Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sinistra
Pembimbing :
dr. Hendryk Kwandang M.Kes
dr. Benidiktus Setyo Untoro
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
Usia
: Tn. I
: 16 tahun.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Agama/Suku
: Islam/Jawa.
Alamat
: Wonokerto.
Tanggal pemeriksaan
No. RM
: 391336
: 22 Desember 2015
Anamnesa
Autoanamnesa (22 Desember 2015) pk: 13:35 di
Ruang Poli Mata
Keluhan Utama : Kedua mata kabur saat melihat
jarak jauh
Riwayat Penyakit Sekarang : Kedua mata kabur
saat melihat jarak jauh sejak 3 bulan yang lalu.
Untuk dapat melihat jarak jauh sering memicingkan
mata. Pasien sering mengeluh pusing jika melihat
papan tulis terlalu lama. Pasien merasa lebih
nyaman dan dapat melihat lebih jelas dari jarak lebih
dekat. Tidak ada riwayat trauma, kedua mata tidak
merah, tidak nyeri, dan tidak nrocoh. Kedua orang
tua pasien menggunakan kacamata. Pasien tidak
menggunakan kacamata sebelumnya.
Pemeriksaan
Fisik
Status general
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis.
Tanda vital
Nadi : 84x/menit
Suhu: 36,7C
RR
: 18x/menit
Pemeriksaan fisik
: Kepala : Normosefal
Ekstremitas
Status Oftalmologi
Oculus Dextra
Oculus Sinistra
6/12
VISUS
6/6
S -0,75 6/6
KOREKSI
S -0,25 6/6
SENSUS COLORIS
BOLA MATA
SUPERCILIA
PALPEBRA SUPERIOR
PALPEBRA INFERIOR
CONJUNCTIVA PALPEBRALIS
CONJUNCTIVA FORNICES
CONJUCTIVA BULBI
SCLERA
Jernih
CORNEA
Jernih
Kedalaman cukup
Kedalaman cukup
Kripte (+)
IRIS
Kripte (+)
PUPIL
Jernih
LENSA
Jernih
Cemerlang
FUNDUS REFLEX
Cemerlang
T normal
TENSIO OCULI
T normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
TEST FLUORESCEIN
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Funduskopi
Papil N.II : Bulat, batas tegas, myopic crescent (-), cup/disc ratio 0,3;
warna kuning cemerlang.
Vasa
Pemeriksaan Binokularitas
Alternating Cover Test (-)
Distorsi (-)
Sph
D
Cylinder
D
OS
Sph
D
0,75
Cylinder
D
S
-0,25
Edukasi
Menjelaskan pada pasien tentang penyakit, rencana
terapi, dan prognosisnya.
Menjelaskan bahwa pasien tidak boleh membaca sambil
tiduran, tidak boleh membaca di tempat remang-remang
atau cahaya kurang, tidak boleh aktivitas di depan
monitor dalam jarak terlalu dekat.
Kecocokan dengan kacamata yang diresepkan sekarang
bisa berubah sewaktu-waktu karena perubahan struktur
bola mata
Kontrol ke poliklinik mata setiap 6 bulan untuk evaluasi
visus.
Menjelaskan tentang pentingnya memakai kacamata
yang sesuai dengan koreksi dan menjelaskan tentang
komplikasi yang akan terjadi bila tidak memakai
kacamata yang tidak sesuai dengan koreksi.
Prognosis
OD
Quo ad sanam
OS
Dubia ad bonam
Quo ad vitam
Quo ad cosmeticam
Dubia ad bonam
ad Bonam
ad Bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Kelainan Refraksi
Definisi
Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan
tegas tidak dibentuk pada retina tetapi di bagian
depan atau belakang bintik kuning dan tidak
terletak pada satu titik yang tajam
Etiologi
Ametropia aksial
Ametropia indeks refraksi
Ametropia kurvatur
Patofisiologi
Berdasarkan klinis:
Miopia simpleks : dimulai pada usia 7-9 tahun &
terus bertambah sampai usia 20 tahun. Berat
kelainan refraktif biasanya < -5D atau -6D. Tidak
ada kelainan patologis mata, bila dikoreksi visus
dapat mencapai 5/5 atau 6/6.
Miopia patologis : miopia yang bertambah secara
cepat (-4D/tahun). Setelah >-6D terjadi tandatanda degeneratif vitreous, makula & retina.
Sclera lebih tipis, COA lebih dalam, pupil lebih
lebar, myopic crescent (+)
Etiologi
Genetik
Ras/etnis
Astigmatism
Faktor perilaku (ex: kebiasan membaca dengan
penerangan yang kurang memadai)
Faktor pekerjaan
Semakin dini terkena miopia, semakin besar derajat
progressnya.
Gejala Klinis
Penglihatan kabur untuk melihat jauh, lebih jelas pada
jarak yang dekat
Selalu ingin melihat dengan mendekatkan bedna yang
dilihat
Menyipitkan mata untuk mendapakan efek pinhole
Mata cepat lelah
Pusing, sakit kepala, mual
Astenopia konvergensi
Esotropia
Diagnosa
1. Visus (Snellen chart)
2. Koreksi Kelainan Refraksi
Subjektif
Objektif : Refraksionometer, retinoskopi
Penatalaksanaan
Tujuan tatalaksana = penglihatan binokular yang
jelas, nyaman, efisien dan kesehatan mata yang baik
bagi pasien.
Koreksi refraksi dengan:
1. Kacamata koreksi lensa sferis negatif paling ringan
yang memberikan tajam penglihatan normal.
(+) = lebih murah, lebih aman bagi mata, akomodasi <
lensa kontak
() = menghalangi penglihatan perifer, membatasi
kegiatan tertentu, mengurangi kosmetik
2. Lensa kontak
(+) = memberikan penglihatan lebih luas, tidak
membatasi kegiatan, kosmetik lebih baik.
() = sukar dalam perawatan dan memiliki jangka waktu
pakai, mata dapat iritasi dan infeksi, tidak semua orang
dapat memakainya (ex: mata alergi dan mata kering).
3. Bedah refraktif memperbaiki penglihatan akibat
gangguan pembiasan.
LASEK
Implantasi IOL
Astigmatis
Presbiopia
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
1.
2.
3.
Gejala
40 thn = + 1.00 D
45 thn = + 1.50 D
50 thn = + 2.00 D
55 thn = + 2.50 D
60 thn = + 3.00 D
Penatalaksanaan
Hipermetropia fakultatif
Hipermetropi laten
Hipermetropia absolut
1.
2.
3.
4.
Astigmatisme reguler
Astigmatisme ireguler
Astigmatisme lazim
Astigmatisme tidak lazim
1.
2.
3.
Presbiopia Insipien
Presbiopia Fungsional
Presbiopia Absolut
Pembahasan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis miopia oculi dextra
sinistra. Penegakan diagnosa ini didasarkan pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
Dari hasil anamnesis, ditemukan bahwa pasien mengeluh
kedua mata kabur saat melihat jarak jauh sejak 3 bulan yang
lalu. Untuk melihat jarak jauh perlu memicingkan mata serta
pusing jika melihat papan tulis terlalu lama. Pasien merasa
lebih nyaman dan dapat melihat dengan jelas jika melihat dari
jarak yang lebih dekat. Pasien belum pernah memakai
kacamata. Kedua orang tua pasien menggunakan kacamata.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah
pemakaian kacamata dengan preskripsi:
Sph
CylinderOS
Sph
Cylinder
OD
D
D
D
D
S
S
0,75
-0,25
Terima Kasih