Visible
Daniavi Nayunda
Hidayatul Lutfika
Naufal Fadillah Putra
Putu Pradnya Paramita
Raesha Dwina Malika
Satrio Cahyo Adhi
ABBF-B
Outline
Istilah dan Definisi
Komponen dan Instrumen
Mekanisme Spektrofotometer Vis
Kegunaan Spektrofotometri Vis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Spektrum Serapan
Istilah- Istilah
Spektroskopi : ilmu yang mempelajari interaksi materi
dengan energi pada level mikroskopis
Spektrometri : ilmu yang mempelajari teknik pengukuran
interaksi materi dengan energi
Spektrofotometri : ilmu yang mempelajari teknik
pengukuran interaksi materi dengan energi/ sinar/
komponen sinar matahari
Spektrofotometer : alat/ instrumen
Kromofor
Gugus fungsional yang mengabsorpsi radiasi UV dan tampak, jika
mereka diikat oleh senyawa-senyawa buka pengabsropsi (auksokrom)
Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap berkonjugasi (diena
C=C-C=C), dienon (C=C-C=O), Benzena, dll
Auksokrom
Gugus fungsional seperti OH, -NH2, NO2, -X yaitu gugus yang
mempunyai elektron nonbonding dan tidak mengabsorpsi radiasi UV jauh.
Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu metoda analisis kimia yang
didasarkan pada tercapainya kesamaan warna antara
larutan sampel dan larutan standar, dengan
menggunakan sumber cahaya polikromatis dengan
detektor mata
Metoda spektroskopi sinar tampak(vis) disebut juga
dengan metoda kolorimetri dan alatnya disebut
dengan kolorimeter
Prinsip Kolorimetri
Prinsip dasar dari metoda kolorimetri visual adalah tercapainya
kesamaan warna bila jumlah molekul penyerap yang dilewati
sinar pada ke dua sisi larutan persis sama.
Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat
warna ataupun komponen yang belum berwarna, namun dengan
menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan
senyawa berwarna yang merupakan fungsi dari konten
komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti
jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi
tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.
Komponen dan
Instrumen
Deret Standar
Konvensional
Duplikasi
Kolorimetr
i
Modern
Spektrofotom
etri
Kolorimetri Konvensional
Kolorimetri dilakukan dengan membandingkan
larutan standar dengan aplikasi yang dibuat pada
keadaan yang sama dengan menggunakan
tabung Nessler atau kolorimetri Dubosque.
Menggunakan mata sebagai detektor untuk
melihat kesamaan warna antara cuplikan dengan
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
(larutan standar)
Kolorimetri Modern
Spektrofotometri
adalah perpanjangan
dari visual suatu studi
mengenai penyerapan
energy cahaya oleh
spesies kimia yang
memungkinkan
kecermatan yang lebih
besar dalam perincian
dan pengukuran
kuantitatif.
Spektrofotometri
Visible
Spektrofotometri Ultra Violet
(UV)
Spektrofotometri UVVisible
Spektrofotometri Infra Red
(IR)
Spektrofotometri Visible
Spektrofotometri
sumber energi yang
digunakan dalah cahaya
tampak (Visible).
Panjang gelombang
sinar tampak adalah
350-750 nm.
Sumber cahaya yang
digunakan adalah lampu
tungsten halogen.
Lampu tersebut terbuat
dari tabung kuarsa yang
Spektrofotometri UV-VIS
Spektrofotometri ini
merupakan gabungan
antara spektrofotometri UV
dan Visible.
Sumber cahaya yang
digunakan adalah
kombinasi antara lampu
tungsten halogen dan
lampu deuterium (D2).
Lampu deuterium dapat
menghasilkan cahaya
dalam daerah 160-380
Jenis
Single
Beam
Double
Beam
1.
Single Beam
2.
Double Beam
Instrumen Spektofotometri
Visible
Sumber Cahaya / Energi
Monokromator
Wadah Sampel (kuvet)
Detektor
Data Processor
Sumber Cahaya
Spektrofotometer UV
Monokromator
Sebagai penyeleksi panjang gelombang
Mengubah cahaya dari sumber cahaya polikromatis menjadi
cahaya monokromatis dengan panjang gelombang tertentu.
