Anda di halaman 1dari 253

ASUHAN KEP IBU DENGAN

GANGGUAN REPRODUKSI
DRA GM SINDARTI, M.Kes.

GANGGUAN REPRODUKSI

GANGGUAN HAID
GANGGUAN KONSEPSI
GANGGUAN/PERADANGAN UTERUS
ASKEP DENGAN GANGGUAN
REPRODUKSI WANITA

HAID/MENSTRUASI
Adalah, Perdarahan periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hr setelah OVULASI.
Hari pertama keluarnya rabas menstruasi
ditetapkan sebagai hari pertama SIKLUS
ENDOMETRIUM.
Siklus mens disebut normal berkisar antara 21
35 hari, dengan lama perdarahan 5-7 hr, dan
jumlah darah yang keluar 20-80 ml

SIKLUS MENS TERDIRI DARI 3


FASE
1. FASE FOLEKULER
Adalah, suatu kejadian berurutan teratur
berlangsung di ovarium dari pertumbuhan
folikel yg berlangsung selama 14 hr
sampai tejadinya ovulasi

2. FASE OVULASI
Adalah, hasil akhir dari suatu kerja sama
yang sangat kompleks antara otak
(hipothalamus dan hipofise), hubungan
umpan balik dan ovarium atau pecahnya
folikel De Graaf pada 10-12 jam setelah
puncak LH dan 24-36 jam setelah kadar
puncak estradiol tercapai.

3. FASE LUTEAL
Adalah, setelah folikel pecah dan ovum
keluar, sel-sel granulosa membesar dan
menjadi bentuk yg khas mengandung
vakuol yg berisi akumulasi pigmen
kuning/lutein shg proses ini disebut
luteiniasi.

MASA HAID DIBAGI MENJADI 4


MASA
1. MASA SEKRESI / PRAHAID
Masa ini dimulai setelah ovulasi dan
berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28,
dimana ketebalan endo tetap tetapi
bentuk kelenjarnya berkelok kelok dan
mengeluarkan getah makin lama makin
nyata

2. MENSTRUASI / DISKUAMASI
Adalah masa pelepasan endo dari dinding
uterus disertai perdarahan, dimana darah
haid mengandung darah vena dan arteri,
sel-sel epitel dan stroma dan sekret dari
uterus, servik dan kelenjar-kelenjar
vulva.Fase ini berlangsung 3 4 hari

3. MASA PROLIFERASI
Adalah masa pertumbuhan endo menjadi
setebal 3,5 mm Fase ini berlangsung
dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus
haid

4. MASA REGENERASI /
PASCAHAID
Penyembuhan luka endo akibat
pelepasan sebagian besar berangsur
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh
selaput lendir baru yang tumbuh dari sel
sel epitel endo. Masa ini dimulai sejak
masa menstruasi dan berlangsung 4
hari.

GANGGUAN GANGGUAN PADA


HAID
1. HIPERMENORIA (MENORARGI )
Adl, perdarahan haid lebih banyak dari
normal, atau lebih lama dari normal, misalnya
pada mioma uteri

2. HIPOMENORE
Adalah, perdarahan haid yang lebih
pendek / lebih kurang dari biasanya,
misalnya pada post miomektomi,
gangguan endokrin dll.

3. POLIMENORE
Adalah, siklus haid yang lebih pendek dari
biasanya ( kurang dari 21 hari ). Jumlah
perdarahan kurang lebih sama atau
banyak dari haid biasa. Biasanya karena
gangguan hormonal, peradangan dan
endometriosis

4. OLIGOMENORE
Adalah, Siklus haid lebih panjang ( >35
hari ), jumlah perdarahan biasanya
berkurang dari biasanya, akibat masa
ovulasi dengan masa proliferasi yang
panjang

5. AMENOREA
Adalah, keadaan tidak haid sedikitnya 3
bulan berturut turut Ada primer
disebabkan kongenital / genetik sedang
yang sekunder karena gangguan gizi,
metabolisme, penyakit in feksi dll

6. ANOVULASI
Adalah, masalah yang mempunyai sebab
yang beraneka ragam dan dengan gejala
klinik yang beraneka ragam pula, atau
suatu kondisi dimana ovarium tidak dapat
melepaskan sel telur setiap bulan
sebagaimana siklus normal wanita pada
umumnya.

PENYEBABNYA
Kelainan interaksi SSP hipothalamus, misalnya
sindrom korpus luteum pesisten, anoreksia nervosa
Kelainan perangkat hipothalamus hipofise, misalnya
amenore galaktorea, gangguan vaskularisasi
Kelainan pada ovarium, misalnya ovarium polikistik dll
Gizi kurang Dengan BB kurang, penyakit kronis dan
gangguan metabolisme ( obesitas)
Gangguan psikologis, sterss
Olah raga berlebihan

GEJALA KLINIS ANOVULASI


Haid tidak teratur
Adanya rasa nyeri pada saat terjadinya
ovulasi
Adanya perdarahan ringan
Peningkatan limbah vagina
Oligomenore
Amenore
Hirsutisme

DAMPAK ANOVULASI
Perdarahan uterus disfungsi
Infertilitas

PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSI/PUD
Adalah perdarahan pada endo dan uterus
abnormal yang tidak disertai dengan suatu
keadaan organik, misalnya kehamilan,
tumor, peradangan, penyakit sistemik dll
dan tidak memenuhi ciri ciri haid dan
semata akibat gangguan fungsi endokrin
pada salah satu sumbu hipothalamus,
hipofise, ovarium serta tidak ditemukan
adanya lesi pada genitalia eksterna

PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSI / ABNORMAL
DIANTARANYA :
1. Perdarahan uterus disfungsional /
2. Kelainan atau lesi pada uterus, mis
submukosa mioma uteri, endometrial polip,
endometriosis, perdarahan karena IUD, dan
keganasan endometrial
3. Mioma uteri
4. Penyakit radang panggul
5. Komplikasi hamil muda mis, abortus,
kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas

PUD ADA 3 FAKTOR UTAMA


Perdarahan yang terjadi karena
hubungan seksual atau kontak berdarah
Perdarahan uterus abnormal
Perdarahan yg terjadi karena
terganggunya hubungan sistem hormonal
hipothalamus-hipofise dan ovarial aksis
atau PUD

PERDARAHAN PADA PUD


80% PERDARAHAN TIPE ANOVULASI
20% TIPE OVULASI

PENYEBABNYA
Gangguan pada ovarium :
Baik primer maupun sekunder akbnya
berpuncak pada kelainan fungsi pada salah satu
sistem sumbu hipothalamus hipofise
ovarium.
Gangguan pada uterus sendiri : Tidak
terbentuknya trombus pada pembuluh darah
superfisialis dan tidak terdapat vasokonstriksi
pembuluh darah arterial spiralis

Pridisposisi

Wanita usia remaja / premenarke


Wanita perimenaupose
Penyakit kronis, disfungsi
Wanita infertil
Faktor psikis,

PUD TIPE ANOVULASI

Manifestasi klinik, sbb:


Jumlah dan lamanya tidak dapat diduga
Datangnya tidak dapat diduga
Tidak terdapat kontraksi otot rahim
sehingga tidak terdapat rasa nyeri
Intervalnya tidak sesuai dengan siklus
mens

PATOFISIOLOGI
Akibat jumlah estro yang berlebihan tanpa adanya
hambatan dari progesteron akan menyebabkan endo
mengalami proliferasi yg hebat. Endo menjadi tebal,
kaya kelenjar dan pembuluh darah tetapi stromanya
longgar, rapuh dan tidak mempunyai stratum
kompaktum. Perdarahan yang terjadi akibat lepasnya
endo secara lokal pada satu tempat tetapi karena estro
tetap tinggi maka perlukaan pada endo yang terlepas
tadi akan tumbuh kembali, tetapi akan terjadi pelepasan
endo ditempat lain, begitu seterusnya sehingga
perdarahan pada PUD bisa berlangsung lama

GEJALA-GEJALANYA
Kelainan siklus. Bisa didahului terlambat
mens,baru diikuti perdarahan-perdarahan yang
intermitten/lama atau banyak dapat juga terjadi
siklus yang pendek
Lama perdarahan, bisa sangat lama sambung
menyambung
Jumlah darah, bisa sedikit-sedikit tetapi
berlangsung lama atau banyak sekali sehingga
bisa menimbulkan penurunan HB yang sangat
berarti

TIPE OVULASI
Manifestasi kliniknya:
Terdapat gejala sindrom premenstrual,
mis mamae tegang dan mungkin depresi
BB bertambah
Terdapat dismenore
Perdarahan yang tidak teratur
Jumlahnya bervariasi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Lab rutin
Pemeriksaan terjadinya ovulasi-BBT(serum
progesteron dan B-HCG
Pemeriksaan hormonal, tiroid dan serum
androgen, prolaktin dan gonadotropin
Fungsi lever dan ginjal
Tes koagulasi
Pemeriksaan USG dan MRI Pelvis
Pemeriksaan operatif tambahan, biopsi endo,
histerroskopi dan histerogram
.

PERTIMBANGAN TERAPI PADA


PUD

Bersifat individual
Tipe perdarahannya
Usia dan parietas
Bagaimana perdarahan / kondisi patologi
organik
Apa masih ingin menyelamatkan alat
genitalianya
Adanya keinginan hamil dikemudian hari

TUJUAN TERAPI
Menghentikan perdarahan
Mengurangi sifat rekurennya
Mengembalikan fungsi alat genetalianya,
berfungsi normal dengan ovulasi dan
fertilitas pulih kembali

DASAR DIAGNOSA
Darimana sumber perdarahan
Apakah bukan disebabkan kelainan
organik genetalis
Bagaimana tipe perdarahan uterus
disfungsional apakah anovulasi atau
ovulasi

DIAGNOSA BANDING
ABORTUS
KEHAMILAN EKSTOPIK
KELAINAN SISTEMIK,kelainan
pembekuan darah dan gangguan faal hati
dan ginjal yang berat perlu dipikirkan

PENATALAKSANAAN
1. Penanganan masa remaja :
Memperbaiki ku dan penyuluhan perbaikan
gizi
Penanggulangan perdarahan dengan tx
progestasional
Mencegah perdarahan dengan tx estrogen
Tx maintenance, monitor terhadap sistem
yang terlibat proses haid telah berfungsi
normal

2. Usia produktif
Kuretase
Tx estrogen 2,5 mg estro konjugate tiap
hari selama 10 14 hari
Tx estrogen progestin 7 8 hari
Histerktomi

3. Usia premenopause
Biopsi atau kuretase
Jika endo masih jinak berikan 10 mg
medroksi progesteron asetat peroral
selama 10 hari
Histerktomi totalis atau supravaginal

MEMPERBAIKI KEADAAN UMUM


Pada pasien dengan anemi berat perlu
dalam 2 minggu atau paling lama dalam 1
bulan karena akan mengalami perdarahan
lagi, sebaiknya dengan tranfusi darah
Pemberian obat hormonal baik yang
bertujuan untuk menghentikan perdarahan
atau untuk mengatur siklus mens

Mencegah agar PUD tidak terulang


kembali
Pada wanita muda, mengatur siklus mens
selama 3 siklus dengan pil kontra sepsi
kombinasi atau dengan progestin
Pada wanita yang tidak ingin punya anak,
diberi pil kontrasepsi kombinasi ditambah
progestin dupot
Pada wanita infertil diberi klomifen sitrat,
50 mg/hr mulai hr kelima selama 5 hr.

INFERTIL / GANGGUAN
FERTILITAS
Adalah, suatu ketidak mampuan untuk
hamil atau mengandung setelah
sekurang-kurangnya satu tahun
melakukan intercourse tanpa
menggunakan alat kontrasepsi.

MACAM INFERTIL
Primer, bila istri belum pernah hamil atau
tidak melahirkan bayi hidup pada
kehamilan pertama.
Sekunder, tidak terjadinya kehamilan atau
tidak tercapainya viable setelah satu atau
lebih kehamilan yang berhasil

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PRIA, GANGUAN ORGANIK DAN
ANORGANIK ,penyebab pria 30% misalnya :
- Gangguan produksi sperma akibat infeksi,
,penurunan motilitas sperma
Gangguan tranport sperma klarena obstruksi
vas deferenc,ejakulasi dini, impoten dll
Abnormal sperma : morfologi, motilitas, cairan
semen, perubahan pH dan perubahan kimiawi
Lingkungan : radiasi, obat obatan
Abrasi genitik

Pada wanita dan Pria


Waktu dan tehnik intercourse yang tidak
tepat
Faktor imunologi

Pada wanita
GANGGUAN ORGANIK DAN ANORGANIK
Faktor uterus, Malformasi uterus, mioma, adhesi
uterus sehingga suplai darah terganggu
Endometriosis
Deficiency hormonal
kelainan
Infeksi pada sistem repro
Faktor tuba 25 %
Gangguan ovulasi 20%
Faktor serviks 15%

Faktor lain dari wanita


Faktor lain 5% mis abortus habitual akibat
dari aberasi sistim imun, mis antibodi
antisperma, kegagalan implantasi dan
pertumbuhan sebuah blastosit ,
endometriosis, abrasi genetik dan faktor
immunologis
Lingkungan, radiasi, asap rokok, gas
anastesi, zat kimia, peptisida.

ASSESMENT
Riwayat keperawatan :
- status atau riwayat keseehatan :
r/ penyakit sistem repro
r/ imunisasi
Alergi
Penyakit penyakit seriun lainnya
Accident and injury
Medikasi tx yg mempengaruhi fungsi sek

Riwayat sosial

Hubungan dalam keluarga


Support sistem
Suku / kebudayaan
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Penghasilan
Penggunaan fasilitas kesehatan

Riwayat seksual
Pola aktivitas sek
Persepsi tentang sek

Riwayat Obgyn:
Kahamilan
Abortus
Operasi terhadap alat repro
Persalinan
Riwayat menstruasi
Masalah yg timbul/ menyertai menstruasi
Penggunaan alat kontrasepsi

Pada pria
Penggunaan pakaian dalam yg ketat
Penggunaan Hot Tub yang sering
dengan panas tinggi
Terkena panas tinggi langsung

PEMERIKSAAN FISIK

Pada wanita :
- pemeriksaan terhadap pelvik
Struktur vagina
Ukuran dan permukaan serviks
Ukuran ovarium dan uterus
Discharge uterus / vagina
Pada Pria :
Bentuk, ukuran dan permukaan penis, scrotum
dan testis
Discharge abnormal dari penis

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Menanyakan mengenai siklus mens


Diteksi ovulasi,
dengan BBT (Bifasik basal termometer),
Tes post coital
karakteristik lendir serviks dan
biopsi endo,Tes ini untuk menentukan apakah progesteron disekresi
dalam jumlah signifikan untuk mengakomodasi implantasi dan
mempertahankan kehamilan.Bila terjadi nyeri antarmenstrual dan
adanya spoting tengah siklus membuktikan bahwa dugaan ovulasi
tidak dapat diandalkan
Biopsi endo pada saat premenstruasi
Transvaginal sonografi
Foto thorax, culdoscopy, hiterosalpingogram dan
Spermpanitration assay

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Darah lengkap
Serologi penyakit kelamin
Titer rubella
Pemk Progesteron hari ke 21
Pemk Prolaktin serum
Bila Px amenore / oligomenore lakukan tes
fungsi thyroid, FSH dan LH ( analisis hormon)
Analisa semen

ANALISIS HORMON
Darah untuk mengkaji fungsi ovariumhipofis dan hipothalamus pada masa
mens dan dan pada tahap lanjut mens
untuk mengkaji korpus luteum
Tes ini untuk menentukan apakah kadar
plasma progesteron berkorelasi baik
denagn BBT wanita dan karakteristiknya

BIOPSI ENDOMETRIUM
TERJADUAL
Pada ovulasi selama fase luteum
Pada 3 sampai 4 hr sebelum mens.

ADA 2 METODE
Metode Pertama:
3-4 hr sesudah mens berikutnya
Wanita dalam posisi litotomi dengan
ditutup selimut
Pasang spekulum vagina
Dengan aspiratorvabra berlumen kecil
endometrium diambil

METODE KEDUA
Pasangan tidak dianjurkan berhubungan seksual selama
periode fertil supaya embrio tidak keluar setelah
prosedur
Servik dipasang laminaria 4-24 jam sebelum prosedur
Wanita berbaring posisi litotomi dipasang selimut dan
pasang spikulum diinsersi
Laminaria diangkat
Bila tidak dilatasi dengan laminaria didilatasi dengan rod
logam
Pengambilan spesimen endo dari dinding samping
didalam fundus supaya embrio tidak terlepas jika terjadi
konsepsi

LAPARASKOPI
Dilakukan awal siklus mens
Memasukkan teleskop kecil melalui dinding
abdomen anterior dan dengan anaestesi
Visualisasi dapat menunjukkan adanya
endom,etriosis, adesi pelvis atau polikistik
ovarium, juga untuk biopsi ovarium
Dilarang mengangkat barang-barang berat dan
aktivitas berat selama 4-7 hr
Ada rasa sakit yang menyebar sampai kebahu

HISTEROSALPINGOGRAFI
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan terapi juga
diagnostik
Dilakukan 2-5 r setelah mens
Untuk melihat adanya kelainan uterus, tuba mis
mioma dan polip endo, distorsi rongga uterus
adanya jaringan parut dan adesi akibat penyakit
radang panggul dll.
Kontras yang digunakan dapat melancarkan
tuba, meluruskan tuba atau menghancurkan
adesi didalam tuba dll

PEMERIKSAAN PELVIS
ULTRASOUND
Untuk mengkaji struktur pelvis
Mengidentifikasi kelainan, memastikan
perkembangan dan maturitas folikuler
atau mengetahui adanya kehamilan ekstra
uterina

PENATALAKSANAAN
Menghilangkan kelainan yang menyertai
dan induksi ovulasi
Obesitas dan heperinsulin diatasi dengan
pernurunan berat badan dan olah raga
Induksi ovulasi dengan medikamentosa
dan operasi atau dengan tehnik repro
dibantu

