Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN PENENTUAN

PEMBATAS DOSIS PEKERJA


RADIASI
DI PSTA BATAN YOGYAKARTA
oleh :
Ajeng Sarinda Yunia Putri
M0213003

Pendahuluan
Radiasi adalah pancaran energi
melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnet/ cahaya dari sumber
radiasi.
Berdasarkan efek yang ditimbulkannya,
radiasi digolongkan menjadi :
Radiasi pengion
Radiasi non-pengion

Dosis radiasi adalah jumlah radiasi


yang terdapat dalam medan radiasi atau
jumlah energi radiasi yang diserap /
diterima oleh materi yang dilaluinya.
Dosis
efektif
didasarkan
pada
akumulasi
penerimaan
dosis
yang
berasal dari paparan radiasi eksternal
dan paparan radiasi internal. Dalam
studi ini dosis efektif terikat dari paparan
internal hanya dihitung dari pernapasan
saja.
Pemasukan melalui pernapasan
berasal dari Kadar Radioaktifitas Udara
(KRU) Dosis efektif dapat dihitung
dengan rumus :

Salah satu persyaratan proteksi


radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir
ialah optimisasi, semua paparan harus
diusahakan serendah yang dapat dicapai.
Berdasarkan PerKa BAPETEN No.4 tahun
2013, optimisasi dapat dilaksanakan
melalui penetapan pembatas dosis.
Pembatas dosis merupakan nilai dosis
perorangan
yang
diharapkan
tidak
dilampaui
dalam
distribusi
dosis
perorangan terkira. Nilai pembatas dosis
dapat ditentukan dari nilai dosis efektif
ekivalen seluruh tubuh.

metodologi

Gambar Alat dan bahan :

Sampel KCl

Detektor Geiger Muller

Neraca Digital

Spektrometer Gamma

Pompa vakum

Penyangga

a.

Mencari efisiensi detektor


Penimbangan
Cacah
Cacah
Geiger-Muller
KCl
background
sampel KCl

Dihitung nilai
efisiensi

b. Penghisapan Cuplikan Udara


Gambar lingkaran pd
filter

Filter dipasang
dipompa hisap

Pompa dinyalakan
dan dicatat
debitnya

Setelah 20
menit,
pompa
dimatikan

Kertas filter digunting untuk selanjutnya


dicacah

c. Analisis
Mengunakan
Detektor
Cacah
Pencacah sampel
Dihitung cacah
background
udara
netto
Geiger-Muller

Dihitung nilai
KRU

d. Analisis Mengunakan
Cacah
Cacah sampel, 60
Spe
ktrometer
background
menit

Dihitung cacah
netto

Dihitung KRU dan dosis


internal

e. Analisis Penentuan Pembatas


hasil
dicari dosis
Dosis
Pekerja:
pembacaan
maks dan min
dosimetri TLD

tiap tahun
Dosis eksternal
:

Dosis maks tiap tahun


dirata2 dan dicari
deviasinya, dan dijumlahkan

Pembatas dosis : dosis internal + dosis


Pembatas dosiseksternal
:

Didapat
dosis
eksternal

Pembahasan

Sebelum melakukan analisis


menggunakan Geiger Muller
terlebih
dahulu
dicari
tegangan kerja detektor, yaitu
500 Volt dan juga dicari nilai
efisiensi
detektor
Geiger
Muller digunakan serbuk KCl
sebagai sampel radioaktifitas.
Sehingga didapatkan efisiensi
detektor Geiger Muller 22,82
%.
Dari cacah netto dan
efisiensi
detektor
GM
menggunakan persamaan 2
diperoleh nilai KRU pada
masing-masing
tempat
sebagaimana terlihat pada
tabel 1 Gedung 13 Gudang
Bahan Limbah memiliki kadar
radioaktifitas tertinggi yaitu
Bq/cc

No.

Lokasi

KRU (Bq/cc)

Gd. 02.I.17 Laboratorium

2,12 E-02

Gd. 02.I.22 Laboratorium

1,97 E-02

Gd. 02.II.13 Laboratorium

1,47 E-02

Gd. 04 Hole Reaktor

5,57 E-02

Gd. 04 Lab.bagian selatan

Gd. 04 Lab. Preparasi AAN

Gd. 04 Ruang Pneumatik

1,45 E-02

Gd. 06 Hole Timur

1,20 E-02

Gd. 07.I.05 Ruang proses

8,83 E-02

10

Gd. 07.I.06 Ruang proses

6,04 E-02

11

Gd. 08 Pengolahan limbah

12

Gd. 08 Lab. Preparasi Limbah

13

Gd. 13 Gudang Bahan Limbah

14

Gd. 16 Lab. Preparasi

15

Gd. 22, Laboratorium aktif

16

Gd. 22, Laboratorium Non-aktif

5,43 E-03
7,39 E-03

1,16 E-01
2,68 E-02
1,95 E-01
2,62 E-02
4,58 E-03
3,78 E-03

Analisis kualitatif dilakukan dengan spektrometer gamma


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Lokasi pengukuran

Unsur radioaktif

dosis efektif
(mSv)
2,34E-05
5,59E-05
9,11E-05

Gd. 02.I.17 Laboratorium


Gd. 02.I.22 Laboratorium
Gd. 02.II.13 Laboratorium

Pb-214, Bi-214
Pb-212, Bi-214, Ac-228,K-40
Bi-214, Ac- 228, K-40

Gd. 04 Hole Reaktor

Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40

1,63E-04

Gd. 04 Lab.bagian selatan


Gd. 04 Lab. Preparasi AAN
Gd. 04 Ruang Pneumatik
Gd. 06 Hole Timur

Pb-214, Ac-228
Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40
Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40
Pb-212, Bi-214, Bi-212, K-40

1,09E-05
3,83E-05
4,45E-05
3,22,E-05

Gd. 07.I.05 Ruang proses

Pb-214, Bi-214, Bi-212, Ac-228, K-40

1,32E-04

Gd. 07.I.06 Ruang proses

Pb-212, Pb-214, Bi-214, Bi-212, Ac-228, K40

2,75E-04

Gd. 08 Pengolahan limbah

Pb-212, Pb-214, Bi-214, Bi-212, K-40

3,91E-04

Gd. 08 Lab. Preparasi Limbah

Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40

4,64E-05

Gd. 13 Gudang Bahan Limbah

Pb-212, Pb-214, Bi-214, K-40

7,29E-01

Gd. 16 Lab. Preparasi

Pb-212, Pb-214, Bi-214, Ac-228, K-40

1,27E+05

Gd. 22, Laboratorium aktif

Pb-212, Pb-214, Bi-212, Ac-228, K-40

9,90E-05

Gd. 22, Laboratorium Non-aktif

Pb-214, Bi-214, Ac-228

2,08E-05

Dosis efektif terbesar ialah di


Gb. 13 Gudang bahan limbah,
sebesar mSv. Dosis ekivalen
perorangan
dari
paparan
eksternal
dapat
diketahui
nilainya dari pembacaan TLD
(Termoluminisensi
Dosimetry)
120 pekerja radiasi pada periode
waktu 2005-2014.
Dari perhitungan yang telah
dilakukan
didapatkan
dosis
internal sebesar 0,729 mSv dan
dosis eksternal sebesar 11,43
mSv/ tahun, sehingga besarnya
pembatas dosis adalah 12,2
mSv.
Pembatas
dosis
merupakan bagian dari proses
optimisasi proteksi radiasi, yang
menempatkan perhatian pada
dosis individu.

No.

Tahun

Dosis
tertinggi
(mSv)

Dosis
terendah
(mSv)

2005

8,63

0,23

2006

2,63

0,27

2007

4,38

0,42

2008

2,64

0,65

2009

2,70

0,08

2010

21,92

0,26

2011

2,38

0,32

2012

3,15

0,29

2013

2,07

0,28

10

2014

2,21

0,23

Rata2 :

5,27

0,30

Standar
deviasi

6,166627838

0,1484775

Kesimpulan :
Analisis kuantitatif Gross Beta dengan Geiger
Muller, Gedung 13 Gudang Bahan Limbah memiliki
kadar radioaktifitas tertinggi yaitu Bq/cc..
Dari Analisis kualitatif dengan spektrometer
gamma,
sebagian
besar
lokasi
sampling
mengandung unsur radioaktif Pb-212, Pb-214, Bi214, Bi-212, Ac-228, K-40. Dosis efektif terbesar
ialah di Gb. 13 Gudang bahan limbah, sebesar mSv.
Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan
dosis internal sebesar 0,729 mSv dan dosis
eksternal sebesar
11,43 mSv/ tahun, sehingga
besarnya pembatas dosis adalah 12,2 mSv.
Pembatas dosis merupakan bagian dari proses
optimisasi proteksi radiasi, yang menempatkan
perhatian pada dosis individu.

Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai