Anda di halaman 1dari 38

Grace Juniaty

406148112
Kepaniteraan Klinik Geriatri PWK Hana
Periode 28 Maret 30 April 2016

Size, Shape, Staining

bervariasi
N = 7,2 m dengan variasi 1 m.
bila lebih besar dari 9 m makrosit
bila lebih kecil dari 6 m mikrosit
bila ukuran bervariasi anisositosis
cakram bikonkaf.
tidak mempunyai inti.
bila bentuk bermacam2 poikilositosis
contoh : Target cell & Sickle cell.

Size, Shape, Staining

Size, Shape, Staining


Bentuk eritrosit

Penyebab

Ovalosit

Kelainan pada sitoskelekton eritrosit.

Sferosit

Kelainan dari sitoskelekton dan membrane


eritrosit.

Schistocyte

Terjadi pada anemia hemolitik karena


combusco reaksi penolakan pada
transplantasi ginjal.

Teardrop cells
(Cacroytes)

Terjadi pada anemia hemolitik, anemia


megaloblastik, thalasemia mayor.

Blister cells

Terjadi pada anemia hemolitik


mikroangiopati.

Acantocyte / Burr cells

Terjadi pada sirosis hati yang disertai


anemia hemolitik, hemangioma hati,
hepatitis pada neonatal.

Sickle cells
(Drepanocytes)

Terjadi pada reaksi transfusi, sferositosis


congenital, anemia sel sickle, anemia
hemolitik.

Hematopoiesis

Definisi
Anemiasecarafungsionaldidefinisik
an sebagai penurunan jumlahmassa
eritrosit (red cell mass) sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan
perifer.

Kriteria
Kriteria

Kadar Hemoglobin
Non anemia

Anemia

Anemia

Anemia

Laki-Laki

> 13

ringan
11,0 12,9

Sedang
8,0 10,9

Berat
< 8,0

dewasa
Perempuan

>12

11,0 11,9

8,0 10,9

< 8,0

hamil
Perempuan

>11

10,0 10,9

7,0 9,9

<7,0

Hamil
Anak usia 6

>12

11,0 11,9

8,0 10,9

< 8,0

14 tahun
Anak usia 6

>11

10,0 10,9

7,0 9,9

< 7,0

dewasa tak

bulan 5
tahun

Klasifikasi berdasar Etiologi


Hipoproliferatif

Klasifikasi berdasar
Morfologi
Morfologi Sel
Keterangan
Jenis Anemia
Anemia Makrositik
Normokromik
(MCV >82)

Bentuk eritrosit besar


dengan konsentrasi Hb
normal

Anemia Pemisiosa
Anemia defisiensi
folat

Anemia Mikrositik
Hipokromik
(MCV <82 dan MCH
<27)

Bentuk eritrosit kecil


dengan konsentrasi Hb
menurun

Anemia defisiensi
besi
Anemia sideroblastik
Thalasemia

Anemia Normositik Normokromik

Penghancuran /
penurunan jumlah
eritrosit tanpa disertai
kelainan bentuk dan
konsentrasi Hb

Anemia Aplastik
Anemia post
hemoragik
Anemia Hemolitik
Anemia Sickle Cell
Anemia pada
penyakit kronis

ETIOLOGI
Perdarahan
Menurunnya kualitas serta kuantitas hemoglobin
sel darah merah karena kekurangan zat besi (Fe).
Kerusakan sel darah merah.
Adanya zat-zat penghambat penyerapan zat
besi
Gangguan-gangguan secara fisik seperti
kehilangan darah karena luka berat, tindakan
pembedahan, menstruasi, melahirkan.
Kemungkinan terdapatnya parasit di dalam tubuh

Patofisiologi

Meningkatkan curah
jantung dan pernapasan
Meningkatkan pelepasan
O2 oleh Hb
Mengembangkan volume
plasma dengan menarik
cairan dari sela-sela
jaringan
Meningkatkan
pengiriman darah ke

Komplikasi

Konsentrasi menurun
Daya tahan tubuh berkurang
Gagal jantung
Angina pektoris
Kerusakan jantung
Serangan jantung
Peningkatan kadar tembaga
Sulit bernafas
Sakit dada
Sakit kepala
Perubahan warna kulit
Hipertensi

Anemia pada Lansia


Penyebab paling umum :
- penyakit kronis
- defisiensi besi
Penyebab lainnya :
- defisiensi Vitamin B 12
- defisiensi folat
- perdarahan gastrointestinal
- sindrom myelodysplastic
- penyebab lain tidak teridentifikasi

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Anemia yang timbul akibat berkurangnya
penyediaan besi untuk eritropoesis, karena
cadangan besi kosong yang pada pada
akhirnya mengakibatkan pembentukan Hb
berkurang.

Etiologi
Rendahnya masukan besi
Kurangnya bahan makanan yang mengandung
besi

Gangguan absorbsi besi


Kurangnya asupan daging & vitamin C
Terlalu banyak konsumsi makanan yang
mengandung phytat
Gastrektomi

Pendarahan menahun
Metrorhagia, hematuria, hemoptoe, kanker
lambung, kanker kolon

Gejala
Umum :
Hb < 8 g/dL
Badan lemah dan lesu
Cepat lelah
Mata berkunangkunang
Telinga mendenging
Konjungtiva tidak
anemis
Jaringan di bawah
kuku pucat

Khas :
Koilonychia (kuku
sendok)
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis
Disfagia
Atrofi mukosa gaster
Pagofagia

Patofisiologi Anemia Defisiensi


Besi

Pemeriksaan Lab
Eritrosit : Hipokrom mikrositik dengan
anisopoikilositosis, pencil cell, cigar cell,
elliptocytosis
Indeks eritrosit : MCV, MHC, MCHC turun
Serum ferritin turun
Serum iron turun
Transferin Iron Binding Capacity (TIBC) naik
Hemosiderin (cadangan besi) turun / nihil
Free erythrocyte protophorphyrin (FEP) naik

Terapi
Terapi kausal
Terapi preparat besi
Ferro sulfat mengandung 67mg besi @tablet 200mg,
diberikan saat perut kosong, berjarak 6 jam, diberikan
minimal 6 bulan.
Dapat mengiritasi lambung berikan setelah makan
Alternatif : Ferrosus gluconate, Ferrosus fumarate
Setelah Hb mencapai normal lanjut 3-6 bulan

Terapi parenteral iron


1 mg/vol SDM dibawah normal + 1 gram

Pengobatan lain :
Diet maanan tinggi protein hewani
Vitamin C 3x100mg/hari
Transfusi darah

ANEMIA PENYAKIT KRONIS


Terjadi hambatan dalam penyaluran besi dari
simpanan RES ke sel-sel darah merah yang
sedang terbentuk.

Etiologi
Penyakit radang kronik
Infeksi : abses paru, TB, pneumonia,
osteomielitis, endokarditis bakterialis.
Non infeksi : artritis rheumatoid, SLE,
penyakit jarinan ikat, Crohn disease.

Penyakit keganasan
Karsinoma, limfoma, sarkoma.

Gambaran khas
Indeks & morfologi eritrosit normositik
normokrom ata hipokrom ringan.
Anemia bersifat ringan dan tidak progresif
Kadar besi serum dan TIBC menurun, kadar
sTfR normal.
Kadar ferritin serum normal atau meningkat.
Kadar besi cadangan di sumsum tulang
(retikuloendotelial) normal, tetapi kadar besi
dalam eritroblas berkurang.

Tanda
Pemendekan masa hidup eritrosit
Gangguan metabolisme besi
Gangguan produksi eritrosit akibat
tidak efektifnya rangsangan
eritropoetin

Patofisiologi
Penghambatan penyaluran besi dari
retikuloendotelial ke SDM yang sedang
berkembang SDM kurang besi
cadangan besi banyak dan pelepasan
besi menurun serum besi menurun
(tidak ada sintesis heme) TIBC
menurun serum ferritin menurun.

Pemeriksaan Lab
Hb 7 11 g/dL
Kadar Fe serum menurun, TIBC
rendah
Cadangan Fe jaringan meningkat
Produksi eritrosit berkurang

Terapi
Sesuai penyakit penyebab

ANEMIA MEGALOBLASTIK

ANEMIA MEGALOBLASTIK
Gangguan yang disebabkan sintesis
DNA yang terganggu.
Sel-sel eritroid megaloblastik
cenderung dihancurkan dalam
sumsum tulang selularitas
sumsum tulang meningkat tapi
produksi sel darah merah berkurang
Eritropoiesis tidak efektif.

Klasifikasi & Etiologi


Defisiensi Kobalamin
Asupan tidak cukup (vegetarian)
Malabsorbsi

Defisiensi Asam Folat


Asupan tidak adekuat
Keperluan meningkat (kehamilan, bayi, keganasan)
Malabsorbsi
Metabolisme terganggu
Obat-obat yang mengganggu metabolisme DNA :
antagonis purin, antagonis pirimidin, hidroksiurea,
acyclovir.

Tanda & Gejala


Defisiensi kobalamin :
Manifestasi hematologis : anemia, purpura,
pucat, kulit dan mata sedikit kekuningan
Manifestasi gastrointestinal : nyeri lidah,
papil halus dan kemerahan, anorexia, BB
turun, diare
Manifestasi neurologis : Neuropati

Defisiensi asam folat :


Manifestasi hematologis
Manifestasi gastrointestinal

Pemeriksaan Lab
Gambaran darah tepi :
Eritrosit yang besar berbentuk lonjong
Trombosit dan lekosit agak menurun
Hipersegmentasi netrofil
Giant stab-cell
Retikulosit menurun.

Sumsum tulang :
Hiperselulerdengansel sel eritroblast yang besar
(megaloblast)
Giant steb-cell
Padaanemia pernisiosa, schilling test positif

Sindroma myelodysplastic
Penyebab yang jarang sekali pada anemia,
namun umum pada orang tua
Anemia terjadi ketika sel darah merah yang
terpengaruh pada gangguan disumsum
tulang.
Sindrom myelodysplastic harus menjadi
pertimbangan diagnostik ketika sel darah
putih atau kelainan trombosit menyertai
anemia.
Diagnosis dibuat oleh biopsi sumsum tulang.
Sangat memerlukan transfusi

Anda mungkin juga menyukai