Detektor
Berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan
dari sampel dan mengubahnya menjadi arus
listrik oleh amplifier dan ditampilkan dalam
bentuk angka pada data processor.
Data Processor
Sistem yang menampilkan besarnya arus listrik,
menyatakan dalam bentuk absorbansi.
Mekanisme
Spektrofotometer Vis
SPEKTRUM ABSORBSI
Spektrofotometer dapat digunakan untuk mengukur besarnya energi
yang diabsorbsi/diteruska
Sinar dari sumber sinar adalah sinar polikromatis maka dilewatkan
terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian sinar monokromatis
dilewatkan melalui kuvet yang berisi sampel maka akan
menghasilkan sinar yang akan diabsorbsi, dipantulkan dan
ditransmisikan
Untuk sinar yang ditransmisikan selanjutnya akan diterima detektor
untuk diubah menjadi energi listrik yang kekuatannya dapat diamati
oleh alat pembaca
Io = Ir+ Ia + It
Pengaruh Ir dapat dihilangkan dengan menggunakan
blanko/kontrol, sehingga :
Io = Ia+ It
1.Single beam
Sinar monokromatis yang keluar celah hanya satu
Kuvet yang dapat dilalui sinar hanya satu
2.Double beam
Sinar monokromatis yang keluar celah dua
Kuvet yang dapat dilalui sinar ada dua
Kegunaan
Spektrofotometri Vis
Analisis
Kuantitat
if
Analisis
Kualitatif
Analisis Kuantitatif
Panjang Gelombang UV :
200-400 nm
Panjang Gelombang Sinar Tampak:
400-750 nm.
Spektrum UV-Vis dapat digunakan untuk menentukan senyawa yang
di serap oleh radiasi UV-Vis secara kuantitatif.
Dasarnya adalah Beers Law : Lambert dan Beer telah menurunkan
secara empirik hubungan antara intensitas cahaya yang
ditransmisikan dengan tebalnya larutan dan hubungan antara
intensitas dengan konsentrasi zat
Hukum lambert-Beer
dimana :
A = serapan
Io= Intensitas sinar yang datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
= absorbtivitas molekuler (mol.cm. )
a = daya serap (g.cm. )
b = tebal larutan/kuvet
c = konsentrasi (g. .mg.ml-1)
Cara Perhitungan
Panjang gelombang
maksimum = 257,5 nm
Serapan maksimum =
0,56936
A = a.b.c
Dik:
A = 0,56936
b = 1cm
c = 8,064 ppm = 8,064x
Dit :
a?
Jawab
A = Serapan
a = Daya Serap
b = Tebal kuvet
c = Konsentrasi zat
(mg/ml)
: A = a.b.c
=
= 70,605
Analisis Kualitatif
Untuk analisis kualitatif yang diperhatikan adalah :
Membandingkan maksimum.
Membandingkan serapan (A), daya serap (a),
Membandingkan spektrum serapannya.
Analisis Kualitatif
Data spektra UV-Vis tidak dapat digunakan untuk
identifikasi kualitatif obat/ metabolitnya maka harus
digabung dengan cara lain seperti:
Spektroskopi infra merah
Resonansi magnet inti
Spektroskopi massa
Hasil Spektra
Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena
perubahan pH. Jika berubah, perubahannya dari
batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari
hipokromik ke hiperkromik
Obat- obat netral misalnya kafein, kloramfenikol,
atau obat berisi auksukrom yang tidak terkonjugasi
seperti amfetamin, sklizin, pensiklidin
Warna
Warna
Komplementer
400 435
Lembayung (violet)
Kuning-hijau
435 480
Biru
Kuning
480 490
Hijau-biru
Jingga
490 500
Biru-hijau
Merah
500 560
Hijau
Ungu (purple)
560 580
Kuning-hijau
Lembayung (violet)
580 595
Kuning
Biru
595 610
Jingga
Hijau-biru
610 750
Merah
Biru-hijau
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Spektrum Serapan
Jenis
pelarut
pH larutan
Kadar
larutan
Tebal
larutan
Lebar
celah
Pergeseran Kurva
Cond
Hiperkromi
k
Hipokromi
k
Hipsokrom
ik
Batokromi
k
Jenis Pelarut
dan
pengaruhnya
Jenis Pelarut
Nama
Jenis Pelarut
Batas transparan
(nm)
Asetonitril
190
Kloroform
240
Sikloheksan
195
1,4-dioksan
215
Etanol
205
Benzene
285
CCl4
265
n-heksan
201
Metanol
205
Isooktan
195
Air
190
Aseton
330
Piridin
305
Pengaruh Pelarut
Pelarut mempengaruhi :
Molekul bentuk tereksitasi lebih polar dari ground state
Interaksi dipol-dipol dengan molekul pelarut penurunan tingkat
energi tereksitasi yang lebih besar
Absorbansi pelarut etanol menunjukkan posisi pada lebih panjang
daripada heksan
Penggantian pelarut dari heksan metanol mengakibatkan
pergeseran batokromik (red shift) 10-20 nm. terjadi pada transisi
*
Pelarut mempengaruhi transisi n *
Pasangan elektron bebas pada keadaan ground state lebih mudah
interaksi dengan pelarut polar sehingga beda energi dari n *
Kelebihan dan
Kekurangan
Spektrofotometri Vis
Aplikasi
Serapan
spektrum
Parasetamol
HPLC Detektor
Prinsip dasar dari HPLC adalahpemisahan
analit-analit berdasarkan kepolarannya.
