Anda di halaman 1dari 28

PARUT HYPERTROPIS

Adalah pertumbuhan jaringan granulasi (dari


profilasi jaringan fibrosis), yg bertumbuh keatas, tak pernah melampaui batas lukanya.
Pada btk immature : tebal, keras, warna kemerahan, serta gatal.
Pada btk mature : menipis, lunak, warna pucat, tidak gatal, waktunya ( 6 bln 2 thn ).
Parut Hypertropis tidak ada kecendrungan
utk kambuh kembali pasca pengangkatan.

PARUT
HYPERTROPIS

KONTRAKTUR

PERBEDAAN

KELOID

PARUT
HYPERTROPI

BATAS LUKA

dilampaui

Tidak

STABILITAS SETELAH

3 20 Thn

6 24 Bln

Synthesa Normal

METABOLISME
KOLLAGEN
SERABUT ELASTIN

Degradasi Minimal
Tidak berkurang

Synthesa Meningkat
Degradasi Normal
Spontan berkurang

Pematangan ( - )

Pematangan ( + )

Elastin Kurang
Retikulin Banyak

Elastin Banyak,
dgn btk tak teratur

BIOLOGY PARUT
KOLAGEN SYNTHESA
PROLYN
HYDROXYLASE

KOLAGENASE

KOLAGEN LYSIS

FAKTOR2 yg berpengaruh pd
METABOLISME KOLAGEN
FAKTOR ENDOGEN (Genetic process pd tingkat Seluler) :
Genetic Selection.
Transcription.
Messenger Splicing.
Extra dan Intra Cellulair degraation
Aging modifications
FAKTOR EXOGEN (Enviroment) :
Hormonal
: Estrogen / Progesteron (post pubertas).
Immunologis : Growth Factor, Immunossuppression.
Enzymatik
: Hyaluronidase
Vitamin C
: Synthesa kollagen
Mineral intake : Zn (sbg cofactor proses Granulasi)
Obat2 an
: Corticosteroid

FAKTOR PREDISPOSISI
UMUR. :
RAS.

Hyaluronic acid tinggi (proses regenerasi),


Proliferasi mesenchymal, no inflamasi.

: Kulit berwarna > kulit putih. (krn Melanocyte-nya > reaktiv.

LOKALISASI : Konsentrasi Melanocyte.


TRAUMA, KETEGANGAN, INFEKSI : Rangsangan
traumatik, ischaemia, proses inflamasi.

PENATALAKSANAAN
PENDEKATAN TERAPI 3 DIMENSIONAL
Upaya utk manipulasi mekanis pd proses penyembuhan luka.
Upaya utk mengkoreksi metabolisme
kolagen yg abnormal.
Upaya utk merubah rangsangan immunologis.

MODALITAS TERAPI
1. OPERATIVE.

5. RADIOTERAPI.

2. PENEKANAN MEKANIS.

6. LASERTERAPI.

3. CORTICOSTEROID INJ.

7. CRYOTERAPI.

4. APPLIK. LEMBAR PELAPIS.

8. DERMABRATION

9. IMMUNOTERAPI.

1. TERAPI OPERATIVE
JENIS OPERASI
PHASE AKUT (Upaya Pencegahan)
PHASE REHABILITASI (Upaya utk Mengatasi)

UPAYA PENCEGAHAN
Tujuannya Primary healing :

Penanganan pertama yg baik (pd KU yg baik)


Manipulasi jaringan luka secara halus.
Perawatan luka yg intensip.

Pencegahan thp infeksi.


Phisiotherapi (Splinting).
Bila diperlukan berikan Radioterapi.

OPERASI
STRATEGI
MENYANGKUT RIWAYAT LESI.
Faktor endogen.
Faktor exogen.
Faktor penanganan sebelumnya (waktu).
MENYANGKUT PEMERIKSAAN LESI.
Mekanism of trauma (sifat kerusakan jaringan)
Timing (Maturasi jaringan).
Tindakan sebelum.
Proses Penyembuhannya.
MENYANGKUT RENCANA PENANGANAN.
Tujuan Utama Operasi.
Jenis Operasi.
Tehnik Operasi.

TUJUAN OPERASI :

Pengemballian Fungsi (Rekonstruksi).


Pengembalian Penampilan (Estetika).

JENIS OPERASI :

Eksisi intralesi.
Eksisi extralesi.

TEHNIK OPERASI :

Pembebasan Parut.

Prinsip :
Mengurangi morbiditas donor.
Mengembalikan keadaan se normal mungkin.
Rekonstruksi dlm kesatuan unit estetika.
Tehnik yg sederhana dgn tanpa buang jar. sehat.
Pengangkatan parut dgn preservasi plx. subdermal.

Penutupan kulit.

