Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TEXT BOOK READING

CAIRAN
D I S U S U N O L EH :
L A I L A M A Y A N GS A RI
1102011139

P EM BI M BI N G :
D R. H . H E R M A N P I P I H
NATAAMIDJAYA SPAN.

1. Fisiologi cairan dan elektrolit

Komponen utama cairan dalam tubuh: air


Jumlah air di dalam tubuh: 60% dari BB orang

dewasa.
Dua komponen dasar:

intraseluler

ekstraseluler

Volume cairan:
2/3

Volume cairan:
1/3

kompartemen
ekstraseluler

volume darah (60 sampai


65 mL/kg)
volume cairan interstitial
(120-165 mL/kg).

Kebutuh 1,5 sampai 2.5 L air


an
maintena
nce:
asupan
50 sampai 100 mEq natrium
harian
40 sampai 80 mEq kalium

2. Jenis cairan

a. Kristaloid
Cairan yang mengandung air dan elektrolit.
Dikelompokkan menjadi: balanced, isotonik,
hipertonik, hipotonik
Balanced salt solutions

komposisi elektrolit mirip dengan cairan

ekstraseluler (ECF), e.g. Ringer laktat


Disertai dengan buffer

Normal saline

Normal salin (NaCl 0,9% ) sedikit hipertonik dan

berisi lebih banyak klorida dibanding cairan


ekstraseluler.
Tidak mengandung buffer.
Digunakan dalam volume besar: hiperkloremik
ringan: asidosis metabolik.
Digunakan pada: alkalosis metabolik hipokloremia,
atau pada hiponatremia, hiperkalemia (gagal ginjal)

Hypertonic salt solutions

Kurang umum digunakan.


Konsentrasi sodiumnya berkisar 250-1200 mEq/L.
Semakin besar konsentrasi sodium: semakin rendah

volume total yang dibutuhkan untuk keberhasilan


resusitasi.
Pergerakan kekuatan osmotik air dari ruang
intraseluler ke dalam ruang ekstraselular.
Pengurangan volume air dapat mengurangi
pembentukan edema: edema jaringan.

Dekstrosa 5%

Fungsinya = cairan bebas karena dekstrosa

dimetabolisme.
Cairan iso-osmotik dan tidak menyebabkan
hemolisis.
Digunakan untuk: memperbaiki hipernatremia,
pencegahan hipoglikemia pada pasien diabetes, pada
pasien yang diberikan dekstrosa konsentrasi tinggi
melalui nutrisi parenteral total segera sebelum
operasi.

b. Koloid
Substansi molekul dengan berat yang besar yang
tetap dalam ruang intravaskular dan lebih lama.
Albumin 5%

Tekanan osmotik koloid sekitar 20 mm Hg (yaitu,

mendekati tekanan osmotik koloid normal).

Dekstran

Polimer glukosa yang larut dalam air yang disintesis

dari sukrosa.
Berdasarkan berat molekul:
Dekstran 40

digunakan dalam bedah vaskuler untuk mencegah


trombosis.

Dekstran 70

ES: reaksi anafilaksis atau anafilaktoid, peningkatan

waktu perdarahan, edema paru nonkardiogenik.

Hydroxyethyl Starch (HES)

Cairan koloid sintetik yang modifikasi dari

polisakarida alami.
Cairan 6% bersifat isotonik.
ES: gangguan koagulasi, toksisitas ginjal, dan
penyimpanan jaringan(pruritus).

Kristaloid dibandingkan dengan koloid


koloid
Resusitasi dengan cairan kristaloid
mengencerkan protein plasma
Penurunan tekanan onkotik plasma
sehingga terjadi filtrasi cairan dari
intravaskular ke kompartemen
interstitial: edema.

kristaloid
Cairan kristaloid isotonik efektif
dalam peningkatan volume plasma
untuk resusitasi tanpa penambahan
berbagai cairan koloid.

Randomized trial dari saline dibandingkan resusitasi

cairan albumin: tidak ada perbedaan di setiap


outcome.
Namun, pada subgrup pasien dengan cedera otak
terjadi peningkatan angka kematian pada grup
resusitasi albumin.

3. Strategi cairan perioperatif

Cairan maintenance rutin

Cairan intraoperatif rutin

Compensatory intravascular volume expansion


(CVE), penggantian defisit, cairan pemeliharaan
(maintenance), pengembalian cairan yang hilang
(misalnya, kehilangan darah).
Compensatory intravascular volume expansion
(CVE)
Volume intravaskular biasanya harus diisi untuk
mengkompensasi venadilatasi dan depresi jantung
yang disebabkan oleh anestesi.

Defisit cairan

kebutuhan cairan maintenance x jam sejak asupan


terakhir + kehilangan cairan pra operasi, dan cairan
eksternal dan interstisial (misalnya, muntah, diare).

4. Manajemen cairan

Pemberian cairan perioperatif yang berlebihan

edema pada saluran pencernaan


ileus.
Penggunaan monitor seperti tekanan vena sentral,
tekanan arteri pulmonalis, cardiac output, atau
transesophageal echocardiography
menilai status
volume dan panduan terapi cairan perioperatif.
Manajemen terapi cairan
mempengaruhi tingkat
morbiditas dan mortalitas intraoperatif dan pasca
operasi.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai