Gangguan Pigmentasi
Gangguan Pigmentasi
X-linked resesif
VITILIGO
Shwetakustha-SuitraBehak-Beras
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI
PEMERIKKSAAN
BIKOMIA
a. Tidak adanya
tirosinase pada
inkubasi kulit dengan
DOPA
b. Pewarnaan
menggunakan hematosiklin
eosin (HE) tidak ditemukan
melanoisit. Pada tepi
makula ditemukan limfosit
b. Kadar tirosin
plasma dan kulit
normal
c. Kemungkinan adanya
faktor pencetus
d. Reaksi DOPA
memperlihatkan
apigmentasi pada
melanosit negatif, dan
hiperpigmentasi pada
melanosit yang berlebih
VITILIGO SEGMENTAL
Piebaldisema
Nevus depigmentosus
Tuberosklerosis
VITILIGO FOKAL
Tinea versikolor
Pitiriasis alba
Hipopigmentasi pasca inflamasi
INKONTINENSIA PIGMENTI
BLOCH-SULZBERGER
DEFINISI
Penyakit kulit yang
ditandai dengan
bintik hitam yang
menyebar pada
tubuh
Sebelumnya
didahului dengan
urtikaria, vesikula,
peradangan
verukosa
ETIOLOGI
INSIDENSI
Phempigoid bullosa
Lesi awal dalam bentuk bullosa. Timbul
pada awal kelahiran. Predileksi pada
seluruh tubuh
HISTOPATOLOGI
Pada epidermis : terdapat vesikel,
spongiosis, akantosis, hiperkeratosis, dan
papillomatosis dan serbukan radang
eosinofil disertai vakuola pada stratum
basalis
Pada dermis : pigmen melanin dalam sel
makrofag dan serbukan sel eosinofil
LABORATORIS
Adanya peningkatan IgE pada bayi dan
ibunya
LENTIGINOSIS
LENTIGENOSIS GENERALISATA
LESI MULTIPLE, TIMBUL SATU DEMI SATU, SEMENJAK MASA KANAKKANAK
ERUPTIF
Timbul sangat
banyak dalam
waktu singkat. Lesi
awal berupa
telangiektasis
yang dengan
cepat mengalami
pigmentasi dan
beubah jadi
melanostik seluler
SINDROM
LENTIGENOSIS
MULTIPLE
SINDROM LEOPARD
L: LENTIGENES
E : ECG abnormal
O : ocular
hypertelorism
P: pulmonary
stenosis
A : abnormality of
genital
R: retardasi of
growth
D : deafness
LENTIGENOSIS SENTROFACIAL
LESI
BERBENTUK
MAKULA KECIL
BERWARNA
KECOKLATAN
ATAU HITAM
TIMBUL
PADA
TAHUN PERTAMA
KEHIDUPAN
JUMLAH
BERTAMBAH
PADA USIA 8-10
TAHUN
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK
Didapatkan dari makula hiperpigmentasi
akan didapatkan jumlah melanosit yang
bertambah pada lapisan sel basal
Ditemukannya makrofag berisi pigmen
pada lapisan dermis bagian atas
Kolonoskopi dapat memperlihatkan
adanya polip disepanjang traktus
intestinal
XERODERMA PIGENTOSUM
LOKASI
GEJALA KLINIS
MELASMA
SINAR UV
Spektrum sinar merusak gugus sulfhidril diepidermis yang
merupakan penghambat enzim tirosinase dengan
mengikat ion CU, sehingga memacu proses
melanogenesis
HORMON.
MSH (melanin stimulating hormon). Pada kehamila melasa
meluas pada usia kehamila trimester 3. pemakaian pil
KB melasma akan muncul 1-3 bulan berikutnya
GENETIK (20-70%)
KOSMETIKA
Kosmetik yang mengandung parfum, zat pewarna dapat
menyebabkan fotosensitif yang
mengakibatkantimbulnya hiperpihmentasi pada wajah
jika terpajan matahari
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN SINAR
WOOD
PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGIS
1. Bentuk sentrofacial
(dahi-hidung-pipi
medial-bawah hidungdagu , 63%)
1. Tipe epidermal
(melasma tampak lebih
jelas)
2. Bentuk malar
(hidung-pipi lateral)
21%
3. Benruk mandibula
meliputi mandibula
(16%)
3. Tipe campuran
(tampak beberapa
lokasi yang lebih jelas
dibanding lainnya
TOPIKAL
SISTEMIK
A. HIDROKINON 2-5%
A. Asam askorbat/ Vit.C
Dipakai siang bersamaan
Mempunyai efek merubah
dengan pamakaian tabir surya,
melanin bentuk oksidasi
dan dipakai malam hari
menjadi melanin bentuk
Perbaikan nampak dalam
reduksi
waktu 6-8 minggu
B. Asam retinoat/retinoic acid
0,1%
Dipakai malam hari saja.
Karena, jika dipakai siang hari
akan terjadi fotodegradasi
C. Asam azeleat 20%
Obat yang palin aman dipakai
Hasil akan muncul setelah 6
bulan pemakaian
B. Glutation
Senyawa sufhidril
Bekerja dengan menghambat
pembentukan melanin dengan
jalan bergabung dengan
tirosinase