GANGGUAN REPRODUKSI
DRA GM SINDARTI, M.Kes.
GANGGUAN REPRODUKSI
GANGGUAN HAID
GANGGUAN KONSEPSI
GANGGUAN/PERADANGAN UTERUS
ASKEP DENGAN GANGGUAN
REPRODUKSI WANITA
HAID/MENSTRUASI
Adalah, Perdarahan periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hr setelah OVULASI.
Hari pertama keluarnya rabas menstruasi
ditetapkan sebagai hari pertama SIKLUS
ENDOMETRIUM.
Siklus mens disebut normal berkisar antara 21
35 hari, dengan lama perdarahan 5-7 hr, dan
jumlah darah yang keluar 20-80 ml
2. FASE OVULASI
Adalah, hasil akhir dari suatu kerja sama
yang sangat kompleks antara otak
(hipothalamus dan hipofise), hubungan
umpan balik dan ovarium atau pecahnya
folikel De Graaf pada 10-12 jam setelah
puncak LH dan 24-36 jam setelah kadar
puncak estradiol tercapai.
3. FASE LUTEAL
Adalah, setelah folikel pecah dan ovum
keluar, sel-sel granulosa membesar dan
menjadi bentuk yg khas mengandung
vakuol yg berisi akumulasi pigmen
kuning/lutein shg proses ini disebut
luteiniasi.
2. MENSTRUASI / DISKUAMASI
Adalah masa pelepasan endo dari dinding
uterus disertai perdarahan, dimana darah
haid mengandung darah vena dan arteri,
sel-sel epitel dan stroma dan sekret dari
uterus, servik dan kelenjar-kelenjar
vulva.Fase ini berlangsung 3 4 hari
3. MASA PROLIFERASI
Adalah masa pertumbuhan endo menjadi
setebal 3,5 mm Fase ini berlangsung
dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus
haid
4. MASA REGENERASI /
PASCAHAID
Penyembuhan luka endo akibat
pelepasan sebagian besar berangsur
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh
selaput lendir baru yang tumbuh dari sel
sel epitel endo. Masa ini dimulai sejak
masa menstruasi dan berlangsung 4
hari.
2. HIPOMENORE
Adalah, perdarahan haid yang lebih
pendek / lebih kurang dari biasanya,
misalnya pada post miomektomi,
gangguan endokrin dll.
3. POLIMENORE
Adalah, siklus haid yang lebih pendek dari
biasanya ( kurang dari 21 hari ). Jumlah
perdarahan kurang lebih sama atau
banyak dari haid biasa. Biasanya karena
gangguan hormonal, peradangan dan
endometriosis
4. OLIGOMENORE
Adalah, Siklus haid lebih panjang ( >35
hari ), jumlah perdarahan biasanya
berkurang dari biasanya, akibat masa
ovulasi dengan masa proliferasi yang
panjang
5. AMENOREA
Adalah, keadaan tidak haid sedikitnya 3
bulan berturut turut Ada primer
disebabkan kongenital / genetik sedang
yang sekunder karena gangguan gizi,
metabolisme, penyakit in feksi dll
6. ANOVULASI
Adalah, masalah yang mempunyai sebab
yang beraneka ragam dan dengan gejala
klinik yang beraneka ragam pula, atau
suatu kondisi dimana ovarium tidak dapat
melepaskan sel telur setiap bulan
sebagaimana siklus normal wanita pada
umumnya.
PENYEBABNYA
Kelainan interaksi SSP hipothalamus, misalnya
sindrom korpus luteum pesisten, anoreksia nervosa
Kelainan perangkat hipothalamus hipofise, misalnya
amenore galaktorea, gangguan vaskularisasi
Kelainan pada ovarium, misalnya ovarium polikistik dll
Gizi kurang Dengan BB kurang, penyakit kronis dan
gangguan metabolisme ( obesitas)
Gangguan psikologis, sterss
Olah raga berlebihan
DAMPAK ANOVULASI
Perdarahan uterus disfungsi
Infertilitas
PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSI/PUD
Adalah perdarahan pada endo dan uterus
abnormal yang tidak disertai dengan suatu
keadaan organik, misalnya kehamilan,
tumor, peradangan, penyakit sistemik dll
dan tidak memenuhi ciri ciri haid dan
semata akibat gangguan fungsi endokrin
pada salah satu sumbu hipothalamus,
hipofise, ovarium serta tidak ditemukan
adanya lesi pada genitalia eksterna
PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSI / ABNORMAL
DIANTARANYA :
1. Perdarahan uterus disfungsional /
2. Kelainan atau lesi pada uterus, mis
submukosa mioma uteri, endometrial polip,
endometriosis, perdarahan karena IUD, dan
keganasan endometrial
3. Mioma uteri
4. Penyakit radang panggul
5. Komplikasi hamil muda mis, abortus,
kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas
PENYEBABNYA
Gangguan pada ovarium :
Baik primer maupun sekunder akbnya
berpuncak pada kelainan fungsi pada salah satu
sistem sumbu hipothalamus hipofise
ovarium.
Gangguan pada uterus sendiri : Tidak
terbentuknya trombus pada pembuluh darah
superfisialis dan tidak terdapat vasokonstriksi
pembuluh darah arterial spiralis
Pridisposisi
PATOFISIOLOGI
Akibat jumlah estro yang berlebihan tanpa adanya
hambatan dari progesteron akan menyebabkan endo
mengalami proliferasi yg hebat. Endo menjadi tebal,
kaya kelenjar dan pembuluh darah tetapi stromanya
longgar, rapuh dan tidak mempunyai stratum
kompaktum. Perdarahan yang terjadi akibat lepasnya
endo secara lokal pada satu tempat tetapi karena estro
tetap tinggi maka perlukaan pada endo yang terlepas
tadi akan tumbuh kembali, tetapi akan terjadi pelepasan
endo ditempat lain, begitu seterusnya sehingga
perdarahan pada PUD bisa berlangsung lama
GEJALA-GEJALANYA
Kelainan siklus. Bisa didahului terlambat
mens,baru diikuti perdarahan-perdarahan yang
intermitten/lama atau banyak dapat juga terjadi
siklus yang pendek
Lama perdarahan, bisa sangat lama sambung
menyambung
Jumlah darah, bisa sedikit-sedikit tetapi
berlangsung lama atau banyak sekali sehingga
bisa menimbulkan penurunan HB yang sangat
berarti
TIPE OVULASI
Manifestasi kliniknya:
Terdapat gejala sindrom premenstrual,
mis mamae tegang dan mungkin depresi
BB bertambah
Terdapat dismenore
Perdarahan yang tidak teratur
Jumlahnya bervariasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Lab rutin
Pemeriksaan terjadinya ovulasi-BBT(serum
progesteron dan B-HCG
Pemeriksaan hormonal, tiroid dan serum
androgen, prolaktin dan gonadotropin
Fungsi lever dan ginjal
Tes koagulasi
Pemeriksaan USG dan MRI Pelvis
Pemeriksaan operatif tambahan, biopsi endo,
histerroskopi dan histerogram
.
Bersifat individual
Tipe perdarahannya
Usia dan parietas
Bagaimana perdarahan / kondisi patologi
organik
Apa masih ingin menyelamatkan alat
genitalianya
Adanya keinginan hamil dikemudian hari
TUJUAN TERAPI
Menghentikan perdarahan
Mengurangi sifat rekurennya
Mengembalikan fungsi alat genetalianya,
berfungsi normal dengan ovulasi dan
fertilitas pulih kembali
DASAR DIAGNOSA
Darimana sumber perdarahan
Apakah bukan disebabkan kelainan
organik genetalis
Bagaimana tipe perdarahan uterus
disfungsional apakah anovulasi atau
ovulasi
DIAGNOSA BANDING
ABORTUS
KEHAMILAN EKSTOPIK
KELAINAN SISTEMIK,kelainan
pembekuan darah dan gangguan faal hati
dan ginjal yang berat perlu dipikirkan
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan masa remaja :
Memperbaiki ku dan penyuluhan perbaikan
gizi
Penanggulangan perdarahan dengan tx
progestasional
Mencegah perdarahan dengan tx estrogen
Tx maintenance, monitor terhadap sistem
yang terlibat proses haid telah berfungsi
normal
2. Usia produktif
Kuretase
Tx estrogen 2,5 mg estro konjugate tiap
hari selama 10 14 hari
Tx estrogen progestin 7 8 hari
Histerktomi
3. Usia premenopause
Biopsi atau kuretase
Jika endo masih jinak berikan 10 mg
medroksi progesteron asetat peroral
selama 10 hari
Histerktomi totalis atau supravaginal
INFERTIL / GANGGUAN
FERTILITAS
Adalah, suatu ketidak mampuan untuk
hamil atau mengandung setelah
sekurang-kurangnya satu tahun
melakukan intercourse tanpa
menggunakan alat kontrasepsi.
MACAM INFERTIL
Primer, bila istri belum pernah hamil atau
tidak melahirkan bayi hidup pada
kehamilan pertama.
Sekunder, tidak terjadinya kehamilan atau
tidak tercapainya viable setelah satu atau
lebih kehamilan yang berhasil
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PRIA, GANGUAN ORGANIK DAN
ANORGANIK ,penyebab pria 30% misalnya :
- Gangguan produksi sperma akibat infeksi,
,penurunan motilitas sperma
Gangguan tranport sperma klarena obstruksi
vas deferenc,ejakulasi dini, impoten dll
Abnormal sperma : morfologi, motilitas, cairan
semen, perubahan pH dan perubahan kimiawi
Lingkungan : radiasi, obat obatan
Abrasi genitik
Pada wanita
GANGGUAN ORGANIK DAN ANORGANIK
Faktor uterus, Malformasi uterus, mioma, adhesi
uterus sehingga suplai darah terganggu
Endometriosis
Deficiency hormonal
kelainan
Infeksi pada sistem repro
Faktor tuba 25 %
Gangguan ovulasi 20%
Faktor serviks 15%
ASSESMENT
Riwayat keperawatan :
- status atau riwayat keseehatan :
r/ penyakit sistem repro
r/ imunisasi
Alergi
Penyakit penyakit seriun lainnya
Accident and injury
Medikasi tx yg mempengaruhi fungsi sek
Riwayat sosial
Riwayat seksual
Pola aktivitas sek
Persepsi tentang sek
Riwayat Obgyn:
Kahamilan
Abortus
Operasi terhadap alat repro
Persalinan
Riwayat menstruasi
Masalah yg timbul/ menyertai menstruasi
Penggunaan alat kontrasepsi
Pada pria
Penggunaan pakaian dalam yg ketat
Penggunaan Hot Tub yang sering
dengan panas tinggi
Terkena panas tinggi langsung
PEMERIKSAAN FISIK
Pada wanita :
- pemeriksaan terhadap pelvik
Struktur vagina
Ukuran dan permukaan serviks
Ukuran ovarium dan uterus
Discharge uterus / vagina
Pada Pria :
Bentuk, ukuran dan permukaan penis, scrotum
dan testis
Discharge abnormal dari penis
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah lengkap
Serologi penyakit kelamin
Titer rubella
Pemk Progesteron hari ke 21
Pemk Prolaktin serum
Bila Px amenore / oligomenore lakukan tes
fungsi thyroid, FSH dan LH ( analisis hormon)
Analisa semen
ANALISIS HORMON
Darah untuk mengkaji fungsi ovariumhipofis dan hipothalamus pada masa
mens dan dan pada tahap lanjut mens
untuk mengkaji korpus luteum
Tes ini untuk menentukan apakah kadar
plasma progesteron berkorelasi baik
denagn BBT wanita dan karakteristiknya
BIOPSI ENDOMETRIUM
TERJADUAL
Pada ovulasi selama fase luteum
Pada 3 sampai 4 hr sebelum mens.
ADA 2 METODE
Metode Pertama:
3-4 hr sesudah mens berikutnya
Wanita dalam posisi litotomi dengan
ditutup selimut
Pasang spekulum vagina
Dengan aspiratorvabra berlumen kecil
endometrium diambil
METODE KEDUA
Pasangan tidak dianjurkan berhubungan seksual selama
periode fertil supaya embrio tidak keluar setelah
prosedur
Servik dipasang laminaria 4-24 jam sebelum prosedur
Wanita berbaring posisi litotomi dipasang selimut dan
pasang spikulum diinsersi
Laminaria diangkat
Bila tidak dilatasi dengan laminaria didilatasi dengan rod
logam
Pengambilan spesimen endo dari dinding samping
didalam fundus supaya embrio tidak terlepas jika terjadi
konsepsi
LAPARASKOPI
Dilakukan awal siklus mens
Memasukkan teleskop kecil melalui dinding
abdomen anterior dan dengan anaestesi
Visualisasi dapat menunjukkan adanya
endom,etriosis, adesi pelvis atau polikistik
ovarium, juga untuk biopsi ovarium
Dilarang mengangkat barang-barang berat dan
aktivitas berat selama 4-7 hr
Ada rasa sakit yang menyebar sampai kebahu
HISTEROSALPINGOGRAFI
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan terapi juga
diagnostik
Dilakukan 2-5 r setelah mens
Untuk melihat adanya kelainan uterus, tuba mis
mioma dan polip endo, distorsi rongga uterus
adanya jaringan parut dan adesi akibat penyakit
radang panggul dll.
Kontras yang digunakan dapat melancarkan
tuba, meluruskan tuba atau menghancurkan
adesi didalam tuba dll
PEMERIKSAAN PELVIS
ULTRASOUND
Untuk mengkaji struktur pelvis
Mengidentifikasi kelainan, memastikan
perkembangan dan maturitas folikuler
atau mengetahui adanya kehamilan ekstra
uterina
PENATALAKSANAAN
Menghilangkan kelainan yang menyertai
dan induksi ovulasi
Obesitas dan heperinsulin diatasi dengan
pernurunan berat badan dan olah raga
Induksi ovulasi dengan medikamentosa
dan operasi atau dengan tehnik repro
dibantu
INDUKSI OVULASI
Pemicu pertama adalah klomifen siltrat
Kegagalan pemberian obat pemicu tetap
terjadi oligoovulasi atau anovulasi sampai
pemberian 6 bulan atau terjadi ovulasi
tetapi tidak terjadi kehamilan
Dengan tindakan operatif
NURSING DIAGNOSIS
Gangguan harga diri s/d infertil
Gangguan identitas diri s/d pengobatan
infertil yg tidak berhasil
Koping keluarga tidak efektif s/d pencarian
kondisi infertil pada pasangan
Anatomi Fisiologi
Gambar
Fungsi :
Menghasilkan keturunan
Self confidence self esteem
KONSEP DASAR
Anatomi Fisiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Assesment
Diagnosis
Planning
Implatation
Evaluation
ETIOLOGI
CANDIDA
Trichomonas
Herpes simplex
Neuro dermatis
Idiophatic pruritis vulvae
Stress psikosomatis
Pediculosis pubis
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme
daya tahan
pH vagina berubah
jumlah kuman >>
Infeksi
CERVICITIS
ETIOLOGI
Chlamydia
Gonococcus
Streptococcus
Stafilococcus
Herpes virus
SALFINGITIS
Pelvic Inflamatory desease
- Inflamasi pada tuba fallopii
Etiologi
- Gonococcus
- Streptococcus
- Chlamidia
- Mycoplasma
- Anaerob bacteria
ETIOLOGI
Tampon
Iritasi mukosa
Infeksi stapilococcus
Demam tinggi
Vomitus
Diare
Tenggorokan terasa perih
Eritema dan diskuamasi
Gangguan renal, hepatic, cardio
pulmunary
TAHAP LANJUT
PENATALAKSANAAN
MEDIKASI
- Antibiotik, antifungial, amebicidal
Pemberian secara oral, intra parenteral, suppositoria douche
SUPPORTIVE
- Dirawat di rs
- Bedrest posisi semifowler
- Cairan yang adekuat
SURGICAL
- Incisi of darainase abcess
- Pengangkatan organ
- Pembakaran serviks
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- Vaginal smears
- Kultur
- Darah lengkap
- Gula darah
NURSING DIAGNOSIS
PLANNING
TUJUAN : menghilangkan infeksi
Kriteria standar :
- pasien merasa lebih nyaman
- pasien dapat menjelaskan :
Cara penyebaran dan proses infeksi pada organ
repro
Efek samping infeksi terhadap organ repro
Tanda dan gejala yg merupakan respon pengobatan
Cara menjaga penularan dari pasangan
IMPLEMANTATION
Bantu untuk mencapai tujuan :
Tx nutrisi, aktivitas dll
Tx medikasi : antibiotik,antifungi dan
amebicidal
Tx penunjang : bedrest, cairan parenteral
Terhadap surgical : incisi / drainage abcess,
pengangkatan organ
Mandi teratur
Rendam duduk
Obat untuk penghilang gatal
Kompres hangat pada abdomen yg nyeri
Pemberian tx / analgetic
Kurangim kegiatan seksual saat inflamasi
PENDIDIKAN KESEHATN YG
DIBERIKAN
Vaginal discharge
Bleeding
Pain
fever
Prostatitis
Epidedymis
Uretritis
Orchitis
PROSTATITIS
Biasanya timbul bersamaan dengan uretritis
ETIOLOGI
- chlamydia
- gonorrhoeae
Dapat membentuk jaringan fibrosis pda kelenjar
prostat
pembesaran hilang atau teratasi setelah 3 6 bulan
Prostatitis akut yang berulang
EPIDEDYMITIS
Biasanya merupakan komplikasi go dan
merupakan indikasi penyakit TBC pada uretra atau
ureter
ETIOLOGI
Chlamidia T dan N gonorrhoeae
ORCHITIS
Inflamasi pada testis
ETIOLOGI
Bakteri pyrogen gonococcus
Merupakan efek sampiong trauma atau
tindakan surgical atau efek samping tindakan
surgical atau efek samping septikemia
Dapat mengakibatkan steriel bila mengenai
kedua bagian
PATOFISIOLOGI
Trauma mukosa uretra
Infeksi
Scrotal pain,edema,
Nausea dan vomiting
PLANNING
Tujuan :
Mencegah komplikasi, pembentukan abses dan
septikemia
Mencegah penyebaran infeksi
Mensupport rasa nyaman
Kriteria hasil:
tanda inflamasi <
rasa nyaman tercapai
infeksi sistemik (-)
INTERVENTION
Bantu memenuhi rasa nyaman :
Rendam duduk ;
* hangat prostatitis
* dingin orchitis, epididymis
Mengangkat scrotum
billive bridge
Konseling :
self esteem px lingkungan terjamin privacynya
efek sampng penyakit infertil dan impoten
Tx antibiotik secara teratur
Dysfungsional labor
Cesareandelivery
Oxytocin induced
Intrapartal hypertention
Intrapartal DM
INDIKASI SC
SC emergency / antisipasi
Riwayat :
Prenatal assesment
Catat indikasi Sc
Catat jika insucesful external
Cephalic vertion to rotalt breech
presentation
Adakah PRM
SC sebelum ini
PEMERIKSAAN FISIK
Distosia fetal distres
Adanya komplikasi maternal
Vaginal bleeding
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pelvicmetry
Amniocentesis
USG
Nursing prioritas
Promote matrnal / fetal
Will being
Provide client / couple with necersary information and
support desires to parmicipate activity in birth exercise
Prepare client for surgical procedure
Prevent complication
NURSING DIAGNOSIS
Common :
Coping in effective, maternal related to surgical
intew- perceived loss of birthing experience and
fatique
Gangguan rasa nyaman nyeri s/d insisi
pembedahan
Potensial infeksi pada ibu s/d persalinan dan
sekunder terhadap insisi pembedahan,
berulangnya pemeriksaan vaginal, sequlae of
anesthesia, intubasi bladder atau infus
INTERVENTION
Dx 1 Inefective coping :
Reaksi penerimaan px terhadap SC
Jangan diisolasi
Ijinkan px mengemukakan perasaannya
Fokuskan pada pengalaman melahirkan
antara pervaginam dan SC
Libatkan keluarga
Dx 3. Potensial infeksi :
Monitor vital sign tiap 4 jam
Kaji abdomen, insisi, keadaan balutan
Kaji / monitor pereneum lochea? Perinial?
Dx 4. Activity intolerance :
Catat jenis anesthesi intrapartal dan waktu
pemulihan
Ganti posisi px tiap m8 12 jam setalah
kesadaran pulih. Apakah spinal anestesi pakai
bantal sedang general tidak memakai bantal
Ajarkan px / bantu napas dalam dan batuk
setiap 2 4 jam
Selama px istirahat anjurkan untuk
menggerakkan kaki
Bantu px ambulasi dini dan bertahap
Dx 6. Knowledge deficit :
Nilai kesiapan un tuk belajar
Nilai bebas nyeri
Nilai kemaunan berkomunikasi
Nilai mengekspresikan kebingungan
Nilai provide prevacy
Nilai active listen
Beri waktu untuk bertanya
ENDOMETRIOSIS
Adalah, keberadaan dari jaringan endo
(kelenjar, stroma atau salah satu darinya)
diluar tempat yang normal di kavum uteri,
termasuk dalam miometrium sendiri. Bisa
tertanam di ovarium, kavum
Douglasi,ligamen uterosakrum, septum
retrovaginal, sigmoid kolon, ligamen
rotundum, peritoneum pelvis atau
kandung kemih
PROSES TERJADINYA
PENYEBAB
MIGRASI TRANTUBA ATAU MENS
RETROGRAD,
JARINGAN ENDO DIREGURGITASI
DARI UTERUS SELAMA MENS KE TUBA
DAN KE DALAM RONGGA
PERITONEUM,
DIMANA JARINGAN TERSEBUT
TERTANAM DI OVARIUM DAN ORGANORGAN YANG LAIN.
GEJALA-GEJALA
Nyeri :
DISMENORE SEKUNDER,
Saat defekasi, khususnya bersamaan dengan
saat mens
Dispanuria,
Pada Pelvis terasa berat,kadang nyeri menyebar
ke dalam paha
Kadang nyeri akibat latihan fisik
Nyeri ovulasi
Pada saat pemeriksaan dalam
Perdarahan abnormal
Hipermenore
Menoragia
Spotting
Hematuria
Darah mens berwarna gelap pada saat
sebelum atau masa akhir mens
DASAR DIAGNOSA
ADENOMIOSIS, bila endometriosis
terdapat dalam otot rahim
ENDOMETRIOSIS, bila terdapat diluar
lokasi endo normal termasuk adenomiosis
GEJALA KLINIS YG
MENDORONG UTK PERIKSA
TERAPI TERGANTUNG
BEBERAPA FAKTOR
Tergantung tingkat keparahan gejala dan
tujuan wanita dan pasangan
Lokasi endometriosis
Bagaimana reaksi jaringan sekitarnya
Apakah terdapat perlekatan
Apakah alat repronya ingin diselamatkan
Usia dan parietas pasien
TERAPI HORMONAL
PEMBERIAN SELAMA 3-6 BULAN
BILA berhasil baik DILANJUTKAN 6 BULAN
LAGI dn kemudian TIDAK ADA GEJALA
PENGOBATAN DIHENTIKAN
Bila hasil buruk teruskan terapi sampai 6 bulan
lagi bila tak ada ada gejala hentiukan
pengobatan
Bila hasil buruk setelah 6 bulan pengobatan
Lakukan operasi
TERAPI OPERASI
Bila alat repro masih diinginkan lakukan OPERASI
KONSERVATIF
Bila sisa penyakit masih ada terapi hormonal 6 bulan bila
tidak ada gejala lagi setelah 6 bulan stop pengobatan
Bila sisa penyakit tidak ada hntikan pengobatan
Bila penyakit meluas dan alat genetalia tak diinginkan
lagi lakukan operasi TAH-BilSo dan eksis sebagian besar
penyakit
Bila gejala tidak ada lagi, hentikan pengobatan
Bila gejala masih ada mnterapi hormonal sampai gejala
hilang
TUJUAN
1. MENGHINDARI KOMPLIKASI YG
DAPAT MEMBAHAYAKAN PX
PX DALAM KONDISI YG BAIK
KEBIJAKSANAAN
1. Dilakukan pada semua px yg akan
dilakukan operasi terencana
2. Dilakukan oleh dr dan para medis
PROSEDUR
PERAWATAN KEBERSIHAN PX
PRE-OP
Pengertian, adl suatu cara
memebersihkan diri seluruh tubuh
sebelum operasi
Kebijakan
Semua px yg akan menjalani operasi
harus bersih seluruh tubuh dan semua
kotoran yg ada didalam perut bersih
Prosedur
Siapkan peralatan mandi, pencukuran
pemotongan kuku.obat untuk pengosongan
perut
Anmjurkan px mandi dan cuci rambut
Cuci tangan
Potong kuku
Cukur pubis
Lavemen dan gliserin
BAB
Bereskan alat-alat dan cuci tangan
Tujuannya
Agar badan px menjadi bersih terutama
daerah area op
Mencegah terjadinya komplikasi
Agar px kooperatif terhadap persiapan
operasi
Tujuannya
Untuk membersihkan daerah vagina dari
segala mikroba, kotoran-kotoran dan
keputihan serta mengurangi proses
peradangan
Kebijakan
Diberikan pada px yg direncanakan
histerektomi
Dikerjakan selama 3 hari dilanjutkan
dengan pemasangan roll tampon vagina
pada pagi sebelum tindakan operasi
Dilakukan sendiri oleh px
Pemasangan roll tampon vagina oleh
perawat di ruangan
Prosedur
Isilah botol plastik yg tersedia dg betadhin vagina
douche sp batas A atau batas B
Tambahkan air hangat sampai batas C
Pasangkan alat aplikasi yg tersdia
Kocok hingga rata
Masukkan aplikator tersebut sejauh mungkin
kedalam vagina
Piat botol
Tarik kembali dari vagina
Masukkan kembali aplikator kedalam vagina,
pijat botol u8btuk membersihkan saluran vagina
PEMENTAUAN PX POS-OP
Pengertian,
Suatu kegiaan pemantauan yg dilakukan
pd px dg tindakan pembedahan
Tujuan
Untuk menghindari terjadinya komplikasi
pada post-op
Kebijakan
Semua petugas yg berdinas di R
Gynegologi
Prosedur
Pemantauan di Ruangan
Berikan diet pasca bedah
Tx injeksi diganti peroral
Lakukan onbservasi TTV, Keluhan
subyektif
Lakukan rawat luka hari k3 4
Lakukan angkat jahitan hari ke 5
Health Edukasi
Nutrisi
Kebersihan diri
Cara minum obat
Kontrol
Bila ada kelainan segera ke RS
MERAWAT LUKA
Pengertian, membersihkan luka dengan
memperhatikan tehnik septik dan aseptik
Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
Memberikan rasa aman dan nyaman pada
px dan orang lain
Prosedur
Gunting balutan,
plester,
bensin
obat disinfektan
Bengkok
Kain pembalut
Obat luka sesui kebutuhanPx diberi penjelasan
tentang tindakan ygb akan dilakukan
Prosedur
Cuci tangan
Posisi px diatur sesuai kebutuhan
Luka dibersihkan memakai pincet dan kapas disinfektan dari arah
dalam luka
Kapas kotor dibuang dalam tempatnya
Pincet yg sudah tidak steriel diletakkan dalam bengkok
Observasi keadaan luka
Luka diberi obat selanjutnya ditutup dg kain kasa steriel dengan
menggunakan pincet steriel dan jaga agar serat kain kasa tidak
melekat pada luka
Luka dibalut atau diplester
Sesudah selesai px dirapikan
Petugas cuci tangan
Catat hasil observasi dan respon px
Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah tertinggalnya benang
Prosedur
Gunting pembalut,
Alkohol 70%
Bensin
Mercuro 3%
H2O2, bengkok
Kain pembalut atau verband
Obat-obatan disinfektan
Obat-obatan luka sesuai kebutuhan
Persiapan px
Px diberi penjelasan tentang hal-hal yg
akan dilakukan
Posisi px sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan
Cuci tangan
Posisi px sesuai kebutuhan
Balutan luka dibuka dan dibuang ketempatnya
Luka dibersihkan dengan kapas yg dibasahi larutan diosinfektan
dan dilaukan satu arah dari dalam keluar
Kapas kotor dibuang pada tempatnya
Simpul jahitan ditarik sedikit keatasdan secara hati-hati memakai
p[incet chirurgi sehingga benang yg berada dalam kulit
kelihatan.Benang ini digunting dan ditarik hati-hati kemudian
dibuang kekasa yg disediakan.
Luka dioles kembali dg kapas atau kasa yg dibasahi bethtadin
Luka ditutup dg kasa steriel lalu dibalut dg plester
Px dirapikan
Cuci tangan Mencatat perkembangan luka dan respon px
Mioma uteri
ADALAH:
Pertumbuhan tumor jinak pada otot polos
rahim yang disertai jaringan ikatnya
sehingga terdapat dalam bentuk yang
padat, berbatas tegas dan tidak memiliki
kapsul, terutama terbentuk dari otot dan
elemen jariungan penyambung fibrosa
JENISNYA MIOMA
1. Submukosa, yg tumbuh dibawah endo dan
menonjol dalam ronggo uterus, bertangkai dan
dapat dikeluarkan melalui canalis sevikalis.
2. Intramural, terdapat dalam dinding uterus
diantara serabut miometrium
3. Subserosa, bila tumbuh diluar uterus dapat
bertangkai dan melayang dalam kacum
abdomen
Servik uteri, menonjol melalui canalis servikalis
PENYEBAB
Tidak jelas,berasal dari sel jaringan
penyambung karena proses metaplasia i
sel otot polos arteri uterina yg merupakan
efek stimulator kehamilan, teori cell nest,
ahwa tergantung dari sel-sel otot imatur
pd sel nest yg dirangsang terus oleh
estrogen
FAKTOR RESIKO
Usia, 20 40 tahun
Hormon, pada masa produksi
Heriditer
Obesitas
Makanan
Kehamilan
Parietas
Kebanyakan asymptomatis
Perdarahan abnormal
Penekanan rahim yang membesar
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan
KOMPLIKASI
A. Degenerasi ganas
Torsi tangkai mioma
Nekrosis dan infeksi
Pengaruh timbal balik
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Operasi
Pemeriksaan fisik
1. Keadan umum, anemia, nyeri, gelisah
dan perubahan TTV
2. Pemeriksaan kepala dan leher
3. Pemeriksaan integumen
4. Pemeriksaan thorax
5. Pemeriksaan abdomen
6. Pemeriksaan genital
7. Pemeriksaan muskuluskletal
Analisa data
Adalah proses intelektual yg meliputi
kegiatan:
menstabulasi,
menyeleksi,
mengklasifikasi,
mengelompokkan dan
mengaitkan data berdasarkan reaksi
pasien secara obyektif atau subyektif
Diagnosa Keperawatan
Adalah, merupakan suatu pernyataan dari
masalah yg aktual maupun potensial yg
memerlukan tindakan kep segera
sehingga masalah pasien dpt
tertanggulangi dan berkurang.
Perencanaan
Adalah, apa yang akan dilakukan perawat bersama klien
dalam memenuhi kebutuhan untuk pemulihan kesnya
dan merupakan keputusan awal tentang apa yang akan
dilakukan, bgm, kapan dan siapa yg akan melakukan
kegiatan tsb.
Tahapan pada perencanaan :
- Menentukan tujuan, adl hasil yg diinginkan dari Askep,
dan adanya kriteria standart yg sesuai dengan
permasalahan.
- Intervensi yg ditetapkan harus relevan dengan tujuan
yg hendak dicapai dan rasional yg merupakan alasan yg
dapat dipertanggung
Implementasi
Adalah, realitas dari kegiatan seperti
direncanakan padaperencanaan
EVALUASI
Adalah,penilaian dari hasil suatu kegiatan
dimana eva berhasil jika sesuai dengan
kriteria standart pada tujuan yg telah
ditetapkan dan bila belum berhasil maka
tidak sesuai dengan hasil yg diharapkan
karenanya perlu dilakukan pengkajian
ulang terhadap pengkajian, perencanaan
dan implementasinya
Macamnya
Dismenore primer, tidak ditemukan
adanya kelainan secara organik dan tejadi
nsejak mmenarche. Sifat nyerinya kejang
berjangkit jangkit didaerah perut bawah
dan dpt menyebar ke daerah pinggang
dan paha
Dismenore sekunder, adanya kelainan
secara organikmis. Salpingitis kronika,
endometriosis dll
Penyebabnya
Penyebab tdk jelas tetapi bbrp faktor yg
dpt
mempengaruhi :
Faktor kejiwaan,
Faktor konstitusi
Faktor obstruksikanalis servikalis
Faktor endokrin
Faktor alergi
Patofisiologis
Gangguan dismenore sifatnya subyektif, berat
dan insentisatnya sukar dinilai. Patogenesisnya
belum jelas tapi ada yg menyebutkan terjadinya
pegal akb kurangnya hormon progesteron
didaerah perut bagian bawah dan adanya ketdk
seimbangan pada bagian tubuh yg lain mis
mudah emosi / marah.Akibat penurunan estro
dan progesteron memicu pengeluaran :enzim,
asam dan pembtkan prostaglandin
Dismenore sekunder
Nyeri bertambah berat setiap mens
Nyeri lebih panjang bila dibanding dg 2 hr
pertama sebelum mens
Nyeri tdk dpt ditanggulangi dg analgesik
Juml drh semakin banyak
Disertai demam
Terjadi perdrhan abnormal dg mens sebelumnya
Timbulnya nyeri diantara mens
Usia lebih tua wanita penggun AKDR
Pengkajian
Selain mengkaji riwayat penggunaan
kontrasepsi, riwayat obstetri secara terinci
juga digali persepsi wanita thd kondisinya,
pengaruh etnik dan budaya, pengalaman
penanganan msl yg sama, gaya hdp dan
pola koping. Jumlah nyeri yg dialami dan
efeknya pada efektivitas sehari hari,
juga catatan gejala emosi, perilaku, fisik,
diet, pola latihan dan pola istirahat
Diagnosa kep
Nyeri
B.d. gangguan mens
Resiko tinggi thd koping individu / kel tdk efektif
b.d. efek fisiologis dan emosional
Kurang p;engetahuan b.d. perawatan diri
Resiko tinggi thd harga diri rendah b.d. persepsi
orang lain thd rasa tdk nyamannya
Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d.
gangguan mens
Intervensi
Dx 1. gangguan nyeri :
Kaji intensitas nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
Lakukan kompres hangat
Lakukan masage
Dx 3. Kurang pengetahuan
KISTA OVARIUM
Adl, tumor ataunkantung tertutup yg berisi
cairan atau benda seperti bubur
Bersifat fisiologis dan patologis
JENISNYA
ETIOLOGI
TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA
Dapat dikatakan karena perkembangan
folikel yg tidak sempurna dan
perkembangan sel telur yg tidak dibuahi.
FAKTOR PENYEBAB
Life style
Genetik
PENATALAKSANAAN
Operasi yg didahului pemeriksaan
canggih,laparaskopi, USG dan
Parasintesis, pemeriksaan lab HCG dll
ETIOLOGI
Perjalanan kuman
Sewaktu haid, infeksi kronis,
endometriosis, abses jaringan lunak,
narkoba,tampon denmgan daya serap
tinggi
Demam tinggi
Ada masa lunak berdiameter sekitar 5 cm
Nyeri pelvik dan tanda-tanda peritonitis
Perdarahan irreguler dan cairan
KOMPLIKASI
Nyeri pelvk kronis
Kehamilan ekstopik dan
Infertil
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah dan urine serta kultur
dan ESR, elektrolit serum
USG, foto abdomen,piologram intravena,
CTScan, kuldosentetis
PENATALAKSANAAN
Konservatif :
Tirah baring
Pengobatan berdasarkan tipe dari infeksinya,
candidiasis, trichomonas, bacterial vaginosis
AKDR dilepas
Cairan dan antibiotik dosis tinggi
Drainase
Laparaskopi
Kanker serviks
Adalah, keganasan dari serviks yang
ditandai dengan adanya perdarahan lewat
jalan lahir atau vagina, tetapi ghejala
tersebuit tidak muncul sampai tingkat
lanjut, dimana tanda dan diagnosa pasti
ditegakkan dengan menggunakan pap
smear.
ETIOLOGI
Sebab langsung belum diketahui, biasanya tergantung
dari faktor-faktor ekstrinsik, yaitu:
Status perkawinan, menikah usia < 16 tahun, tingginya
parietas dan jarak persalinan terlalu dekat
Golongan sosek rendah, higiene seksual yang jelek
Sering berganti pasangan, meningkatnya resiko
terpaparnya HPV
Insiden meningkat pada pasangan dengan laki-laki tidak
bersunat
Kebiasaan merokok atau terpapar karsinogen
Faktor ras
KLASIFIKASI
Tingkat 0
KIS (karsinoma in situ), atau karsinoma intra epitel,
membran basalis masih utuh
Tingkat I
Prose terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke
korpus uteri
Tingkat Ia,
Karsinoma mikro invasif : bila membran basalis sudah
rusak dan tumor sudah memasuki stroma tidak lebih 3
mm dan sel tumpor tidak terdapat dalam pembuluh
limfe/pembuluh darah. Kedalaman invasi 3 mm
sebaiknya diganti dengan tidak lebih 1 mm
Tingkat Ib occ.
Ib yang tersembunyi, secara klinis tumor belum
tampak sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan
histologik, ternyata sel tumor telah mengadakan
invasi bstroma melebihi Ia.
Tingkat Ib,
Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang
histologik menunjukkan invasi ke dalam stroma
serviks uteri
Tingkat II
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan
menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan ke
parametrium, tetapi tidak sampai dinding
panggul
Tingkat IIa.
Penyebaran hanya kevagina, parametrium
masih bebas dari infiltrat tumor
Tingkat IIb.
Penyebaran keparametrium uni/bilateral tetapi
belum sampai ke dindiong panggul.
Tingkat III.
Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagiandistal vagina/ke
parametrium sampai dinding panggul
Tingkat IIIa.
Penyebaran sampai 1/3 bagian distal vagina, sedangkan
keparametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai
dinding panggul
Tingkat IIIb.
Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan
dinding panggul/proses pada Tk I/II, tetapi sudah
gangguan faal ginjal
Tingkat IV.
Proses keganasan telah keluar dari panggul
kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau
kandung kemih
Tingkat IVa.
Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau
sudah menginfiltrasi mukosa rektum atau
dinding kandung kemih
Tingkat IVb.
Telah terjadi penyebaran jauh
Gejala klinik
Gejala dini, keputihan yang sulit
disembuhkan, terdapat kontak berdarah,
kadang terjadi perdarahan menadak
Gejala stadium medioum, keputihan terus
menerus dan berbau , nyeri daerah sakral
Pada akhir stadium pertengahan, terdapat
infiltrasi ke daerah sekitarnya, mengenai
ureter, kelenjar getah limfe, serat saraf
sehingga menimbulkan nyeri
Lokal :
Gangguan fungsi ginjal, uremia
Gangguan aliran limfe, udem pada tungkai
Timbul fistula rektovaginal atau vesikovaginal
Perdarahanterus menerus disertai bau
Kadang terjadi perdarahan mendadak dan banyak
Kencing berdarah
Berak darah
Lokal dan metastase jauh :
Gejala klinik lokal
Gejala klinik yang ditimbulkan oleh organ yang kena
metastase,
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
Tergantung pada beberapa faktor :
Stadium saat memeriksakan diri
Tergantung kemampuan intelektualnya
bila rendah kearah radikal tindakan
Parietas rendah menuju konservatif
Usia pasien
Penilaian tentang keadaan umum pasien
Terapi
Prognosis
Morbiditas
Mortalitas
Komplikasi dijabarkan :
PENATALAKSANAAN
Tingkat Ia, biasanya dilakukan histerktomi
Tingkat Ia2 Pembuluh limfe juga diangkat bhila ingin
tetap mempertahankan kesuburan dengan LEEP atau
cone biopsi, jika biopsi tidak mampu menhasilkan batas
bersioh terpaksa mengorbankan kesuburan pasien
Tingkat Ib 1 dan IIa lebih dari 4 cm, diobati dengan
radiocal histerctomiwith removal of the lymph nodes atau
radiasi terapi
Awal Tingkat Ib2 dan IIa lebih 4 cm, dengan radiasi
terapi dan cisplatin based chemoterapi, histerctomi atau
chemo yang diikuti histerctomi
Tingkat IIb-IVa radiasi dan chemoterapi
PROGNOSA
Tergantung tingkatan Ca
Dengan pengobatan 80-90% dengan tingkat I
dan 50-65% dengan tingkat II bisa hidup setelah
didiagnosa 5 tahun.tingkat III hanya 25035%
dan 15% atau lebih rendah dari wanita dengan
Ca tingkat IV bisa hidup setelah 5 tahun.
Bila terditeksi lebih awal akan lebih baik
Terapi pembedahan, radiasi kemoterapi atau
kombinasi dari ketiganyahanya 15% yang
mengalamim kekambhuan setelah pengobatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a Bio data,
b Riwayat kesehatan
c Keluhan utama
d Status ginekologi dan obstatri
e Aktivitas sehari hari
f Riwayat psikososial
g Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut / kronik b.d penekanan serabut saraf oleh
infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan
kebutuhan metabolisme tumor
Kurang perawatan diri b.d adanyakelemahan fisik
Gangguan konsepdiri b.d adanya bau khas kanker yang
mengganggu
Perubahan terhadap pola seksual b.d adanya
perdarahan yang terus menerus dan keputihan
Penurunan kardiac output b.d penurunan kadar sel
darah merah
Intervensi Keperawatan
Dx nyeri akut / kronis
Tujuan : klien mendemonstrasikan
keadaan bebas nyeri
Kriteria :
- Klien rileks tidak kesakitan
Skala nyeri 0 3
Tekanan darah dan nadi dalam batas
normal
Intervensi
ASKEP PX DG MOLAHIDATIDOSA
Dif, molahodatidosa mrpkan penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yg
tdk disertai janin dan seluruh villi corealis
mengalami perubahan hidraofik (Ida Bagus,
1998)
Mola adalah kehamilanb abnormal dg ciri-ciri
stroma villus chorialis langka vaskularisasi,
edemateus. Janin biasanuya meninggal akan ttp
villus-villus yg membesar dan edemateus akan
hidup terus dan gambaran yg diberikan sebagai
segugus buah anggur (Hanifa, 1997)
KLASIFIKASI
Mola komplit atau klasik
Mola sebagian / parsial
Penyebab
Faktor ovum
Imunoselektif dan trofoblas
Keadaan sosek yg rendah
Parietas tinggi
Kekurangan protein
Infeksi virus dan faktor kromosom yg
belum jelas
MANIFESTASI KLINIS
Pdrhan pervag disertai keluarnya gelembung-gelembung
spt buah anggur, biasanya berwarna coklat
Rahim lebih besar dari usia amenore
Hiperemesis hebat dan lebih lama Kadar gonadotropin
chorion tinggi dlm drh maupun urine
Terjadi tksemia pd trimester I II
Dijumpai gajala tirotoksikosis atau hiperteroid
Kadang disertai emboli paru
P_reeksklampsia terjadi sebelum 20 mg
Tdk ada tanda-tandanya janin
komplikasi
Krn penyakit :
Perdrhan hebat sp syok
Krisis tiroid
Infeksi sekunder
Perforasi uterus secara spontan
Keganasan
Perdarahan berulang
Karena tindakan
Perforasi uterus
Komplikasi potensial :
Perdrhan internal dan eksternal
Hiperemesis gravidarum 14 30%
Preekslampsia ( 12-20%)
Tirotoksitosis (2-10%)
DX BANDING
ABORTUS IMMINEN
Missed abortion
Kehamilan biasa / normal
Kahamilan gemelli
Kematian janin trimester pertengahan
Tgl mens yg salah
Uterus yg hamil disertai mioma
polihidramion
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Urine lengkap
Pemk Beta HCG urine dan serum
Pemk USG tampak nsnow flake pattern
Pemk T3 dan T4
Foto thoraks
Foto abdomen
Uji sonde
PROGNOSA
Mola mrpkan sebab kematian yg penting
ok :
Perdrhan
Perforasi
Infeksi / septikemia
choriocarsinoma
Penatalaksanaan
PENGKAJIAN
Biodata
Keluhan utama
Riwayat kes sek
Riwayat kes yg lalu
Riwayat kes kel
Riwayat kes repro
Riwayat kehamilan
Riwayat seksual
Riwayat pemakaian obat
Pola aktivitas sehari-hari
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Dx Kep
INTERVENSI
Dx 1 nyeri
Kaji tingkat nyeri, lokasi, dan skala nyeri
yg dirasakan klien
Obs tanda-tanda vital tiap 8 jam
Anjurkan klien melakukan relaksasi
Beri posisi yg nyaman
Kolab pemberian analgetik
Dx 2 intoleran aktivitas
Kaji kemamp klein dlm merawat diri
Bantu klien dlm memenuhi kebutuhan
sehari-hai
Anjurkan klien utk melakukan aktivitas
sesuai dg kemampuan
Anjurkan kel utk selalu berada didekat
klien dan memenuhi kebutuhan klien
Dx 5 Kecemasan
Kaji tingkat kecemasan klien
Beri kesempatan pd klien utk
mengungkapkan kecemasannya
Dengarkan keluhan klien
Jelaska n ttg proses penyakit dan tx yg
diberikan
Beri dorongan spiritual / support
Dx 7 Resiko infeksi
Ksaji adanya tanda-tanda infeksi
Obs tanda-tanda vital
Obs daerah kulit yg mengalami invasif
Kolab antibiotik
Px sendiri
Beri tahu tentang :
Keadaan px saat ini
Waktu lahir, jenis kelamin, panjang
badab.berat badan keadaan bayi saat ini
Resiko fungsi repro dan bagaimana
dengan kehamilan dan persalinan yad
Kontrasepsi
Jelaskanresiko yang akan dihadapi px dg
diskusi