Sesuai :
Kebutuhan.
Kemungkinannya

PENUTUPAN KULIT
KEBUTUHAN :
Fungsi yg Optimal.
Hasil dgn nilai estetik yg baik.
Dgn intervensi yg minimal.
Waktu rawat yg sesingkat mungkin.

KEMUNGKINAN :

Transfer kulit yg paling tersedia.


Dgn warna dan texture kulit yg paling mirip.

PILIHAN :
Penutupan

kulit Primer.

Penutupan

kulit Sekunder.

Penutupan

kulit Tertier.

Dgn Undermining secukupnya.


Tanpa Undermining.
Skin

Grafting (bila jar. subcutan tak dibutuhkan)


Skin Flap (bila jaringan subcutan dibutuhkan).
Dgn

Prosthesis.

TIMING OPERATION :

Tergantung maturitas jaringan :


Utk tujuan rekonstruksi fungsi, secepatnya tanpa harus menunggu maturitas jar.
Utk tujuan Estetika, bisa ditunggu sampai jar. parutnya matang / stabil lebih dulu.

PRIORITAS OPERASI :
Rekonstruksi fungsional didahulukan dari pada estetika.
Utk tahapan rekonstruksi extremitas (proximal / distal yg

lebih dulu), shg perlu perhatian :


Eficiency /kenyamanan kerja. Lamanya waktu operasi.
Donor sitenya.
Kontunuitas vasculernya.

JENIS TINDAKAN :
Operasi serentak : Dgn agresive dilakukan operasi rekonstruksi pd beberapa tempat dlm satu kesempatan yg sama
secara serentak.
Rekonstruksi bertahap : Dgn perencanaan yg baik dilakukan
operasi tahap demi tahap dlm beberapa kesempatan operasi yg terpisah.
Re-repair : Koreksi deviasi yg terjadi setelah tindakan rekonstruksi sebelumnya.

PILIHAN TINDAKAN PENUTUPAN


KULIT SEKUNDER

STSG

FTSP

FLAPPING

COVENTIONAL SKIN FLAP.

FREE FLAP.

STSG (SPLIT THICKKNESS


SKIN GRAFTING)
Caranya mudah, cepat sembuh spontan.
Donornya cukup, risiko parut pd daerah donor.
Resepiennya bertendensi utk terjadinya
Hyper / Hypo pigmentasi.
Parut Hyper / Hypo tropis.
Kontraktur.

Estetik kurang baik, tidak tahan thp trauma.


Sering kali dibutuhkan Pressure garment dan
immobilisan yg cukup lama.
Pengambilan kembali kulit pd daerah donor
tsb dpt ilakukan setelah 1-2 bln kmd.

FTSG (FULL THICKNESS SKIN GRAFTING)


Kemungkinan utk take < dari STSG.

Terjadinya parut & kontraktur < kemungkinannya (krn


phase maturasi dari proses penyembuhan luka > cepat.

Tendensi utk terjadinya perubahan warna < dari STSG.

> Tahan thp trauma dari STSG.

Kwalitas dan fungsi > baik dari STSG.

Estetis > baik dari STSG.

Persediaan donornya terbatas.

Perlu kondisi aseptis dgn vascularisasi yg baik.

FLAPPING

Tak ada tendensi utk kontraktur/berubah warna.

Vascularisasi terjamin.
Daya proteksi > baik dari FTSG (> tahan thp trauma)
Kwalitas kulit jauh lebih baik dari FTSG.
Nilai estetis dan fungsinya > baik dari FTSG.
Teknis relativ > sederhana dgn banyak variasi.
Mobilisasi pasca operasi dapat segera.
Donornya sangat terbatas.

2. PENEKANAN MEKANIS
Tehnik ini telah ada sejak 90 thn yg lalu, bila dilakukan
dgn benar (30 80 mmHg) selama 9 bln terus
menerus dpt menghilangkan gejalah secara menetap.
Mekanismenya adalah :
Efek hypoxia jaringan parut.
Intercollagen space-nya mengecil.
Penipisan Dermis (peningkatan vesiculasi fibroblast
Serat2 kollagen memanjang, berjalan sejajar.
Stasis dan Occlusi vasculer, pengurangan jl mast
sell, shg terjadi degenerasi fibroblast dan produksi
kollagen yg berkurang.

3. TERAPI SILASTIC SHEETING


Pemakaian applikasi lembar pelapis (Silicone Gell) pd parut
hypertropis dan keloid mula2 dilaporkan oleh Perkins (1982)
Pathogenesis dari Immersion foot (effek rendam kaki) adalah yang mendasari mekanisme kerja dari silastic sheeting
ini.
Pasase air, udara, cahaya dari dan ke lap. permukaan terhambat, shg timbullah Effek hydrasi pd lapisan permukaan
(maserasi) shg akan menurunkan aktifitas inflamasi yg
akan mengurangi proses deposisi kolagen.
Effek ini tak ada hubungannya dgn effek penekanan.