Sampel yang akan diuji diinjeksikan ke
dalam kolom kemudian akan terurai dan
terpisah menjadi senyawa-senyawa kimia
( analit )
Hasil pemisahan tersebut kemudian akan
dideteksi oleh detector (spektrofotometer UV
VISIBLE , fluorometer atau indeks bias) pada
panjang gelombang tertentu
VIS
Referensi
Kosasih, Satiadarma, et al. 2004. Asas Pengembangan Prosedur
Analisis edisi pertama. Jakarta: Erlangga.hal.87-97
https://srirusmiyati.wordpress.com/2016/07/28/kolorimetri/
Q&A
Firsty: ada yang ad teropong dan ada yg gk ada teropong, teropongny buat apa/
Itu untuk memperjelas perbedaan warnanya
Pk Herman: Jelaskan perbedaan kolorimetri konvensional dan tradisional?
Untuk yang konvensional (visual) melihat secara langsung dengan mata, lebih ke kualititatif
(semi kuantitatif), caranya dengan menggunakan baku pembanding. Contohnya: penetapan
atau penentuan cemaran ogam seperti H merkuri direaksikan dengan slfda dan akan
membentuk warna atau endapan hitam abu-abu dan itu biasanya diamati menggunakan
tabung neschler. Membuat larutan pembanding untuk mengetahu sampel berasa pada kadar
tertentu. Lrutan sampel dan larutan pembanding direaksikan bersama sama dengan reaktan
danketika direaksikan dengan sulfida akan ada endapan, kekeruhan atau perbedaan warnnya
dibuat dengan rentang kadar tertentu. Tabung neschler diamati bukan dari samping, tapi dari
atas dan keliatan sampelnya berada ada dimana. Prediksinya akurat, nyata.
Kalau kuantitatif dihitung perbandingan daya serapnya
Contohnya yang diharapkan berbasis reaksi kimia, bisa berbasis kompleksometri atau
nitrimetri yang menghasilkan snyawa berwarna. Kolorimetri yang berbasis reaksi karna itu
lebih spesifik.
Contoh nitrimetri adalah reaksi diazotasi yang akan menghasilkan garam/senyawa diazo
yang berwana cerah mulai oranye sampe merah. Jika membentuk warna, warna dapat
dihitung di daerah visible (400-750 nm).
Kompleksometri, hasil membentuk komplek yang berwana, jika itu hasil stabil bisa
dipindahkan ke spektrofotometri
Bgaimana mengetahui kestabilan warnnyaa. Direaksikan lalu diuku dengan waktu tertentu,
nani akan membentuk hubungan absorbsi, bagaimana kurvanya, naik turun atau
bagaimana. Jika bisa membuktikan itu stabil/rata. Daerah dimana waktunya stabi itu yang
bisa diukur di daerah spektrofotometri. Lalu dibuat kurva kalibrasi, setelah itu baru
diterapkan untuk sampel. Untuk penetapan kadar sampel. Itu merupakan analisisi
kuantitatif kolorimetri.