Anda di halaman 1dari 26

INFERTILITAS

OLEH
KELOMPOK 9

PENGERTIAN

Kesuburan yang berkurang dimana

setahun berumah tangga dengan


persetubuhan tanpa memakai pelindung
atau kontrasepsi belum terjadi kehamilan.
Infertilitas primer : jika pasien belum
pernah hamil sama sekali
Infertilitas sekunder jika pasien pernah
hamil sebelumnya

Menurut Whitelaw pasangan yang sehat

56,5% menjadi hamil pada bulan


pertama, dan 78,9% dalam 6 bulan
pertama
Fertilitas dipengaruhi oleh umur,fertilitas
menurun sesudah umur 35 thn.
Menurut Guttmacher:
- Wanita umur 16-20th : 4,5% infertil
- Wanita umur 35-40th : 31,3% infertil
- Wanita umur lebih dari 40 th : 70%
infertil

SEBAB-SEBAB INFERTILITAS

1. Infertilitas disengaja
Oleh suami
- Coitus interuptus
- Condom
- Sterilisasi / vasektomi

Oleh istri:
- Menggunakan cara rakyat dengan

irrigasi sesudah coitus


- Menggunakan cara kimiawi dengan
tablet atau salep
- Menggunakan KB ( IUD, oral, injeksi,
sterilisasi)

2. Infertilitas yang tidak disengaja


Pada Suami
- Gangguan spermatogenesis karena
-

kelainan atau penyakit testes.


Kelainan mekanis sehingga sperma
tidak dapat dikeluarkan kedalam
puncak vagina seperti impotensi,
ejakulasi dini,penutupan duktus
deferens, hypospadia, phymosis.

Pada wanita
- Gangguan ovulasi misalnya karena

kelainan ovarium atau gangguan


hormonal
- Kelainan mekanis yang menghalangi
pembuahan seperti kelainan tuba,
endometriosis, stenosis canalis
cervicalis atau hymen, fluor albus.

Penatalaksanaan
1. ANAMNESA
Anamnesa bersama
- Berapa usia perkawinan
- Umur istri/suami
- Ferkuensi hubungan seksual
- Tingkat kepuasan seksual
- Teknik hubungan seksual

Riwayat perkawinan
Riwayat keturunan
Riwayat penyakit yang dapat
menurunkan kesuburan

Anamnesa khusus
Khusus istri
- Berapa umur saat menarche
- Apakah haid teratur
- Selama mens apakah ada gumpalan
darah dan disertai rasa nyeri
sebelumnya
- Apakah pernah mengalami keguguran
- Apakah pernah memakai KB
- Apakah pernah menderita infeksi
genetalia
- Apakah pernah operasi genetalia

Anamnesa suami
- Bagaimana tingkat ereksi
- Apakah pernah mengalami penyakit
hubungan seksual

2. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Ovulasi
- Pencatatan suhu basal, biasanya

setelah ovulasi terjadi kenaikan suhu


basal disebabkan pengaruh
progesteron
Pemeriksaan vaginal smear,
pembentukan progesteron
menimbulkan perubahan sitologis pada
sel superfisial
Perubahan sifat lendir cervix menjadi
lebih kental karena adanya progesteron

Sebab gangguan ovulasi:


- Faktor susunan saraf pusat, mungkin

karena tumor, disfungsi hipotalamus,


disfungsi hipofise, faktor psikogen.
- Faktor intermediate: gizi, penyakit
kronis, penyakit metabolis.
- Faktor ovarial: tumor, disfungsi

Pengobatan
- Tergantung pada etiologi maka
pengobatan dapat berupa diet,
penambahan hormon, dan tindakan
operasi.

B. Pemeriksaan sperma
Dilakukan pemeriksaan atas jumlah
spermatozoa, bentuk dan
pergerakannya.
Sperma yang diperiksa sebaiknya
ditampung setelah pasangan tidak
melakukan coitus sekurangkurangnya 3 hari dan sperma
diperiksa dalam 1 jam setelah
keluar.

Ejakulat yang normal sifatnya:


volume
: 2-5 cc
jmlh spermatozoa: 100-120 jt per cc
pergerakan
: 60% spermatozoa
masih
bergerak selama 4 jam
setelah dikeluarkan.
Pria yang fertil spermatozoanya: 60
jt/cc
: 20-60
Pria yang subfertil
jt/cc
: 20 jt/cc
Pria yang steril

Pengobatan
umum: higiene umum, kurangi rokok
dan konsumsi alkohol, istirahat
cukup, pengobatan penyakit
kronis dan metabolik.
Hormonal: pemberian hormon-hormon
yang berisi testosteron dan
gonadotropin.
Operatif: Memperbaiki penutupan
duktus deferens.

C. Pemeriksaan lendir cervix


Keadaan dan sifat lendir cervix sangat
mempengaruhi keadaan sperma.
a) Kentalnya lendir cervix
Lendir cervix yang cair lebih
mudah dilalui spermatozoa.Stadium
proliferasi lendir cair karn pengaruh
estrogen, dan pada std sekresi
lendir kental karena pengaruh
progesteron

b) PH lendir cervix
- Lendir cervix bersifat alkalis dgn PH : 9
- Pada suasana alkalis spermatozoa

dapat hidup lebih lama.


c) Enzym proteolitik
enzim ini seperti tripsin dan
chemotripsin mempengaruhi viscositas
lendir cervix
d) Ditemukan immunoglobulin yang
dap menimbulkan aglutinasi
spermatozoa.
e) Kuman dalam lendir cervix dpt
membunuh spermatozoa.

TEKNIK PEMERIKSAAN
1. SIMS HUHNER TEST
- Dilakukan post coitum sekitar waktu
-

ovulasi.
Hasil dikatakan baik jika terdapat 5
spermatozoa yang motil per high
powerfield.
Hasil yang baik menandakan:teknik
coitus baik, lendir cervik normal,
estrogen ovarial cukup, sperma
cukup baik.

2. KURZROCK MILLER TEST


- Dilakukan pada pertengahan siklus.
- 1 tetes lendir cervix diletakkan

berdampingan dengan tetes sperma


pada obyek glass, dilihat adakah
penetrasi/invasi spermatozoa. Jika
tidak ada berarti lendir cervik
kurang baik.

Pengobatan
- Estrogen dan antibiotika

D. Pemeriksaan Tuba
PERTUBASI
- Memasukkan CO2 kedalam cavum

uteri dan tuba untuk mengetahui


tekanan dan adanya obstruksi pada
tuba dan cavum uteri serta utuh
tidaknya tuba.
Jika tekanan tidak melewati 180
mmhg maka tuba patent.

Hysterosalpingografi.
- Mengetahui bentuk dari cavum uteri,

bentuk dari liang tuba dan sumbatan


jika ada.
- Cara dengan menyuntikkan cairan
kontras kedalam rahim, kemudian
dilihat dengan menggunakan foto
rontgen.

Kuldoskopi
- Melihat keadaan tuba dan ovarium
Laparoskopi
- Untuk melihat keadaan genetalia
interna dan sekitarnya.

E. Pemeriksaan endometrium
- Dilakukan mikrokuretase pada hari
pertama haid.
- Endometrium yang normal harus
memperlihatkan gambaran histologik
yang khas dari stadium sekresi, jika
tidak maka: endometrium tidak
bereaksi terhadap progesteron dan
produksi progesteron berkurang.
- Pengobatan:Progesteron dan
antibiotika

Anda mungkin juga menyukai