INDUKSI OVULASI
Pemicu pertama adalah klomifen siltrat
Kegagalan pemberian obat pemicu tetap
terjadi oligoovulasi atau anovulasi sampai
pemberian 6 bulan atau terjadi ovulasi
tetapi tidak terjadi kehamilan
Dengan tindakan operatif

NURSING DIAGNOSIS
Gangguan harga diri s/d infertil
Gangguan identitas diri s/d pengobatan
infertil yg tidak berhasil
Koping keluarga tidak efektif s/d pencarian
kondisi infertil pada pasangan

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI


Gambar

Anatomi Fisiologi
Gambar

Fungsi :
Menghasilkan keturunan
Self confidence self esteem

KONSEP DASAR
Anatomi Fisiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan

Nursing care plans

Assesment
Diagnosis
Planning
Implatation
Evaluation

INFEKSI SISTEM REPRODUKSI

Pada vulva, vagina, serviks dan tuba :


- Vulvitis
- Vaginitis
- Pelvic inflamatory desease
- Toxic shock syndrom
- Cervicitis

VULVITIS DAN VAGINITIS


Inflamasi pada vulva dan vagina
Biasanya timbul bersamaan dengan
gangguan lokal atau sistemik dermatitis,
higiene vulva (-), STD / PHS, infeksi
lanjutan dari vagina.

ETIOLOGI

CANDIDA
Trichomonas
Herpes simplex
Neuro dermatis
Idiophatic pruritis vulvae
Stress psikosomatis
Pediculosis pubis

PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme

daya tahan

pH vagina berubah
jumlah kuman >>

Melalui pakaian, tangan, intercourse, benda terkontaminasi

Infeksi

Pruritis , dyspareuni, leukorea, udema dan redness

CERVICITIS

Infeksi pada serviks


Bersifat akut / kronis
Gejala sering tak terditeksi
Sehingga px jarang berobat

ETIOLOGI

Chlamydia
Gonococcus
Streptococcus
Stafilococcus
Herpes virus

Sign & Symptom


- Mucopurulent discharge
- Erotion of cervix

SALFINGITIS
Pelvic Inflamatory desease
- Inflamasi pada tuba fallopii

Etiologi
- Gonococcus
- Streptococcus
- Chlamidia
- Mycoplasma
- Anaerob bacteria

Sign & symptom


Lokal & sistemik :
Nyeri
Maserial purulent dalam tuba
Striktur / obstruksi, infertil
Menyebabkan peritonitis

TOXIC SHOCK SYNDROM


Sindrom anfeksi akibat toksin yang dfikeluarkan o/
stapilococcus aurens

ETIOLOGI
Tampon

Iritasi mukosa

Infeksi stapilococcus

Toksin beredar via sirkulasi

TANDA & GEJALA

Demam tinggi
Vomitus
Diare
Tenggorokan terasa perih
Eritema dan diskuamasi
Gangguan renal, hepatic, cardio
pulmunary
TAHAP LANJUT

PENATALAKSANAAN

MEDIKASI
- Antibiotik, antifungial, amebicidal
Pemberian secara oral, intra parenteral, suppositoria douche

SUPPORTIVE
- Dirawat di rs
- Bedrest posisi semifowler
- Cairan yang adekuat

SURGICAL
- Incisi of darainase abcess
- Pengangkatan organ
- Pembakaran serviks

NURSING CARE PLANS


Assesment
- Keperawatan
- R/ menstruasi menopose
- R/ nutrisi malnutrisi
- R/ Obgyn abortus, post partum
- R/ Penyakit : DM, Ca Vulva, scabies, alergi,
pediculosis pubis
- R/ Hygiene genital
- Kondisi psikologis
- Penggunaan obat-obatan
- R/ Seksual

Riwayat Penyakit Sekarang

Tanda & gejala


* Pruritis
- Intensitas
- saat timbul
* Sakit / nyeri
- Perih dibagian bawah abdomen
- Nyeri hebat kronik
* Vaginal dischange
- Ciri
- Jumlah
- Waktu timbul

Pemeriksaan Fisik

Abdomen dan Genitalia


- Nyeri tekan ( +)
- Vaginal discharge
- Lesi divulva atau vagina
- Tanda tanda inflamsi divulva atau vagina
- Tanda tanda infeksi sistemik
- Mobilitas terbatas sakit untuk jalan

Pemeriksaan Penunjang
- Vaginal smears
- Kultur
- Darah lengkap
- Gula darah

NURSING DIAGNOSIS

Knowledge defect related to :


- Hilangnya kemampuan mengingat
- Salah menginterpretasikan informasi
Nyeri s/d..
- Proses inflamasi
- Pengeluaran vagina
Gatal s/d
- Proses inflamasi
- Pengeluaran pervaginam
Disfungsi seksual s/d
-Inflamasi vagina dan
- Rasa tidak nyaman

PLANNING
TUJUAN : menghilangkan infeksi
Kriteria standar :
- pasien merasa lebih nyaman
- pasien dapat menjelaskan :
Cara penyebaran dan proses infeksi pada organ
repro
Efek samping infeksi terhadap organ repro
Tanda dan gejala yg merupakan respon pengobatan
Cara menjaga penularan dari pasangan

IMPLEMANTATION
Bantu untuk mencapai tujuan :
Tx nutrisi, aktivitas dll
Tx medikasi : antibiotik,antifungi dan
amebicidal
Tx penunjang : bedrest, cairan parenteral
Terhadap surgical : incisi / drainage abcess,
pengangkatan organ

Bantu mencapai rasa nyaman

Mandi teratur
Rendam duduk
Obat untuk penghilang gatal
Kompres hangat pada abdomen yg nyeri
Pemberian tx / analgetic
Kurangim kegiatan seksual saat inflamasi

Counselling & teaching


PID Infertil akibat tuba rusak
Px harus mengantisipasi hal tsb
Tx dilanjutkan sampai px pulang dan sembuh total

PENDIDIKAN KESEHATN YG
DIBERIKAN

Pengetahuan ttg penyebab dan penyebaran infeksi


serta efeknya
Cara melakukan tx via vagina
Kagiatan seksual dikurangi atau menggunakan
pengaman ( kondom )
Cara mengatasi infeksi yang berulang
Tanda tanda perluasan infeksi :

Vaginal discharge
Bleeding
Pain
fever

INFEKSI SISTEM REPRO PRIA

Prostatitis
Epidedymis
Uretritis
Orchitis

PROSTATITIS
Biasanya timbul bersamaan dengan uretritis
ETIOLOGI
- chlamydia
- gonorrhoeae
Dapat membentuk jaringan fibrosis pda kelenjar
prostat
pembesaran hilang atau teratasi setelah 3 6 bulan
Prostatitis akut yang berulang

EPIDEDYMITIS
Biasanya merupakan komplikasi go dan
merupakan indikasi penyakit TBC pada uretra atau
ureter
ETIOLOGI
Chlamidia T dan N gonorrhoeae

Sign & symptom


- Scrotal pain tiba tiba
- Scrotal edema
Timbul akibat refluks urine ke vasdeferencs karena
trauma oleh penekanan karena bladder penuh

ORCHITIS
Inflamasi pada testis
ETIOLOGI
Bakteri pyrogen gonococcus
Merupakan efek sampiong trauma atau
tindakan surgical atau efek samping tindakan
surgical atau efek samping septikemia
Dapat mengakibatkan steriel bila mengenai
kedua bagian

PATOFISIOLOGI
Trauma mukosa uretra

TBC,cacar,go pada urugenital

Infeksi

Scrotal pain,edema,
Nausea dan vomiting

NURSING CARE PLANS


Assesment :
Riwayat infeksi genital, cacar
Riwayat operasi atau penggunaan kateter atau
cystoscopi
Riwayat keshatan saat ini
Tanda dan gejala
PEMERIKSAAN FISIK
uretra discharge
Tanda tanda inflamasi : lokal dan sisitemik
PEMERIKSAAN DX

PLANNING
Tujuan :
Mencegah komplikasi, pembentukan abses dan
septikemia
Mencegah penyebaran infeksi
Mensupport rasa nyaman
Kriteria hasil:
tanda inflamasi <
rasa nyaman tercapai
infeksi sistemik (-)

INTERVENTION
Bantu memenuhi rasa nyaman :

Rendam duduk ;
* hangat prostatitis
* dingin orchitis, epididymis
Mengangkat scrotum
billive bridge
Konseling :
self esteem px lingkungan terjamin privacynya
efek sampng penyakit infertil dan impoten
Tx antibiotik secara teratur

Dysfungsional labor

Cesareandelivery
Oxytocin induced
Intrapartal hypertention
Intrapartal DM

ASKEP PADA IBU


SECTIOCESARIA
Sc :
is an alternative birthing method in wich
the fetus is delivered through incision
mode into the abdomen and uterine walls
Macamnya :
Classic
Low classic
Low transverse

INDIKASI SC

Feto pelvic disproportion


Plasenta previa
Prolaps tali pusat
Prolonged ruptur of membran
Pre-eklampsia, ekslampsia
Spinal pelvic fracture
Pelvic tumor
Go / genetital herpes

SC emergency / antisipasi

Pengkajian data dasar

Riwayat :
Prenatal assesment
Catat indikasi Sc
Catat jika insucesful external
Cephalic vertion to rotalt breech
presentation
Adakah PRM
SC sebelum ini

PEMERIKSAAN FISIK
Distosia fetal distres
Adanya komplikasi maternal
Vaginal bleeding

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pelvicmetry
Amniocentesis
USG

Nursing prioritas
Promote matrnal / fetal
Will being
Provide client / couple with necersary information and
support desires to parmicipate activity in birth exercise
Prepare client for surgical procedure
Prevent complication

NURSING DIAGNOSIS
Common :
Coping in effective, maternal related to surgical
intew- perceived loss of birthing experience and
fatique
Gangguan rasa nyaman nyeri s/d insisi
pembedahan
Potensial infeksi pada ibu s/d persalinan dan
sekunder terhadap insisi pembedahan,
berulangnya pemeriksaan vaginal, sequlae of
anesthesia, intubasi bladder atau infus

Activity intolerance s/d persalinan sekunder


terhadap pemberian anestesi, insisi dan pain .
Deficient nutritional status related to fasting
status imposed by anesthesia and surgery and
by psicologic response to abominal surger
Knowledge deficit related to post partum course
and implication for subsequent pregnant

Common indication of fetal distress


Penurunan tiba-tiba pergerakan fetal
Meconium stained amniotic fluid
FHR (120 or 160 / minute repetitime early,
late, or variable patterm deceleration with
poor recovery to basiline
Non reactive NST
Positive axytocin challen tes

INTERVENTION

Dx 1 Inefective coping :
Reaksi penerimaan px terhadap SC
Jangan diisolasi
Ijinkan px mengemukakan perasaannya
Fokuskan pada pengalaman melahirkan
antara pervaginam dan SC
Libatkan keluarga

Gangguan rasa nyaman nyeri :


Observasi neyeri : lokasi, berat, lama, dan
karakternya.
Berikan tx sesuai order
Ajak px melakukan tehnik relaksasi

Dx 3. Potensial infeksi :
Monitor vital sign tiap 4 jam
Kaji abdomen, insisi, keadaan balutan
Kaji / monitor pereneum lochea? Perinial?

Kaji bladder drainage. Warnanya, jumlah,


keseimbangan input and output
Kaji pernapasan : model, ronchi dan batuk
Ajari batuk efektif dan latihan pernapasan
Kaji infus, adanya erytema, edema dan ganti
infus bila terjadi plebitis

Dx 4. Activity intolerance :
Catat jenis anesthesi intrapartal dan waktu
pemulihan
Ganti posisi px tiap m8 12 jam setalah
kesadaran pulih. Apakah spinal anestesi pakai
bantal sedang general tidak memakai bantal
Ajarkan px / bantu napas dalam dan batuk
setiap 2 4 jam
Selama px istirahat anjurkan untuk
menggerakkan kaki
Bantu px ambulasi dini dan bertahap

Dx 5 Deficienct nutritional status


Berikan balanced electrolyte & glucosa, iv
lanjuitkan sampai foods are tolerated
Kaji abdomen, tention, bowel sound,
tanyakan flatus berap[a kali selama 24
jam
Berikan diet lembut sp biasa TKTP
Vit C, protein, iron / Fe.

Dx 6. Knowledge deficit :
Nilai kesiapan un tuk belajar
Nilai bebas nyeri
Nilai kemaunan berkomunikasi
Nilai mengekspresikan kebingungan
Nilai provide prevacy
Nilai active listen
Beri waktu untuk bertanya

Beri informasi mencakup :


Higiene : luka sembuh 4 5 hari perinatal
hygiene
Exercise : pekerjaan ringan dan jangan
mengangkat benda berat dahulu
Coitus : 3 6 mg, KB

Additional Nursing Diagnosis


Perubahan bowel elimination
Perubahan konsep diri
Potensial / perubahan parenteral dampak
anestesi, nyeri atau karena kondisi dari
infant
Dampak axytosin berpengaruh terhadap
kontraksi uterus

ENDOMETRIOSIS
Adalah, keberadaan dari jaringan endo
(kelenjar, stroma atau salah satu darinya)
diluar tempat yang normal di kavum uteri,
termasuk dalam miometrium sendiri. Bisa
tertanam di ovarium, kavum
Douglasi,ligamen uterosakrum, septum
retrovaginal, sigmoid kolon, ligamen
rotundum, peritoneum pelvis atau
kandung kemih

PROSES TERJADINYA

Teori Regurgitasi transtuba


Teori Coelemik metaplasia doctrin
Teori deseminasi limfatik
Teori hematogen

PENYEBAB
MIGRASI TRANTUBA ATAU MENS
RETROGRAD,
JARINGAN ENDO DIREGURGITASI
DARI UTERUS SELAMA MENS KE TUBA
DAN KE DALAM RONGGA
PERITONEUM,
DIMANA JARINGAN TERSEBUT
TERTANAM DI OVARIUM DAN ORGANORGAN YANG LAIN.

Faktor resiko penyebab terjadinya


endometriosis

Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )


Wanita dengan siklus menms pendek
Menstruasi lama
Spotting sebelum mens
Peningkatan jumlah estro dalam darah
Heriditer
Terpapar toksin dari lingkungan

GEJALA-GEJALA
Nyeri :
DISMENORE SEKUNDER,
Saat defekasi, khususnya bersamaan dengan
saat mens
Dispanuria,
Pada Pelvis terasa berat,kadang nyeri menyebar
ke dalam paha
Kadang nyeri akibat latihan fisik
Nyeri ovulasi
Pada saat pemeriksaan dalam

Perdarahan abnormal

Hipermenore
Menoragia
Spotting
Hematuria
Darah mens berwarna gelap pada saat
sebelum atau masa akhir mens

Keluhan saat BAB dab BAK


Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah
BAB
Adanya darah pada feses
Diare, konstipasi dan kolik

Berdasarkan lokasi endometriosis


dibagi atas
Endometriosis uteri interna / adenomiosis
uteri
Endometriosis tuba
Endometriosis ovarium
Endometriosis retroservikalis
Endometriosis ekstragenital

ESTRO SANGAT BERPERAN,


TERBUKTI
Tidak tedapat sebelum MENARKE
Jumlahnya makin berkurang setelah KLIMAKTERIUM
dan MENOPOSE
Terbanyak pascarepro pada usia 25-30 tahun
Merupakan penyakit karier karena banyak terjadi pada
wanita karier yang menunda perkawinannya
Pengobatan hormonal dapat menekan pengeluaran
estro dan sampai menghilangkan gejala klinisnya
Makofag ikut berperan dalam kejadian metaplasis sel
khususnya peritonium
Tidak terjadi pada laki-laki

DASAR DIAGNOSA
ADENOMIOSIS, bila endometriosis
terdapat dalam otot rahim
ENDOMETRIOSIS, bila terdapat diluar
lokasi endo normal termasuk adenomiosis

GEJALA KLINIS YG
MENDORONG UTK PERIKSA

Nyeri saat mens yg progresif


Dispanuria
Diskomfort pada abdomen bagian bawah
Terdapat gangguan berkemih, kadangkadang berdarah
Terdapat gangguan ureter dan dapat
disertai darah

TERAPI TERGANTUNG
BEBERAPA FAKTOR
Tergantung tingkat keparahan gejala dan
tujuan wanita dan pasangan
Lokasi endometriosis
Bagaimana reaksi jaringan sekitarnya
Apakah terdapat perlekatan
Apakah alat repronya ingin diselamatkan
Usia dan parietas pasien

TERAPI HORMONAL
PEMBERIAN SELAMA 3-6 BULAN
BILA berhasil baik DILANJUTKAN 6 BULAN
LAGI dn kemudian TIDAK ADA GEJALA
PENGOBATAN DIHENTIKAN
Bila hasil buruk teruskan terapi sampai 6 bulan
lagi bila tak ada ada gejala hentiukan
pengobatan
Bila hasil buruk setelah 6 bulan pengobatan
Lakukan operasi

TERAPI OPERASI
Bila alat repro masih diinginkan lakukan OPERASI
KONSERVATIF
Bila sisa penyakit masih ada terapi hormonal 6 bulan bila
tidak ada gejala lagi setelah 6 bulan stop pengobatan
Bila sisa penyakit tidak ada hntikan pengobatan
Bila penyakit meluas dan alat genetalia tak diinginkan
lagi lakukan operasi TAH-BilSo dan eksis sebagian besar
penyakit
Bila gejala tidak ada lagi, hentikan pengobatan
Bila gejala masih ada mnterapi hormonal sampai gejala
hilang

PERSIAPAN PRE ELEKTIF


GYNEKOLOGI
Pengertian, suatu tindakan untuk
menyiapkan px yg akan dilakukan operasi
yg sudah direncanakan

TUJUAN
1. MENGHINDARI KOMPLIKASI YG
DAPAT MEMBAHAYAKAN PX
PX DALAM KONDISI YG BAIK

KEBIJAKSANAAN
1. Dilakukan pada semua px yg akan
dilakukan operasi terencana
2. Dilakukan oleh dr dan para medis

PROSEDUR

1. Px masuk RS 3 hari sebelum jadual operasi


2. Konsultasi ulang kebagian kardiologi
3. Konsultasi ulang kebagian anasthesi
4. Berikan TKTP
5. Beri antibiotoika untuk sterilisasi usus kali 500 mg
Pemberian preparat anti perdarahan selama 3 hari
sebelum operasi pada ca
Pemberian betadine vagiana douche 2 X sehari
dilanjutkan pemasangan rol tampon
sebelum pada akasus yg akan dilakukan histerektomi
total kemungkinan akan dilakukan histerektomi total

Sehari sebelum operasi


Puasa 8 jam sebelum tindakan
Pemberian anti biotik propilaktis sebelum
tindakan operasi
Lavemen dengan gliserin 2 X sore pk
18.00 pagi pk 04.00
Persiapan darah whole blood
Dilakukan informed concent
Px dikirim ke OK

PERAWATAN KEBERSIHAN PX
PRE-OP
Pengertian, adl suatu cara
memebersihkan diri seluruh tubuh
sebelum operasi

Kebijakan
Semua px yg akan menjalani operasi
harus bersih seluruh tubuh dan semua
kotoran yg ada didalam perut bersih

Prosedur
Siapkan peralatan mandi, pencukuran
pemotongan kuku.obat untuk pengosongan
perut
Anmjurkan px mandi dan cuci rambut
Cuci tangan
Potong kuku
Cukur pubis
Lavemen dan gliserin
BAB
Bereskan alat-alat dan cuci tangan

Tujuannya
Agar badan px menjadi bersih terutama
daerah area op
Mencegah terjadinya komplikasi
Agar px kooperatif terhadap persiapan
operasi

Pemberian betadhin vag douche


dan pemasangan roll tampon vag
Pengertian, pemberian larutan intrabeta
vagina dg menggunakan alat khusus
berupa aplikator vagina

Tujuannya
Untuk membersihkan daerah vagina dari
segala mikroba, kotoran-kotoran dan
keputihan serta mengurangi proses
peradangan

Kebijakan
Diberikan pada px yg direncanakan
histerektomi
Dikerjakan selama 3 hari dilanjutkan
dengan pemasangan roll tampon vagina
pada pagi sebelum tindakan operasi
Dilakukan sendiri oleh px
Pemasangan roll tampon vagina oleh
perawat di ruangan

Prosedur
Isilah botol plastik yg tersedia dg betadhin vagina
douche sp batas A atau batas B
Tambahkan air hangat sampai batas C
Pasangkan alat aplikasi yg tersdia
Kocok hingga rata
Masukkan aplikator tersebut sejauh mungkin
kedalam vagina
Piat botol
Tarik kembali dari vagina
Masukkan kembali aplikator kedalam vagina,
pijat botol u8btuk membersihkan saluran vagina

Ulangi cara sampai semua isi botol telah habis


digunakan
Keringkan daerah vagina dengan kain kering /
tissu
Bersihkan kembali botol dan aplikator untuk
disimpan dan digunakan pada waktu berikutnya
Dilakukan 3 X selama 3 hari berturut-turut
sebelum operasi dan dilanjutkan pemasangan
roll tampon vagina yg sudah dibasahi dengan
bethadin pada waktu pagi hari sebelum operasi

PEMENTAUAN PX POS-OP
Pengertian,
Suatu kegiaan pemantauan yg dilakukan
pd px dg tindakan pembedahan

Tujuan
Untuk menghindari terjadinya komplikasi
pada post-op

Kebijakan
Semua petugas yg berdinas di R
Gynegologi

Prosedur

Tempatkan px pada posisi sesuai pembiusan


Lakukan observasi keadaan umumnya
Lakukan observasi tanda-tanda vitalnya
Anjurkan puasa sampai bising usus + pada pembiusan
general anaesthesi dan 6 jam pada lumbal anaesthesi
Pertahankan dw pada kasus tt lebih dari 5 hari
Lakukan obs balance cairan
Lakukan observasi keluhan subyektif px
Berikan tx sesuai program
Lakukan personal hygiene

Pemantauan di Ruangan
Berikan diet pasca bedah
Tx injeksi diganti peroral
Lakukan onbservasi TTV, Keluhan
subyektif
Lakukan rawat luka hari k3 4
Lakukan angkat jahitan hari ke 5

Health Edukasi

Nutrisi
Kebersihan diri
Cara minum obat
Kontrol
Bila ada kelainan segera ke RS

MERAWAT LUKA
Pengertian, membersihkan luka dengan
memperhatikan tehnik septik dan aseptik

Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
Memberikan rasa aman dan nyaman pada
px dan orang lain

Prosedur

Persiapan alat steriel :


Pincet anatomis, chirurgis
Gunting lurus,
kapas lidi,
kasa steriel
Mangkok berisi bethadin

Peralatan tidak steriel

Gunting balutan,
plester,
bensin
obat disinfektan
Bengkok
Kain pembalut
Obat luka sesui kebutuhanPx diberi penjelasan
tentang tindakan ygb akan dilakukan

Prosedur

Cuci tangan
Posisi px diatur sesuai kebutuhan
Luka dibersihkan memakai pincet dan kapas disinfektan dari arah
dalam luka
Kapas kotor dibuang dalam tempatnya
Pincet yg sudah tidak steriel diletakkan dalam bengkok
Observasi keadaan luka
Luka diberi obat selanjutnya ditutup dg kain kasa steriel dengan
menggunakan pincet steriel dan jaga agar serat kain kasa tidak
melekat pada luka
Luka dibalut atau diplester
Sesudah selesai px dirapikan
Petugas cuci tangan
Catat hasil observasi dan respon px

Mengangkat jahitan luka


Pengertian, mengangkat atau membuka
luka jahitan pada luka operasi yang dijahit

Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah tertinggalnya benang

Prosedur

Persiapan alat steriel :


Pincet anatomis, chirurgis
korentang,
gunting lurus,
kapas lidi,
kasa steriel,
deppers dan
Mangkok berisi bethadin

Alat tidak steriel

Gunting pembalut,
Alkohol 70%
Bensin
Mercuro 3%
H2O2, bengkok
Kain pembalut atau verband
Obat-obatan disinfektan
Obat-obatan luka sesuai kebutuhan

Persiapan px
Px diberi penjelasan tentang hal-hal yg
akan dilakukan
Posisi px sesuai dengan kebutuhan

Pelaksanaan

Cuci tangan
Posisi px sesuai kebutuhan
Balutan luka dibuka dan dibuang ketempatnya
Luka dibersihkan dengan kapas yg dibasahi larutan diosinfektan
dan dilaukan satu arah dari dalam keluar
Kapas kotor dibuang pada tempatnya
Simpul jahitan ditarik sedikit keatasdan secara hati-hati memakai
p[incet chirurgi sehingga benang yg berada dalam kulit
kelihatan.Benang ini digunting dan ditarik hati-hati kemudian
dibuang kekasa yg disediakan.
Luka dioles kembali dg kapas atau kasa yg dibasahi bethtadin
Luka ditutup dg kasa steriel lalu dibalut dg plester
Px dirapikan
Cuci tangan Mencatat perkembangan luka dan respon px

Mioma uteri
ADALAH:
Pertumbuhan tumor jinak pada otot polos
rahim yang disertai jaringan ikatnya
sehingga terdapat dalam bentuk yang
padat, berbatas tegas dan tidak memiliki
kapsul, terutama terbentuk dari otot dan
elemen jariungan penyambung fibrosa

JENISNYA MIOMA
1. Submukosa, yg tumbuh dibawah endo dan
menonjol dalam ronggo uterus, bertangkai dan
dapat dikeluarkan melalui canalis sevikalis.
2. Intramural, terdapat dalam dinding uterus
diantara serabut miometrium
3. Subserosa, bila tumbuh diluar uterus dapat
bertangkai dan melayang dalam kacum
abdomen
Servik uteri, menonjol melalui canalis servikalis

PENYEBAB
Tidak jelas,berasal dari sel jaringan
penyambung karena proses metaplasia i
sel otot polos arteri uterina yg merupakan
efek stimulator kehamilan, teori cell nest,
ahwa tergantung dari sel-sel otot imatur
pd sel nest yg dirangsang terus oleh
estrogen

FAKTOR RESIKO

Usia, 20 40 tahun
Hormon, pada masa produksi
Heriditer
Obesitas
Makanan
Kehamilan
Parietas

TANDA DAN GEJALA

Kebanyakan asymptomatis
Perdarahan abnormal
Penekanan rahim yang membesar
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan

KOMPLIKASI

A. Degenerasi ganas
Torsi tangkai mioma
Nekrosis dan infeksi
Pengaruh timbal balik

PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Operasi

ASKEP PASIEN DG GANGGUAN


SISTEM REPRO MIOMAUTERI
Meliputi :
A. Pengkajian, adl suatu pendekatan
sistimatis dimulai dari pengumpulan data,
menganalisa, merumuskan dan
mempreoritaskan masalah sehingga
dapat diketahui kebutuhannya

Pengumpulan data terdiri dari :


a. Biodata, yg penting adl umur, jenis kelamin
dan ras
b. Keluhan utama, adanya perdarahan yg terus
menerus diluar siklus haid
c. Riwayat kesehatan sekarang, diketemukan
secara kebetulan karena tumor ini tidak ada
mengganggu, gejala sering dari tempat
terjadinya mioma, besarnya tumor, perubahan
atau komplikasi yg terjadi, gejala yg biasa timbul
adal perdarahan abnormal, rasa nyeri dan tanda
adanya penekanan

d. Riwayat haid, untuk mengetahui apakah


siklus teratur, adanya kelainan hipermenore,
menorargi dan metrorargi
e. Riwayat perkawinan, utk mengetahui berapa
kali menikah yg berhubungan dengan adanya
penyakit seksual, keturunan dsb
F. Riwayat kehamilan, mengetahui tingkat
kesuburan, penyakit saat kehamilan, abortus
saat hamil, utk mendukung penegakan diagnosa

g. Riwayat KB,pernah ber KB, adanya keluhan


atau kelainan saat ber KB
h. Riwayat kes yg lalu, utk mengetahui apakah
merupakan regenerasi dari mioma sebelumnya,
dan perkembangan dari sejak pertama kali
diketahui, adanya pergeseran dari jinak
keganas.
i. Riwayat kes keluarga, apakah dipengaruhi
oleh keturunan juga apakh ada riwayat penyakit
yg menurun mis,

j. Riwayat psikologis, respon individu


terhadap masalah saat MRS tergantung
jenis mioma, berat ringannya dan
komplikasi, pengetahuan, pengobatan dan
tindakan yang dilakukan oleh tim medis
dan adanya penmgalaman dimasa mlalu.
k. Pola aktifitas sehari-hari, BAB,BAK,
personal hygiene, makan dan minum

Pemeriksaan fisik
1. Keadan umum, anemia, nyeri, gelisah
dan perubahan TTV
2. Pemeriksaan kepala dan leher
3. Pemeriksaan integumen
4. Pemeriksaan thorax
5. Pemeriksaan abdomen
6. Pemeriksaan genital
7. Pemeriksaan muskuluskletal

m. Pemeriksaan Penunjang medis,


radiologis, dan laboratorium
n. Penatalaksanaan, miomektomi,
histerektomi, radioterapi

Analisa data
Adalah proses intelektual yg meliputi
kegiatan:
menstabulasi,
menyeleksi,
mengklasifikasi,
mengelompokkan dan
mengaitkan data berdasarkan reaksi
pasien secara obyektif atau subyektif

Diagnosa Keperawatan
Adalah, merupakan suatu pernyataan dari
masalah yg aktual maupun potensial yg
memerlukan tindakan kep segera
sehingga masalah pasien dpt
tertanggulangi dan berkurang.

Diagnosa yang sering muncul


1. Resiko penurunan perfusi jaringan s/d penurunan
kadar HB sekunder terhadap perdarahan kronis
2. Gangguan rasa nyaman nyeri s/d penekanan
terhadap jaringan sekitar dampak dari pembesaran
mioma
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d
intake inadekuat sekunder terhadap anoreksi dan mual
muntah.
4. Resiko perubahan pola eliminasi BAB/BAK s/d
penekanan mioma
5. Cemas s/d akan dilakukannya

Perencanaan
Adalah, apa yang akan dilakukan perawat bersama klien
dalam memenuhi kebutuhan untuk pemulihan kesnya
dan merupakan keputusan awal tentang apa yang akan
dilakukan, bgm, kapan dan siapa yg akan melakukan
kegiatan tsb.
Tahapan pada perencanaan :
- Menentukan tujuan, adl hasil yg diinginkan dari Askep,
dan adanya kriteria standart yg sesuai dengan
permasalahan.
- Intervensi yg ditetapkan harus relevan dengan tujuan
yg hendak dicapai dan rasional yg merupakan alasan yg
dapat dipertanggung

Implementasi
Adalah, realitas dari kegiatan seperti
direncanakan padaperencanaan

EVALUASI
Adalah,penilaian dari hasil suatu kegiatan
dimana eva berhasil jika sesuai dengan
kriteria standart pada tujuan yg telah
ditetapkan dan bila belum berhasil maka
tidak sesuai dengan hasil yg diharapkan
karenanya perlu dilakukan pengkajian
ulang terhadap pengkajian, perencanaan
dan implementasinya

ASKEP PX DENGAN DISMENORE


Pengertian :
Dismenore adalah nyeri pd saat haid yg
sangat mengganggu tanpa adanya
penyakit organik.
Nyeri terjadi pada perut bagian bwh dan
terasa sebelum, selama dan sesudah
haid.Dpt bersifat kolik atau terus menerus
dan diduga karena kontraksi

Macamnya
Dismenore primer, tidak ditemukan
adanya kelainan secara organik dan tejadi
nsejak mmenarche. Sifat nyerinya kejang
berjangkit jangkit didaerah perut bawah
dan dpt menyebar ke daerah pinggang
dan paha
Dismenore sekunder, adanya kelainan
secara organikmis. Salpingitis kronika,
endometriosis dll

Penyebabnya
Penyebab tdk jelas tetapi bbrp faktor yg
dpt
mempengaruhi :
Faktor kejiwaan,
Faktor konstitusi
Faktor obstruksikanalis servikalis
Faktor endokrin
Faktor alergi

Patofisiologis
Gangguan dismenore sifatnya subyektif, berat
dan insentisatnya sukar dinilai. Patogenesisnya
belum jelas tapi ada yg menyebutkan terjadinya
pegal akb kurangnya hormon progesteron
didaerah perut bagian bawah dan adanya ketdk
seimbangan pada bagian tubuh yg lain mis
mudah emosi / marah.Akibat penurunan estro
dan progesteron memicu pengeluaran :enzim,
asam dan pembtkan prostaglandin

Prostaglandin meningkat yg dapt memicu


nyeri dan prostaglandion yg berlebihan
menyebabkan uterus berkontraksi secara
berlebihan akbnya vasospasme yg dpt
menimbulkan nyeri.

Tanda dan gejala


Dismenore primer, nyeri perut bwh, mual,
muntah, sakit kpl,pingsan, kembung, kram
perut, nyeri kaki, payudara melunak atau
nyeri. Gejala timbul sesasat sebelum
mens dan berakhir dlm 2 hr.

Dismenore sekunder
Nyeri bertambah berat setiap mens
Nyeri lebih panjang bila dibanding dg 2 hr
pertama sebelum mens
Nyeri tdk dpt ditanggulangi dg analgesik
Juml drh semakin banyak
Disertai demam
Terjadi perdrhan abnormal dg mens sebelumnya
Timbulnya nyeri diantara mens
Usia lebih tua wanita penggun AKDR

Pengkajian
Selain mengkaji riwayat penggunaan
kontrasepsi, riwayat obstetri secara terinci
juga digali persepsi wanita thd kondisinya,
pengaruh etnik dan budaya, pengalaman
penanganan msl yg sama, gaya hdp dan
pola koping. Jumlah nyeri yg dialami dan
efeknya pada efektivitas sehari hari,
juga catatan gejala emosi, perilaku, fisik,
diet, pola latihan dan pola istirahat

Diagnosa kep
Nyeri
B.d. gangguan mens
Resiko tinggi thd koping individu / kel tdk efektif
b.d. efek fisiologis dan emosional
Kurang p;engetahuan b.d. perawatan diri
Resiko tinggi thd harga diri rendah b.d. persepsi
orang lain thd rasa tdk nyamannya
Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d.
gangguan mens

Intervensi

Dx 1. gangguan nyeri :
Kaji intensitas nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
Lakukan kompres hangat
Lakukan masage

Dx 2. Resiko tinggi thd koping individu / kel ;


Kaji munculnya kemampuan koping pos
Dorong px utk bercerita ttg msl yg sedang dihadapinya
Perbaiki kesalahan konsep yg mungkin dimiliki px
Sediakan informasi yg faktual
Sediakan lingk yg tenang dan tdk menstimulasi
Kolab analgetik

Dx 3. Kurang pengetahuan

Tentukan persepsi px ttg proses mens


Dorong px utk bertanya ttg dismenore
Tekankan pd pwt diri
Berikan pedomen antisipasi ps px mengenai
prosedur pengobatan

Dx 4. Resiko tinggi thd harga diri rendah


Berikan wkt utk mendengarkan msl dan
ketakutan px dan org terdekat
Kaji stress / emosi px

Berikan informasi akurat,


Kuatkan informasi yg diberikan
sebelumnya
Ketahui kekuatan individu dan identifikasi
perilaku koping pos sebelumnya
Perhatikan perilaku menarik diri,
menganggap diri neg

Dx 5. Resiko tinggi gangguan citra


tubuh
Kaji derajat dukungan yg bada utk px
Diskusikan persepsi px ttg dirinya dan
perubahan kondisi kesnya
Pertahankan perilaku pos thd px
Beri kesemp pd px utk melakukan kontrol
sebanyak mungkin
Catat faktor budaya yg mempengaruhi
perubahan peran

KISTA OVARIUM
Adl, tumor ataunkantung tertutup yg berisi
cairan atau benda seperti bubur
Bersifat fisiologis dan patologis

JENISNYA

Kista fungsional yg terdiri dari:


- Kista folikuler
- Kista korpus luteum
- Kistateka lutein
- Kista polikistik

Kista dermoid, terjadi karena jaringan dalam


telur yg tidak dibuahi kemudian menjadi
beberapa jaringan spt rambut, tulang dan lemak
Kista coklat, karena endometriosis terjadi dalam
rahi atau dinding luar indung telur
Kistadenoma, dari pembungkus indung telur dan
mudah menjadi ganas yg disebut kistadenoma
ovarii serosum dan kistadenoma ovarii
musinosum

ETIOLOGI
TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA
Dapat dikatakan karena perkembangan
folikel yg tidak sempurna dan
perkembangan sel telur yg tidak dibuahi.

FAKTOR PENYEBAB
Life style
Genetik

TANDA DAN GEJALA


Rasa nyeri menetap, pada waktu kontak atau
pada waktu aktifitas bertambah
Pembesaran perut
Gangguan haid
Mual, muntah
Odema pada tungkai
Pada kehamilan terdapat nyeri servik bila
digerakkan
Obstipasi, sesak dan dispneu

PENATALAKSANAAN
Operasi yg didahului pemeriksaan
canggih,laparaskopi, USG dan
Parasintesis, pemeriksaan lab HCG dll

TUBA OVARIAL ABSES


Adl,infeksi yang terjadi pada tuba dan
ovarium yang mengakibatkan timbulnya
nanah

ETIOLOGI

PID (Pelvics inflamatory disease)


Penggunaan AKDR
Personal hygiene yg kurang
Agen bakterial, gram pos dan neg, virus,
chlamedia go dll
Infeksi puerpuralis, pembedahan pelvik

Perjalanan kuman
Sewaktu haid, infeksi kronis,
endometriosis, abses jaringan lunak,
narkoba,tampon denmgan daya serap
tinggi

TANDA DAN GEJALA

Demam tinggi
Ada masa lunak berdiameter sekitar 5 cm
Nyeri pelvik dan tanda-tanda peritonitis
Perdarahan irreguler dan cairan

KOMPLIKASI
Nyeri pelvk kronis
Kehamilan ekstopik dan
Infertil

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah dan urine serta kultur
dan ESR, elektrolit serum
USG, foto abdomen,piologram intravena,
CTScan, kuldosentetis

PENATALAKSANAAN
Konservatif :
Tirah baring
Pengobatan berdasarkan tipe dari infeksinya,
candidiasis, trichomonas, bacterial vaginosis
AKDR dilepas
Cairan dan antibiotik dosis tinggi
Drainase
Laparaskopi

Kanker serviks
Adalah, keganasan dari serviks yang
ditandai dengan adanya perdarahan lewat
jalan lahir atau vagina, tetapi ghejala
tersebuit tidak muncul sampai tingkat
lanjut, dimana tanda dan diagnosa pasti
ditegakkan dengan menggunakan pap
smear.

FAKTOR RESIKO DARI CA


SERVIKS

Infeksi human papillomavirus (HPV)


Infeksi chlamydia
Kontrasepsi oral
Kehamilan nmultiple
Penggunaan obat hormonal
diethylstilbestrol (DES) Riwayat keluarga
dengan Ca serviks

ETIOLOGI
Sebab langsung belum diketahui, biasanya tergantung
dari faktor-faktor ekstrinsik, yaitu:
Status perkawinan, menikah usia < 16 tahun, tingginya
parietas dan jarak persalinan terlalu dekat
Golongan sosek rendah, higiene seksual yang jelek
Sering berganti pasangan, meningkatnya resiko
terpaparnya HPV
Insiden meningkat pada pasangan dengan laki-laki tidak
bersunat
Kebiasaan merokok atau terpapar karsinogen
Faktor ras

KLASIFIKASI
Tingkat 0
KIS (karsinoma in situ), atau karsinoma intra epitel,
membran basalis masih utuh
Tingkat I
Prose terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke
korpus uteri
Tingkat Ia,
Karsinoma mikro invasif : bila membran basalis sudah
rusak dan tumor sudah memasuki stroma tidak lebih 3
mm dan sel tumpor tidak terdapat dalam pembuluh
limfe/pembuluh darah. Kedalaman invasi 3 mm
sebaiknya diganti dengan tidak lebih 1 mm

Tingkat Ib occ.
Ib yang tersembunyi, secara klinis tumor belum
tampak sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan
histologik, ternyata sel tumor telah mengadakan
invasi bstroma melebihi Ia.
Tingkat Ib,
Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang
histologik menunjukkan invasi ke dalam stroma
serviks uteri

Tingkat II
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan
menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan ke
parametrium, tetapi tidak sampai dinding
panggul
Tingkat IIa.
Penyebaran hanya kevagina, parametrium
masih bebas dari infiltrat tumor
Tingkat IIb.
Penyebaran keparametrium uni/bilateral tetapi
belum sampai ke dindiong panggul.

Tingkat III.
Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagiandistal vagina/ke
parametrium sampai dinding panggul
Tingkat IIIa.
Penyebaran sampai 1/3 bagian distal vagina, sedangkan
keparametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai
dinding panggul
Tingkat IIIb.
Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan
dinding panggul/proses pada Tk I/II, tetapi sudah
gangguan faal ginjal

Tingkat IV.
Proses keganasan telah keluar dari panggul
kecil dan melibatkan mukosa rektum dan atau
kandung kemih
Tingkat IVa.
Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau
sudah menginfiltrasi mukosa rektum atau
dinding kandung kemih
Tingkat IVb.
Telah terjadi penyebaran jauh

Gejala klinik
Gejala dini, keputihan yang sulit
disembuhkan, terdapat kontak berdarah,
kadang terjadi perdarahan menadak
Gejala stadium medioum, keputihan terus
menerus dan berbau , nyeri daerah sakral
Pada akhir stadium pertengahan, terdapat
infiltrasi ke daerah sekitarnya, mengenai
ureter, kelenjar getah limfe, serat saraf
sehingga menimbulkan nyeri

Gejala stadium lanjut

Lokal :
Gangguan fungsi ginjal, uremia
Gangguan aliran limfe, udem pada tungkai
Timbul fistula rektovaginal atau vesikovaginal
Perdarahanterus menerus disertai bau
Kadang terjadi perdarahan mendadak dan banyak
Kencing berdarah
Berak darah
Lokal dan metastase jauh :
Gejala klinik lokal
Gejala klinik yang ditimbulkan oleh organ yang kena
metastase,

DIAGNOSA

Biopsi pada serviks


Koloskopi
Papsmear
Prosedur LEEP (loop electrical excision
procedure) dan conisation

PENATALAKSANAAN
Tergantung pada beberapa faktor :
Stadium saat memeriksakan diri
Tergantung kemampuan intelektualnya
bila rendah kearah radikal tindakan
Parietas rendah menuju konservatif
Usia pasien
Penilaian tentang keadaan umum pasien

FAKTOR YANG IKUT


MENENTUKAN

Terapi
Prognosis
Morbiditas
Mortalitas
Komplikasi dijabarkan :

Stadium saat memeriksakan diri


Besarnya tumor
Bentuk tumor,
Terdapat infiltrasi kepembuluh darah,
kelenjar limfe ,endo dan vagina bagian
atas
Keadaan umum dan sosek pasien.d

PENATALAKSANAAN
Tingkat Ia, biasanya dilakukan histerktomi
Tingkat Ia2 Pembuluh limfe juga diangkat bhila ingin
tetap mempertahankan kesuburan dengan LEEP atau
cone biopsi, jika biopsi tidak mampu menhasilkan batas
bersioh terpaksa mengorbankan kesuburan pasien
Tingkat Ib 1 dan IIa lebih dari 4 cm, diobati dengan
radiocal histerctomiwith removal of the lymph nodes atau
radiasi terapi
Awal Tingkat Ib2 dan IIa lebih 4 cm, dengan radiasi
terapi dan cisplatin based chemoterapi, histerctomi atau
chemo yang diikuti histerctomi
Tingkat IIb-IVa radiasi dan chemoterapi

PROGNOSA
Tergantung tingkatan Ca
Dengan pengobatan 80-90% dengan tingkat I
dan 50-65% dengan tingkat II bisa hidup setelah
didiagnosa 5 tahun.tingkat III hanya 25035%
dan 15% atau lebih rendah dari wanita dengan
Ca tingkat IV bisa hidup setelah 5 tahun.
Bila terditeksi lebih awal akan lebih baik
Terapi pembedahan, radiasi kemoterapi atau
kombinasi dari ketiganyahanya 15% yang
mengalamim kekambhuan setelah pengobatan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a Bio data,
b Riwayat kesehatan
c Keluhan utama
d Status ginekologi dan obstatri
e Aktivitas sehari hari
f Riwayat psikososial
g Pemeriksaan fisik

Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut / kronik b.d penekanan serabut saraf oleh
infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan
kebutuhan metabolisme tumor
Kurang perawatan diri b.d adanyakelemahan fisik
Gangguan konsepdiri b.d adanya bau khas kanker yang
mengganggu
Perubahan terhadap pola seksual b.d adanya
perdarahan yang terus menerus dan keputihan
Penurunan kardiac output b.d penurunan kadar sel
darah merah

Intervensi Keperawatan
Dx nyeri akut / kronis
Tujuan : klien mendemonstrasikan
keadaan bebas nyeri
Kriteria :
- Klien rileks tidak kesakitan
Skala nyeri 0 3
Tekanan darah dan nadi dalam batas
normal

Intervensi

kaji tingkat nyeri


Observasi tenda tanda vital
Ajari klien tehnik distraksi dan relaksasi
Ajak klien berbicara tentang hal hal yang
menyenangkan dan kegiatan klien sehari
hari
Kolaborasi terapi analgesik

ASKEP PX DG MOLAHIDATIDOSA
Dif, molahodatidosa mrpkan penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yg
tdk disertai janin dan seluruh villi corealis
mengalami perubahan hidraofik (Ida Bagus,
1998)
Mola adalah kehamilanb abnormal dg ciri-ciri
stroma villus chorialis langka vaskularisasi,
edemateus. Janin biasanuya meninggal akan ttp
villus-villus yg membesar dan edemateus akan
hidup terus dan gambaran yg diberikan sebagai
segugus buah anggur (Hanifa, 1997)

KLASIFIKASI
Mola komplit atau klasik
Mola sebagian / parsial

Penyebab

Faktor ovum
Imunoselektif dan trofoblas
Keadaan sosek yg rendah
Parietas tinggi
Kekurangan protein
Infeksi virus dan faktor kromosom yg
belum jelas

MANIFESTASI KLINIS
Pdrhan pervag disertai keluarnya gelembung-gelembung
spt buah anggur, biasanya berwarna coklat
Rahim lebih besar dari usia amenore
Hiperemesis hebat dan lebih lama Kadar gonadotropin
chorion tinggi dlm drh maupun urine
Terjadi tksemia pd trimester I II
Dijumpai gajala tirotoksikosis atau hiperteroid
Kadang disertai emboli paru
P_reeksklampsia terjadi sebelum 20 mg
Tdk ada tanda-tandanya janin

komplikasi

Krn penyakit :
Perdrhan hebat sp syok
Krisis tiroid
Infeksi sekunder
Perforasi uterus secara spontan
Keganasan
Perdarahan berulang

Karena tindakan
Perforasi uterus

Komplikasi potensial :
Perdrhan internal dan eksternal
Hiperemesis gravidarum 14 30%
Preekslampsia ( 12-20%)
Tirotoksitosis (2-10%)

Torsi atau ruptur suatu kista lutein


Koagulasi intravaskular desiminata
Invasi trofoblas atau embolisasi
Ccute respiratory distress yg disertai
takipneu, hipoksemia,takikardia yg
berkembang sebelum, sewkt atau setelah
evaluasi

DX BANDING

ABORTUS IMMINEN
Missed abortion
Kehamilan biasa / normal
Kahamilan gemelli
Kematian janin trimester pertengahan
Tgl mens yg salah
Uterus yg hamil disertai mioma
polihidramion

Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap
Urine lengkap
Pemk Beta HCG urine dan serum
Pemk USG tampak nsnow flake pattern
Pemk T3 dan T4
Foto thoraks
Foto abdomen
Uji sonde

PROGNOSA
Mola mrpkan sebab kematian yg penting
ok :
Perdrhan
Perforasi
Infeksi / septikemia
choriocarsinoma

Penatalaksanaan

Perbaikan KU, tranfusi darah


Evakuasi Jaringan mola dg kuretase
Histerektomi mencegah keganasan
Pengobatan profilaktis dg sitostatika
Pengawasan lanjut

PENGKAJIAN

Biodata
Keluhan utama
Riwayat kes sek
Riwayat kes yg lalu
Riwayat kes kel
Riwayat kes repro
Riwayat kehamilan
Riwayat seksual
Riwayat pemakaian obat
Pola aktivitas sehari-hari

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Pemk lab : drh lengkap, urine RO, USG Biopsi


dan papsmear
Data psiko sos
Data spiritual

Dx Kep

Nyeri b.d. terputusnya kontinuitas jaringan


Intoleran aktivitas b.d. kelemahan
Gangguan pola tidur b.d. adanya nyeri
Gangguan rasa nyamanhip[ertermi b.d. adanya
infeksi
Kecemasan b.d. perubahan status kes
Resiko nutrisi kurang b.d. mual dan muntah
Resiko terjadi infeksi b.d. tindk kuretase
Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan b.d.
adanya perdarahan

INTERVENSI
Dx 1 nyeri
Kaji tingkat nyeri, lokasi, dan skala nyeri
yg dirasakan klien
Obs tanda-tanda vital tiap 8 jam
Anjurkan klien melakukan relaksasi
Beri posisi yg nyaman
Kolab pemberian analgetik

Dx 2 intoleran aktivitas
Kaji kemamp klein dlm merawat diri
Bantu klien dlm memenuhi kebutuhan
sehari-hai
Anjurkan klien utk melakukan aktivitas
sesuai dg kemampuan
Anjurkan kel utk selalu berada didekat
klien dan memenuhi kebutuhan klien

Dx 3 gangguan pola tidur


Kaji pola tidur
Ciptakan lingkungan yg nyaman dan
tenang
Anjurkan klien minum susu hangat
sebelum tidur
Batasi jumlah penjaga klien
Memperlakukan jam besuk
Kolab pmberian obat tidur

Dx 4 gangguan rasa nyaman


Pantau suhu klien, perhatikan menggigil /
diaforesis
Pantau suhu lingkungan
]anjurkan minum air hangat dlm juml yg
bbanyak
Berikan kompres hangat
Kolab pemberian obat antiperetik

Dx 5 Kecemasan
Kaji tingkat kecemasan klien
Beri kesempatan pd klien utk
mengungkapkan kecemasannya
Dengarkan keluhan klien
Jelaska n ttg proses penyakit dan tx yg
diberikan
Beri dorongan spiritual / support

Dx 6 Resiko nutrisi kurang


Kaji sdtatus nutrisi klien
Anjurkan makan sedfikit demi sedikit ttp
sering
Anjurkan utk mkn mknan dlm keadaan
hangat
Timbang Bb sesuai indikasi
Tingkatkan akenyamanan lingkungan
termsk sosialisasi saat mkn

Dx 7 Resiko infeksi
Ksaji adanya tanda-tanda infeksi
Obs tanda-tanda vital
Obs daerah kulit yg mengalami invasif
Kolab antibiotik

Dx 8. Resiko ganggu perfusi


jaringan
Awasi tanda-tanda vital, warna kulit,
membran mukosa dan dasar kuku
Selidiki perubahan tk kesdran, keluhan
pusing dan sakit kepala
Kaji kulit thd dingin, pucat, berkeringat,
pengisian kapiler lambat dan nadi perifer
lemah
Berikan cairan intravena, produk darah
Penatalaksanaan obat antikoagulan

Pencegahan infeksi dan persiapan


operasi
Di ruangan dipuasakan kurang lebih 6 jam, bila tidak
pasang pasang pipa lambung dg jeda 30 menit
Menyayat segmen bawah rahim
Mengeluarkan kepala janin dan seluruh tubuh janin
Tali pusat dijepit kemudian dipotong selanjutnya
perawatan bayi baru lahir
Melahirkan plasenta
Mengeksplorasi kedalam kavum uteri
Menjahit luka incisi pada segmen bawah rahin
Pastikan tidak ada perdarahan setelah dijahit

Bersihkan rongga abdomen dan periksa


ulang untuk perdarahan
Menjahit kulit
Luka ditutup dengan kasa dan povidon
iodine
Vagina dibersihkan dari sisa darah dan
bekuan
Daerah vulva sampai paha dibersihkan

Dekontaminasi dan cuci tangan pasca


tindakan

PERAWATAN PASCA BEDAH

Nasehat dan konseling


Kepada keluarga px:
Beri tahu bahwa op telah selesai
Waktu lahir,jenis kelamin, panjang bayi dan
keadaan bayi
Resiko fungsi repro dan persal yad
Kontrasepsi
Rencana pwt yad dan perkiraan wkt pulang
Minta keluarga ikut terlibat dalam pwt px

Px sendiri
Beri tahu tentang :
Keadaan px saat ini
Waktu lahir, jenis kelamin, panjang
badab.berat badan keadaan bayi saat ini
Resiko fungsi repro dan bagaimana
dengan kehamilan dan persalinan yad
Kontrasepsi
Jelaskanresiko yang akan dihadapi px dg
diskusi

Anda mungkin juga menyukai