Anda di halaman 1dari 114

Winda Setyowulan

Amelia Christiana
Dita Rahmita
Mimi Suhaini
Zahidah Rahman

OBAT - OBATAN

Nama generik

Dosis dan cara


pemberian

Efek samping

Kontraindikasi

Antazolin
25,50
mg/tablet/vial

Dewasa :
4x25-50 mg/hari
Peroral, parenteral
Anak :
Maksimum 150
mg/hari

Gangguan lambung

Kehamilan

Astemizol
10 mg/tab

Dewasa :
1x10-20 mg/hari
Anak :
2mg/10 kg BB/hari

Ganguan
kardiovaskular
Pertambahan berat
badan

Kehamilan
Anak < 2 tahun

Difenhidramin
25 mg/tab
10,50 mg/vial

Dewasa :
10-50 mg, IM
3 x 25-50 mg/hari
peroral, parenteral
Anak :
3x5 mg/kg BB/hari

Gangguan SSP
Ganguan
kardiovaskular
Gangguan darah
Interaksi alkohol
dan antidepresan

Bayi < I tahun


prematur
Laktasi

Hidroksizin
25 mg/tab

Dewasa :
4-3 x 25-50 mg/hari
peroral
6 yahun : 50-100
mg/hari
<6 tahun : 50 mg/hari
peroral/dosis terbagi

Eforia
Nyeri kepala
Hipotensi

Asma akut
Prematur

Nama generik

Dosis dan cara


pemberian

Efek samping

Kontraindikasi

Klorfeniramin
4 mg/tablet

Dewasa :
3-4 x 4 mg/hari per
oral
Anak < 12 tahun :
3-4 x 2mg/hari per
oral
Dewasa :
3 x 25-50 mg/hari
peroral, parenteral

Sedatif
Eforia
Hipotensi
Nyeri kepala

Bayi
Prematur

Loratadin
10 mg/tablet
5 mg/5 ml

Dewasa :
2-3 x 4 mg/hari
dosis maksimum
Anak :
12 mg/hari

Sedatif
Nyeri kepala
Mulut kering

Kehamilan
Laktasi
Asma akut

Mebhidrolin
napadisilat
50 mg/tablet

Dewasa :
2 x 60 mg/hari
per oral
Anak :
2 x 30 mg/hari

Nyeri kepala
Mulut kering

Glaukoma
Hipertrofi prostat

Mekuitazin
5 mg/tablet
2,5 mg/ml

Dewasa :
2 x 5 mg/hari

Kulit kering
Konstipasi

Glaukoma
Adenoma prostat

Feniramin
hidrogen maleat
25,50
mg/tablet/vial

Nama generik

Dosis dan cara


pemberian

Efek samping

Kontraindikasi

Oksotamid
30 mg/tablet

Dewasa :
30 mg/hari per oral
Anak :
0,5 mg/kgBB/hari

Kelelahan
Gangguan darah
Penekanan SSP

Prematur
Koma
Laktasi

Prometazin
25 mg/tablet

Dewasa :
3-4 x 25 mg/hari
per oral

Sedatif kuat
Lemas otot
Mual
Fotosensitivitas
Interaksi dengan
alkohol
Antihipertensi

Prematur
Koma
Laktasi

Siproheptadin
4 mg/tablet

Dewasa :
2-3 x 4 mg/hari
dosis maks
Anak :
12 mg/hari

Pusing
Mengantuk
Penglihatan kabur

Glaukoma
Hipertrofi
Prostat

Terfenadin
60 mg/tablet

Dewasa :
2 x 60 mg/hari
per oral
Anak :
2 x 30 mg/hari

Nyeri kepala
Mulut kering

Kehamilan
Laktasi

FARMAKOKINETIKA
Secara oral => absorpsi baik
konsentrasi puncak plasma rata-rata
dalam 2 jam
Ikatan dengan protein plasma berkisar
antara 78-99%
Metabolisme : microsomal mixed-function
oxygenase system

Gener
asi
2&3

PENDAHULUAN

Definisi :
Kortikosteroid adalah hormon steroid yang dihasilkan di
bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas
hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan
oleh kelenjar hipofisis

Hubungan hipothalamus, hipofisis dan kelenjar


adrenal

KORTIKOSTEROID

FARMAKOLOGI

Kadar kortisol darah dalam keadaan basal mengalami


alur (variasi) diurnal, yaitu :
-Pagi hari kadar kortisol paling tinggi (08.00)
dibandingkan waktu lainnya membuat orang
menjadi lebih semangat dalam menjalani aktivitasnya.
- Malam hari kadar kortisol hingga kadar terendah
(23.00) dibuktikan dengan seseorang yang dapat
beristirahat dengan cukup

FARMAKOLOGI
Dalam korteks adrenal kortikosteroid tidak disimpan sehingga harus disintesis terus
menerus. Bila biosintesis berhenti, meskipun hanya untuk beberapa menit saja,
jumlah yang tersedia dalam kelenjar adrenal tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan normal. Oleh karenanya kecepatan biosintesisnya disesuaikan dengan
kecepatan sekresinya.

Mekanisme pemberian

Perbandingan potensi relatif dan dosis


ekuivalen beberapa sediaan kortikosteroid

* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV.


S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam)
I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam)
L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam)

KORTIKOSTEROID SITEMIK

KORTIKOSTEROID SISTEMIK

Penyakit yang dapat diobati


dengan kortikosteroid beserta
dosisnya
Nama penyakit
Dermatitis
Erupsi alergi obat ringan
SJS berat dan NET
Eritrodermia
Reaksi lepra
DLE
Pemfigoid bulosa
Pemfigus vulgaris
Pemfigus foliaseus
Pemfigus eritematosa
Psoriasis pustulosa
Reaksi Jarish-Herxheimer

Macam kortikosteroid dan dosisnya sehari


Prednison 4x5 mg atau 3x10mg
Prednison 3x10 mg atau 4x10 mg
Deksametason 6x5 mg
Prednison 3x10 mg atau 4x10 mg
Prednison 3x10 mg
Prednison 3x10 mg
Prednison 40-80 mg
Prednison 60-150 mg
Prednison 3x20 mg
Prednison 3x20 mg
Prednison 4x10 mg
Prednison 20-40 mg

KORTIKOSTEROID TOPIKAL

INDIKASI KORTIKOSTEROID
TOPIKAL

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi


kelima, cetakan keedua FK UI. Jakarta
2007

Klasifikasi Kortikosteroid Topikal


Kortikosteroid Topikal dibagi menjadi 7
golongan yaitu:
Klasifikasi

Nama Dagang

Nama Generik

Golongan 1: (Potensi

Diprolene ointment

0,05% betamethason

Sangat Tinggi)

Diprolene AF cream

dipropionate

Psorcon ointment

Temovate ointment

0,05% diflorasone diacetate

Temovate cream

0,05% clobetasol propionate

Ultravate ointment

Ultravate cream

0,05% halobetasol propionate

Klasifikasi Kortikosteroid Topikal


Klasifikasi
Golongan II: (potensi tinggi)

Nama Dagang

Nama Generik

Cyclocort ointment

0,1% amcinonide

Diprosone ointment

0,05% betamethasone dipropionate


0,01% mometasone fuorate

Elocon ointment

0,05% diflorasone diacetate

Florone ointment

0,01% halcinonide

Halog ointment
Halog cream
Halog solution

0,05% fluocinonide

Lidex ointment
Lidex cream
Lidex gel
Lidex solution

0,05% diflorasone diacetate

Maxiflor ointment

0,05% betamethasone

Maxivate ointment

dipropionate

Maxivate cream

0,25% desoximetasone

Topicort ointment
Topicort cream
Topicort gel

0,05% desoximetasone

Klasifikasi Kortikosteroid Topikal


Klasifikasi

Nama Dagang

Nama Generik

Golongan III: (potensi tinggi)

Aristocort A ointment

0,1% triamcinolone acetonide

Cultivate ointment

0,005% fluticasone propionate

Cyclocort cream

0,1 amcinonide

Cyclocort lotion
Diprosone cream

0,05% betamethasone
dipropionate

Flurone cream

0,05% diflorosone diacetate

Lidex E cream

0,05% fluocinonide

Maxiflor cream

0,05% diflorosone diacetate

Maxivate lotion

0,05% betamethasone
dipropionate

Topicort LP cream

0,05% desoximetasone

Valisone ointment

0,01% betamethasone valerate

Klasifikasi Kortikosteroid Topikal


Klasifikasi

Nama Dagang

Nama Generik

Golongan IV: (potensi medium)

