Anda di halaman 1dari 35

Pengenalan Sample

Kromatografi Untuk Plasma


Spektrometri Massa
Lintannisa Rahmatia
Yuris Diksy

1606841704
1606841824

Pendahuluan

Dampak unsur runutan


terhadap lingkungan

Penelitian ingin dilakukan


dalam skala pikogram
sampai femtogram

Spektrometri massa
dikombinasikan dengan
metode kromatografi

ICP MS menjadi sangat


terkenal karena batas
deteksi yang sangat
rendah untuk range
unsur yang sangat
banyak.

Deteksi
Kromatografi
dengan ICP-MS
Ikhtisar ICP-MS

Sangat baik untuk unsur runutan


Prinsip dasar:
Membuat senyawa netral
menjadi
ionik
dengan
bantuan plasma kemudian
dimasukkan ke dalam MS
untuk dianalisis.
Ketika
membentuk
ion,
senyawa
tersebut
akan
diatur
geraknya
oleh
Quadrupole untuk kemudian
dianalisis
Jika dibandingkan, ICP MS 1001000 kali lebih sensitif daripada
ICP-AES

Deteksi
Kromatografi
dengan ICP-MS

HPLC- ICP-MS

Untuk meningkatkan performa,

HPLC
digabungkan dengan alat lain. Salah satu
alat yang cukup sesuai adalah ICP

HPLC-ICP-AES,
akan
meningkatkan
resolusi analisis. Namun kekurangannya,
detektor emisi plasma kurang sensitif
untuk jumlah unsur runutan yang ada di
sampel lingkungan

HPLC-ICP-MS
sangat
baik
untuk
menghilangkan zat pengganggu oleh
logam lain seperti kompleks Mo dan Ti
yang akan tertahan lebih lama dalam
HPLC, sedangkan Cu, Zn, dan Cd akan
keluar lebih cepat.
HPLC-ICP-MS juga mampu menganalisis
hingga tingkat sub-ppb

HPLC- ICP-MS
(Dean et al. 1987)
Menggunakan
kromatografi eksklusi
ukuran dengan
deteksi ICP-MS untuk
menginvestigasi
karakteristik coupling
dari HPLC-ICP-MS.
Mereka
menyimpulkan
terdapat potensi
kegunaan HPLC-ICPMS untuk analisis
metalloprotein.

(Jjang & Houk,


1988) Deteksi fosfor
dan senyawa sulfur
oleh HPLC-ICP-MS
dilakukan
menggunakan
pasangan ion fase
terbalik (ion pair
reversed phase).
Fase gerak organik
dibuat <5% karena
akan mengganggu
sensitivitas analit.

(Heitkemper et al, 1989) Melakukan


analisis arsen dalam tubuh
menggunakan urin sebagai sample.
Peneliti menggunakan HPLC-ICP-MS
untuk menentukan spesi As.

As

As

Spesiasi Arsen dengan


HPLC-ICP-MS

Spesiasi Arsen dengan

HPLC-ICP-MS
Peneliti menggunakan HPLCPenukar anion dengan fasa
gerak 30% metanol -15 mM
NH4H2PO4- 3 mM CH3COONH4.
Laju alir 1 ml/min untuk 6
menit pertama, kemudian
setelahnya 3 ml/min. Diamati
m/z = 75.
Kolom HPLC dihubungkan
dengan Nebulizer melalui 0,010
in.id Teflon tubing dengan
panjang 2-ft.
ICP-MS VG PlasmaQuad
Arsenite, arsenate, DMA dan
MMA ditemukan dalam urine
diperoleh dalam level ppb serta
terdapat gangguan dari adanya
40 Ar 35 Cl + = m/z 75

Spesiasi Arsen dengan


HPLC-ICP-MS

Spesiasi Arsen
dengan
HPLC-ICP-MS
(Thomson &
Houk, 1986)
menganalisis
spesi As dengan
sampel daging
ikan hiu

Peneliti menggunakan kolom


C18
dengan 10 mM larutan
18
natrium dodesil sulfat yang
mengandung 5% metanol dan
2,5% asam asetat glasial.
Kolom dikoneksikan langsung
dengan nebulizer menggunakan
teflon berdiameter 0,25mm. Laju
alir 3 ml/min.
Dari penelitian diperoleh hasil
84% dari total arsen adalah
arsenobetaine (AB) yang relatif
kurang beracun dengan limit
deteksi 0,3 ng As

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Senyawa organotin merupakan salah satu senyawa


yang
cukup
mendapat
perhatian
karena
toksisitasnya dan dampaknya terhadap lingkungan.
Senyawa ini banyak digunakan sebagai biosida,
katalis, dan stabilizer polimer.
Telah diuji efek organotin dalam lingkungan akuatik
dan diperoleh bahwa perlu dilakukan pengukuran
dalam skala pikomol/L dan juga analisis spesiasinya.
Misalkan pada tributiltin dan dibutiltin. Ion tributiltin
dapat beracun untuk beberapa organisme pada
konsentrasi ppb, sedangkan untuk dibutiltin relatif
tidak beracun.

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Pengukuran menggunakan VG-ICP-MS dilakukan


untuk mengukur organotin
Aliran argon dicampur dengan 3% oksigen digunakan
untuk mencegah menempelnya karbon pada
skimming dan sampling cones yang dihasilkan dari
pelarut organik pada fase gerak LC.
Antarmuka antara kromatografi dan ICP-MS terdiri
atas panjang 40 cm dan diameter dalam 0,25 mm.
Pipa teflon menghubungkan ujung kolom HPLC ke
Nebulizer Hildebrand. Sebuah spray chamber tipe
Scott didinginkan sampai suhu -8 oC untuk
memperkecil jumlah uap pelarut yang menuju
plasma.

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Penukar kation kuat sebagai fase diam digunakan


dengan fase geraknya 0,1 M ammonium asetat
dalam 85% v/v (methanol/air).

Laju aliran 1 mL/menit dengan fase gerak adalah


natrium pentana sulfonat 4 mM dalam campuran
80 : 19 : 1 (metanol:air:asam asetat), pH diatur
menjadi 3,00 dengan penambahan 1 M asam sulfat.
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3.3

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Gambar 3.3

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Baru-baru ini Suyani dkk telah menggunakan


Micellar Liquid Chromatography (MLC) sebagai
metode alternatif metode dengan deteksi
menggunakan ICP-MS.
Pelarut organik yang biasa digunakan sebagai fase
diam pada HPLC dapat menurunkan sensitivitas
akibat kelebihan pelarut yang masuk dalam
plasma.
Pada MLC fase gerak organik digantikan dengan
larutan air dari misel, sehingga fase gerak misel
merupakan alternatif yang menarik untuk fase
gerak hidro-organik konvensional.

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Pada MLC :

Sebuah katup ditempatkan setelah kolom


kromatografi untuk memungkinkan asam nitrat
1% (v/v) mencuci nebulizer diantara kromatografi.
Fase gerak diarahkan ke limbah selama ini terjadi.
ICP tipe Leeman torch dengan injektor yang dapat
dibongkar digunakan.
Laju gas pada nebulizer diperlukan 1,09 L/menit
untuk menghasilkan saluran utama dalam plasma
untuk pengambilan sampel oleh MS.
Sodium dodesil sulfat digunakan untuk membuat
fase gerak misel. Konsentrasi SDS dijaga agar
tetap/di
bawah
0,1
M
untuk
mencegah
penyumbatan pada lubang ICP-MS

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

Spesiasi organotin melalui HPLC ICP MS

GC-ICP-MS

Berbeda dengan MIP, ICP terbatas aplikasinya


sebagai detektor dalam GC.
Alasannya, ICP umumnya digunakan untuk
penentuan logam.
ICP untuk penentuan non-logam seperti karbon dan
halogen terbatas karena derajat ionisasinya relatif
kecil untuk senyawa tersebut dalam plasma argon.
Selain itu, adanya pelebaran puncak dari interface
antara kolom kapiler GC dan plasma menjadi
perhatian yang utama.
Laporan ICP-AES untuk GC terbatas.

GC-ICP-MS

Chong dan Houk telah melaporkan pada kopling ICP-MS dengan


packed-column GC. Teknik hypenated ini tidak hanya
menyediakan metode yang selektif dan sensitif deteksinya
tetapi juga memungkinkan untuk menganalisis rasio atom atau
rumus empirisnya.
Informasi yang diperoleh akan melengkapi informasi molekuler
yang tersedia dengan menggunakan GC-MS dengan metode
ionisasi konvensional
Interface antara kolom GC dan ICP terdiri atas kaca berlapis
tabung stainless steel yang melekat pada ujung kolom. Ujung
tabung lainnya dimasukkan ke dalam tabung kuarsa injektor dari
ICP torch.
Pada akhir transfer line diposisikan sekitar 2 cm dari ujung
injektor untuk menghilangkan percikan plasma pada tabung
stainless steel
Sebuah aliran nebulizer argon tambahan diperlukan untuk
membentuk saluran pusat ion yang kaya plasma.

GC-ICP-MS

Campuran standar komersial dari alkohol dan hidrokarbon


aromatik digunakan untuk mengevaluasi sistem GC-ICP-MS.
Limit deteksi berkisar 0,001-400 ng/s untuk elemen B , C , Br , C1
, Si , P, O , I , dan S.
Elemen dengan potensial ionisasi yang lebih rendah seperti P dan
I ditemukan memiliki limit deteksi terbaik.
Oksigen limit deteksi terburuk karena kombinasi dari potensial
ionisasi yang tinggi dan background yg tinggi pada m/z = 16
Rasio unsur diselidiki untuk C/Cl, C/Br, C/I, C/P, dan C/O. Rasio
terbaik yang ditemukan pada C/Cl sedangkan terburuk dengan
C/O.Rasio yang lebih baik ketika dua elemen memiliki sensitivitas
dan massa yang sama.
Laporan Chong dan Houk bahwa penentuan rasio isotop di
puncak GC sekitar tiga kali lebih buruk dibandingkan dengan ICPMS konvensional

Jurnal ini menyajikan metode


HPLC-ICP-MS yang baru untuk
melakukan
analisis spesiasi alumunium
sebagai Al3+ bebas dan
kompleks alumunium flourida
dalam satu analisis. Dalam studi
tersebut, 5% HNO3 digunakan
sebagai reagen derivatif untuk
meminimalkan kemungkinan
menyumbat obor di ICP-MS.
Menggunakan Metode HPLC-ICPMS baru, analisis spesiasi
alumunium dan alumunium
kompleks fluorida dilakukan atas
dasar model solutions dan real
samples (soil-water extracts and
ground water samples) analisis .
Analisis hanya berlangsung 4 min.

Abstrak

Pendahuluan
Kompleks

Bahan dan Metode


ALAT

ICP-MS instrument
Agilent 7500ce (Agilent
Technologies, Japan)
digabungkan dengan
Agilent 1100 Series HPLC
system

Bahan dan Metode


PREPARASI SAMPLE

Sampel lingkungan (air tanah dan


tanah) yang diambil di daerah
Lubo (Polandia)
Sampel air dikumpulkan dalam
100 ml botol polyethylene
Ekstraksi air dilakukan pada suhu
25 C selama 1 jam
menggunakan mixer magnetik.
Ekstrak disiapkan dalam proporsi
01:10 (v / v) untuk fraksi
dominan dalam sampel tanah
100 g dengan ukuran butir 0,10,25 mm
Sampel disentrifugasi (6000
rpm) selama 15 menit.

Penentuan fluorida menggunakan ion


fluorida selektif elektroda (FISE)
dengan larutan TISAB buffer yang
digunakan untuk penyesuaian pH dan
Total kekuatan ion (Thermo-Orion, USA)
dilakukan pada sampel yang sama
Konsentrasi aluminium dalam ekstrak
air tanah dan tanah ditentukan dengan
menggunakan spektrometer Shimadzu
AA7000 (Shimadzu, Jepang) dengan
nitrous oxide-asetilena api
atomisasi.Pengukuran Al dilakukan di
tiga ulangan dan Standar Deviasi
Relatif tidak melebihi 7%.
Analisis spesiasi dilakukan pada air
tanah dan air tanah ekstrak oleh
Metode HPLC-ICP-MS

Bahan dan Metode


Larutan standar

Larutan standar disusun dengan untuk


mengamati variabilitas terjadinya aluminium
dan aluminium fluorida kompleks tergantung
pada F / Al stoikiometri.

Jenis-jenis Larutan standar yang disiapkan


untuk studi dalam sistem analisis HPLC-ICPMS adalah: 2,5 mg L-1 Al dan konsentrasi
variabel fluorida: 0,5;1,0;2,0;4.0;6.0;8,0
dan 10,0 mg L-1

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan

kesimpulan

Metode HPLC-ICP-MS dengan derivasi pasca-kolom


menggunakan 5%HNO3adalah alat yang baik dalam analisis
spesiasi
aluminium bebas (Al3+)dan aluminium
fluorida
kompleks.

Metode ini tidak menyebabkan penyumbatan obor di


spektrometer
ICP-MS dan memungkinkan untuk penentuan
cepat
aluminium di kompleks aluminium fluorida dalam
waktu hanya 4 menit selama satu analisis.

Metode ini telah diuji baik berdasarkan penelitian model,


kajian sebelumnya dan penelitian dari ekstrak air tanah dan
sampel air tanah.

Metode HPLC-ICP-MS berhasil diterapkan dalam analisis


spesiasi
sampel alam dan matriks yang berbeda, tidak
hanya dalam studi lingkungan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai