MYOMA UTERI
Preceptor :
Neilvy Ratnadewi, dr., SpOG.
Disusun oleh :
Panji Agung P (12100115035)
DEFINISI
Leimyoma merupakan neoplasma jinak sel otot
polos yang berasal dari myometrium.
Sering disebut sebagai mioma uteri, juga
fibroid karena memiliki kandungan serat kolagen
yang banyak.
Myoma dapat bersifat tunggal, namun seringkali
multiple.
Penampangnya
terbentuk
whorl
like
trabeculation yang khas seperti konde
EPIDEMIOLOGI
Myoma merupakan tumor jinak tersering di
uterus.
Sering terjadi pada wanita usia produktif, 40-50%
pada usia >50 tahun.
Insidensi tertinggi 80% pada ras Africa-American.
ETIOLOGI
Etiologinya belum jelas namun asalnya disangka
dari sel-sel otot yang belum matang.
Pada mioma dapat dimungkinkan terjadi mutasi
genetik yang menginisiasi tumorigenesis. Defek
terjadi pada kromosom 6,7,12,14
yang
berhubungan dengan gen pertumbuhan tumor.
Adanya peranan estrogen terhadap pertumbuhan
tumor.
FAKTOR RISIKO
Myoma uteri merupakan tumor yang sensitif
terhadap estrogen & progesteron.
Berkembang selama usia reproduktif dan
ukurannya berkurang
serta insidensinya
menurun setelah menopause.
Leimyoma memiliki kecenderungan lingkungan
yang hiperestrogenik. Pada miosit penderita
mioma didapatkan reseptor
estrogen lebih
banyak, lebih sedikit mengubah estradiol menjadi
bentuk lemah estron, kandungan sitokrom P450
yang lebih banyak.
Leimyoma
menyebabkan
kompresi vena yang
berdekatan
mengakibatkan
dilatasi distal
endometrial venule.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Histologi Leimyoma
MANIFESTASI KLINIS
Bisa tidak bergejala.
Gejala Utama :
1.Perdarahan (Menorrhagia) . Penyebab tersering
myoma submukosa (pecah pembuluh darah) dan
intramural myoma (gangguan kontraksi otot uterus).
2.Adanya benjolan/massa di perut bawah.
3.Nyeri pada pelvis (dysmenorrhea, dyspareunia, pelvic
pressure) . Nyeri biasanya bersifat kronis, jika nyeri akut
bisa akibat torsio pedunculated myoma.
4.Gejala urinasi : frekuensi, dysuria, retensio urin akibat
obstruksi uretra.
Gejala lainnya :
1.Infertil
2.Abortus
3.Konstipasi /obstruksi usus (akibat kompresi
rektosigmoid)
4.Anemia
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis : terdapatnya gejala utama (sesuai
pada manifestasi klinis)
Pemeriksaan Fisik
1.Inspeksi : adanya massa di perut bawah
2.PalpasiAbdomen : untuk mendapatkan bentuk,
ukuran dan konsistensi tumor. Biasanya tumor
terletak dibagian tengah perut bawah.
3.Pemeriksaan Bimanual : corpus uteri tidak dapat
teraba tersendiri.
4.Sondage : cavum uteri besar dan tidak rata
Pemeriksaan Laboratorium :
1.Test kehamilan (cek kadar beta hCG)
2.Darah rutin, ESR
3.Tumor marker (CA125)
Pemeriksaan Radiologi :
1.Ultrasonograf
2.Hysterograf atau hysteroskopi
3.HSG (hysterosalphingography
DIAGNOSA BANDING
Uterus gravidarus
Tumor ovarium yang solid
Endometriosis interna
Hypertrof myometrium
Tubo ovarian abses
TATALAKSANA
1. Konservatif dengan pemeriksaan periodik
Myoma pada wanita premenopause yang tidak
bergejala diobservasi saja. Jika myoma besarnya
sebesar kehamilan 12-14 minggu disertai
pertumbuhan yang cepat diindikasikan untuk
operasi.
Myoma
pada
postmenopause
yang
cepat
membesar harus dicurigai sebagai suatu
keganasan.
2. Terapi Medikamentosa
3. Radioterapi
-Tujuan : Menghentikan perdarahan.
-Jenis : radium dalam cavum uteri atau ray pada ovaria
(castrasi)
-Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat
dioperasi (bad risk patient)
-Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
-Bukan jenis submukosa myoma
-Tidak disertai peradangan pada pelvis dan kompresi
rektum
-Tidak dilakukan pada wanita muda karena
menyebabkan menopause
4. Pembedahan (Operasi)
Myomectomy, jika pasien masih menginginkan
keturunan. Syaratnya dilakukan kuretase untuk
menghilangkan kemungkinan keganasan.
Kerugian :
-Melemahkan dinding uterus
-Menyebabkan perlekatan
-Residif
Hysterectomy :
-Dilakukan pada myoma yang besar dan multiple.
-Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan 1 atau
kedua ovarium untuk menjada agar tidak terjadi
menopause sebelum waktunya.
-Sebaiknya dilakukan hysterectomy totalis, jika
tidak memungkinkan supravaginalis.
KOMPLIKASI
Pada saat tidak hamil :
1.Perdarahan hebat dengan anemia
2.Obstruksi usus dan ureter
3.Transformasi ke arah keganasan
Pada saat hamil :
1.Inisiasi preterm labor
2.Postpartum hemorrhage
PROGNOSIS
Histerektomi dengan membuang semua
leimyoma lebib bersifat kuratif .
Myomectomi , perlahan uterus kembali ke kontur
normal, namun rekurensi dapat terjadi. 2-3%
pertahun rekurensi myoma setelah myomectomi.
DAFTAR PUSTAKA
Ginekologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran UNPAD.
Williams Gynecology First Edition.
Berek & Novaks Gynecology 14th Edition.
TERIMAKASIH