4. SUNTIKAN CORTICOSTEROID
Triamcinolone adalah suntikan corticosteroid yg mula2dilaporkan oleh Hollander (1961) dgn efek yg dramatis, shg
telah menjadi patokan dlm pengobatan dan pencegahan
thp parut hypertropis & keloid.
Kerjanya adalah ia akan merobah arah biosynthesa kolagen dari proses pembentukan protein ke proses pembentukan korbohydrat, shg terjadi penurunan produksi kolagen dan terjadi peningkatan degradasi kolagen (krn terjadi penghambatan produksi inhibitor enzym colagenase).
Efek samping :
Cushing syndrome.
Growth retardation.
Atriphy kulit.

Perubahan pigmentasi kulit.


Teleangiectasis.
Timbul deposit putih yg kecil2.

Pemakaian :
Suntikan intradermal /intralesi, dgn interval 34 mgg.

5. RADIOTERAPI
Sr 90 (Isotop Strontium) sbg sumber radiasi sinar beta
dgn dosis 1500 rad, yg diberikan 5 hari berturut-turut
(dgn dosis yg terbagi rata) pasca operasi, adalah efective
terhadap parut hypertropis dan bukannya utk Keloid.
Kerjanya adalah melalui hambatan pertumbuhan pd
ujung2 neo-vasculer serta hambatan thp proliferasi
fibroblast muda, shg terjadi penurunan jumlah produksi
kolagen.
Terapy ini tidak dianjurkan bagi anak2 dan pd daerah2 yg
potensial utk carsinogenis (seperti Thyroid dan Mammae)
dan pada daerah pusat2 pertumbuhan.
Komplikasi / efek samping :
Akut

: Erythema, Hypo / Hyperpigmentasi, Odem kulit,


Dehisensi luka, Pengelupasan kulit.
Khronis : Ulkus khronis, Irradiation induced neoplasma.

6. LASER TERAPY
Argon Laser yg mula2 digunakan utk Tx Parut Hypertropis dan
Keloid oleh Ginsbag dan Kohnel (1978), kemudian munculah
generasi Nd:YAG Laser, dan yg terakhir adalah CO2 Laser yg >
unggul.
Bila Argon Laser dan Nd:YAG Laser, bekerja melalui efek thermal
dgn photo coagulative yg melakukan destruksi thp pembuluh kapilernya.
Maka CO2 Laser yg emisinya memiliki daya dgn koefisien absorpsi
yg tinggi terhadap air, shg efek non termal dari photoablasi thp jar
permukaan > mudah, dgn kerusakan jar yg minimal, tanpa
perdarah an dgn reaksi inflamasi yg minimal.
Bahwa eksisi Keloid dgn CO2 Laser, ternyata gagal utk menekan
pertumbuhan dan ke kambuhannya.
Pada dasarnya Sinar Laser juga memiliki efek photobiologis thp
metabolisme kolagen, shg produksi colagen akan dihambat secara
selective.
Sinar Laser biasa diberikan 4 10 x
4 mgg.

penyinaran dgn interval 2

7. CRYOTHERAPY
Necrosis jaringan permukaan kulit akibat perubahan
micro-sirculasi krn freezing shg terjadi stasis / occlusi
pembuluh drh, dgn thrombus 2nya.
Diperlukan 2 10 kali siklus terapi.
Efek samping :
Adanya luka terbuka yg lama sembuh, akibat langsung thp kerusakan sel yg tak terkontrol.
Hypopigmentasi krn sensitivitas dari melanocyte yg
terganggu.

8. DERMABRASI
Perataan kulit sampai lapisan dermis cara mekanik dgn
dermabrader, utk memberikan kesempatan bagi tubuh utk
tumbuh kembali membentuk kulit baru secara serentak.
Karena pengangkatan jaringan harus sesuai dgn batas
kedalaman yg diinginkan maka diperlukan ketrampilan
khusus.
Harus dengan Anestesi Umum / Lokal.
Komplikasi :
Ganggguan Pigmentasi kulit .
Timbul parut baru yg lebih besar.

9. IMMUNOTHERAPY
Cytokine adalah modalitas terapi terbaru utk mengatasi parut
hipertropis / keloid, terutama adalah interferon dan interleukinnya.
Mekanismenya melalui :
Pengurangan mRNA, shg pembentukan kollagen dari fibroblast jadi berkurang.
Interferon akan meningkatkan aktifitas kollagenase keloidal.
Penurunan Sintesa Glycosamineglycan sbg bgn utama matrix
dermis.
Pemakaiannya : 0,005 mg / intralesi / mgg / selama 10 mgg.
Effek samping :
Nyeri kepala.
Myalgia.

Demam.
Granulocytopeni.

Menggigil.
Transaminase Hepar

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai