Anda di halaman 1dari 36

Operations

Management

SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Persaingan bisnis yang semakin ketat di
era globalisasi ini membutuhkan
perusahaan untuk menyusun kembali
strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari.
Jika dilihat secara lebih mendalam,
ternyata esensi dari persaingan terletak
pada bagaimana sebuah perusahaan
dapat mengimplementasikan proses
penciptaan produk dan/atau jasanya
secara lebih murah, lebih baik, dan lebih
cepat (cheaper, better, and faster)
dibandingkan dengan pesaing bisnisnya.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Usaha untuk menciptakan rangkaian
proses tersebut bukanlah merupakan
target semasa saja, melainkan sifatnya
dinamis, dalam arti kata harus selalu
diupayakan secara terus-menerus dan
berkesinambungan.
Sejauh perusahaan masih dapat
berusaha untuk memperbaiki kinerjanya,
sejauh itu pulalah perusahaan dapat
tetap bertahan dalam ketatnya kompetisi
global.
3

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Berdasarkan fenomena yang terjadi di
negara-egara maju, terutama yang
dialami oleh perusahaan-perusahaan
multi-nasional, ternyata kunci dari
peningkatan kinerja rangkaian proses
tersebut terletak bagaimana
kemampuan perusahaan bekerja- sama
dengan para mitra bisnisnya.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Pengintegrasian secara optimal antara
proses-proses internal di dalam
perusahaan dengan proses-proses para
mitra bisnis tidak saja sekedar
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
kualitas internal semata, namun lebih
jauh lagi menciptakan suatu
keunggulan kompetitif (competitive
advantage) tertentu bagi perusahaan
terkait.
5

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Seiring dgn pasar yang semakin


mengglobal dan munculnya
terkologi informasi, persaingan di
dunia semakin ketat.
Tuntutan pelanggan semakin tinggi
antara lain: Mendapatkan produk
murah dan berkualitas, variasi
produk, kecepatan respon, inovasi,
fleksibilitas.
6

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Pelaku industripun mulai sadar


bahwa perlu adanya perbaikan baik
secara internal maupun ekternal.
Kesadaran akan pentingnya peranan
semua pihak yang kemudian
melahirkan konsep baru yaitu
Supply Chain Management (SCM).

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Biaya dan mutu produk dari banyak
perusahaan, termasuk manufaktur,
restoran, grosir, dan pedagang eceran,
ditentukan oleh seberapa efisien mereka
mengatur rantai pasokan.
Manajemen rantai pasokan menyediakan
sebuah peluang besar bagi perusahaan
untuk mengembangkan keunggulan
kompetitif.

SUPPLY CHAIN DAN SCM


Supply
Chain
adalah
jaringan-jaringan
perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja
untuk
menciptakan
dan
menghantarkan suatu produk ke tangan
pemakai akhir.
Tiga macam aliran yang dikelola SC:
1. Aliran barang yang mengalir dari hulu
(upstream) ke hilir (downstream).
2. Aliran uang yang mengalir dari hilir ke hulu.
3. Aliran informasi mangalir dari hulu ke hilir
dan sebaliknya.
9

Gambar: Simplifikasi Model Supply Chain Dan


3 Macam
Aliran Yang Dikelola

Finansial
: invoice, term
pembayaran
Material
: bahan baku, komponen,
produk
jadi : kapasitas,status
Informasi
pengiriman, kuota
Supplier
2

Supplier
1

Manufaft
ur

Finansial
Material
repair
Informasi

: pembayaran
: retur, recycle,

Distribut
or

Ritel/tok
o

: order, ramalan

10

Supply Chain Kontektual


Cth: Biskut kaleng, pihak-pihak yang
terlibat dalam supply chain:
1. Penghasil gandum
2. Penghasil tebu
3. Penghasil garam
4. Penghasil aluminium
5. Pabrik tepung terigu
6. Pabrik gula
7. Distributor garam
8. Pabrik kaleng
9. Pabrik biskut
10.Supermarket
11.Perusahaan tranportasi dan
11

Gambar: Model kofigurasi supply chain biskut


1

11
10

11

11
3

10
11

12

Rantai Pemasok
Pemasok

Data Penelitian pasar


Informasi penjadwalan
Data rekayasa dan desain
Arus pesanan dan uang tunai

Inventory

Pemasok

Pelanggan

Ide dan desain


untuk
memuaskan
pelanggan akir
Arus bahan
Arus kredit

Pelanggan

Produsen
Inventory

Inventory

Pemasok
Distributor

Pelanggan

Inventory
13

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Supply Chain Management (SCM).


SCM pertama kali dikemukakan
oleh Oliver & Weber thn 1982.
SCM
adalah
metode
atau
pendekatan
integrative
untuk
mengelola aliran produk, informasi,
dan uang secara terintegrasi yang
melibatkan pihak-pihak mulai dari
hulu ke hilir yang terdiri dari
supplier, pabrik, jaringan distribusi

14

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT


Prinsip penting dalam Supply Chain
Management (SCM) adalah tranparansi
dan kolaborasi baik antar fungsi internal
perusahaan maupun dengan pihak-pihak
luar perusahaan disepanjang supply
chain.
Semangat kolaberasi dan koordinasi
didasari oleh;
1. Kesadaran bahwa kuatnya SC
tergantung pada kekuatan seluruh
elemen yang ada didalamnya.
15

Supply Chain Management (SCM).


SCM yang baik bisa meningkatkan kemampuan
bersaing bagi supply chain secara keseluruhan.
Idealnya, hubungan antar pihak pada suatu
supply chain berlangsung jangka panjang.
Dalam konteks lingkungan bisnis yang semakin
dinamis dewasa ini, ukuran jangka panjang
berlaku sangat relatif.
Filosofi SCM adalah menekankan perlunya
koordinasi dan kolaberasi baik antar fungsi di
dalam sebuah organisasi maupun lintas
organisasi pada suatu SC
16

Area Cakupan SCM


Kegiatan-kegiatan utama dalam
klasifikasi SCM perusahaan manufaktur:
1. Kegiatan merancang produk baru.
2. Kegiatan pengadaan material dan
komponen
3. Kegiatan merencanakan produksi
dan pengendalan persediaan.
4. Kegiatan melakukan produksi
5. Kegiatan distribusi/tranportasi.

17

Area Cakupan SCM


Lebih lanjut beberapa kegiatan yang biasa
dilakukan oleh masing-masing bagian
BAGIAN

CAKUPAN KEGIATAN

Pengembangan Melakukan riset pasar, merancang produk


Produk
baru, melibatkan supplier dalam merancang
produk baru.
Pengadaan

Memilih supplier, mengevaluasi kinerja


supplier, melakukan pembelian bahan baku
dan komponen, memonotor supplier risk,
membina dan memelihara hub dgn supplier.

Perencanaan &
Pengendalian

Peramalan permintaan, perencanaan


kapasitas, perencanaan produksi dan
persediaan.

Operasi/Produk Eksukusi produksi, pengedalian kualitas.


si
Pengiriman/
Distribusi

Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan


pengiriman, mencari dan memlihara hub dgn
perusahaan jasa pengiirman, memonitor

18

Tantangan dalam Mengelola SCM


1.

Kompleksitas Struktur SC
Kompleksitas muncul akibat banyaknya
pihak yang terlibat pada supply chain
yang memiliki kepentingan yang berbeda.
Pihak
internal,
adanya
konflik/pertentangan antara bagian.
Pihak eksternal, konflik kepentingan antar
perusahaan yang ada pada supply chain.

19

Tantangan dalam Mengelola SCM


2. Ketidakpastian.

Ketidakpastian permintaan
terhadap produk akhir.
Peningkatan ketidakpastian/variasi
permintaan dari hulu ke hilir pd SC
dinamakan Bullwhip effect.

Ketidakpastian supplier, lead time


pengiriman, harga bahan baku, kualitas,
dan kuantitas material yang dikirim.
Ketidakpastian internal, kerusakan
mesin, kenerja mesin tidak sempurna,
ketidakhadiran TK dll.
20

Strategi Rantai Pasokan


Strategi rantai pasokan didefinisikan:
Sebagai kumpulan kegiatan dan aksi
strategis di sepanjang SC yang
menciptakan rekonsiliasi antara apa
yang dibutuhkan pelanggan akhir
dengan kemampuan sumberdaya
yang ada pada SC tersebut.
Strategi ini sangat penting untuk
menciptakan daya saing dipasaran.

21

lanjutan,Strategi Rantai Pasokan


Erat kaitannya dgn strategi rantai
pasokan/SC adalah tujuan strategis
yang harus dicapai. Tujuan strategis ini
harus
mempertemukan
aspirasi
pelanggan
dan
kemampuan
SC
sehingga memenangkan persaingan di
pasar.
Dari sisi pasar, tujuan strategis yg harus
dicapai adalah, menyediakan produk
yang :
1. murah,
2. berkualitas,
22

lanjutan,Strategi Rantai Pasokan

Untuk mencapai tujuan strategis


tersebut maka SC harus bisa
diterjemahkan
ke
dalam
kemampuan
sumberdaya
yg
dimiliki untuk:
1. Beroperasi secara efisienasi,
2. Menciptakan kualitas,
3. kecepatan,
4. fleksibilitas, dan
5. kemampuan berinovasi.
23

Tujuan Strategi Rantai Pasokan


Kemampuan SC
1. Beroperasi
secara
efisian.
2. Menciptakan
kualitas.
3. Cepat

Aspirasi
Pelanggan
1. Murah
2. Berkualitas.
3. Tepat waktu
4. Bervariasi

4. Fleksibel
5. Inovatif.
Gambar. Aspirasi palanggan dan kemampuan
stretegis SC
24

Kesesuaian antara Strategi Rantai Pasokan


dgn Kebijakan Taktis.
Strategi SC harus tercermin pd kebijakan atau
keputusan taktis SC.
Tabel. Keputusan taktis dan strategi SC
Keputusan
Taktis

Efisiensi

Responsif

Lokasi fasilitas

Tempatkan pabrik di
negara yg ongkos
TKnya murah

Cari lokasi yg dekat pasar,


punya akses tenaga trampil
dan teknologi yg memadai.

Sistem produksi

Tingkat utilitas sistem


produksi harus tinggi

Sistem produksi harus


fleksibel dan ada kapasitas
ekstra.

persediaan

Perlu adanya
meminimasi tingkat
persediaan

Diperlukan persediaan
pengaman yg cukup di
lokasi yang tepat.

Tranportasi

Subkontrak pada pihak


ketiga

Diperlukan tranportasi
cepat.

Pasokan

Pilih supplier dgn harga


dan kualitas sbg

Pilih supplier berdasarkan


kecepatan, fleksibilitas dan

25

Strategi Rantai Pasokan


Lima strategi rantai pasokan (Haizer dan Render,
2010)
1. Banyak pemasok,
Pemasok menanggapi permintaan dan
spesifikasi permintaan penawaran, dgn
pesanan yang pada umumnya akan jatuh
ke pihak yang memberikan penawaran
terendah.
Pendekatan
ini
mengutamakan
tanggungjawab
pemasok
utk
dapat
mempertahankan teknologi, keahlian dan
kemampuan memprediksi, begitu juga
biaya, mutu, dan kemampuan pengiriman.
26

Strategi Rantai Pasokan


2.

Sedikit pemasok,
Penggunaan pemasok yang sedikit
dapat
menciptakan
nilai
(skala
ekonomi
dan
kurva
belajar)
menghasilkan biaya transaksi dan
produksi yang rendah.
Strategi
ini
mengembangkan
hubungan
kemitraan
jangka
panjang
untuk
memuaskan
pelanggan.
27

Strategi Rantai Pasokan


3. Integrasi vertikal,
Mengembangkan kemampuan untuk
menghasilkan barang atau jasa yang
sebelumnya dibeli atau membeli
perusahaan pemasok atau distributor.
Integrasi vertikal dapat integrasi ke
belakang atau ke depan.

28

Strategi Rantai Pasokan


4. Jaringan keiretsu,
Mengganbarkan para pemasok yang
menjadi bagian dari sebuah perusahaan.
Titik tengah antara pemasok sedikit dan
integrasi vertikal yg menjadi pendukung
keuangan pemasok.
Anggota mempunyai hub jangka panjang,
sehingga berfungsi sbg mitra, menularkan
keahlian teknis, mutu produksi yg stabil
kepada perusahaan manufaktur.
Anggota beroprasi sbg subkontrak rantai
dari pemasok-pemasok yg lebih kecil.
29

Strategi Rantai Pasokan


5. Perusahaan Maya (virtual).
Muncul
perusahaan
virtual
karena
keterbatasan integrasi vertikal dimana
perusahaan
memiliki
banyak
devisi/departemen
menjadi
terlalu
birokratis.
Perusahaan virtual mengandalkan berbagai
jenis hub pemasok utk menyediakan
jasa/permintaan yang diinginkan.
Pemasok dapat menyediakan berbagai jasa
seperti pembayaran gaji, perekrutan
karyawan, perancangan produk, jasa
kondultasi, pengujian produk.
30

Strategi Rantai Pasokan


Strategi SC harus tecermin pada
kebijakan atau keputusan taktis SC.
Kebijakan mengenai dimana fasilitas
lokasi akan didirikan, bagaimana cara
mengatur dan mengendalikan sistem
produksi, bagaimana kebijakan tentang
persediaan, dan tranportasi, supplier
yang bagaimana yang akan dipilih, dan
kebijakan mengenai pengembangan
produk harus besinergi dengan strategi
SC.
31

Keputusan taktis dan strateg SC.


Keputusan
Taktis

Efisiensi

Responsif

Lokasi fasilitas

Tempatkan pabrik di
negara yang ongkon TK
nya murah

Cari lokasi yang dekat dgn


pasar, punya akses tenaga
terampil dan teknologi yg
memadai.

Sistem
produksi

Tingkat utilitas sistem


produksi harus tinggi

Sistem produksi harus


fleksibel dan ada kapasitas
ekstra.

Persediaan

Perlu upaya
meminimisasi tingkat
persediaan

Diperlukan persediaan
pengaman yang cukup di
lokasi yang tepat.

Tranportasi

Pengiriman beban penuh


atau sub kontrakkan
pihak ketiga.

Diperlukan tranportasi
cepat. Bila perlu tetapkan
kebijakan dibawah beban
penuh.

Pasokan

Pilih supplier dgn harga


dan kualitas sebagai
kreteri utama

Pilih supplier berdasarkan


kecepatan, fleksibilitas, dan
kualitas.

Pengembangan
produk

Fokus ke minimisasi
ongkos

Gunakan modular design


dan tunda diferensiasi

32

Mengelola Rantai Pasokan


Dengan integrasi SC sangat memungkinkan
mendapatkan
efisiensi
akan
tetapi
diantara
organisisi terpisah dan terkadang sangat mandiri
akan timbul sejumlah masalah yang mengakibatkan
pemborosan yang serius.
Untuk sukses SC perlu adanya:
1. Kesepakatan
tujuan bersama, menciptakan
pemahaman timbal balik akan misi, strategi, dan
sasaran dari organisasi yang turut serta sangat
penting.
2. Kepercayaan,
pemasok
harus
diperlakukan
sebagai perpanjangan tangan perusahaan
3. Budaya organisasi yang sesuai, hubungan positif
di antara organisasi yang datang dgn budaya
yang sesuai merupakan keuntungan.
33

Permasalahan dlm SC yang Terintegrasi

Tiga
permasalahan
membuat
pengembangan SC yg efisien dan
terintegrasi menjadi rumit.
1. Optimalisasi lokal,
2. Insentif (penjualan, potongan karena
kuantitas, dan promosi),
3. Lot besar.
Ketiga kejadian ini berperan dalam
penyimpangan
informasi
mengenai
kejadian sebenarnya dalam SC.
34

Peluang dalam SC yang Terintegrasi


Peluang utk manajemen yang efektif dalam SC;
1. Data tarikan yg akurat, setiap anggota SC
dapat melakukan penjadwalan secara efektif,
pemesanan yg dibantu komputer.
2. Pengurangan ukuran lot, kurangi ukuran lot
dg mgt yg agresif (membuat pengiriman
ekonomis, menyediakan potongan harga
berdasarkan pd volume tahunan total,
mengurangi ongkos pemesanan melalui
teknik tertentu seperti pesana tetap.)
3. Kontrol
pengisian
ulang
satu
atap,
menetapkan tanggungjawab mengawasi dan
mengelola
persediaan
bagi
pelanggan
eceran.
35

lanjutan.Peluang utk manajemen


yg efektif dalam SC;
4.

5.

6.

Persediaan yang dikelola vendor, berarti


penggunaan pemasok lokal (umumnya
distributor) untuk menjaga persediaan
bagi produsen atau pedagang eceran.
Blanket
order,
merupakan
sebuah
kontrak untuk membeli barang tertentu
dari vendor, dan bukan suatu otorisasi
untuk mengirim barang apapun.
Standardisasi, mendapatkan komponen
yg distandardisasi.
36

Anda mungkin juga menyukai