Aristocort ointment

0,1% triamcinolone acetonide

Cordran ointment

0,05% flurandrenolide

Elocon cream

0,1% mometasone furoate

Elocon lotion

Kenalog ointment

0,1% triamcinolone acetonide

Kenalog cream

Synalar ointment

0,025% fluocinoloneacetonide

Westcort ointment

0,2% hydrocortisone valerate

Klasifikasi

Nama Dagang

Nama Generik

Golongan V: (potensi medium)

Cordran cream
Cutivate cream
Dermatop cream
Diprosone lotion

Kenalog lotion
Locoid ointment
Locoid cream
Synalar cream
Tridesilon ointment
Valisone cream
Westcort cream

0,05% flurandrenolide
0,05% fluticasone propionate
0,1% prednicarbate
0,05% betamethasone
dipropionate
0,1% triamcinolone acetonide
hydrocortisone butyrate

0,025% fluocinolone acetonide


0,05% desonide
0,1% betamethasone valerate
0,2% hydrocortisone valerate

Klasifikasi Kortikosteroid Topikal


Klasifikasi

Nama Dagang

Nama Generik

Golongan VI: (potensi medium)

Aclovate ointment

0,05% aclometasone

Aclovate cream

Aristocort cream

0,1% triamcinolone acetonide

Desowen cream

0,05% desonide

Kenalog cream

0,025% triamcinolone

acetonide

Kenalog lotion

Locoid solution

0,1% hydrocortisone butyrate

Synalar cream

0,01% fluocinolone acetonide

Synalar solution

Tridesilon cream

0,05% desonide

Valisone lotion

0,1% betamethasone valerate

Golongan VII: (potensi lemah)

Obat topikal dengan hidrokortison, dekametason, glumetalone,


prednisolone, dan metilprednisolone

Efek Samping Kortikosteroid Topikal

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi kelima, cetakan keedua FK UI. Jakarta

Pencegahan
Efek Samping Kortikosteroid
topikal
Pencegahan
side effect

kortikosteroid topikal

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi kelima, cetakan keedua FK UI. Jakarta

Obat Anti Jamur


Topikal

Menurut Kuswadji dan Widaty (2001)


obat antijamur topikal yang ideal

Klasifikasi Anti Jamur Topikal


KLASIFIKASI

CONTOH

Bahan Kimia Anti Septik

Cestallani paint (solusio carbol


fuchsin)

Bahan Keratolitik

salep Whitefield dan asam


undesilenat krim.

Polien

Nystatin

Azole Imidazole

Klotrimazol, Ekonazol, Mikonazol,


Ketokonazol, Sulkonazol,
Oksikonazol, Terkonazol,
Tiokonazol, Sertakonazol

Alilamin / Benzilamin

Naftifin, Terbinafin, Butenafin

Lainnya

Amorolfin, Siklopiroks,
Haloprogin

(Kuswadji dan Widaty, 2001; Siregar, 2005)

BAHAN KERATOLITIK

(Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Hamzah, 2005;
Siregar, 2005).

NISTATIN

GOLONGAN IMIDAZOL

Golongan Allilamin
Menghambat enzim
epoksidase skualen pada
proses pembentukan
ergosterol membran sel
jamur.

Efektivitas klinis yang


tinggi dengan angka
kesembuhan berkisar 70
100 %.

Gol Allilamin

Mekanisme Kerja

Sediaa
n

Cara pakai

Naftitin

menurunkan
ergosterol yang
menghambat
pertumbuhan sel
jamur.
Pada konsentrasi 1
% memiliki daya
antiinflamasi

krim, gel dioleskan 4


atau
kali sehari
solusio
pada sekitar
lesi selama

exoderil

Terbinafin

menghambat
epoksidase skualen

Krim

interbi, lamisil
dan termisil

dioleskan 4
kali dalam
waktu 1 4
minggu

Merk
Dagang

Golongan Benzilamin

Golongan lainnya

b. Tolnaftat

(Hardyanto, 1990; Wiederkehr, 2004, Siregar,


2005).

c. Haloprogin

Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003;


Wiederkehr, 2004).

OBAT ANTI JAMUR


SISTEMIK

Nama obat

Sediaan / Dosis
obat

Indikasi

Efek samping

Amfoterisin B

Sediaan : injeksi
dalam vial yang
mengandung 50
mg, dilarutkan
dalam 10 ml
aquadest
diencerkan dengan
dextrose 5 % = 0,1
mg/ml larutan.
Dosis : 0,3 0,5
mg / kg BB

Efektif
menghambat
Histoplasma
capsulatum,
Cryptococcus
neoformans,
Candida,
Blastomyces
dermatiditis,
Aspergillus.

demam dan
menggigil,
gangguan ginjal,
hipotensi, anemia,
efek neurologik,
tromboflebitis

mikosis sistemik
seperti
koksidioidomikosis,
parakoksidiomikosi
s, aspergilosis,
kandidiosis,
blastomikosis,
histoplasmosis
Flusitosin

Sediaan : kapsul
250 dan 500 mg.
Dosis : 50 150
mg/kgBB sehari
dibagi dalam 4
dosis

Efektif :
kriptokokosis,
kandidiosis,
kromomikosis,
aspergilosis

toksisitas
hematologik
(neutropenia)
gangguan hati,
gangguan

Nama obat

Sediaan /
Dosis obat

ketokonazol

Sediaan
200mg/tab

: Efektif terhadap
Candida,
Coccodioides
Dosis :
immitis,
Dewasa
:
Cryptococcus, H.
200mg/hr,
capsulatum,
max 400mg/hr
Aspergillus
Anak2
3mg/kg/hari

Flukonazol

Indikasi

kandidiasis
vaginal
150mg/hr

: histoplasmosis
paru, tulang,
sendi dan
jaringan lemak,
kriptokokosis,
kandidosis

Efektif untuk
Candida
neoformans,
semua bentuk
candidiasis

Efek samping
gangguan
sal.cerna, efek
endokrin
(ginekomastia,
penurunan
libido,
impotensi,
ketidakteraturan
menstruasi)
Kontra indikasi :
tidak boleh
diberikan
bersamaan
dengan
amfoterisin B
lebih kecil
dibanding
ketokonazol,
mual, muntah,
kulit kemerahan,

Nama obat

Sediaan / Dosis Indikasi


obat

Efek samping

Griseofulvin

Sediaan : tablet
berisi mikrokristal
125 mg dan 500
mg, suspensi 125
mg/ml

efek samping
berat jarang
terjadi,
hepatotoksik,
teratogenik.

Obat pilihan
untuk
blastomikosis

Efektif untuk
aspergilosis,
Dosis :
kandedimia,
infeksi berat :1,5 koksidioidomikosi
2g
s, kriptokokosis
Anak : 10 mg/kg
BB/hr
Dewasa : 500
1000mg/hr
Nistatin

itrakonazol

Dosis :
kandidiasis
vagina 1 x
200mg/hr 3hr

KI : kehamilan

kandidiasis kulit,
selaput lendir,
dan saluran cerna

jarang ditemukan,
mual, muntah,
diare ringan

Obat pilihan
untuk
blastomikosis

mual, muntah,
kulit kemerahan,
hipokalemia,
hipertensi, edema
dan sakit kepala

Efektif untuk
aspergilosis,

OBAT VIRUS SISTEMIK

ANTIVIRUS

VIRUS

ANTIVIRUS

parasit intrasel yang tidak bisa


bereplikasi sendiri, tetapi harus
menggunakan sel lain.

Sebuah agen yang membunuh virus dengan


menekan kemampuan untuk replikasi,
menghambat kemampuan untuk
menggandakan dan memperbanyak diri

Ukuran : sangat kecil (20-300 nm)


50 x lebih kecil dari bakteri
Tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, digunakan mikroskop
elektron
Virus hanya mempunyai DNA dan RNA
Mampu meperbanyak diri, tetapi hanya dalam sel hidup (host)
Dalam Host, dapat bersifat mematikan atau inaktif
Menggunakan DNA atau RNA nya sendiri untuk menginstruksikan
sel host membuat salinan2 baru
Virus bukan sel
Komponen virus sangat simpel
Tidak mampu mensintesis protein dan membentuk ATP

57

Virus

Siklus Replikasi Virus


Secara garis besar dapat dibagi menjadi 10
langkah :
1.Absorpsi virus ke sel pengikatan
2. Attachment
3. Penetrasi virus ke sel
4. Uncoating ( dekapsidasi )
5. Transkripsi tahap awal
6. Translasi tahap awal
7. Replikasi genom virus
8. Transkripsi tahap akhir
9.Assembly virus
10.Penglepasan virus

Klasifikasi Obat Antivirus


1. Antinonretrovirus
Antivirus untuk herpes
Antivirus untuk influenza
Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )
Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)
Protease inhibitor (PI)
Viral entry inhibitor

Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)


Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)

61

ANTI NON-RETROVIRUS
A. Antivirus untuk herpes
Obat obat yang aktif terhadap virus
herpes umumnya merupakan
antimetabolit yang mengalami bioaktivasi
melalui enzim kinase sel hospes atau virus
untuk membentuk senyawa yang dapat
menghambat DNA polimerase virus .

1.Asiklovir

Mekanisme Kerja
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3
tahap fosforilase, yang akan menghambat DNA
polimerase virus.

Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase
virus atau pada gen DNA polimerase.

Dosis
5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV
3 x 200 mg untuk 1 bulan-------untuk herpes genital
Salep Asiklovir 5% 6 x sehari utk 7 hr

Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik
( termasuk keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes
genitalia,herpes neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV
( varisela dan herpes zoster ).

Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya
dapat ditoleransi dengan baik.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan

2.

VALASIKLOVIR

Mekanisme Kerja
sama dengan asiklovir

Resistensi
sama dengan asiklovir

Indikasi
- Efekif utk terapi infeksi yang disebabkan oleh HSV, VZV
dan sebagai profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan
CMV.

Efek samping
sama dengan asiklovir

ICT-Unand, Raker 2223.12.2006

66/15

B. Antivirus Untuk Influenza


Contoh: Amantadin dan Rimantadin
Mekanisme Kerja
- Merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus ,
suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH
- Absorbsi saluran cerna baik, tidak dimetabolisme dihati dan
ekskresi dalam bentuk utuh, t 16 jam
Resistensi
Terjadi nya mutasi pada domain transmembran protein M2
virus .

Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson
Dosis: 2 x 100 mg
Efek samping
Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis .
Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan
berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan
koma.

ICT-Unand, Raker 2223.12.2006

69/15

C. Antivirus untuk HBV dan HCV

1.Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin .
Lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA ,
secara kompetitif menghambat polimerase virus ( reverse
transcriptase , RT ) .

Resistensi
Resistensi terhadap lamivudin disebabkan oleh mutasi pada
DNA polimerase virus

Indikasi
Infeksi HBV ( wild type dan precore variants )

Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .
Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.

2. ADEFOVIR

Mekanisme kerja dan resistensi


Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan
penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak hanya
sebagai DNA chain terminator , namun juga meningkatkan
aktivitas sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen.
Indikasi
Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap
lamivudin.
Efek Samping
Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat ditoleransi dengan baik.

ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV
, dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel yang
rentan , tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah
terinfeksi HIV.
Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI harus
mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma
.Karena NRTI tidak memiliki gugus 3`-hidroksil , inkorporasi
NRTI ke DNA akan menghentikan perpanjangan rantai.

1. ZIDOVUDIN

Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV.
Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah ggs
azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi.
Resistensi
Resistensi disebabkan oleh mutasi pada enzim RT.
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
lamivudin dan abakavir
Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.

2. DIDANOSIN

Mekanisme Kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus

Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT.

Indikasi
Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat lanjut , dalam
kombinasi dengan anti-HIV lainnya .

Efek samping
Diare, pankreatitis, neuropati perifer.

B. NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE


INHIBITOR ( NtRTI )
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI
pertama untuk terapi infeksi HIV -1 .
Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat anti
retrovirus lainnya.
Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap fosforilase
intraseluler untuk menjadi bentuk aktif , NtRTI hanya
butuh 2 tahap fosforilasi saja .
Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi , obat dapat
bekerja lebih cepat dan konversinya menjadi bentuk aktif
lebih sempurna .

1. TENOFOVIR DISOPROKSIL

Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi RT kodon 65
Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak boleh
dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir
Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare

C. NON NUCLEOSIDE REVERSE


TRANSCRIPTASE INHIBITOR ( NNRTI )
NNRTI merupakan kelas obat yang
menghambat aktivitas enzim RT dengan cara
berikatan di tempat yang dekat dengan tempat
aktif enzim dan menginduksi perubahan
konformasi pada situs aktif ini.

1. NEVIRAPIN

Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtrat HIV
-1 RT

Resistensi
resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT

Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya ,
terutama NRTI

Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan
peningkatan enzim hati.

2. DELAVIRDIN

Mekanisme kerja
sama dengan nevirapin

Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT

Indikasi
infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya
terutama NRTI

Efek Samping
ruam, peningkatan tes fungsi hati .

D. PROTEASE INHIBITOR ( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel
dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan
penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan terhambatnya
penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.
Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat
akumulasi mutasi gen protease

1. SAKUINAVIR

Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi , merupakan HIV
protease peptidomimetic inhibitor
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease .terjadi
resistensi silang dengan PI lainnya
Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI
dan beberapa PI seperti ritonavir )
Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .

2. INDINAVIR

Mekanisme Kerja
sama dengan sakuinavir

Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya
seperti NRTI

Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal

E. VIRAL ENTRY INHIBITOR

Enfuvirtid merupakan obat pertama golongan viral entry


inhibitor .
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat fusi virus ke
sel. Selain enfurtid bisikla saat ini sedang dalam study klinis ,
dimana obat ini bekerja dengan cara menghambat masukan
HIV ke sel melalui reseptor CXCR4

1.ENFUVIRTID
Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan
cara menghambat fusi virus ke membran sel. Enfuvirtid
berikatan dengan bagian HR-1 ( first heptad-reat)pada sub
unit gp41 envelope glikoprotein virus serta menghambat
terjadinya perubahan konformasi yang dibutuhkan untuk fusi
virus ke membran sel

Resistensi
perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45
menyebabkan resistensi terhadap enfuvirtid

Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan anti - HIV
lainnya.

Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal seperti nyeri,
eritema, pruntus, iritasi, dan nodul atau kista

PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTIVIRUS


Tujuan utama terapi antivirus pada pasien imunokompeten
adalah menurunkan tingkat keparahan penyakit dan
komplikasinya , serta menurunkan kecepatan transmisi virus .
Sedangkan pada pasien dengan infeksi virus kronik , tujuan
terapi antivirus adalah mencegah kerusakan oleh virus ke
organ viseral , terutama hati , paru, saluran cerna dan sistem
saraf pusat.

Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dalam penggunaan


obat antivirus:

Lama terapi
Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
Interaksi obat
Kemungkinan terjadinya resistensi

Pemilihan obat anti virus


1. Infeksi HIV atau AIDS
Pengobatan anti-virus pada dasarnya menyerang virus HIV di salah
satu dari dua tempat berikut :
i. menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat;
ii. mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami,
supaya bisa melawan HIV. Ini disebut 'modulasi kekebalan.
Gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, karena sistem
kekebalan alami tubuh melawan HIV. Obat-obat anti-virus terutama
diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kurang
terhadap virus.

Obat anti virus untuk HIV atau AIDS terbagi 4

Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide


Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase
seperti Didanosine, Lamivudine, Stavudine,
Zidovudine
Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase
seperti Nevirapine

2. Infeksi virus Herpes


1. Infeksi HSV 1 : Asiklovir memberikan hasil yang baik
untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberi an
asiklovir iv dapat meningkatkan survival rate.
Untuk HSV 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis,
dapat diberikan anti virus lokal pada mata seperti
idoksuridin 0.1%.
2. Infeksi HSV 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes
genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati
dengan asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan
hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes genitalis rekuren tidak dapat dihambat oleh
obat asilkovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.
Topikal tidak efektif

3. Infeksi virus Varicella-zoster (VZV)


Gejala pada anak-anak biasanya ringan dan tidak
membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakit
memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi
imunologis. Untuk ini diberikan asiklovir atau vidarabin
secara I v selama 5-7 hari.
4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasien AIDS diberi
gansiklovir, tetapi obat ini menimbulkan banyak efek
samping .

Obat Antibiotika
Topikal

Terapi Antibiotika Topikal pada


Akne Vulgaris dan Rosasea

Terapi Antibiotika Topikal


(Infeksi Bakterial Superfisial & Luka Bakar)

Antibiotika Topikal Lain

Obat Anti Skabies

OBAT KUSTA

Obat dan Dosis Regimen MDTPB

Obat dan Dosis Regimen MDTMB

Obat dan Dosis Regimen MDT


WHO untuk Anak

OBAT KOMPRES

KOMPRES
Bahan :
Larutan normal saline
Larutan KmnO4
Larutan asam asetat 0,1%
Larutan asidum borikum 3%
Larutan rivanol 0,1%

112

METODE KOMPRES
KOMPRES TERBUKA
Cara : beberapa lapis kasa
basahi,
peras tempelkan dlm
keadaan lembab. Biarkan
20, 3x/hari.
Tujuan : mendinginkan
dan mengeringkan
Efektif untuk
mengeringkan lesi
inflamasi akut, madidans,
oozing
113

KOMPRES TERTUTUP
Cara: kompres ditutup dgn
bhn impermeabel.
Menahan panas
Efektif untuk
membersihkan luka/ulkus
yang mengalami maserasi
Dilakukan 2-3x/hari
selama 1-2 jam

Anda mungkin juga menyukai