edem (-)
2. Vulva: Eritema (+), duh tubuh (-)
3. Urethra: Dalam batas normal
4. Vagina: Patch eritematous batas tegal multiple, duh tubuh menempel
pada dinding vagina
5. Cervix: Dalam batas normal. Eritema (-), Massa (-), duh tubuh (+)
6. Kelenjar Bartholin: Dalam batas normal. Edema (-), Nyeri tekan (-)
7. Kelenjar Skene: Dalam batas normal. Edema (-), Nyeri tekan (-)

Gambar 1. Genitalia eksterna

Gambar 2. Cervix

Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran

: Compos mentis, GCS 456

Hygine

: Tampak terawat (pakaian, rambut, kuku bersih)

Tanda Vital

: Tekanan Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan


Nadi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

RR

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Tax

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala/Leher

: Pemeriksaan KGB: Tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

: Edema -/-/-

Diagnosis Banding

1. Kandidiasis Vulvovaginal
2. Bakterial Vaginosis
3. Trikomoniasis Vaginalis

Pemeriksaan Penunjang
1. Pengecatan Gram didapatkan Sel PMN (+) >30/LP,
pseudohifa panjang dengan budding yeast
2. Pemeriksaan KOH didapatkan Budding yeast (+)
3. pH : 7
4. Tes Amin: negatif
5. Pemeriksaan sediaan basah tidak dilakukan

Diagnosis

Kandidiasis Vulvovaginal
Terapi
Fluconazole caps 150 mg PO dosis tunggal

Monitoring dan Edukasi


1. Penjelasan mengenai penyakit kandidiasis, penyebab, penularan, pengobatan,
komplikasi dan pentingnya pengobatan dengan pasangan
2. Tidak berhubungan seksual selama masih dalam masa pengobatan
3. Setia pada pasangan
4. Menggunakan kondom apabila berhubungan seksual
5. Apabila terdapat efek samping obat, maupun perburukan segera datang kembali
6. Disarankan tidak menggunakan celana ketat, dan disarankan menggunakan celana
berbahan yang mudah menyerap keringat
7. Disarankan untik tidak menggunakan sabun-sabun kemaluan
8. Kontrol 1 bulan lagi

PEMBAHASAN

EPIDEMIOLOGI
KASUS
Pasien yang dibahas dalam laporan
kasus ini adalah seorang wanita, dengan
nama Ny. E, berusia 30 tahun.

TEORI
Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) dapat
ditemukan diseluruh dunia dan
merupakan yang terbanyak di antara
infeksi vagina terutama di daerah iklim
subtropis dan iklim tropis
Sobel dkk paling banyak pada wanita
usia reproduksi

KELUHAN PASIEN
KASUS

Keluhan utama: keluarnya keputihan


dari kemaluan pasien sejak 2 minggu
yang lalu, kental, berwarna agak
kekuningan, tidak berbuih dan tidak
berbau, cukup banyak (mengganti
pembalut 4-5x dalam sehari).
Gatal di daerah kemaluan yang
menyertai keluarnya keputihan, hilang
timbul
Rasa panas pada bagian kemaluan
Nyeri pada saat melakukan hubungan
suami istri 3 hari yang lalu

TEORI
Pruritus akut dan keputihan (fluor
albus) keluhan awal
Keputihan sekret vagina berwarna
putih, seperi krim susu/keju atau kuning
tebal, dapat cair seperti air atau tebal
homogeny, bau sekret minimal atau
kadang berbau asam dan tidak
mengganggu
Rasa panas dan sakit terutama pada
saat berkemih (disuria eksternal), saat
berhubungan seksual (dispareunia),
setelah pemeriksaan ginekologi atau
setelah mandi atau berendam dengan
air hangat

KELUHAN PASIEN
KASUS

Sudah berobat ke dokter umum


diberi obat metronidazole diminum 1
kali sehari selama 3 hari
Suami pasien: memiliki keluhan gatal
dan keluar cairan putih/ nanah dari
kemaluan namun sudah berobat ke
dokter umum dan keluhan membaik
Sering menggunakan celana ketat
yang berbahan jins.

TEORI
Pemberian antibiotik pada wanita
proteksi flora normal bakteri
peningkatan pertumbuhan Candida di
vagina dan traktus gastrointestinal
Obesitas dan pemakaian celana ketat
meningkatkan temperatur lokal dan
kelembapan (cocok untuk
pertumbuhan jamur)
Vaginal douching mengubah
lingkungan normal dalam vagina
Hubungan seksual kolonisasi
kelamin laki-laki asimtomatik dengan
spesies Candida adalah empat kali
lebih sering terjadi pada pasangan
seksual laki-laki dari perempuan yang
terinfeksi.

PEMERIKSAAN FISIK
KASUS
inspeksi genitalia eksterna makula
eritema berbatas tegas dengan bentuk
ireguler di labia mayor
inspekulo :
vulva: eritem
vagina: patch eritematous berbatas
tegas, jumlah multipel, duh tubuh
yang menempel pada dinding vagina
Cervix: duh tubuh

TEORI

Mukosa vagina : yang kemerahan dan


pembengkakan labia dan vulva sering
disertai pustulopapular di sekeliling
lesi, ekskoriasi
Serviks : normal, atau sedikit eritem
disertai sekret putih yang menempel
pada dindingnya
Vulva: eritem, edema, basah dan
kadang tampak papul, vesikel, pustul,
erosi dan eksoriasi atau maserasi
dengan hiperemi pada introitus
vagina, gumpalan-gumpalan putih
serta lesi satelit.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS

Pewarnaan Gram: sel PMN (+) >30/LP


dan pseudohifa panjang dengan
budding yeast
Pemeriksaan KOH 10%: adanya
budding yeast
pH cairan vagina: 7
Tes Amin: negative
Pemeriksaan sediaan basah tidak
dilakukan pada pasien ini.

TEORI

sediaan basah
pewarnaan Gram
pemeriksaan KOH 10%
pemeriksaan biakan jamur
pemeriksaan pH cairan vaginaPada
pemeriksaan sediaan basah,
ditemukan adanya sel-sel ragi (yeast)
dan miselia

TERAPI
KASUS

TEORI

Fluconazole kapsul 150 mg per oral dosis Fluconazole 150 mg tablet oral dalam
tunggal.
dosis tunggal. Clotrimazole 500 mg
supposituria vaginal

KESIMPULAN
Kandidiasis vulvovaginal adalah infeksi mukosa vagina dan vulva yang
disebabkan oleh spesies Candida, dimana penyebab terbanyak (80-90 %)
adalah Candida albicans. Kita dapat menegakkan diagnosis tersebut
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Terapinya yaitu dengan antijamur, fluconazole 150 mg kapsul dosis tunggal
dan KIE yang benar kepada pasien.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai